" isshhh, Maimunah..!!!! kamu tuh ya, ngagetin aku kalau aku jantungan trus mati gimana kamu mau tanggung jawab hah!!! " ucap Luna dengan kesal pada Anggi yg membuatnya kaget.
" hahaha, sorry Lun, siapa suruh kamu asik masak hingga kehadiran aku aja kamu ngak lihat" ucap Anggi.
" heh!! Maimunah, aku ini sibuk kerja. dari tadi aku sana sini bolak balik masak karna ramai pengunjung " menjelaskan pada Anggi.
" huuu..!!! itulah resikonya kalo kamu jadi chef".
"ya mau gimana lagi daripada menganggur di kosan ngak dapat uang bayar kosan dan keperluan aku ya aku milih kerjaan ini aja kan lumayan gajinya gedek disini".
" ia sih, kamu benar juga, sorry ya aku ngagetin kamu tadi" ngak enak hati pada Luna.
" yeee, gpp juga kali. oh, ya btw kamu kenapa dari ruangan pak Raven? " tanya Luna dengan kepo.
" oh, itu, aku tadi disuruh bikin kopi sekaligus mengantarkan kopi ke ruangannya ".
" lah, bukannya itu tugas OB ya kok kamu yg disuruh sih atau kamu beralih jadi OB juga ya".
" enak aja kamu kalo ngomong aku kan udah di tempatkan di kasir mana mungkin aku beralih ke OB" jengkel.
" ya, siapa tahu aja kan Maimunah atau jangan-jangan pak Raven menyuruh kamu bikin kopi karna dia suka ya sama kamu" tanyanya penuh selidik.
" ma... mak... sudnya apa jangan mengada-ngada deh kalo ngomong. mana mungkin pak Raven suka sama cewek miskin yg jauh dari levelnya " .
" ya ampun Maimunah!!! mau miskin atau kaya kan ngak bisa mengalahkan cinta seseorang. lagian pak Raven kan ngak mencari yg setara dengannya ".
" hahaha, kamu bego atau gimana sih Lun".
" lah, aku serius Maimunah. lagian kalo misalnya kamu sama pak Raven berjodoh gimana".
" yeee, itukan cuma dalam mimpi Zubaidah ".
" terserah kamu aja Maimunah, lagian kamu jadi orang minder mulu" kesal.
" aku bukannya minder zubaidah, kamu kan tahu aku sama pak Raven jauh berbeda. pak Raven orang terkaya sekaligus presdir di perusahaan corp grup sedangkan aku cuma orang miskin dan bekerja sebagai kasir di cafe miliknya ".
" ia juga sih, tapi kalo benar pak Raven suka sama kamu gimana " .
" entahlah, aku juga ngak larang orang untuk suka sama aku lagian orang berhak kok menyukai seseorang " pasrah.
" apa kamu ada masalah Maimunah, coba kamu cerita sama aku ".
" maaf ya Zubaidah aku ngak bisa cerita masalah tadi di ruangan pak Raven karna aku ngak mau merepotkan mu terus " ucap dalam hati tak enak dengan Luna yg selalu membantunya.
" woyyy!!! kok bengong sih!! " kesal.
" hehehe, maaf tadi aku sedikit pusing dengan berkas- berkas yg di berikan Dinda sama aku kemarin" ucapnya berpura-pura bohong.
" trus kenapa kamu ngak kasih aja tuh berkasnya sama nenek sihir biar dia kerjakan sendiri. aku heran bangat deh sama tuh orang bisa- bisanya dia melemparkan pekerjaannya pada kamu kan kamu sama dia beda tugas kenapa harus kamu yg menyelesaikan tugasnya" jengkel dengan sikap Dinda.
" aku juga ngak tahu Lun, tapi apa boleh buat mau tak mau aku harus menyelesaikan tugas itu sebelum sih Dinda datang dan marah- marah sama aku".
" woy...!!! ngerumpi aja kerjaan kalian berdua bukannya bekerja malah gosip orang. apa kalian ngak tahu aturan di cafe ini hah!! kalian pikir cafe ini milik nenek moyang kalian hingga kalian bebas sana sini bersantai dan gosip orang. apa perlu saya laporkan kalian berdua ke pak Raven biar kalian di pecat dari sini!!! " ucapnya dengan sinis pada Anggi dan Luna yg tiba-tiba muncul dari pintu masuk dapur.
" maaf Din, kalo gitu aku permisi dulu" pamit Anggi.
" yaudah sana ngak usah gosip mulu bikin jengkel aja!!!" ucapnya sewot.
" maaf ya Lun, aku balik ke kasir dulu ya, kamu juga balik kerja".
" ia Anggi" berbalik kedapur mengumpat serapah Dinda.
" dasar nenek sihir mentang- mentang kepercayaan pak Raven disini malah seenaknya menindas orang. pengen bangat tuh mulutnya yg pedas itu aku jahit biar ngak semprot sana sini!!!" geram. sedangkan di kasir Anggi pun melanjutkan pekerjaannya yg tertunda.
berbeda di ruangan milik Raven presdir, dia menyuruh asisten tangan kirinya yaitu Rio untuk meminta identitas Anggi.
" Rio..!!! berteriak memanggil asistennya itu.
" ia tuan bos" ucapnya dengan tunduk.
" Rio, gimana dengan tugas yg saya berikan kemarin apa kamu sudah menyelidikinya " ucapnya dengan tatapan dingin.
" sudah tuan dan ini berkas tentang nona Anggi, tuan bisa membacanya " memberikan berkas identitas Anggi pada Raven.
Raven pun langsung membuka map kuning berisi berkas identitas wanita yg ia cintai lalu membaca setiap identitas yg di miliki oleh Anggi. setelah puas membaca kertas identitas Anggi, sebuah senyuman mengerikan terbit di wajahnya yg tampan.
" ternyata, dia masih punya dua adik yg masih bersekolah di sekolah milikku dan ayahnya sekarang sakit dan lumpuh di rumah. jadi ini kesempatan ku untuk mendapatkanmu my little wife" ucapnya dalam hati penuh kemenangan.
" Rio" ucap Raven tanpa mengalihkan tatapannya dari kertas yg dia pegang.
" ia tuan bos" menunduk.
" saya mau kamu pergi kerumah wanita itu dan bawah ayahnya kerumah sakit milikku dan pastikan ayahnya mendapatkan fasilitas yg nyaman di rumah sakit itu dan untuk kedua adiknya kamu berikan uang yg banyak buat jajan dan keperluan sekolahnya karna saya tidak mau keluarga calon istri saya dalam kesusahan, kamu mengertikan ucapan saya!!! " ucapnya tegas pada Rio.
" baik tuan apa ada lagi yg tuan sampaikan? " sahut Rio.
" satu lagi kamu belikan HP keluaran terbaru yg mahal buat kedua adiknya itu dan belikan juga buat Anggi ".
" baik tuan kalo gitu saya permisi dulu tuan" pamit undur diri.
" ok, sana kamu keluar!!! " sahut Raven dengan nada dingin.
" baik tuan" undur diri dari hadapan tuan bosnya lalu keluar dari ruangan yg mencekam baginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments