11. Menjengguk Calon Mertua....!!!!.

setelah berhasil mendapatkan HP yg diinginkan, dia pun bergegas ke rumah sakit pelita menjenguk calon mertuanya.

" Rio...!!! " panggil Raven.

" ia tuan " ucapnya menunduk.

" Hari ini kosongkan semua jadwal karna hari ini saya mau menjenguk calon mertua saya di rumah sakit" ucap Raven dengan senyuman yg manis.

" deg, mimpi apa aku semalam hingga aku melihat tuan bos tersenyum manis kayak gitu" gumam dalam hati menatap tuan bosnya dengan kaget.

" Rio...!!!! kamu dengarkan apa yg saya bilang!!! " teriak Raven pada Rio.

" i... i... a tuan bos, saya dengar" ke kagetan Rio.

" cepat!!!persiapkan mobil untuk saya" ucapnya menyuruh Rio.

" baik tuan bos" berlalu menuju ke parkiran dimana dia harus menyiapkan mobil buat tuannya. setelah selesai menyiapkan mobil buat sang tuan bosnya, diapun bergegas menemui tuan bos nya di ruangannya.

" maaf tuan, mobilnya saya sudah siapkan" tanya Rio dengan sopan.

" hmm, ok" lalu beranjak dari duduknya menuju pintu dan membuka pintu untuk keluar menuju parkiran. sepanjang lobi, semua karyawan membungkukkan badannya memberi hormat pada sang atasannya.

" slamat siang Pak" ucap para karyawan.

" hmmm" ucapnya dengan dingin dan berlalu melewati para karyawan yg menatapnya dengan terpesona.

" ya ampun, pak Raven ganteng bangat ya " sahut Silvi karyawan reception.

" ia sih pak Raven memang tampan tapi dingin apa lagi dari raut wajahnya tuh yg sangat mengerikan " sahut Nita karyawan marketing.

" hush, kamu jangan ngomong kayak gitu Nit, apa lagi men gosip in pak bos di belakang. kalo sampai ada yg dengar kamu ngomongin pak bos bisa - bisa kamu di pecat dari sini " ucap Rini yg sedari tadi diam dengan perkataan kedua temannya yg tidak pernah takut men gosip in pak bosnya.

" kamu mah ngak asik sih Rin, diajak ngobrol malah ngedumel" jengkel Silvi.

" tahu tuh" balas Nita menimpali.

" yeee, kalian ini di nasehati malah ngelunjak. awas aja ya kalo sampai pak bos memecat kalian berdua jangan Nangis terlebih bunuh diri, hahaha"ucap Rini mengejek kedua temannya lalu kabur dari hadapan kedua temannya.

" Rini...!!!!! awas kamu ya!! " kemarahan Nita.

" hahaha, wleeee, memang enak aku kerjain " tawa Rini mengejek Nita dan Silvi hingga membuat keduanya jengkel dan kesal.

" dasar loh ya Rin!! " kekesalan Silvi. semua para karyawan yg lain melihat keributan ketiga karyawan itu hanya menggeleng- gelengkan kepalanya. sedangkan di rumah sakit pelita, seorang pria berjas hitam keluar dari dalam mobil. ya, pria itu bernama Raven . dimana dia keluar dari dalam mobil dengan penampilan menawan, kacamata bertengger di matanya menambah ketampanan di wajahnya. setelah dia merasa penampilannya telah sempurna, diapun bergegas masuk kedalam rumah sakit dimana ayah Anggi di rawat. sepanjang koridor rumah sakit, tatapan mata dari para suster, dokter, dan orang-orang yg berlalu lalang menatap Raven dengan tatapan kagum.

" wah, siapa tuh tampan bangat" ucap Monica suster yg di tugaskan di reception.

" masa kamu ngak tahu sih Mon, kalo dia adalah tuan Raven pemilik rumah sakit ini" sahut Lia.

" a... a.... pa....!!! kamu ngak bercanda Lia" keterkejutan Monica mengetahui pemilik rumah sakit yg dia tempati bekerja.

" ngak usah teriak gitu juga kali kuping aku sakit nih" jengkel Lia pada Monica yg no tabe nya selalu berteriak.

" hehehe, maaf say, habisnya aku kaget saat mendengar omongan kamu barusan " ucapnya cen gar - cen gir.

" yayaya, terserah deh" pasrah dan berlalu pergi.

" Lia....!!!! yaelah, tuh anak malah ninggalin aku sih kan aku belum selesai ngomong" kesal pada Lia.

di dalam ruangan rumah sakit, seorang parubaya terbaring diatas brangkas tidur. yaps, parubaya itu adalah tuan Pratama, ayah dari Anggi.Raven yg sudah berada di samping tuan Pratama lalu menyapanya.

" hy, om apa kabar" sapa Raven lembut pada tuan Pratama.

" eeee, nak Raven, kabar baik nak " tuan Pratama membalas sapaan dari Raven dengan tersenyum.

" syukurlah kalo om baik- baik saja" kelegaan di hati Raven.

" ini semua berkat nak Raven yg telah membawa saya kesini " ucap tuan Pratama dengan lembut.

" ia om lagian saya senang bisa membawa om kesini untuk berobat " ucap Raven.

" maafkan saya ya nak yg sudah merepotkan nak Raven apa lagi saya berhutang banyak sama nak Raven" sahut tuan Pratama tak enak hati dengan bantuan Raven padanya.

" om ngak usah sungkan lagian saya bantu om dengan iklas bukan hutang, jadi om jangan merasa kalo om merepotkan saya karna saya senang bisa berbagi kasih sama orang lain" ucap Raven sangat senang bisa membantu orang-orang yg membutuhkannya.

" tapi saya tetap ngak enak sama nak Raven yg begitu banyak bantu saya terlebih membayar uang rumah sakit buat saya dan membiayai kedua anak saya yg masih sekolah" ucap tuan Pratama.

" gpp kok om lagian saya iklas membantu om jadi om jangan khawatir ya soal semua bantuan dari saya dan bagi saya kesehatan om lebih penting dari segalanya" sahut Raven.

" masya allah, sungguh mulia hatimu nak, semoga kamu di limpahkan rejeki yg halal, kesehatan yg baik dan jodoh yg terbaik buat nak Raven " ucapan tuan Pratama membuat Raven tersenyum lalu mengaminkan setiap untaian kata dari tuan Pratama.

" amiiin....!!! makasih banyak ya om " tersenyum hangat pada tuan Pratama.

" ia nak saya senang bisa bertemu sama nak Raven yg baik seperti kamu" tuan Pratama memuji kebaikan setiap perbuatan Raven.

" andai om Pratama tahu kalo saya ngak sebaik yg dia ucapkan " gumam dalam hati.

" nak, kamu gpp? " kekhawatiran di wajah tuan Pratama pada Raven.

" eee, i... i... a saya gpp kok om" tersenyum.

" oh, ya om katanya om punya anak tiga ya kok dari tadi anak om saya ngak lihat" tanya Raven pura-pura menanyakan anak tuan Pratama.

" eee, ia nak, anak saya yg pertama masih kerja sedangkan yg kedua dan ketiga masih sekolah di SMA Kreasi Pancasila " jawab tuan Pratama.

" oh, gitu ya om tapi om tadi bilang anak om yg pertama kalo boleh tahu kerja dimana? " mencari tahu info tentang Anggi.

" oh, nak Anggi kerja di Cafe Remaja " sahut tuan Pratama.

" Ca.... ca.... fe Remaja!!!! " Pura-pura terkejut.

" ia nak memangnya ada apa ya nak kok nak Raven terkejut gitu" ucap tuan Pratama penasaran dengan Raven.

" Mmm, maaf om Cafe Remaja itu adalah Cafe milik saya" ucap Raven.