7.sebuah pengancaman....1 !!!!.

setelah penyambutan telah selesai semua karyawan dan para staf membubarkan dirinya dari hadapan tuan bosnya. Raven lalu berjalan menuju lift pintu dimana dia akan menuju ke lantai 3 tempat ruang kerjanya. sesampainya di lantai 3 Raven pun membuka pintu dan masuk kedalam ruang kerjanya. Berbeda dengan Anggi yg lebih memilih ke pantry untuk mengambil coffee cup. Luna sebagai koki di dapur tak sengaja melihat kedatangan Anggi dengan wajah yg lesu.

" woy, zubaidah!!! kamu kenapa kok lemas gitu. kamu sakit ya" memegang kening Anggi namun tak panas.

" kok ngak panas ya" .

" heh, Maimunah, siapa juga yg sakit lagian aku tuh lemas bukan sakit " menepis tangan Luna dari keningnya.

" hehehe, habisnya muka kamu kayak pucat bangat mirip seperti mayat hidup" ucap Luna tanpa perasaan mengatai Anggi.

" apa....!!!! enak aja kamu mengatakan aku seperti mayat hidup ,kamu pikir aku udah mati begitu" kesal dengan perkataan Luna.

" yaelah, bukan begitu zubaidah, aku kan ngak menyumpahi kamu mati atau apalah itu. memang faktanya kok muka kamu pucat bangat".

" hmm".

" kalau kamu sakit kamu pulang aja biar nanti aku yg izinin kamu ke pak bos ".

" ngak usah Lun, aku gpp kok ".

" tapi zubaidah....!!!! ".

perkataan Luna di potong oleh Anggi.

" aku gpp kok lagian aku masih kuat kerja ".

" huuu!!! dasar keras kepala!!!awas aja nanti kalau kamu pingsan aku ngak mau menolongmu" Pura-pura ngambek.

" hahaha, ngak lah lagian kalau aku pingsan kan aku ngak akan menyuruhmu menggendong ku".

" terserah kamu zubaidah, kalau gitu aku lanjut masak dulu".

" ok, aku juga mau ke tempatku dulu, byyy Maimunah, semangat ya memasaknya ".

" hmmm"ucap Luna yg sibuk memasak. sedangkan Anggi langsung ke tempat kerjanya. dari dalam ruangan Raven yg terus memikirkan gimana caranya membuat Anggi berada di dalam genggamannya.

" aku harus membuat wanita itu berada dalam genggamanku. karna wanita itu yg telah melihat aku menghabisi pria tua bangka itu. aku harus membuat rencana untuk menjebak wanita itu agar wanita itu tidak mengadukanku ke pihak kepolisian . kalau sampai itu terjadi aku tidak akan membuatnya hidup tenang dan aku pastikan wanita itu tutup mulut dengan semua ini" ucap dalam hati dengan senyuman yg mengerikan.saking asiknya melamun tanpa menyadari kedatangan asisten Rio.

" permisi tuan" sapa Rio pada Raven.

" hmmm, ada apa" ucap Raven dengan dinginnya.

" maaf tuan, hari ini Zidan menelpon saya katanya di perusahaan ada meeting yg mendadak, para investor menyuruh tuan datang kesana" jawab Rio pada Raven tentang schedule yg tiba-tiba.

" kenapa Zidan tidak langsung menelpon saya kenapa dia malah menelponmu " dengan tatapan yg dingin.

" eee, itu tuan, tadi Zidan sudah menelpon tuan beberapa kali tapi tuan tidak mengangkatnya " ucap Rio dengan perasaan campur aduk. Raven yg mendengar perkataan Rio langsung mengambil hpnya diatas meja. dan benar saja ada 10 panggilan masuk dari Zidan asisten tangan kirinya, namun Raven tak mendengarnya akibat keasikan melamun.

" baiklah, jam berapa nanti meeting akan di mulai" tanya Raven tanpa melihat kearah Rio.

" jam 1 siang tuan di hotel bintang lima" jawab Rio memberitahukan schedule tuannya.

" ok, masih tersisa 4 jam lagi" melihat jarum jam di tangannya.

" maaf tuan, nanti tuan makan siang dibawah atau disini" .

" saya nanti makan disini dan sekalian kamu suruh Anggi yg membawakan makanan keruangan saya" jawab Raven yg masih sibuk dengan laptopnya.

" baik tuan, kalau begitu saya permisi dulu" pamit dan undur diri dari hadapan tuannya.

" hmmm" . Rio pun langsung menuju ke lantai satu dimana tempat ruangannya berada. sebelum benar-benar keruangan kerjanya diapun men yam par in Anggi di kasir.

" Anggi..!!!! " ucap Rio memanggil Anggi yg sedang sibuk mengerjakan berkas- berkas pengeluaran.

" ia pak, ada apa ya pak" ucap Anggi pada Rio atasannya.

" nanti siang tolong ya kamu bawahkan makan siang buat pak Raven di ruangannya ".

" ta... ta.. pi pak, maaf bukannya saya lancang tapi itukan bukan tugas saya pak? " jawab Anggi tak enak hati pada Rio.

" ya, saya tahu tapi pak Raven yg menyuruh kamu untuk mengantarkan makan siang di ruangannya ". Anggi sangat terkejut dengan perkataan Rio yg mengatakan bahwa dirinyalah yg harus mengantarkan makan siang buat atasannya.

" baiklah, pak nanti saya akan antarkan makan siang untuk pak Raven" ucap Anggi dengan lesu dan pasrah.

" makasih banyak ya Anggi, kalau gitu saya permisi dulu" jawab Rio berpamitan pada Anggi.

" ia pak". setelah kepergian Rio, Anggi sangat frustasi.

" huft, kenapa harus aku sih yg mengantarkan makan siang buat dia. susah- susah aku menghindarinya tapi malah aku bertemu terus sama dia" dengan kekesalan di wajahnya.

singkat cerita waktu telah menunjukkan pukul 12 siang, dimana Anggi harus mengantarkan makan siang buat atasannya. diapun langsung menuju ke lift pintu dimana dia harus ke lantai 3 . sesampainya di lantai 3 , Anggi berjalan ke arah pintu bertuliskan ruang pak Raven. dengan perasaan gugup dan deg- degan diapun berusaha menetralkan detak jantungnya yg tak beraturan.

" tok... tok.. tok... ".Raven yg masih sibuk dengan pekerjaannya membuatnya terganggu dengan suara ketokan pintu dari luar.

" masuk...!!!! " ucap Raven dengan tegas mempersilahkan Anggi masuk. Anggi yg mendengar perkataan Raven menyuruhnya masuk dia pun langsung membuka pintu dengan satu tangannya karna tangan kanannya sibuk memegang nampan makanan dan minuman untuk Raven. Raven yg menyadari kedatangan Anggi hanya pura-pura cuek dan fokus ke laptopnya. namun di wajahnya terukir sebuah senyuman yg mengerikan.

" maaf Pak, ini makanan siang dan juga Minumannya " jawab Anggi gemetaran saat berada di depan Raven sambil menaruh nampan makanan dan juga minuman diatas meja.

" kalau gitu saya permisi dulu pak" ucap Anggi pamitan pada Raven sambil melangkahkan kakinya kearah pintu namun langkahnya tertahan dengan perkataan Raven.

" tunggu..!!!! " . Anggi pun langsung membalik kan tubuhnya dan menundukan wajahnya kearah lantai.

" kalau orang bicara tuh di tatap bukannya menunduk ke lantai!!!! " ucap Raven dengan kesal.

" i... i.. a pak, maaf" dengan perasaan ketakutan dan langsung menatap Raven. mereka pun saling berpandangan. Raven yg masih setia menatap Anggi dan mengagumi kecantikan yg di miliki oleh Anggi.

" cantik dan mengemaskan " ucap Raven dalam hati dengan bibir yg sedikit tersenyum.

" maaf pak, apa bapak butuh sesuatu lagi" berusaha tetap melawan rasa ketakutannya pada Raven.

" kalau saya membutuhkanmu gimana" tersenyum smirk kearah Anggi.

" bapak jangan kurang ajar ya sama saya mentang- mentang bapak atasan saya seenaknya bersikap kurang sopan pada saya!! " kemarahan di wajah Anggi.

" hahaha, kamu pikir kamu bisa kabur dariku hah!!! " jawab Raven yg mulai mendekati Anggi. namun Anggi yg melihat Raven yg terus mendekatinya berusaha mundur kebelakang. tapi sialnya dia malah kepentok di pintu hingga membuat Raven berkesempatan mengurung Anggi dengan kedua tangannya.

" a.... a.... nda mau ngapain, jangan macam- macam ya sama saya" melipat kedua tangan di dadanya dengan tatapan tajam pada Raven.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***