8. sebuah pengancaman... 2!!!.

" hahaha, ternyata kamu lucu juga ya selain cantik tapi mengemaskan " ucap Raven dengan tersenyum smirk sambil mengusap wajah Anggi.

Anggi pun menepiskan tangan Raven dari wajahnya. Raven yg melihat keberanian dari Anggi membuatnya sangat bertekad menjadikan Anggi menjadi wanitanya.

" berani- beraninya kau menepis tanganku. apa kamu ngak tahu siapa aku hah!!! " ucapnya dengan kesal pada Anggi. namun Anggi langsung mendorong Raven hingga Raven terhuyung kebelakang.

" memangnya kenapa kalau saya berani mendorong anda. asal anda tahu ya saya tidak akan pernah takut dengan anda yg no tabenya suka membunuh orang-orang yg tak bersalah sama skali"ucap Anggi dengan marah meluapkan semua uneg- unegnya yg terpendam slama ini.

" kau!!!! " . Raven sangat marah mendengar perkataan Anggi.

" kenapa, apa anda takut ya kalau saya laporkan anda ke kantor polisi" ucapan Anggi tak kalah sengit dan sinis pada Raven. Raven yg sudah di kuasai emosi dan marah diapun menghampiri Anggi dan melemparkan Anggi ke sofa.

" awhhh!!! dasar sadis!!! " ucap Anggi dengan marah.

" hahaha, kamu pikir dengan kamu melaporkan ku ke kantor polisi akan membuat ku takut. kamu salah justru polisi yg akan takut denganku" tertawa dengan sangat mengerikan.

" oh, ya memangnya kamu hantu yg ditakuti polisi. tapi ia sih kamu kan seperti hantu yg mengerikan" . Raven yg sudah di ubun- ubun pun langsung mengunci Anggi disofa.

" a... a... pa yg kamu lakukan brengsek!!! " ketakutan melihat tatapan Raven yg sangat buas pada dirinya. Raven pun tak mempedulikan perkataan Anggi. diapun langsung mencium bibir Anggi dan melumat nya dengan kasar.

"mmmm... le.... pas... kan. a.... ku... " ucap Anggi yg terbata- bata . Raven pun langsung melepaskan tautan bibirnya dengan Anggi. lalu mengusap bibir Anggi yg sedikit bengkak akibat ulahnya sendiri.

"itu akibatnya kalau kamu berani pada saya" ucap Raven yg dengan tatapan senyuman yg smirk dan masih mengusap bibir Anggi.

" dasar brengsek!!! bedebah!!! " ucapan Anggi sangat emosi dan mendorong Raven hingga membuat Raven kepentok ke sudut Meja menyebabkan punggungnya sedikit sakit akibat benturan meja.

" kau...!!!! .menunjuk kearah Anggi dengan amarah yg meluap - luap di wajahnya.

" apa...!!! anda mau membunuh saya sama seperti anda membunuh pria tua itu di rumah kosong hah!!! ucap Anggi yg tak bisa mengontrol emosinya.

" hahaha, ternyata iblis seperti anda sukanya memangsa kaum lemah. pantas saja orang-orang di cafe ini tunduk pada anda bahkan orang-orang takut pada anda karna anda telah mengancamnya. tapi bagi saya anda hanyalah sebutir debu yg ngak akan membuat saya tunduk ataupun takut pada iblis seperti anda!!!! " . Anggi dengan amarah dan emosi membuat Raven murka dan sebisa mungkin mengontrol emosinya untuk tidak melukai hati wanita yg sudah mengisi hatinya.

" kenapa anda malah diam, bukannya tadi anda sangat berani ya pada saya tapi sekarang anda lemah sama wanita seperti saya".Anggi tak henti- hentinya mengatai Raven Namun Raven tak menghiraukan semua perkataan Anggi baginya Melihat Anggi marah adalah suatu kesenangan untuknya.

" ada apa sama sih monster ini kenapa dari tadi senyum - senyum mengerikan pada aku. kok aku malah merinding ya dengan tatapannya itu seakan-akan mau memakanku hidup- hidup" ucap Anggi dalam hati yg aneh melihat tingkah Raven.

" sudah ngomongnya " tanya Raven pada Anggi yg menatap Raven penuh kebencian. Anggi tak menghiraukan perkataan Raven hingga dia memutuskan untuk keluar dari ruangan yg menurutnya seperti neraka bagi Anggi. Raven hanya tersenyum tipis melihat wanita yg di cintainya sangat kesal namun dia tak mengurungkan niatnya untuk mengejar Anggi karna baginya membiarkan Anggi kesempatan untuk bebas sementara waktu.

" hari ini aku membiarkanmu pergi dan bebas tapi suatu saat nanti aku akan membawamu pergi bersamaku. meskipun kamu berusaha menolakku tapi aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan mu My little wife" ucap dalam hati dengan wajah dan senyuman yg mengerikan di wajahnya. sedangkan Anggi memutuskan menemui Luna di dapur. di dapur Luna sangat asik memasak hingga tanpa menyadari kedatangan Anggi. Anggi pun timbul niat jahat untuk mengagetkan Luna. Luna yg awalnya asik memasak tiba-tiba dia merasakan sebuah tangan memegang pundaknya otomatis dia reflek kaget dan melata.

" eee, kodok- kodok" ucap Luna yg kaget memegang dadanya sambil melata.

" hahaha" tawa Anggi membuat Luna sangat kesal dan memukuli tangan Anggi.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***