20 : Rahasia Bibi Sujiah

Asih tak mau ambil risiko. Wanita itu memilih melipir turun ke tanggul. Dengan hati-hati ia melakukannya di tengah degup jantungnya yang tak karuan sebelum akhirnya ia kembali lari.

“Jangan lari kamu!” teriak pak Sanusi buru-buru menyusul turun.

Karena Asih terus berlari, pak Sanusi tak segan melempar pisau di tangan kanannya ke Asih. Tepat bersamaan dengan itu, Asih menoleh, hingga mata pisau yang masih dihiasi darah ayam itu seolah akan mengenai bola mata kiri Asih.

Dunia Asih seolah berhenti berputar detik itu juga, tapi Asih masih terus berjuang dan memaksimalkan kedua kakinya dalam berlari.

“Ini aku harus ke mana?” bingung Asih terus melewati jalan setapak di antara rerumputan tinggi. Yang lagi-lagi membawanya kembali sampai di depan rumah sang bibi.

“Kok ke sini lagi?” lirih Asih tidak bisa untuk tidak menangis. Padahal bisa Asih pastikan, tadi dirinya lari ke arah yang meninggalkan keberadaan rumah sang bibi. Namun lagi-lagi, seolah sudah diikat dengan kekuatan tak kasatmata, Asih kembali ada di sana.

“Mau ke mana kamu?!” sergah pak Sanusi dan itu ia dapati langsung membuat Asih ketakutan.

Asih masuk ke rumah sang bibi, kemudian buru-buru menutupnya. Asih amati, rumah sang bibi yang benar-benar sepi sekaligus gelap. Tak ada tanda-tanda sang bibi ada di sana. Terakhir itu, ketika ia menolak hidangan yang sang bibi berikan.

Renungan Asih terhadap keberadaan sang bibi usai, ketika dari belakangnya dan itu pintu kayu yang sudah tua tapi tengah berusaha dibuka dari luar. Asih yakin itu ulah pak Sanusi. Terbukti, suara menakutkan pria itu baru saja memintanya untuk membukakan pintu.

“Braggggg!” Kali ini dari luar pintunya seolah sengaja ditendang.

Di tendangan ketiga, kaki pak Sanusi bisa menembus pintu kayu yang memang sudah selayaknya diganti. Detik itu juga Asih lari dari sana sembari mencari apa pun yang bisa menjadi senja*tanya.

Namun sekali lagi, di sana tidak ada senj*ata karena rumah bibi Sujiah memang seperti rumah tak dihuni. Karena tidak ada pilihan lain, Asih sengaja meraih sekaligus mengangkat kursi di dapur yang ia lemparkan mengenai wajah pak Sanusi.

“Aduh .... dasar, wanita kur*ang ajar!” kesal pak Sanusi yang memang langsung terjatuh dalam keadaan terentang.

Sementara itu, lagi-lagi yang Asih lakukan ialah berlari. Apalagi, pak Sanusi langsung bangkit kemudian menyusulnya lagi. Asih keluar lewat pintu belakang, membuatnya teringat bahwa di pekarangan depan sana tengah diselenggarakan ritual. “Ini aku harus bagaimana?” bingung Asih refleks berhenti tepat di bibir pintu. Ia nyaris mundur, kembali masuk ke rumah sang bibi, tapi hanya berjarak satu meter lagi, pak Sanusi bisa meraihnya.

Mengenyampingkan ketakutannya pada ritual di pekarangan dan tadinya dipimpin pak Sanusi, Asih nekat lari keluar.

“Buuuuk!”

Asih refleks menghentikan langkahnya. Terdengar suara kesakitan dari pak Sanusi setelah suara hantaman yang juga membuat Asih berhenti lari karena refleks memastikan.

Bukan bibi Sujiah apalagi pihak Aqwa, melainkan wanita yang tadi menjadi bagian dari ritual! Wanita muda yang sudah sampai menutup dada menggunakan kain jarit, menatap Asih penuh kepastian.

“Ayo kita lari! Ayo kita pergi dari sini!” ucap si wanita sambil mengulurkan tangan kirinya kepada Asih.

Di tengah situasi layaknya sekarang, Asih benar-benar krisis kepercayaan. Terlebih jika melihat penampilan si wanita yang sampai detik ini tidak memakai alas kaki layaknya Asih. Juga, Asih yang pernah dengan cepat percaya kepada kaum ikan. Namun, baru saja, tangan kanan Asih diraih kemudian digenggam erat oleh si wanita.

“Kita harus lari!” ucap si wanita.

Namun sampai detik ini, walau Asih juga sudah langsung ikut lari, Asih tetap waspada.

Mereka menelusuri jalan yang sebelumnya sudah Asih lewati. Membuat Asih penasaran, andai ia pergi bersama wanita yang mengajaknya, akankah mereka bisa keluar dari sana?

“Tempat ini memang jauh dari keramaian. Namun andai kita bisa melewati sungai Merah, kita bisa sampai ke pedesaan ramai, lebih cepat!” ucap si wanita dan sukses membuat Asih melongo.

“Hah? Kamu juga tahu sungai Merah?” refleks Asih mempertanyakannya.

Si wanita yang samai detik ini masih memimpin lari sambil menggenggam Asih, berangsur menoleh. Ia menatap Asih sambil mengangguk. “Iya, yang terkenal angker itu.”

“Beneran dekat dari sini?” sergah Asih masih sulit untuk percaya.

Asih dapati, si wanita yang berangsur mengangguk-angguk. Wanita itu berangsur mengajaknya naik ke tanggul bertanah merah bata. Mereka tak lagi lari. Mereka melangkah dengan sangat hati-hati.

“Tuh! Itu sungai Merah! Kelihatan, kan?” ucap si wanita.

“Sedekat ini?” Asih benar-benar tak percaya. Tak perlu waktu lama dan tidak sampai ada sepuluh menit, mereka sungguh sudah bisa melihat sungai Merah yang airnya tak lagi berwarna merah!

“Semudah ini? Padahal biasanya kalau aku kabur sendiri sangat lama. Perutku saja sampai besar,” ucap Asih refleks.

“Hah ...? Maksud kamu gimana? Jangan-jangan, kamu kena pengaruh guna-guna? Kamu asli mana, sih? Kamu orang sini juga? Terus, alasan kamu ada di sekitar kawasan pegunungan tadi, juga buat abors*i?” tanya si wanita yang kemudian mengenalkan diri sebagai Sukma.

“Kalau aku sih, dipaksa sama keluarga pacarku. Padahal aku sudah bilang, aku mau besarin anak ini sendiri,” ucap Sukma yang mendadak melow.

“Sukmaaaaa!” teriak beberapa orang dari belakang sana.

Detik itu juga, Sukma langsung panik. “Duh, itu orang tua pacarku sama pacarku. Gimana dong ini? Itu ada perahu! Kita dayung bareng-bareng, ya!” sergah Sukma lagi-lagi menarik Asih, membawanya dalam pelariannya.

“Airrrrrr! Sungai Merah! Haruskah aku masuk air dan menghabi*si semua orang jahat itu?” batin Asih benar-benar dendam khususnya kepada pak Sanusi yang sudah menjalani praktik abor*si bersekutu dengan wewegombel. “Tapi kok bibi mendadak menghilang, dan kenapa juga, rumah bibi jadi di sekitar sini?” pikir Asih lagi.

Sukma sudah lebih dulu menaiki perahu getek bambu. Sementara di belakang, beberapa orang masih berteriak memanggil-manggil namanya.

“Ayo!” Layaknya sebelumnya, Sukma juga dengan berani mengulurkan tangan kepada Asih. Yang mana kali ini, Asih juga dengan sigap menerima.

Masalahnya, tangan Asih yang lain justru ditahan sekaligus digenggam oleh tangan yang terasa dingin. Genggaman yang sudah langsung membuat sekujur tubuh Asih merinding.

“Innalilahi ... wewegombel!” teriak Sukma refleks melepaskan genggaman tangannya kepada Asih lantaran ia terlalu syok.

Asih yang sudah bisa menebak bahwa genggaman tangan dingin itu memang bukan dari manusia, berangsur menoleh. Benar, itu wewegombel berwajah seorang wanita yang sangat Asih kenali!

“Sih, jangan pergi, Sih. Tolong temani Bibi. Hihihihihi ... hahahahahaha!” ucapnya bersama tawa menggelegar.

Asih yang meski gemetaran ketakutan, juga menjadi berlinang air mata lantaran tak menyangka, sang bibi menjadi salah satu wewegombel di sana.

Terpopuler

Comments

Al Fatih

Al Fatih

ayo asih,, gercep,, sudah ketemu sama sungai kan

2024-06-14

0

Sarti Patimuan

Sarti Patimuan

Semoga asih bisa selamat

2023-10-08

0

Rumini Parto Sentono

Rumini Parto Sentono

ikutan tegang bacanya.....

2023-10-06

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Awal Mula
2 2 : Gangguan Dan Teror
3 3 : Teror Gendis yang Masih Berlanjut
4 4 : Wasiat Bapak Dan Mamak
5 5 : Bunu*uh, Atau Nikahi?
6 6 : Asih
7 7 : Kembali Ke Daratan
8 8 : Perasaan yang Aneh
9 9 : Bukan Hanya Kebetulan
10 10 : Kiriman Gun-a—Guna-a
11 11 : Ada yang Mengincar Asih
12 12 : Kecewa
13 13 : Saling Membutuhkan
14 14 : Menghukum Dan Menggunakan Kekuatan
15 15 : Teror Tak Kasatmata yang Masih Berlanjut
16 16 : Enggak Beres!
17 17 : Desa Mati dan Dimensi Lain
18 18 : Ujian Untuk Asih
19 19 : Persekutu—an Dengan Wewegombel
20 20 : Rahasia Bibi Sujiah
21 21 : Pertemuan Gendis dan Pak Sanusi
22 22 : Mitos dan Ilmu Hitam
23 23 : Sisi Baik Dari Tersesatnya Asih
24 24 : Tolak Bala
25 25 : Guna-Guna yang Mental
26 26 : Kedatangan Dewi, Kemunculan Lumut, dan Hantu Kepala Pak Sanusi
27 27 : Ijab Kabul
28 28 : Ada yang Tidak Suka?
29 29 : Kompak Cemburu
30 30 : Ketakutan Aqwa
31 31 : Mendadak Ritua-l
32 32 : Rencana Jahat Di Balik Permohonan Pertolongan
33 33 : Menyusun Rencana dan Misi
34 34 : Tolong, Sih!
35 35 : Lancang!
36 36 : Pertolongan Dari Leluhur
37 37 : Mengorbankan Asih?
38 38 : Perang Lelembut
39 39 : Pe-rang Belum Usai
40 40 : Janji Asih
41 41 : Asih Sang Ratu Ikan
42 42 : Janin Berkekuatan Super
43 43 : Kekuatan Luar Biasa
44 44 : Kembalinya Raja dan Ratu Ikan
45 45 : Akhirnya Kembali
46 46 : Istri Amnesia
47 47 : Berusaha Romantis
48 48 : Kenapa Harus Asih?
49 49 : Hanya Sementara
50 50 : Berhawa Panas
51 51 : Masih Berusaha Menghindar
52 52 : Laptop Aqwa
53 53 : Mengerikan, Tapi Penasaran
54 54 : Rasuk
55 55 : Medan Magnet Dari Laptop Aqwa
56 56 : Memasuki Dunia Komik
57 57 : Memulai Misi
58 58 : Mirip Kejadian Nyata
59 59 : Tolong Selesaikan Kasus Ini!
60 60 : Paman Ratno dan Melarikan Diri
61 61 : T—Tolong!
62 62 : Lorong Waktu
63 63 : Masih Berlanjut
64 64 : Misi Menumba—lkan Ibu Samirah
65 65 : Sesuai Rencana!
66 66 : Kemenangan
67 67 : Rencana Selamatan
68 68 : Laki-Laki Di Mimpi Aqwa
69 69 : Henru
70 70 : Buto Ijo
71 71 : Kekuatan Pelet
72 72 : Masa Lalu Dan Sakit Hati
73 73 : Level Sayang
74 74 : Resep Dari Opa
75 75 : Ketakutan Aqwa
76 76 : Ungkapan Isi Hati Asih
77 77 : Saling Melengkapi
78 78 : Situasi yang Mendadak Mencekam
79 79 : Susuk yang Rontok
80 80 : Semuanya Sudah Berlalu
81 81 : Dipuas-Puasin
82 82 : Resepsi
83 Tamat
84 Novel : Mendadak Menikah Mantan
85 Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
86 Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
87 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
88 Novel : Tumbal Pengantin Kebaya Merah
89 Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1 : Awal Mula
2
2 : Gangguan Dan Teror
3
3 : Teror Gendis yang Masih Berlanjut
4
4 : Wasiat Bapak Dan Mamak
5
5 : Bunu*uh, Atau Nikahi?
6
6 : Asih
7
7 : Kembali Ke Daratan
8
8 : Perasaan yang Aneh
9
9 : Bukan Hanya Kebetulan
10
10 : Kiriman Gun-a—Guna-a
11
11 : Ada yang Mengincar Asih
12
12 : Kecewa
13
13 : Saling Membutuhkan
14
14 : Menghukum Dan Menggunakan Kekuatan
15
15 : Teror Tak Kasatmata yang Masih Berlanjut
16
16 : Enggak Beres!
17
17 : Desa Mati dan Dimensi Lain
18
18 : Ujian Untuk Asih
19
19 : Persekutu—an Dengan Wewegombel
20
20 : Rahasia Bibi Sujiah
21
21 : Pertemuan Gendis dan Pak Sanusi
22
22 : Mitos dan Ilmu Hitam
23
23 : Sisi Baik Dari Tersesatnya Asih
24
24 : Tolak Bala
25
25 : Guna-Guna yang Mental
26
26 : Kedatangan Dewi, Kemunculan Lumut, dan Hantu Kepala Pak Sanusi
27
27 : Ijab Kabul
28
28 : Ada yang Tidak Suka?
29
29 : Kompak Cemburu
30
30 : Ketakutan Aqwa
31
31 : Mendadak Ritua-l
32
32 : Rencana Jahat Di Balik Permohonan Pertolongan
33
33 : Menyusun Rencana dan Misi
34
34 : Tolong, Sih!
35
35 : Lancang!
36
36 : Pertolongan Dari Leluhur
37
37 : Mengorbankan Asih?
38
38 : Perang Lelembut
39
39 : Pe-rang Belum Usai
40
40 : Janji Asih
41
41 : Asih Sang Ratu Ikan
42
42 : Janin Berkekuatan Super
43
43 : Kekuatan Luar Biasa
44
44 : Kembalinya Raja dan Ratu Ikan
45
45 : Akhirnya Kembali
46
46 : Istri Amnesia
47
47 : Berusaha Romantis
48
48 : Kenapa Harus Asih?
49
49 : Hanya Sementara
50
50 : Berhawa Panas
51
51 : Masih Berusaha Menghindar
52
52 : Laptop Aqwa
53
53 : Mengerikan, Tapi Penasaran
54
54 : Rasuk
55
55 : Medan Magnet Dari Laptop Aqwa
56
56 : Memasuki Dunia Komik
57
57 : Memulai Misi
58
58 : Mirip Kejadian Nyata
59
59 : Tolong Selesaikan Kasus Ini!
60
60 : Paman Ratno dan Melarikan Diri
61
61 : T—Tolong!
62
62 : Lorong Waktu
63
63 : Masih Berlanjut
64
64 : Misi Menumba—lkan Ibu Samirah
65
65 : Sesuai Rencana!
66
66 : Kemenangan
67
67 : Rencana Selamatan
68
68 : Laki-Laki Di Mimpi Aqwa
69
69 : Henru
70
70 : Buto Ijo
71
71 : Kekuatan Pelet
72
72 : Masa Lalu Dan Sakit Hati
73
73 : Level Sayang
74
74 : Resep Dari Opa
75
75 : Ketakutan Aqwa
76
76 : Ungkapan Isi Hati Asih
77
77 : Saling Melengkapi
78
78 : Situasi yang Mendadak Mencekam
79
79 : Susuk yang Rontok
80
80 : Semuanya Sudah Berlalu
81
81 : Dipuas-Puasin
82
82 : Resepsi
83
Tamat
84
Novel : Mendadak Menikah Mantan
85
Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
86
Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
87
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
88
Novel : Tumbal Pengantin Kebaya Merah
89
Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!