15 : Teror Tak Kasatmata yang Masih Berlanjut

“Ritual apa yang sedang mereka lakukan?” pikir Asih menatap penasaran ruang yang sampai detik ini masih ditutup rapat, selain pintu ruangan tersebut yang sampai dijaga oleh empat orang di depan pintunya.

Asih memutuskan untuk ke sana karena panggilan teror untuknya saja juga masih berlangsung. Kedua matanya tak bisa untuk tidak menatap penasaran ke sana terlebih pada kenyataannya, ia memang sangat penasaran. Apa yang sebenarnya terjadi di sana, kenapa ritual yang diceritakan justru bertolak belakang dengan yang ia rasakan? Padahal sebelum ia menjadi ikan, teror yang ia rasakan hanya teror hantu biasa? Hantu-hantu yang menerornya hanya sengaja jail, setelah atau sebelum mereka mengganggu Aqwa. Karena kebetulan, Asih kerja sekaligus tinggal di rumah Aqwa.

“Ratu tidak boleh masuk ke tempat ibadah,” ucap ikan wanita dan sempat Asih tanyai. Ia yang awalnya ditinggal Asih berangsur menghadap karena kebetulan, Asih sudah sengaja menghentikan langkah.

Asih menatap penuh terka wanita ikan di hadapannya dan sampai sekarang terus saja menunduk sekaligus menyembunyikan wajahnya. “Memangnya kenapa? Bukankah istana ini berada di bawah kekuasaanku?”

Si wanita ikan berangsur mengangguk. “Karena Ratu, ratu kami dan bagi kami suci. Jadi Ratu tidak boleh memasuki ruang ritual karena ditakutkan, itu akan berakibat fatal untuk Ratu dan bangsa ini. Ibaratnya, ini sudah menjadi kebiasaan di sini.”

Menyimak itu, Asih jadi makin bingung. “Kalau saya, sebagai ratu kalian tidak boleh masuk ke tempat ibadah kalian, terus saya ibadah di mana?”

“Di kamar, Ratu. Di kamar Ratu sudah disediakan banyak fasilitas termasuk tempat ibadah karena kamar Ratu sendiri sangat luas!” yakin si perempuan ikan tadi masih sangat sopan.

Karena terlalu bingung, Asih tak langsung berkomentar. Namun karena kenyataan kini juga, ia jadi ragu untuk percaya pada apa yang ada di sana. “Ini memang kaumku. Mereka menganggapku sebagai ratu mereka, dan sejauh ini, aku diperlakukan dengan baik. Namun sampai detik ini juga, hatiku tetap sulit percaya,” batin Asih.

Yang membuat Asih makin tak percaya lantaran pakaian Aqwa yang ada di tempat tidurnya sudah tidak ada. “Pakaian pemuda itu mana?” tanya Asih tanpa menyebut nama Aqwa. Ia tak mau kaumnya tahu bahwa ia sangat mengenal Aqwa.

Si wanita ikan yang mengawalnya sudah langsung berkata, “Sudah dibersihkan oleh Panglima untuk kebaikan bangsa kita, Ratu.”

Mendengar itu, Asih langsung bengong. “Semuanya serba untuk kebaikan bangsa,” pikirnya merasa makin suli percaya situasi di sana. Asih takut, memang ada maksud lain, atau malah dirinya yang hanya dijadikan boneka bahkan tu*mbal.

Sementara di dalam ruang ibadah bangsa ikan yang awalnya sempat akan Asih terobos, pakaian Aqwa sungguh menjadi bagian dari ritua*l yang masih berlangsung.

“Melalui pakaian ini, dia akan selalu merasa tidak nyaman bahkan benci kepada Asih, hingga perpisahan menjadi hal yang akan selalu dia lakukan meski pada akhirnya, mereka sengaja dupertemukan,” ucap sang panglima sembari meletakan pakaian Aqwa di nampan dan di sekelilingnya sudah dihiasi semacam dupa yang mengeluarkan asap pekat.

Di sebelah kiri tapi lebih belakang panglima, lumut tersenyum puas. Ia yang memangku sebuah piring antik warna keemasan berornamen ikan, dan berisi layaknya sesaj*en, tersenyum puas. Namun tak lupa, bibirnya berbisik lembut, “Asih ....”

“Dengan begini, bangsa kita akan aman dan kamu bisa menjadi ratunya setelah pemuda itu kembali, kemudian memberimu calon penerus!” ucap panglima sambil menatap sang putri yang kali ini sudah langsung tersipu.

“Di sini enggak sepenuhnya aman,” yakin Asih dalam hatinya.

Namun Asih juga yakin, di mana pun ia berada, posisinya tetap tidak aman sebelum ia menemukan pelaku teror tak kasatmata kepadanya. “Bagaimana caranya agar aku bisa masuk ke tempat ritual itu? Aku benar-benar harus memastikan apa yang sebenarnya ada di sana.”

Asih merasa dirinya harus menghentikan teror yang ia rasakan telah mengikatnya, segera. Teror yang ia yakini bersumber dari tempat ibadah bangsanya. Masalahnya andai Asih memaksa masuk, Asih yang belum paham keadaan di sana, takut salah langkah dan malah melakukan kesalahan fatal.

Karena Asih juga merasa, bertahan di sana sama saja menum*balkan diri, Asih sengaja pergi. Asih akan kembali setelah ia menemukan cara agar ia bisa masuk ruang ritua*l tanpa dihalang-halangi apalagi ketahuan.

Kembali ke daratan, sebenarnya Asih memiliki satu tempat yang bisa dituju selain rumah Aqwa. Iya, Asih masih memilih seorang bibi yang usianya tergolong sudah tua. Rumah bibi Asih ada di desa lebih terpencil dan sudah beda kecamatan dari rumah keluarga Aqwa. Kini, mengandalkan jalan kaki di antara bisik tak kasatmata yang terus memanggilnya, Asih bertekad pergi rumah sang bibi.

Suasana malam terbilang masih ramai, tapi Asih berharap tidak ada teror lebih dari bisikkan tak kasatmata, apalagi ular. “Omong-omong tentang ular, ... hantu wanita di bawah jembatan itu—” Asih yakin memang ada yang tidak beres dengan Dewi. Masalahnya, kini ia yang dalam keadaan kuyup, justru ditatap aneh oleh setiap orang yang melihatnya.

“Jangan-jangan, mereka mengiraku tidak waras,” pikir Asih. Terlebih malam ini, bulan dalam keadaan terang benderang.

Setelah mengarungi perjalanan panjang di tengah malam yang makin larut, akhirnya Asih sampai di desa terpencil yang sangat sepi. Selain minim penerangan, di sana juga minim pemukiman. Andai memang ada, tampaknya malah tidak dihuni. Rumah berdinding bilik dan beratap anyaman daun nipah itu tampak tua, reyot, bahkan angker. Sekelas Asih yang memang masih memiliki darah bangsa ikan, jadi sibuk merinding. Belum lagi jika melihat sekitar dan berupa rumput li*ar yang tumbuh tinggi, menutupi setengah bagian setiap rumah.

“Ini desa apaan? Ini aku enggak salah alamat, kan? Kok malah mirip hutan.” Setelah makin takut, cahaya terang di depan sana dan baru keluar dari sebuah rumah yang sekitarnya tidak begitu tertutup rumput, seolah menjadi angin segar tersendiri untuk Asih.

“Alhamdullilah, ternyata masih ada kehidupan. Tapi kok, masa mereka betah tinggal di sekitar rumah penuh rumput sama semak-semak. Memangnya mereka enggak takut ada ular apa gimana. Masa iya, mereka sibuk banget sampai enggak ada waktu buat bersih-bersih rumah?” Asih merasa aneh, tak habis pikir, dan lagi-lagi janggal. Rasa janggal yang lagi-lagi membuat Asih merasa makin takut.

“Ya sudahlah, toh sebentar lagi sampai. Lurus sebentar lagi, terus belok kiri, sampai rumah bibi,” pikir Asih.

Yang membuat Asih makin merasa janggal, setiap yang keluar dari rumah, kompak membawa lampu jadu*l bersumbu kain dan berminyak bakar minyak tanah. “Bukankah sekarang, minyak tanah langka? Terus, kenapa semuanya kompak keluar dari rumah?” pikir Asih lagi.

Asih baru saja mengulas senyum dan siap menyapa ramah semua yang ada di sana. Karena seolah menyadari kedatangannya yang tak sampai membawa penerang, semuanya dan awalnya menunduk atau membelakanginya, perlahan menoleh kemudian menatapnya. Namun, betapa terkejutnya Asih lantaran semua wajah di sana pucat kehitaman, sementara setiap matanya berwarna putih dan hanya dihiasi sedikit hitam. Mata yang juga langsung melotot, seolah mereka sengaja mengusirnya.

“Inalillahi ....” Detik itu juga, Asih tergeletak di jalan tanah basah berwarna merah bata dan tak luput dari rumput lia*r.

Terpopuler

Comments

Nengnong4 ²²¹º

Nengnong4 ²²¹º

duuuhh.. masa masuk kampung demit lagi c Asih🤔

2024-02-21

0

Firli Putrawan

Firli Putrawan

ka ini blm ngerti s asih kasian

2023-10-01

0

kinanti

kinanti

thor.... tolong si lumut juga d ganti namanya jadi parasit.... 😂

2023-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Awal Mula
2 2 : Gangguan Dan Teror
3 3 : Teror Gendis yang Masih Berlanjut
4 4 : Wasiat Bapak Dan Mamak
5 5 : Bunu*uh, Atau Nikahi?
6 6 : Asih
7 7 : Kembali Ke Daratan
8 8 : Perasaan yang Aneh
9 9 : Bukan Hanya Kebetulan
10 10 : Kiriman Gun-a—Guna-a
11 11 : Ada yang Mengincar Asih
12 12 : Kecewa
13 13 : Saling Membutuhkan
14 14 : Menghukum Dan Menggunakan Kekuatan
15 15 : Teror Tak Kasatmata yang Masih Berlanjut
16 16 : Enggak Beres!
17 17 : Desa Mati dan Dimensi Lain
18 18 : Ujian Untuk Asih
19 19 : Persekutu—an Dengan Wewegombel
20 20 : Rahasia Bibi Sujiah
21 21 : Pertemuan Gendis dan Pak Sanusi
22 22 : Mitos dan Ilmu Hitam
23 23 : Sisi Baik Dari Tersesatnya Asih
24 24 : Tolak Bala
25 25 : Guna-Guna yang Mental
26 26 : Kedatangan Dewi, Kemunculan Lumut, dan Hantu Kepala Pak Sanusi
27 27 : Ijab Kabul
28 28 : Ada yang Tidak Suka?
29 29 : Kompak Cemburu
30 30 : Ketakutan Aqwa
31 31 : Mendadak Ritua-l
32 32 : Rencana Jahat Di Balik Permohonan Pertolongan
33 33 : Menyusun Rencana dan Misi
34 34 : Tolong, Sih!
35 35 : Lancang!
36 36 : Pertolongan Dari Leluhur
37 37 : Mengorbankan Asih?
38 38 : Perang Lelembut
39 39 : Pe-rang Belum Usai
40 40 : Janji Asih
41 41 : Asih Sang Ratu Ikan
42 42 : Janin Berkekuatan Super
43 43 : Kekuatan Luar Biasa
44 44 : Kembalinya Raja dan Ratu Ikan
45 45 : Akhirnya Kembali
46 46 : Istri Amnesia
47 47 : Berusaha Romantis
48 48 : Kenapa Harus Asih?
49 49 : Hanya Sementara
50 50 : Berhawa Panas
51 51 : Masih Berusaha Menghindar
52 52 : Laptop Aqwa
53 53 : Mengerikan, Tapi Penasaran
54 54 : Rasuk
55 55 : Medan Magnet Dari Laptop Aqwa
56 56 : Memasuki Dunia Komik
57 57 : Memulai Misi
58 58 : Mirip Kejadian Nyata
59 59 : Tolong Selesaikan Kasus Ini!
60 60 : Paman Ratno dan Melarikan Diri
61 61 : T—Tolong!
62 62 : Lorong Waktu
63 63 : Masih Berlanjut
64 64 : Misi Menumba—lkan Ibu Samirah
65 65 : Sesuai Rencana!
66 66 : Kemenangan
67 67 : Rencana Selamatan
68 68 : Laki-Laki Di Mimpi Aqwa
69 69 : Henru
70 70 : Buto Ijo
71 71 : Kekuatan Pelet
72 72 : Masa Lalu Dan Sakit Hati
73 73 : Level Sayang
74 74 : Resep Dari Opa
75 75 : Ketakutan Aqwa
76 76 : Ungkapan Isi Hati Asih
77 77 : Saling Melengkapi
78 78 : Situasi yang Mendadak Mencekam
79 79 : Susuk yang Rontok
80 80 : Semuanya Sudah Berlalu
81 81 : Dipuas-Puasin
82 82 : Resepsi
83 Tamat
84 Novel : Mendadak Menikah Mantan
85 Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
86 Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
87 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
88 Novel : Tumbal Pengantin Kebaya Merah
89 Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1 : Awal Mula
2
2 : Gangguan Dan Teror
3
3 : Teror Gendis yang Masih Berlanjut
4
4 : Wasiat Bapak Dan Mamak
5
5 : Bunu*uh, Atau Nikahi?
6
6 : Asih
7
7 : Kembali Ke Daratan
8
8 : Perasaan yang Aneh
9
9 : Bukan Hanya Kebetulan
10
10 : Kiriman Gun-a—Guna-a
11
11 : Ada yang Mengincar Asih
12
12 : Kecewa
13
13 : Saling Membutuhkan
14
14 : Menghukum Dan Menggunakan Kekuatan
15
15 : Teror Tak Kasatmata yang Masih Berlanjut
16
16 : Enggak Beres!
17
17 : Desa Mati dan Dimensi Lain
18
18 : Ujian Untuk Asih
19
19 : Persekutu—an Dengan Wewegombel
20
20 : Rahasia Bibi Sujiah
21
21 : Pertemuan Gendis dan Pak Sanusi
22
22 : Mitos dan Ilmu Hitam
23
23 : Sisi Baik Dari Tersesatnya Asih
24
24 : Tolak Bala
25
25 : Guna-Guna yang Mental
26
26 : Kedatangan Dewi, Kemunculan Lumut, dan Hantu Kepala Pak Sanusi
27
27 : Ijab Kabul
28
28 : Ada yang Tidak Suka?
29
29 : Kompak Cemburu
30
30 : Ketakutan Aqwa
31
31 : Mendadak Ritua-l
32
32 : Rencana Jahat Di Balik Permohonan Pertolongan
33
33 : Menyusun Rencana dan Misi
34
34 : Tolong, Sih!
35
35 : Lancang!
36
36 : Pertolongan Dari Leluhur
37
37 : Mengorbankan Asih?
38
38 : Perang Lelembut
39
39 : Pe-rang Belum Usai
40
40 : Janji Asih
41
41 : Asih Sang Ratu Ikan
42
42 : Janin Berkekuatan Super
43
43 : Kekuatan Luar Biasa
44
44 : Kembalinya Raja dan Ratu Ikan
45
45 : Akhirnya Kembali
46
46 : Istri Amnesia
47
47 : Berusaha Romantis
48
48 : Kenapa Harus Asih?
49
49 : Hanya Sementara
50
50 : Berhawa Panas
51
51 : Masih Berusaha Menghindar
52
52 : Laptop Aqwa
53
53 : Mengerikan, Tapi Penasaran
54
54 : Rasuk
55
55 : Medan Magnet Dari Laptop Aqwa
56
56 : Memasuki Dunia Komik
57
57 : Memulai Misi
58
58 : Mirip Kejadian Nyata
59
59 : Tolong Selesaikan Kasus Ini!
60
60 : Paman Ratno dan Melarikan Diri
61
61 : T—Tolong!
62
62 : Lorong Waktu
63
63 : Masih Berlanjut
64
64 : Misi Menumba—lkan Ibu Samirah
65
65 : Sesuai Rencana!
66
66 : Kemenangan
67
67 : Rencana Selamatan
68
68 : Laki-Laki Di Mimpi Aqwa
69
69 : Henru
70
70 : Buto Ijo
71
71 : Kekuatan Pelet
72
72 : Masa Lalu Dan Sakit Hati
73
73 : Level Sayang
74
74 : Resep Dari Opa
75
75 : Ketakutan Aqwa
76
76 : Ungkapan Isi Hati Asih
77
77 : Saling Melengkapi
78
78 : Situasi yang Mendadak Mencekam
79
79 : Susuk yang Rontok
80
80 : Semuanya Sudah Berlalu
81
81 : Dipuas-Puasin
82
82 : Resepsi
83
Tamat
84
Novel : Mendadak Menikah Mantan
85
Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
86
Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
87
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
88
Novel : Tumbal Pengantin Kebaya Merah
89
Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!