7 : Kembali Ke Daratan

Di tengah kesunyian kegelapan, Aqwa meninggalkan sungai. Berbeda dari sebelumnya saat akhirnya ia terjun ke sungai, kali ini ia memakai pakaian serba panjang warna putih. Hanya saja, pakaiannya sama sekali tidak ternod*a air sungai Merah yang berwarna merah. Meski untuk aroma tubuhnya, tubuh Aqwa benar-benar anyir. Bukan anyir dari darah, melainkan ikan. Iya, tubuh Aqwa benar-benar beraroma ikan hidup.

Bersama suasana hatinya yang benar-benar tidak nyaman, langkah Aqwa menjadi kian ragu. Pemuda itu bahkan berangsur menoleh ke belakang. Membuatnya mendapati wajah cantik Asih yang masih terjaga untuknya. Ikan cantik yang telah menyelamatkan hidupnya, masih melepas kepergiannya. Tak beda dengannya, Asih juga menatapnya penuh keraguan, dari tepi sungai.

Tubuh Asih yang masih berupa ikan, terendam oleh angin sungai. Sementara dada hingga wajahnya mengarah tegap pada kepergian Aqwa.

“Maaf ...,” ucap Aqwa yang benar-benar bingung. Ia bahkan tidak berani menatap Asih lagi. Tak samata karen ia takut, atau malah jij*ik setelah apa yang terjadi. Namun, setelah pernikahan mereka yang serba ditun*tut oleh warga ikan di bawah sana, Aqwa merasa sangat bersalah karena justru meninggalkan Asih begitu saja. Terlebih biar bagaimanapun, Asih istrinya. Hanya saja, Aqwa juga bingung jika harus menceritakannya kepada keluarganya, terlebih jika ia langsung mengenalkan Asih ke keluarganya.

“Terima kasih ....” Aqwa masih menatap serba salah Asih.

“Setiap ucapan yang dia katakan hanya membuat hati ini makin pedih,” batin Asih tak sanggup membalas salam perpisahan Aqwa. Kali ini, ia tak sekadar menepis tatapan Aqwa, melainkan memilih pergi tanpa sepatah kata pun. Jangankan pamit untuk sekadar basa basi, membalas Aqwa saja, tidak Asih lakukan.

“T-tunggu!” tahan Aqwa. Dengan jarak sekitar delapan meter, ia bergegas mendekat.

Ditahan Aqwa, Asih yang sudah membelakangi Aqwa dan nyaris renang, langsung urung. Asih terdiam tegang seiring kepedihan yang ia rasakan. Ia sampai menangis.

“Asih mana? Dia beneran sudah pulang? Dia beneran baik-baik saja, kan?” sergah Aqwa yang kemudian menghentikan langkahnya. Jaraknya dari wanita cantik bertubuh ikan itu tinggal sekitar tiga meter.

“Asih? Aku bahkan jadi tidak mengenal jati diriku lagi. Setelah ini, apalagi ke depannya. Apakah aku masih bisa menjadi manusia, atau malah aku akan tetap begini, menjadi ikan,” pikir Asih.

Sebelum Asih membuat Aqwa kembali mengulang pertanyaannya, terlebih wanita itu paham watak Aqwa yang akan terus bertanya jika belum dijawab dan itu dengan jawaban yang meyakinkan, Asih sengaja balik badan. Ia tak hanya menghadap, tapi juga menatap Aqwa. “Dia sudah ada di tempat yang aman.” Asih tidak mau membuat Aqwa berharap karena ia saja tidak yakin dengan nasibnya.

“Ada di tempat nyaman bagaimana? Kamu enggak lupa dengan perjanjian kita, kan?” sergah Aqwa menagih janji. Karena sampai sekarang, pikirannya mendadak tidak bisa menerawang atau setidaknya melihat masa depan. Yang ada, pikirannya malah terus dihiasi adegan ketika dirinya harus bersengga*ma dengan Asih dalam wujud ratu ikan yang sangat cantik, guna menghasilkan penerus di dunia ikan yang telah menyelamatkannya.

Karena tak mau meru*sak harapan sekaligus kepercayaan Aqwa, mulut Asih yang sudah terbiasa mengomel kepada majikannya, berkata, “Asih sudah di rumah. Mungkin dia belum tidur karena terlalu mengkhawatirkan kamu, apalagi kamu enggak pulang-pulang tanpa kabar. Cepat sana pulang. Tampaknya sebentar lagi subuh dan hantu bergamis merah itu akan kembali berkeliaran!”

“Aku sudah siap untuk menghan*urkannya andai kami kembali bertemu!” tegas Aqwa. Karena asal ia tidak terjebak di dalam tempat berair apalagi sampai tenggelam, ia benar-benar bisa melakukan segalanya.

Asih mengangguk-angguk sambil tetap menatap Kim. “Hati-hati.”

“Jika aku tidak menemukan Asih?” sergah Aqwa sebelum kembali ditinggal pergi.

“Kembalilah,” balas Asih dengan entengnya.

Karena Aqwa terlihat sangat sehat, Asih merasa tidak perlu mengkhawatirkan Aqwa lagi. Karena asal tidak tenggelam, Aqwa memang bisa melakukan apa pun. Sebab membelah jalan aspal saja, pemuda itu bisa melakukannya hanya dengan satu kali tinju.

“Dia benar-benar pergi. Ya sudah,” batin Aqwa yang memutuskan pergi dari sana.

Seperti yang Asih katakan, adzan subuh benar-benar terdengar. Aqwa bisa saja sengaja menunggu hantu bergamis merah penunggu jembatan di atasnya keluar, agar ia bisa merampungkan urusan mereka. Hanya saja, selain ingin segera memastikan keadaan Asih, Aqwa juga mengkhawatirkan keadaan mamahnya. Aqwa yakin sang mamah sudah sangat khawatir.

Seperginya Aqwa, Asih mirip orang hilang. Wanita itu hilang arah karena terlalu bingung. Namun, Asih kembali ke kamarnya, tempat tidurnya dan di sana masih ada jejak Aqwa. Pakaian Aqwa masih ada di sana. Asih sengaja mengambilnya dan perlahan mendekapnya. Melalui pakaian tersebut, ia masih bisa merasakan sisa-sisa aroma tubuh Aqwa.

“Ini harus dilarung sebelum disalah gunakan. Hah? Larung? Ini saja sungai. Hah, sungai? Entahlah, rasanya terlalu pusing, terlalu membingungkan. Lelah juga.” Asih memilih meringkuk di tempat tidurnya sambil mendekap pakaian Aqwa. Ia nyaris tidur, tapi Lumut mendadak datang menyapanya dengan sangat sopan.

“Ada apa lagi?” tanya Asih berangsur duduk dan menatap Lumut yang tersenyum sangat manis kepadanya, penuh terka.

Berada di lingkungan baru bahkan asing, membuat Asih sulit percaya kepada siapa pun yang ada di sana, meski semua yang ada di sana terkesan mengabdi kepadanya.

“Satu hal yang harus Ratu tahu, bahwa setelah apa yang terjadi, Ratu tetap bisa menjadi manusia. Hanya saja ketika Ratu menjadi manusia, Ratu sama sekali tidak memiliki keistimewaan khusus. Ratu sama sekali tak memiliki kekuatan, dan benar-benar menjadi manusia biasa. Karena saat menjadi manusia pun, Ratu hanya jadi pelayan, kan?” ucapan Lumut tersebut pula yang mengantarkan Asih kembali ke daratan. Benar saja, saat kembali ke daratan, Asih langsung kembali ke wujud aslinya. Ia bahkan kembali berkerudung, dan sudah langsung kedinginan akibat tubuhnya yang kuyup. Tak kalah membuat Asih kewalahan, aroma anyir di tubuhnya sudah langsung membuatnya sibuk muntah-muntah.

“Astaga ... kelakuan si hantu ini! Enggak sopan banget buang darah sama bau sembarangan!” rutuk Asih yang tak segan bersumpah serapah dan ia tujukan kepada Gendis.

“Yang salah siapa, dendamnya ke siapa, yang dikorbankan siapa! Dasar set*an gendeng, oon. Pasti pas sekolah, tuh set*an tukang bolos!” cibir Asih masih memeluk dirinya, selain ia yang memang masih ada di jalan biasa, belum sampai jalan aspal.

Suasana di sana sangat sepi. Tak ada tanda-tanda dari kehidupan manusia selain dirinya.

“Asiiihhhhhh ....”

Suara mistis itu sudah langsung membuat Asih jengkel. Tak semata karena memang sangat mengganggu. Melainkan karena Asih memang takut ditambah lagi, Gendis itu tipikal hantu yang nakal bin bebal.

“Dan jika kamu ada di daratan menjadi manusia, ... kemungkinan kamu terbunuh oleh hantu penunggu sungai juga semakin besar. Karena jangankan kamu yang jadi manusia biasa, kami saja tidak ada yang berani kepadanya. Maka daripada itu, kerajaan ini membutuhkan penerus baru selain kamu!” tegas Lumut yang tersenyum girang ketika akhirnya mata batinnya melihat Asih yang dicegat oleh hantu bergamis merah.

“Asih ...,” lirih Gendis yang tersenyum penuh kemenangan menatap Asih hingga darah yang mengucur dari mulutnya makin tak terkendali.

“Innalilahi set*an bebal ... aduh ... ini aku beneran sudah enggak punya tenaga. Jangankan melawan, jalan saja susah,” cibir Asih dengan suara lirih.

Terpopuler

Comments

azka myson28

azka myson28

si lumut minta di siram pakai clorox biar mati perlahan

2024-07-12

0

Al Fatih

Al Fatih

masih mengikuti alur biar faham cerita,, eh lumut,, minggir2....,, kalo ga mau tak bersihkan yaa

2024-06-13

0

Sarti Patimuan

Sarti Patimuan

Lumut minta dibayclin ya biar bersih

2023-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Awal Mula
2 2 : Gangguan Dan Teror
3 3 : Teror Gendis yang Masih Berlanjut
4 4 : Wasiat Bapak Dan Mamak
5 5 : Bunu*uh, Atau Nikahi?
6 6 : Asih
7 7 : Kembali Ke Daratan
8 8 : Perasaan yang Aneh
9 9 : Bukan Hanya Kebetulan
10 10 : Kiriman Gun-a—Guna-a
11 11 : Ada yang Mengincar Asih
12 12 : Kecewa
13 13 : Saling Membutuhkan
14 14 : Menghukum Dan Menggunakan Kekuatan
15 15 : Teror Tak Kasatmata yang Masih Berlanjut
16 16 : Enggak Beres!
17 17 : Desa Mati dan Dimensi Lain
18 18 : Ujian Untuk Asih
19 19 : Persekutu—an Dengan Wewegombel
20 20 : Rahasia Bibi Sujiah
21 21 : Pertemuan Gendis dan Pak Sanusi
22 22 : Mitos dan Ilmu Hitam
23 23 : Sisi Baik Dari Tersesatnya Asih
24 24 : Tolak Bala
25 25 : Guna-Guna yang Mental
26 26 : Kedatangan Dewi, Kemunculan Lumut, dan Hantu Kepala Pak Sanusi
27 27 : Ijab Kabul
28 28 : Ada yang Tidak Suka?
29 29 : Kompak Cemburu
30 30 : Ketakutan Aqwa
31 31 : Mendadak Ritua-l
32 32 : Rencana Jahat Di Balik Permohonan Pertolongan
33 33 : Menyusun Rencana dan Misi
34 34 : Tolong, Sih!
35 35 : Lancang!
36 36 : Pertolongan Dari Leluhur
37 37 : Mengorbankan Asih?
38 38 : Perang Lelembut
39 39 : Pe-rang Belum Usai
40 40 : Janji Asih
41 41 : Asih Sang Ratu Ikan
42 42 : Janin Berkekuatan Super
43 43 : Kekuatan Luar Biasa
44 44 : Kembalinya Raja dan Ratu Ikan
45 45 : Akhirnya Kembali
46 46 : Istri Amnesia
47 47 : Berusaha Romantis
48 48 : Kenapa Harus Asih?
49 49 : Hanya Sementara
50 50 : Berhawa Panas
51 51 : Masih Berusaha Menghindar
52 52 : Laptop Aqwa
53 53 : Mengerikan, Tapi Penasaran
54 54 : Rasuk
55 55 : Medan Magnet Dari Laptop Aqwa
56 56 : Memasuki Dunia Komik
57 57 : Memulai Misi
58 58 : Mirip Kejadian Nyata
59 59 : Tolong Selesaikan Kasus Ini!
60 60 : Paman Ratno dan Melarikan Diri
61 61 : T—Tolong!
62 62 : Lorong Waktu
63 63 : Masih Berlanjut
64 64 : Misi Menumba—lkan Ibu Samirah
65 65 : Sesuai Rencana!
66 66 : Kemenangan
67 67 : Rencana Selamatan
68 68 : Laki-Laki Di Mimpi Aqwa
69 69 : Henru
70 70 : Buto Ijo
71 71 : Kekuatan Pelet
72 72 : Masa Lalu Dan Sakit Hati
73 73 : Level Sayang
74 74 : Resep Dari Opa
75 75 : Ketakutan Aqwa
76 76 : Ungkapan Isi Hati Asih
77 77 : Saling Melengkapi
78 78 : Situasi yang Mendadak Mencekam
79 79 : Susuk yang Rontok
80 80 : Semuanya Sudah Berlalu
81 81 : Dipuas-Puasin
82 82 : Resepsi
83 Tamat
84 Novel : Mendadak Menikah Mantan
85 Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
86 Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
87 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
88 Novel : Tumbal Pengantin Kebaya Merah
89 Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1 : Awal Mula
2
2 : Gangguan Dan Teror
3
3 : Teror Gendis yang Masih Berlanjut
4
4 : Wasiat Bapak Dan Mamak
5
5 : Bunu*uh, Atau Nikahi?
6
6 : Asih
7
7 : Kembali Ke Daratan
8
8 : Perasaan yang Aneh
9
9 : Bukan Hanya Kebetulan
10
10 : Kiriman Gun-a—Guna-a
11
11 : Ada yang Mengincar Asih
12
12 : Kecewa
13
13 : Saling Membutuhkan
14
14 : Menghukum Dan Menggunakan Kekuatan
15
15 : Teror Tak Kasatmata yang Masih Berlanjut
16
16 : Enggak Beres!
17
17 : Desa Mati dan Dimensi Lain
18
18 : Ujian Untuk Asih
19
19 : Persekutu—an Dengan Wewegombel
20
20 : Rahasia Bibi Sujiah
21
21 : Pertemuan Gendis dan Pak Sanusi
22
22 : Mitos dan Ilmu Hitam
23
23 : Sisi Baik Dari Tersesatnya Asih
24
24 : Tolak Bala
25
25 : Guna-Guna yang Mental
26
26 : Kedatangan Dewi, Kemunculan Lumut, dan Hantu Kepala Pak Sanusi
27
27 : Ijab Kabul
28
28 : Ada yang Tidak Suka?
29
29 : Kompak Cemburu
30
30 : Ketakutan Aqwa
31
31 : Mendadak Ritua-l
32
32 : Rencana Jahat Di Balik Permohonan Pertolongan
33
33 : Menyusun Rencana dan Misi
34
34 : Tolong, Sih!
35
35 : Lancang!
36
36 : Pertolongan Dari Leluhur
37
37 : Mengorbankan Asih?
38
38 : Perang Lelembut
39
39 : Pe-rang Belum Usai
40
40 : Janji Asih
41
41 : Asih Sang Ratu Ikan
42
42 : Janin Berkekuatan Super
43
43 : Kekuatan Luar Biasa
44
44 : Kembalinya Raja dan Ratu Ikan
45
45 : Akhirnya Kembali
46
46 : Istri Amnesia
47
47 : Berusaha Romantis
48
48 : Kenapa Harus Asih?
49
49 : Hanya Sementara
50
50 : Berhawa Panas
51
51 : Masih Berusaha Menghindar
52
52 : Laptop Aqwa
53
53 : Mengerikan, Tapi Penasaran
54
54 : Rasuk
55
55 : Medan Magnet Dari Laptop Aqwa
56
56 : Memasuki Dunia Komik
57
57 : Memulai Misi
58
58 : Mirip Kejadian Nyata
59
59 : Tolong Selesaikan Kasus Ini!
60
60 : Paman Ratno dan Melarikan Diri
61
61 : T—Tolong!
62
62 : Lorong Waktu
63
63 : Masih Berlanjut
64
64 : Misi Menumba—lkan Ibu Samirah
65
65 : Sesuai Rencana!
66
66 : Kemenangan
67
67 : Rencana Selamatan
68
68 : Laki-Laki Di Mimpi Aqwa
69
69 : Henru
70
70 : Buto Ijo
71
71 : Kekuatan Pelet
72
72 : Masa Lalu Dan Sakit Hati
73
73 : Level Sayang
74
74 : Resep Dari Opa
75
75 : Ketakutan Aqwa
76
76 : Ungkapan Isi Hati Asih
77
77 : Saling Melengkapi
78
78 : Situasi yang Mendadak Mencekam
79
79 : Susuk yang Rontok
80
80 : Semuanya Sudah Berlalu
81
81 : Dipuas-Puasin
82
82 : Resepsi
83
Tamat
84
Novel : Mendadak Menikah Mantan
85
Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
86
Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
87
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
88
Novel : Tumbal Pengantin Kebaya Merah
89
Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!