14 : Menghukum Dan Menggunakan Kekuatan

“Asih ...?” ucap Gendis lirih dan masih menatap tak percaya Asih yang kini tampak layaknya ratu ikan.

“Aku pastikan, kamu akan merasakan penyesalan yang begitu besar. Penyesalan yang akan tetap kamu rasakan meski kamu berada di kehidupan lain setelah ini!” tegas Asih bersama tangan kanannya yang dihiasi panah berwarna keemasan. Kali ini, Asih tak membiarkan Gendis melarikan diri lagi. Karena melalui tekadnya, bahkan meski Gendis tampak begitu ketakutan, puncaknya hantu gob*log itu nyaris menghilang, anak panah yang ia lesatkan tepat mengenai jantung Gendis.

Detik itu juga Gendis terdiam. Tak ada lagi tingkah jahat dari hantu penasaran itu. Kedua matanya menatap sakit kepada Asih sementara semua sumber darah termasuk yang dari mulutnya, berangsur mengering. Bersamaan dengan itu, air di sungai Merah tak lagi berwarna merah. Air di sana kembali berwarna agak keruh.

“Sekarang kamu sama sekali tidak bisa mencari pemb*unuhmu. Padahal sebelum ini, kamu memiliki kekuatan untuk melakukannya,” ucap Asih lembut sembari menatap sendu kedua mata Gendis.

Melalui tatapannya bersama suara adzan magrib yang berkumandang, Asih memindahkan tubuh kaku Gendis ke dasar sungai. Gendis tak sepenuhnya mati. Hantu penasaran itu masih hidup. Asih hanya membuat Gendis tak bisa berkeliaran apalagi menelan korban lagi. Di dasar sungai pun, dengan keadaan anak panah tetap tertancap, kedua mata Gendis tetap terbuka. Yang mana kini, seolah kian dihukum dengan keadaannya, ingatan Gendis justru dihiasi alasannya menjadi arwah gentayangan. Ia dihab*isi oleh sang bapak sebelum akhirnya dibuang ke sungai Merah. Ingatan itu terus saja terulang hingga Gendis yang tidak bisa melakukan apa pun, menjadi makin tersiksa.

Dari kedua sudut mata Gendis mengalir cairan. Cairan yang awalnya bening dan perlahan berubah menjadi warna merah layaknya darah. Gendis benar-benar emosi karena tak terima telah dihabis*i, tapi keadaannya kini membuatnya tak bisa melakukan apa pun.

Di atas sana, Asih menghilangkan panahnya. Asih yang mulai bisa bernapas lega, menjadi termenung bersama adzan magrib yang masih berlangsung. “Kangen salat. Kangen jadi manusia, tapi sungai memang tempat terbaikku,” batin Asih nyaris turun ke sungai, tapi kini, di hadapannya dan itu tepat di tengah jalan yang sepi, Aqwa ada. Pemuda itu menatapnya dengan tatapan yang sulit ia artikan.

Sempat bingung harus bagaimana, Asih berangsur masuk ke dalam sungai.

“Sih!” panggil Aqwa terbilang berseru.

Asih yang siap renang, tetap membelakangi Aqwa.

“Sih, aku minta maaf!” sergah Aqwa.

Namun, Asih tidak peduli. Asih memilih tetap masuk ke sungai, meski hadirnya sosok di bawah jembatan perlahan membuatnya urung. Ada seorang wanita, lebih tepatnya dia hantu. Sosok itu terus menatap takut kepadanya sambil membekap mulut menggunakan kedua tangan. Namun, sosok yang tak lain Dewi—hantu yang pernah meminta tolong kepada Aqwa sekaligus menjadi alasan Aqwa berurusan dengan Gendis, dirasa Asih agak lain.

Sebagian tubuh Dewi tenggelam atau setidaknya terendam di dalam air layaknya tubuh bagian bawah Asih yang berwujud ikan. Asih mendekat karena ia terlalu penasaran. Sebab ia curiga, Dewi juga layaknya dirinya yang bertubuh setengah ikan. Namun, Dewi mendadak kabur dan Asih merasa Dewi memiliki ekor panjang layaknya ular.

“Ular?” pikir Asih yang sudah langsung teringat makhluk yang seharian ini mengganggunya. “Apakah dia juga bagian dari teror itu?” pikirnya lagi.

“Sih, aku minta maaf!” sergah Aqwa dari bawah sana. Saking eratnya mencengkeram pegangan jembatan hanya untuk bisa melihat Asih yang ada di bawah jembatan, bagian yang ia pegang justru ringsek. Aqwa menyesali keadaan tersebut, tapi ia kembali memanggil sekaligus meminta maaf kepada Asih.

Bagi Asih, semua yang berkaitan dengan Aqwa hanya akan membuatnya terluka. Terlebih, dunia mereka saja berbeda. Karenanya, Asih memilih tetap pergi. Meski Asih sendiri tak sampai kembali ke kerajaannya.

Asih menelusuri setiap bagian sungai sembari mencari-cari tempat tinggal baru. Bersamaan dengan itu, Asih juga masih memikirkan alasan, kenapa hantu bisa menjelma menjadi setengah ular atau itu silum*an ular.

“Kenapa dia harus menutupi mulutnya seerat itu menggunakan kedua tangan?” pikir Asih yang belum apa-apa sudah merasa kesepian.

Di dalam sungai, ia belum memiliki sosok lain untuk ia ajak berinteraksi. Namun jika dibandingkan dengan kehidupan di daratan, bagi Asih tinggal di sungai tetap lebih baik. Tak semata ia yang tak lagi harus merasakan teror, tapi karena hubungannya dan Aqwa sudah ia anggap berakhir. Yang juga dengan kata lain, hubungannya dengan keluarga Aqwa juga turut berakhir.

Di pinggir jembatan, Aqwa terdiam lemas menatap bagian sungai yang masih beriak sekaligus dihiasi gelembung. Itu Aqwa yakini karena Asih. Masalahnya, ia tak mungkin menyusul karena kelemahannya saja semua tempat yang bisa membuatnya tenggelam.

Aqwa tahu, Asih akan baik-baik saja meski Asih memilih bertahan di sungai. Namun Aqwa yakin, Asih akan sangat kesepian karena harus menjalani semuanya serba sendiri.

***

“Asih ....” Teror suara itu kembali Asih dengar. Masih suara wanita, dan kali ini, Asih berniat mencarinya.

“Dari dasar sungai?” pikirnya yang justru menemukan kerajaan ikannya sebagai sumber suara. “Sumbernya benar-benar dari sana? Dari beberapa suara wanita yang menerorku, asalnya dari sana? Siapa?” pikir Asih makin penasaran.

Asih memutuskan untuk menyelinap masuk ke dalam kerajaan ikan yang sempat menjadikannya ratu. Sempat bersembunyi-bersembunyi, kehadirannya yang ketahuan dan langsung sangat dihormati, tak mematahkan niatnya untuk memastikan sumber suara yang memanggilnya. Terlebih tampaknya, dari semua silu*man ikan di sana, hanya Asih yang bisa mendengar suara teror untuknya.

“Tidak usah mengawal. Kerjakan yang lain saja atau setidaknya istirahat,” ucap Asih yang langsung disambut anggukan atuh dari kedelapan silu*man ikan yang mengawal. Ada empat laki-laki, juga empat wanita ikan yang beranjak meninggalkannya.

Setelah memastikan kedelapannya pergi, Asih memutuskan untuk melanjutkan penyelidikannya. Ia bergerak masuk dengan tubuhnya yang masih menjadi setengah ikan. Ini menjadi kali pertama ia memasuki kerajaan ikannya lebih dalam. Beberapa dari mereka yang ia lewati, sudah langsung menyambutnya dengan senyum santun. Semuanya kompak menawari pengawalan, tapi lagi-lagi, Asih menolak.

Ada satu ruangan di sudut istana bagian nyaris paling belakang. “Itu ... suara itu dari sana,” pikir Asih yang jadi teringat, bahwa suara yang tengah memanggilnya mirip suara ... Lumut.

“Itu ruangan apa?” sergah Asih sengaja berbisik-bisik kepada seorang wanita ikan yang berjaga di sebelahnya. Karena hampir di setiap sudut istana selalu dijaga oleh bangsa mereka.

“Itu ruang pemujaan, atau bangsa manusia kerap menyebutnya sebagai tempat ibadah. Panglima selalu melakukan ritu*al di sana untuk kebaikan bangsa kita. Termasuk itu, agar Ratu selalu baik-baik saja. Agar Ratu selalu sehat di mana pun Ratu berada, Ratu,” jelasnya sangat santun dan sama sekali tidak berani melirik Asih.

“Jika begitu, kenapa suara yang terdengar dari sana justru sangat menggangguku?” pikir Asih.

Terpopuler

Comments

Fani Indriyani

Fani Indriyani

si lumut pastinya yg ganggu asih ya

2024-03-11

0

Firli Putrawan

Firli Putrawan

aqwa nyesel kan udah ngusir asih skrg hrs berjuang demi asih gmn pun caranya

2023-09-30

0

yenni

yenni

apakah judulnya novelnya diganti??

2023-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Awal Mula
2 2 : Gangguan Dan Teror
3 3 : Teror Gendis yang Masih Berlanjut
4 4 : Wasiat Bapak Dan Mamak
5 5 : Bunu*uh, Atau Nikahi?
6 6 : Asih
7 7 : Kembali Ke Daratan
8 8 : Perasaan yang Aneh
9 9 : Bukan Hanya Kebetulan
10 10 : Kiriman Gun-a—Guna-a
11 11 : Ada yang Mengincar Asih
12 12 : Kecewa
13 13 : Saling Membutuhkan
14 14 : Menghukum Dan Menggunakan Kekuatan
15 15 : Teror Tak Kasatmata yang Masih Berlanjut
16 16 : Enggak Beres!
17 17 : Desa Mati dan Dimensi Lain
18 18 : Ujian Untuk Asih
19 19 : Persekutu—an Dengan Wewegombel
20 20 : Rahasia Bibi Sujiah
21 21 : Pertemuan Gendis dan Pak Sanusi
22 22 : Mitos dan Ilmu Hitam
23 23 : Sisi Baik Dari Tersesatnya Asih
24 24 : Tolak Bala
25 25 : Guna-Guna yang Mental
26 26 : Kedatangan Dewi, Kemunculan Lumut, dan Hantu Kepala Pak Sanusi
27 27 : Ijab Kabul
28 28 : Ada yang Tidak Suka?
29 29 : Kompak Cemburu
30 30 : Ketakutan Aqwa
31 31 : Mendadak Ritua-l
32 32 : Rencana Jahat Di Balik Permohonan Pertolongan
33 33 : Menyusun Rencana dan Misi
34 34 : Tolong, Sih!
35 35 : Lancang!
36 36 : Pertolongan Dari Leluhur
37 37 : Mengorbankan Asih?
38 38 : Perang Lelembut
39 39 : Pe-rang Belum Usai
40 40 : Janji Asih
41 41 : Asih Sang Ratu Ikan
42 42 : Janin Berkekuatan Super
43 43 : Kekuatan Luar Biasa
44 44 : Kembalinya Raja dan Ratu Ikan
45 45 : Akhirnya Kembali
46 46 : Istri Amnesia
47 47 : Berusaha Romantis
48 48 : Kenapa Harus Asih?
49 49 : Hanya Sementara
50 50 : Berhawa Panas
51 51 : Masih Berusaha Menghindar
52 52 : Laptop Aqwa
53 53 : Mengerikan, Tapi Penasaran
54 54 : Rasuk
55 55 : Medan Magnet Dari Laptop Aqwa
56 56 : Memasuki Dunia Komik
57 57 : Memulai Misi
58 58 : Mirip Kejadian Nyata
59 59 : Tolong Selesaikan Kasus Ini!
60 60 : Paman Ratno dan Melarikan Diri
61 61 : T—Tolong!
62 62 : Lorong Waktu
63 63 : Masih Berlanjut
64 64 : Misi Menumba—lkan Ibu Samirah
65 65 : Sesuai Rencana!
66 66 : Kemenangan
67 67 : Rencana Selamatan
68 68 : Laki-Laki Di Mimpi Aqwa
69 69 : Henru
70 70 : Buto Ijo
71 71 : Kekuatan Pelet
72 72 : Masa Lalu Dan Sakit Hati
73 73 : Level Sayang
74 74 : Resep Dari Opa
75 75 : Ketakutan Aqwa
76 76 : Ungkapan Isi Hati Asih
77 77 : Saling Melengkapi
78 78 : Situasi yang Mendadak Mencekam
79 79 : Susuk yang Rontok
80 80 : Semuanya Sudah Berlalu
81 81 : Dipuas-Puasin
82 82 : Resepsi
83 Tamat
84 Novel : Mendadak Menikah Mantan
85 Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
86 Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
87 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
88 Novel : Tumbal Pengantin Kebaya Merah
89 Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1 : Awal Mula
2
2 : Gangguan Dan Teror
3
3 : Teror Gendis yang Masih Berlanjut
4
4 : Wasiat Bapak Dan Mamak
5
5 : Bunu*uh, Atau Nikahi?
6
6 : Asih
7
7 : Kembali Ke Daratan
8
8 : Perasaan yang Aneh
9
9 : Bukan Hanya Kebetulan
10
10 : Kiriman Gun-a—Guna-a
11
11 : Ada yang Mengincar Asih
12
12 : Kecewa
13
13 : Saling Membutuhkan
14
14 : Menghukum Dan Menggunakan Kekuatan
15
15 : Teror Tak Kasatmata yang Masih Berlanjut
16
16 : Enggak Beres!
17
17 : Desa Mati dan Dimensi Lain
18
18 : Ujian Untuk Asih
19
19 : Persekutu—an Dengan Wewegombel
20
20 : Rahasia Bibi Sujiah
21
21 : Pertemuan Gendis dan Pak Sanusi
22
22 : Mitos dan Ilmu Hitam
23
23 : Sisi Baik Dari Tersesatnya Asih
24
24 : Tolak Bala
25
25 : Guna-Guna yang Mental
26
26 : Kedatangan Dewi, Kemunculan Lumut, dan Hantu Kepala Pak Sanusi
27
27 : Ijab Kabul
28
28 : Ada yang Tidak Suka?
29
29 : Kompak Cemburu
30
30 : Ketakutan Aqwa
31
31 : Mendadak Ritua-l
32
32 : Rencana Jahat Di Balik Permohonan Pertolongan
33
33 : Menyusun Rencana dan Misi
34
34 : Tolong, Sih!
35
35 : Lancang!
36
36 : Pertolongan Dari Leluhur
37
37 : Mengorbankan Asih?
38
38 : Perang Lelembut
39
39 : Pe-rang Belum Usai
40
40 : Janji Asih
41
41 : Asih Sang Ratu Ikan
42
42 : Janin Berkekuatan Super
43
43 : Kekuatan Luar Biasa
44
44 : Kembalinya Raja dan Ratu Ikan
45
45 : Akhirnya Kembali
46
46 : Istri Amnesia
47
47 : Berusaha Romantis
48
48 : Kenapa Harus Asih?
49
49 : Hanya Sementara
50
50 : Berhawa Panas
51
51 : Masih Berusaha Menghindar
52
52 : Laptop Aqwa
53
53 : Mengerikan, Tapi Penasaran
54
54 : Rasuk
55
55 : Medan Magnet Dari Laptop Aqwa
56
56 : Memasuki Dunia Komik
57
57 : Memulai Misi
58
58 : Mirip Kejadian Nyata
59
59 : Tolong Selesaikan Kasus Ini!
60
60 : Paman Ratno dan Melarikan Diri
61
61 : T—Tolong!
62
62 : Lorong Waktu
63
63 : Masih Berlanjut
64
64 : Misi Menumba—lkan Ibu Samirah
65
65 : Sesuai Rencana!
66
66 : Kemenangan
67
67 : Rencana Selamatan
68
68 : Laki-Laki Di Mimpi Aqwa
69
69 : Henru
70
70 : Buto Ijo
71
71 : Kekuatan Pelet
72
72 : Masa Lalu Dan Sakit Hati
73
73 : Level Sayang
74
74 : Resep Dari Opa
75
75 : Ketakutan Aqwa
76
76 : Ungkapan Isi Hati Asih
77
77 : Saling Melengkapi
78
78 : Situasi yang Mendadak Mencekam
79
79 : Susuk yang Rontok
80
80 : Semuanya Sudah Berlalu
81
81 : Dipuas-Puasin
82
82 : Resepsi
83
Tamat
84
Novel : Mendadak Menikah Mantan
85
Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
86
Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
87
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
88
Novel : Tumbal Pengantin Kebaya Merah
89
Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!