17 : Desa Mati dan Dimensi Lain

Sudah terasa sangat lama. Asih bahkan sudah merasa sangat lelah, termasuk langit yang pada akhirnya menjadi semakin petang, tapi jalan yang Asih lewati masih itu, itu saja. Tak kalah mencolok, satu persatu dari penghuni sana yang buru-buru masuk rumah.

Bertahan di sana membuat Asih tidak bisa membedakan mana yang halusinasi, mana yang kenyataan. Semuanya tampak tidak nyata, tapi mereka jelas memenuhi mata.

“Ada apa dengan desa ini? Apakah ini desa hantu? Atau aku justru terjebak di dimensi lain dan masih berkaitan dengan teror tak kasatmata yang aku dapatkan?”

“Karena jika memang rituaal di tempat ibadah kerajaan ikan untuk kebaikanku, kenapa kini hasilnya justru begini? Kenapa semenjak menjadi bagian dari mereka, hidupku jadi terlunta-lunta?”

“Aku tersesat di tempat yang mirip desa mati. Kanan kiri kebanyakan mirip hutan. Rumah gubuk reyot dan tampak sangat tua. Manusia berwajah datar tanpa ada sedikit pun tanda-tanda mereka hidup selayaknya manusia normal. Selain mereka yang memang akan berubah menjadi sangat menakutkan ketika aku berekspresi lebih, apalagi mengusik mereka bahkan itu meski untuk menyapa.”

“Malam akan datang, ... dan aku benar-benar takut.” Asih menunduk dalam, hingga pandangannya mendapati perut buncitnya yang sedari awal ia melangkah berusaha keluar dari desa tersebut, ia tahan menggunakan kedua tangan.

Asih berangsur menghela napas dalam sekaligus berat. Rasanya benar-benar membuatnya frustra*si. Terlebih setelah ia melanjutkan langkah, ia justru kembali ada di depan rumah sang bibi.

“Selelah ini ... aku seolah tidak diizinkan pergi. Namun jika aku bertahan di sini, bibi pasti akan terus memaksaku untuk aborssi,” batin Asih.

Suasana malam akan membuat situasi di sana sangat mengerikan. Kesunyian menjadi warna utama. Karena jangankan suara kokok ayam dan cicit burung, suara jangkrik saja nyaris tidak ada.

“Waktu petang apalagi malam Selasa kliwon, jangan keluyuran kalau kamu enggak ingin ditemenin!” ucap bibi Sujiah dengan ucapan yang kembali mirip petuah.

“Biasanya kalau malam kliwon khususnya Jumat dan Selasa, ada saja yang menjalani gebrak rituaal.” Satu nampan berisi nasi dengan aneka lauk pauk dan tampak sangat lezat, bibi Sujiah sajikan. “Ini dimakan. Kamu pasti lapar.”

Yang Asih bingungkan, dari mana sang bibi mendapatkan semua makanan itu? Padahal jika Asih amati, di sana tidak ada bahan makanan apa pun selain air minum. Karena jangankan ikan dan ayam, sekadar beras saja tidak ada. Termasuk itu, di rumah bibi Sujiah yang mungil, juga hanya ada satu amben dan sebuah kursi kayu sekaligus meja. Tak ada benda mewah, bahkan itu makanan.

Terlepas dari semuanya, Asih yang telanjur merasa ada yang tidak beres, juga enggan memakan makanan lezat itu, meski ia sendiri sedang sangat lapar. Terlebih Asih sudah sering diwanti-wanti oleh orang tuanya maupun Aqwa sekeluarga, bahwa Asih tidak boleh asal makan di tempat mencurigakan, apalagi yang kiranya sudah membuat tidak nyaman. Sebab hal gaib dan kerap dianggap tabu bahkan disepelekan, memang ada. Tak jarang, biasanya yang sudah sampai memakan jamuan, akan linglung atau malah gampang disesatkan.

“Jangan-jangan, gara-gara aku sudah minum air minum pemberian Bibi, aku jadi enggak bisa keluar dari desa ini, ya?” pikir Asih.

“Dan, aku jadi curiga, sebenarnya wanita di hadapanku juga bukan bibiku. Apalagi di setiap aku tanya jalan pulang, dia bilang enggak akan pernah ada jalan pulang, jika aku tidak aborssi,” pikir Asih lagi yang kemudian berkata dengan sedih, “Aku enggak lapar, Bi. Aku mau balik ke rumah bosku saja.”

“Dengan perut kamu yang begitu?” Bibi Sujiah sudah langsung menanggapi dengan sinis.

Asih yakin, wanita di hadapannya sudah langsung murka kepadanya. Tatapannya saja sudah langsung berbeda, selain rahang wanita itu yang menegang, hingga pipinya yang bergelambir, tampak agak gemetaran.

Asih yang masih menatap lurus kedua mata bibi Sujiah dengan tatapan lelahnya berangsur mengangguk. “Iya, Bi. Enggak apa-apa. Mereka orang baik. Kalau memang Bibi tidak mau mengantarku, tolong tunjukan arah jalan agar aku bisa keluar dari sini.” Asih benar-benar memohon. Terlebih apa yang ia lakukan juga demi keselamatan jabang bayi dalam rahimnya.

Padahal, niat hati beristirahat sekaligus mendapatkan perlindungan dari sang bibi, kini Asih justru mengalami banyak hal di luar nalar. Belum lagi, bibi Sujiah yang tak hentinya memaksanya untuk aborssi.

“Aku mau salat.” Tiba-tiba saja mulut Asih berucap demikian. Asih bahkan tak percaya jika kalimat itu terucap dari bibirnya. Sebab sejauh ini, ibadah termasuk itu salat sama sekali tidak ada di ingatan apalagi kehidupannya.

“Iya, ... selama ini aku kenapa? Kenapa sekadar salat saja sampai lupa?” pikir Asih lagi yang detik itu juga langsung ingat omelan Aqwa. Iya, Aqwa akan terus mengingatkannya untuk salat, menganggapnya sakti melebihi malaikat andai Asih lalai melakukannya.

“Ngapain kamu salat? Dapat duit kamu, kalau salat? Aborssi saja bisa bikin kamu dapat duit, selain kamu yang juga terhindar dari malu karena melahirkan anak tanpa bapak. Selain itu, menggunakan duit dari aborssi, kamu juga bisa mulai usaha!” omel bibi Sujiah langsung marah-marah.

Namun, Asih tidak peduli. Asih memilih melangkah ke belakang, menuju sumur dan keberadaannya memang tidak begitu jauh dari pintu dapur. Asih akan wudu dan menunaikan salat yang baginya sudah terlalu lama ia tinggalkan.

“Jangan keluar waktu petang apalagi kamu sedang hamil! Ganderowo dan wewegombel siap menjemputmu!” lantang bibi Sujiah yang lebih mirip sumpah serapah.

Air mata Asih akhirnya mengalir meluapkan kesedihan yang ia rasa. Ia makin yakin bahwa di sana memang tidak beres termasuk dengan sang bibi. Kini, hanya doa sekaligus ibadah yang bisa ia gunakan sebagai senjatta. Sebab ia sudah berusaha jalan ke sana kemari guna menemukan jalan keluar dari desa keberadaannya, tapi hasilnya tetap tidak ada.

Seolah sumpah serapah bibi Sujiah bukan bualan belaka, sosok tinggi besar dan wajahnya sangat seram berambut panjang gimbal, sudah ada di balik pintu menuju belakang rumah bibi Sujiah, yang Asih buka. Sosok tersebut sudah langsung menatap bengis kedua mata Asih dengan mata merah menyala. Air mata Asih makin berjatuhan karenanya. Namun, di tengah tubuhnya yang sampai panas dingin merinding, juga kedua tangannya yang mulai gemetaran, Asih memantapkan tekadnya. Wanita yang sampai saat ini tak memakai kerudung karena Asih saja bingung, ke mana kerudung yang sempat dipakai, melewati sosok hitam bertubuh besar yang menghadang.

Akan tetapi, memutuskan beribadah membuat Asih dihadapkan pada banyak sosok mengerikan. Kini saja, Asih masih harus menghadapi sosok wanita berpayyudara besar yang panjangnya nyaris menyentuh tanah. Seolah ingin membuat nyali sekaligus mental Asih ketakutan bahkan babak belur, sosok wanita berambut panjang gimbal itu juga tak segan tertawa nyaring sekaligus menggema.

“Hahahahahahahahaha!”

Terpopuler

Comments

Indah Permatasari

Indah Permatasari

entah kenapa rasanya tulisan suara wewekgombel yg ketawa kyk terngiang2 di telinga....
dh mulai halusinasi nih akunya /Facepalm/

oya kak...
aku baru aja nyoba nulis, mampir ya ke tulisanku yg amatiran, mksih 😁

2024-01-12

0

Permata Diany

Permata Diany

semangat kak

2023-10-01

0

Appleeza

Appleeza

hari ni tiada update kak?

2023-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Awal Mula
2 2 : Gangguan Dan Teror
3 3 : Teror Gendis yang Masih Berlanjut
4 4 : Wasiat Bapak Dan Mamak
5 5 : Bunu*uh, Atau Nikahi?
6 6 : Asih
7 7 : Kembali Ke Daratan
8 8 : Perasaan yang Aneh
9 9 : Bukan Hanya Kebetulan
10 10 : Kiriman Gun-a—Guna-a
11 11 : Ada yang Mengincar Asih
12 12 : Kecewa
13 13 : Saling Membutuhkan
14 14 : Menghukum Dan Menggunakan Kekuatan
15 15 : Teror Tak Kasatmata yang Masih Berlanjut
16 16 : Enggak Beres!
17 17 : Desa Mati dan Dimensi Lain
18 18 : Ujian Untuk Asih
19 19 : Persekutu—an Dengan Wewegombel
20 20 : Rahasia Bibi Sujiah
21 21 : Pertemuan Gendis dan Pak Sanusi
22 22 : Mitos dan Ilmu Hitam
23 23 : Sisi Baik Dari Tersesatnya Asih
24 24 : Tolak Bala
25 25 : Guna-Guna yang Mental
26 26 : Kedatangan Dewi, Kemunculan Lumut, dan Hantu Kepala Pak Sanusi
27 27 : Ijab Kabul
28 28 : Ada yang Tidak Suka?
29 29 : Kompak Cemburu
30 30 : Ketakutan Aqwa
31 31 : Mendadak Ritua-l
32 32 : Rencana Jahat Di Balik Permohonan Pertolongan
33 33 : Menyusun Rencana dan Misi
34 34 : Tolong, Sih!
35 35 : Lancang!
36 36 : Pertolongan Dari Leluhur
37 37 : Mengorbankan Asih?
38 38 : Perang Lelembut
39 39 : Pe-rang Belum Usai
40 40 : Janji Asih
41 41 : Asih Sang Ratu Ikan
42 42 : Janin Berkekuatan Super
43 43 : Kekuatan Luar Biasa
44 44 : Kembalinya Raja dan Ratu Ikan
45 45 : Akhirnya Kembali
46 46 : Istri Amnesia
47 47 : Berusaha Romantis
48 48 : Kenapa Harus Asih?
49 49 : Hanya Sementara
50 50 : Berhawa Panas
51 51 : Masih Berusaha Menghindar
52 52 : Laptop Aqwa
53 53 : Mengerikan, Tapi Penasaran
54 54 : Rasuk
55 55 : Medan Magnet Dari Laptop Aqwa
56 56 : Memasuki Dunia Komik
57 57 : Memulai Misi
58 58 : Mirip Kejadian Nyata
59 59 : Tolong Selesaikan Kasus Ini!
60 60 : Paman Ratno dan Melarikan Diri
61 61 : T—Tolong!
62 62 : Lorong Waktu
63 63 : Masih Berlanjut
64 64 : Misi Menumba—lkan Ibu Samirah
65 65 : Sesuai Rencana!
66 66 : Kemenangan
67 67 : Rencana Selamatan
68 68 : Laki-Laki Di Mimpi Aqwa
69 69 : Henru
70 70 : Buto Ijo
71 71 : Kekuatan Pelet
72 72 : Masa Lalu Dan Sakit Hati
73 73 : Level Sayang
74 74 : Resep Dari Opa
75 75 : Ketakutan Aqwa
76 76 : Ungkapan Isi Hati Asih
77 77 : Saling Melengkapi
78 78 : Situasi yang Mendadak Mencekam
79 79 : Susuk yang Rontok
80 80 : Semuanya Sudah Berlalu
81 81 : Dipuas-Puasin
82 82 : Resepsi
83 Tamat
84 Novel : Mendadak Menikah Mantan
85 Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
86 Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
87 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
88 Novel : Tumbal Pengantin Kebaya Merah
89 Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1 : Awal Mula
2
2 : Gangguan Dan Teror
3
3 : Teror Gendis yang Masih Berlanjut
4
4 : Wasiat Bapak Dan Mamak
5
5 : Bunu*uh, Atau Nikahi?
6
6 : Asih
7
7 : Kembali Ke Daratan
8
8 : Perasaan yang Aneh
9
9 : Bukan Hanya Kebetulan
10
10 : Kiriman Gun-a—Guna-a
11
11 : Ada yang Mengincar Asih
12
12 : Kecewa
13
13 : Saling Membutuhkan
14
14 : Menghukum Dan Menggunakan Kekuatan
15
15 : Teror Tak Kasatmata yang Masih Berlanjut
16
16 : Enggak Beres!
17
17 : Desa Mati dan Dimensi Lain
18
18 : Ujian Untuk Asih
19
19 : Persekutu—an Dengan Wewegombel
20
20 : Rahasia Bibi Sujiah
21
21 : Pertemuan Gendis dan Pak Sanusi
22
22 : Mitos dan Ilmu Hitam
23
23 : Sisi Baik Dari Tersesatnya Asih
24
24 : Tolak Bala
25
25 : Guna-Guna yang Mental
26
26 : Kedatangan Dewi, Kemunculan Lumut, dan Hantu Kepala Pak Sanusi
27
27 : Ijab Kabul
28
28 : Ada yang Tidak Suka?
29
29 : Kompak Cemburu
30
30 : Ketakutan Aqwa
31
31 : Mendadak Ritua-l
32
32 : Rencana Jahat Di Balik Permohonan Pertolongan
33
33 : Menyusun Rencana dan Misi
34
34 : Tolong, Sih!
35
35 : Lancang!
36
36 : Pertolongan Dari Leluhur
37
37 : Mengorbankan Asih?
38
38 : Perang Lelembut
39
39 : Pe-rang Belum Usai
40
40 : Janji Asih
41
41 : Asih Sang Ratu Ikan
42
42 : Janin Berkekuatan Super
43
43 : Kekuatan Luar Biasa
44
44 : Kembalinya Raja dan Ratu Ikan
45
45 : Akhirnya Kembali
46
46 : Istri Amnesia
47
47 : Berusaha Romantis
48
48 : Kenapa Harus Asih?
49
49 : Hanya Sementara
50
50 : Berhawa Panas
51
51 : Masih Berusaha Menghindar
52
52 : Laptop Aqwa
53
53 : Mengerikan, Tapi Penasaran
54
54 : Rasuk
55
55 : Medan Magnet Dari Laptop Aqwa
56
56 : Memasuki Dunia Komik
57
57 : Memulai Misi
58
58 : Mirip Kejadian Nyata
59
59 : Tolong Selesaikan Kasus Ini!
60
60 : Paman Ratno dan Melarikan Diri
61
61 : T—Tolong!
62
62 : Lorong Waktu
63
63 : Masih Berlanjut
64
64 : Misi Menumba—lkan Ibu Samirah
65
65 : Sesuai Rencana!
66
66 : Kemenangan
67
67 : Rencana Selamatan
68
68 : Laki-Laki Di Mimpi Aqwa
69
69 : Henru
70
70 : Buto Ijo
71
71 : Kekuatan Pelet
72
72 : Masa Lalu Dan Sakit Hati
73
73 : Level Sayang
74
74 : Resep Dari Opa
75
75 : Ketakutan Aqwa
76
76 : Ungkapan Isi Hati Asih
77
77 : Saling Melengkapi
78
78 : Situasi yang Mendadak Mencekam
79
79 : Susuk yang Rontok
80
80 : Semuanya Sudah Berlalu
81
81 : Dipuas-Puasin
82
82 : Resepsi
83
Tamat
84
Novel : Mendadak Menikah Mantan
85
Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
86
Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
87
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
88
Novel : Tumbal Pengantin Kebaya Merah
89
Novel Baru : Pengantin Samaran Milik Tuan Muda Pura-Pura Lumpuh Dan Buruk Rupa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!