Seleksi Peserta SurBak

Tak terasa sudah satu pekan Zea tinggal di asrama, dan hari ini Zea dikunjungi Ira dan Azzam di ruang tamu asrama.

"Zea, jaga diri kamu baik-baik ya. Doakan mbak, supaya mbak bisa melahirkan dengan lancar dan selamat." kata Ira.

"Iya mbak, pasti. Doa terbaik buat mbak Ira dan si utun... Heh dek, jangan lama-lama di perut ya. Lo ga kangen apa ama aunti? Entar aunti ajarin silat deh kalau lo cowok, tapi kalau lo cewek, ya tenang aja, aunti bakal tetep ajarin lo bela diri." kata Zea yang kemudian mendapat pukulan buku di kepalanya.

'Puk'

"Aduh, ih si abang nih apaan sih. Orang Zea lagi ngobrol sama si utun juga." sungut Zea sambil mengelus kepalanya yang tertutup jilbab.

"Kalau ngomong itu yang bagus-bagus. Belum juga lahir, udah mau diajak duel aja lo!" protes Azzam.

"Emang ga boleh?" tanya Zea.

"Ya ga boleh lah. Yang bagus-bagus aja ngomongnya." kata Azzam.

"Iya iya. Siap pak Ustadz." jawab Zea sambil hormat.

"Ya udah ya dek. Mbak pamit, di sini jaga sikap, semoga Zea betah ya di sini. Kalau ada kesulitan atau ada masalah, jangan sungkan lapor sama mbak Ana atau ustadz Furqon. Keduanya teman abangmu." pesan Ira.

"Iya mbak, siap." jawab Zea.

"Lo tu siap siap mulu, beneran bisa dijaga ga tuh sikapnya? Awas ya lo, kalau sampai entar ada laporan dari BK, atau dari asrama, kalau lo bikin ulah, abang siap turun tangan." ancam Azzam.

"Ya elah bang, ga percayaan amat sih sama adek sendiri? Lama-lama ketularan juga ya bang sama bang Ayyub?" keluh Zea.

"Bukannya ketularan, tapi sekarang abang udah paham sifat elo yang sebenarnya. Kalau dulu kan, abang sibuk sekolah terus." jawab Azzam.

"Ya udah, sana. Keburu malem, kasian mbak Kiranya." kata Zea.

"Lo ngusir?" tanya Azzam.

"Astagfirullah bang...engga. Gue cuma ngingetin aja, itu mbak Ira keburu pegel nungguin elu." jawab Zea.

"Hehehe, okey lah siap. Jaga diri baik-baik ya Dek. Inget, jangan bikin ulah." kata Azzam sambil mengusap kepala Zea.

"Iya iya. Bawel ah. Nitip salam ya buat ayah sama bunda. Sama bang Ayyub juga." kata Zea.

"Ayyub juga kebagian salam?" tanya Azzam menggoda.

"Ya iya lah bang, gitu-gitu dia tetep abang gue. Jangan lupa tu, surat di kasihkan mereka. Sama hadiahnya juga." kata Zea.

"Iya iya. Adekku sayang " jawab Azzam.

Ira hanya geleng-geleng kepala, menanggapi ocehan kedua orang kakak beradik itu. Zeapun menghampiri Ira dan mengecup perut buncit Ira.

"Kalo lahiran, kabar-kabar ya mbak." kata Zea sambil mengelus perut ira.

"Iya." jawab Ira.

"Ya udah ya, kita pamit." kata Azzam.

"Ya bang." jawab Zea sambil mengecup tangan Azzam.

Ustadz Furqon dan Istrinya juga dipamiti dan di amanahi untuk menjaga adik Azzam.

Setelah melepas kepergian kakak-kakaknya, Zea kembali ke kamarnya, dan melakukan aktivitas hariannya.

💕💕💕

Keesokan harinya, Zea dan Althaf melakukan rapat kecil terkait hasil dari pengamatan mereka selama satu pekan kemarin. Mereka diamanahi waka kesiswaan untuk menyeleksi anggota Dewan Ambalan yang nantinya akan di ikut sertakan dalam kegiatan Survival Bakti.

"Shanas mau diikutkan?" tanya Althaf.

"Dia rajin lho. Kalau berdasarkan juknis dan juklak yang kita terima, dia masuk kategori lho." jawab Zea.

"Tapi, misal ga diikutsertakan gitu gimana" tanya Althaf.

"Ya kita kudu profesional lah Thaf, ga mencampuradukkan urusan organisasi dengan urusan pribadi." jawab Zea.

"Hem... ya udah, terserah kamu aja lah. Kalau menurutku sih. gausah. karena dia ga pinya sikap dan adab yang baik. Takutnya nanti di snaa dia bikin ulah." kata Althaf.

"Engga. InshaaAllah engga. Lagipula. ini nama kan masih di seleksi lagi sama kak Syamil, bu Nia dan pak Ilham." jawab Zea.

"Iya juga sih." gumam Althaf.

"Yang jelas, kita juga termasuk orang yang diseleksi." kata Zea.

"Lhoh. kok gitu? Lha nanti kalau kita ga kepilih gimana?" tanya Althaf.

"Ya, kalau gue sih, santai aja. Ga beban. Hehehe." jawab Zea.

"Ya ga bisa lah Ze. Kamu sama aku itu harus ikut, karena kita bertugas mengkoordinir temen-temen." sanggah Althaf.

"Iya iya...okey." jawab Zea.

"Ya udah, yuk kita serahkan laporan ini ke pak Ilham Biar pak Ilham yang menyerahkan kepada kak Syamil." kata Zea.

"Okey." jawab Althaf.

Siang hingga sore hari mereka berlatih dengan sungguh-sungguh. Karena hari ini adalah hari penentuan, siapa saja yang akan dipilih untuk mengikuti kegiatan survival bakti.

"Bu Nia, ini saya sudah menentukan pilihan ya, salah satunya ini tadi ada pesan dari pak Waka, bahwa wajib tiga orang yang saya beri tanda ini, masuk pilihan. Karena yang dua ini akan menjadi koordinator, dan yang satu ini dia sangat berpengaruh pada pihak sekolahan. Orangtuanya siap mendukung kegiatan asalkan anaknya mengikuti." pesan pak Ilham kepada bu Nia saat mereka akan menyampaikan pengumuman.

"Baik pak." jawab bu Nia selaku pembina dewan ambalan putri.

"Kak Syamil, nanti anda saja yang menyampaikan kepada anak-anak." kata bu Nia.

"Kenapa tidak anda saja bu? Selaku guru di sekolah ini?" tanya Syamil.

"Tidak kak, ada baiknya pilihan terakhir jatuh ke tangan anda, karena anda pihak luar sekolah. Itu lebih adil rasanya." jawab bu Nia.

"Baiklah bu." jawab Syamil.

Syamilpun berdiri di hadapan para anggota dewan ambalan yang siap mendengar pengumuman hasil seleksi selama satu pekan.

"Baik adik-adik, hari ini adalah hari penentuan peserta survival bakti. Bagi yang nanti saya sebut namanya, bisa membuat barisan di sebelah kanan saya. dan bagi yang tidak saya sebut namanya, jangan berkecil hati, InshaaAllah lain waktu akan diikutsertakan pada even yang lain. Kalian mengerti?" tanya Syamil.

"Siap, mengerti." jawab para peserta.

Syamilpun membacakan satu persatu nama calon peserta Survival bakti. Dan nama yang terakhir di panggil, adalah nama Shanas, membuat Zea dan Althaf saling berpandangan dan berbincang dalam isyarat mata.

Dengan angkuh, Shanas berjalan dengan senyum lebarnya, dan mengerlingkan matanya dengan genit pada Syamil.

"Baik, untuk yang belum terpilih, kalian boleh istirahat di sini duli, atau boleh juga pulang." kata Syamil. Dan merekapun balik badan membubarkan barisan lalu ada yang masih beristirahat di sana, asa juga yang langsung pulang. Sedangkan yang terpilih mengikuti survival bakti, mereka masih dalam barisan yang rapi. Syamilpun memberi beberapa arahan dan nasehat untuk kegiatan persiapan menjelang acara. Setelah dirasa cukup, merekapun dibubarkan dan pulang ke rumah masing-masing.

"Zea." panggil Theo.

"Eh. Te, kenapa?" tanya Zea.

"Lo sensi ya sama aku? Sampe aku ga dipilih ikut survival?" tanya Theo.

"Engga, kan seleksi itu yang menyeleksi kakak-kakak pembina, gue sama Althaf cuma melaporkan hasil pengamatan kita selama satu pekan ini, dan mereka yang menilainya. Jadi ya sorry, nama lo ga terdaftar." jelas Zea.

"Aku kecewa Ze." kata Theo dengan wajah murung.

"Ya udah lah Te, tenang aja. Masih banyak even lain yang akan diikuti kan? Lagian ni ya, kalau lo ga ikut. elo kan bisa tu nyatetin gue pelajaran selama gue ikut acara." kata Zea.

"Ah, males banget." keluh Theo.

"Hehe, ya Pulang dulu sana. Gue mau buru-buru balik ke asrama nih, Gue mau nyuci baju, udah numpuk tuh baju gue. Besok senin ga punya baju seragam gue karena ga nyuci." kata Zea.

"Ya udah sana. Aku pulang ya."

"Iya."

Terpopuler

Comments

Herry Murniasih

Herry Murniasih

Shanas ikut kira2 bikin ulah ga yah apalagi dia suka caper sama Syamil, tapi Syamil lebih banyak berinteraksi sama Zea

2023-11-05

0

lihat semua
Episodes
1 Kakak Pembina
2 Abdi Negara
3 Pesona Kakak Pembina
4 Pertolongan
5 Perpisahan
6 Pindah
7 Pria Asing
8 Putus di hadapanku
9 Bersirat Lidah
10 Dua Pilihan
11 Pertemuan
12 Alasan Azzam
13 Kamar Baru
14 Cowok Idola?
15 Berangkat sekolah
16 Teman Lama
17 Seleksi Peserta SurBak
18 Kamu?
19 Tidak Dapat Pintu
20 Es Batu
21 Es Batu 2
22 Zea Aqilla
23 Survival Bakti
24 Ngeselin
25 Capek
26 Hutan Larangan
27 Hutan Larangan 2
28 Luka
29 Surat Pemberitahuan
30 Bekalku
31 Tamu Siang
32 Kompas
33 Melepasmu
34 Kemah Pelajar Lintas Agama
35 Teman Masa Kecil
36 Sahabat kakak Teman Baruku
37 Cukup
38 Uang Receh
39 Unik
40 Jealous
41 Nikah atau Pisah
42 Perpisahan
43 Senyumanmu
44 Menjadi Imam
45 Motivasi
46 Cie cie
47 Siapa yang kamu cintai?
48 Kamu Gapapa?
49 Hidayah
50 Dosenku
51 Oh, ternyata
52 Mata-mata?
53 Ketemuan
54 Di Taman Kota
55 Kenapa?
56 Fauzi Sakit
57 di Koridor
58 Ceweknya?
59 Berbunga-bunga
60 Zahra...
61 Pergi tanpa Pamit
62 Mencari orang yang mencarinya
63 Sebuah Alasan
64 Mengundurkan Diri
65 Pengganti
66 Informasi
67 Bercanda?
68 Saat Pembekalan
69 Kesempatan dalam Kesempitan
70 Jealous ya?
71 Maaf Kak
72 Congratulation
73 Congratulation 2
74 Maksudnya?
75 Tamu Malam
76 Mengikhlaskannya
77 Umiiii
78 Perihal Jodoh
79 Belajar Mencintai
80 Belajar Mencintai 2
81 Rasa Yang Masih Tersisa
82 Tamu Di Al-Amin
83 Salah Paham
84 Naya...
85 Aku Disampingmu
86 Aku Disampingmu 2
87 Kembali Pulang
88 Tangis Bahagia dan Kabar Apa?
89 Duka di hari Bahagia
90 Malam Di Hutan
91 Pingsan
92 Konsultasi
93 Syamil Junior
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Kakak Pembina
2
Abdi Negara
3
Pesona Kakak Pembina
4
Pertolongan
5
Perpisahan
6
Pindah
7
Pria Asing
8
Putus di hadapanku
9
Bersirat Lidah
10
Dua Pilihan
11
Pertemuan
12
Alasan Azzam
13
Kamar Baru
14
Cowok Idola?
15
Berangkat sekolah
16
Teman Lama
17
Seleksi Peserta SurBak
18
Kamu?
19
Tidak Dapat Pintu
20
Es Batu
21
Es Batu 2
22
Zea Aqilla
23
Survival Bakti
24
Ngeselin
25
Capek
26
Hutan Larangan
27
Hutan Larangan 2
28
Luka
29
Surat Pemberitahuan
30
Bekalku
31
Tamu Siang
32
Kompas
33
Melepasmu
34
Kemah Pelajar Lintas Agama
35
Teman Masa Kecil
36
Sahabat kakak Teman Baruku
37
Cukup
38
Uang Receh
39
Unik
40
Jealous
41
Nikah atau Pisah
42
Perpisahan
43
Senyumanmu
44
Menjadi Imam
45
Motivasi
46
Cie cie
47
Siapa yang kamu cintai?
48
Kamu Gapapa?
49
Hidayah
50
Dosenku
51
Oh, ternyata
52
Mata-mata?
53
Ketemuan
54
Di Taman Kota
55
Kenapa?
56
Fauzi Sakit
57
di Koridor
58
Ceweknya?
59
Berbunga-bunga
60
Zahra...
61
Pergi tanpa Pamit
62
Mencari orang yang mencarinya
63
Sebuah Alasan
64
Mengundurkan Diri
65
Pengganti
66
Informasi
67
Bercanda?
68
Saat Pembekalan
69
Kesempatan dalam Kesempitan
70
Jealous ya?
71
Maaf Kak
72
Congratulation
73
Congratulation 2
74
Maksudnya?
75
Tamu Malam
76
Mengikhlaskannya
77
Umiiii
78
Perihal Jodoh
79
Belajar Mencintai
80
Belajar Mencintai 2
81
Rasa Yang Masih Tersisa
82
Tamu Di Al-Amin
83
Salah Paham
84
Naya...
85
Aku Disampingmu
86
Aku Disampingmu 2
87
Kembali Pulang
88
Tangis Bahagia dan Kabar Apa?
89
Duka di hari Bahagia
90
Malam Di Hutan
91
Pingsan
92
Konsultasi
93
Syamil Junior

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!