Siang itu Syamil masih berkutat dengan tugas-tugas sekolahnya di mata pelajaran jam terakhir. Jam sudah menunjukkan pukul 14.30, yang mana waktu belajar akan segera usai.
Kriiiing....kriiiing....kriiiing...
Bel jam perpulangan telah berbunyi, guru yang mengajar di kelas Syamil juga sudah bersiap merapikan barang bawaannya.
"Baik, itu tugasnya di lanjutkan di rumah, besok pertemuan selanjutnya langsung di kumpulkan ya. Sekian dulu pelajaran kita hari ini, Selamat siang." kata guru Matematika Syamil bernama pak Hendro.
"Ya pak..." jawab Syamil dan teman-teman sekelasnya secara serempak.
Saat sang guru sudah keluar, Syamil yang masih berusaha menyelesaikan tugasnya tak menghiraukan teman-temannya yang sudah keluar.
"Syamil nih, rajin bener..." kelakar teman perempuan Syamil yang supel.
"Hehe, iya Ra, nanggung ini, udah mau selesai, nanti malah kelupaan lagi." kata Syamil.
"Ya udah, gue duluan ya Mil." kata gadis itu.
"Iya." jawab Syamil.
Tak lama kemudian, datang sahabat Syamil yang berbeda kelas, dia datang ke kelas Syamil dan menyapanya.
"Mil, lo langsung pulang kan hari ini?" tanya sahabat Syamil yang bernama Rendi.
"Ehm, kenapa emangnya Ren?"tanya Syamil.
"Kebiasaan nih lo, kalau ditanya bukannya ngejawab malah balik nanya." sewot Rendi.
"Gue mau nebeng nih. Motor gue di sita bokap, gara-gara kemarin gue pake buat balapan, lupa ga ngisi bensin." kata Rendi.
"Hahaha, lagian elo tu kalau niat mau balapan, konsekuen juga dong isi bensin." jawab Syamil sambil terkekeh.
"Bisa kan gue nebeng?" tanya Rendi lagi.
"Lo keburu pulang ga? Kalau engga, nebeng gue gapapa. Tapi kalau keburu, nebeng yang lain aja." jawab Syamil.
"Ya engga lah. Gue malah mau main ke rumah lo aja Mil. Males di rumah, ga ada kegiatan. Mau gabung temen-temen, lagi bokek gue." kata Rendi lagi.
"Kok bisa?" tanya Syamil masih sambil merapikan bukunya yang sudah selesai dia kerjakan.
"Biasalah... kemarin abis buat nyervis motor." jawab Rendi.
Syamil geleng-geleng kepala menanggapi sikap sahabatnya satu ini. Karena dia sudah hapal betul dengan sahabatnya yang terkadang sok miliader, tapi mendadak jadi sok kere juga.
"Hari ini gue ada jadwal ngajar pramuka di SMP Nusantara, deket rumah itu. Kalau lo mau, lo ikut gue ke sana." kata Syamil.
"Ke sana? Wah, pasti ketemu cewek-cewek ABG dong? Okey lah, siap, gue mau ikut." jawab Rendi dengan semangat empat lima.
"Dasar buaya darat!" kata Syamil sambil mencangklong ranselnya.
Syamil dan Rendi berjalan menuju parkiran motor untuk mengambil motor Syamil yang terpakir di sana. Motor keluaran lama yang senantiasa di rawat Syamil dengan sepenuh hati, sehingga selalu tampak baru dan bersih. Mesinnya juga tidak kalah dengan moto-motor keluaran baru, sehingga Syamil sangat jarang mengeluhkan kondisi motornya.
"Keren ya lo Mil, motor butut begini masih keliatan kinclong aja Mil, pinter lo yang ngerawat." komentar Rendi saat menaiki motor Syamil.
"Hahaha, ya begitulah. Gue cuma berusaha menjaga barang milik gue dengan baik, karena gue sadar diri, bahwa orangtua ku bukan orang berada yang bisa langsung membelikan apa yang ku mau." jawab Syamil sambil memakai helmnya.
"Cakep... salut gue sama elo Mil. Eh, iya. gue lupa. Gue ga bawa helm Mil, soalnya tadi gue nebeng bokap naik mobil." kata Rendi sambil menepuk keningnya.
"Hahaha, lagu lama bro. Udah sering elo kaya gitu. Ya udah, ayo. Entar gampang, cari jalan tikus aja." kata Syamil.
"Wokey, siap. " jawab Rendi.
Motor Syamil melaju sampai di SMP Nusantara. Di sana sudah ada seorang pembina pramuka yang memang biasa mengajar ketika hari ekskul pramuka, yaitu hari jum'at. Dan Syamil hanya diminta untuk melatih para calon peserta jambore, di hari senin dan rabu. Selebihnya, Syamil sibuk dengan kegiatannya sendiri di Saka Bhayangkara, di kantor kwartir Cabang dan di Dewan Ambalan.
"Assalamualaikum pak Hadi." salam Syamil sambil menyalami guru mapel di SMP itu sekaligus guru yang di beri tanggung jawab sekolah untuk mendampingi ekskul pramuka.
"Wa'alaikumussalam, mas Syamil. Silakan masuk mas. Itu sementara di pegang sama pembina yang biasanya mas, namanya mas Bahtiar. Kebetulan dia hari ini free katanya, makannya dia ke sini dan melatih mereka, sambil menunggu mas Syamil." terang pak Hadi.
"Oh, ya pak, tidak masalah bagi saya." jawab Syamil.
Syamil melihat dari kejauhan, mendung tampak gelap dari arah barat, dan angin mulai terasa menerpa mereka dengan cukup kencang.
"Mil, kayaknya mau hujan ya." kata Rendi.
"Iya Ren. Lo gapapa kan di sini dulu?" tanya Syamil.
"Ya gapapa Mil. Itu barisan ga lo ambil alih dulu Mil?" tanya Rendi.
"Gue sungkan Ren. Gue ga kenal dia soalnya." jawab Syamil.
"Langkah tegap majuuuu, jalan!" titah pembina bernama Bahtiar pada pasukan PBB yang sedang di latih di tengah lapangan upacara itu.
Pasukan pun berjalan dengan menghentakkan kaki mereka dan tangan yang diayunkan dengan posisi tegap. Tampak seorang gadis berjilbab putih, yang fokus dengan aba-aba dan fokus dengan barisan nya, menjadi titik fokus Syamil.
'Gadis itu?' batin Syamil yang melihat sosok seorang Zea yang fokus dan dengan wajah serius mengikuti instruksi.
Tak lama kemudian, hujan turun dengan frekuensi yang mendadak cepat, dan titik hujan yang besar membuat tangan dan kepala terasa sakit ketika terkena terpaannya.
"Pasukan, siap grak!" teriak Bahtiar.
Syamil langsung berlari ke arah Bahtiar dengan meletakkan telapak tangannya di atas kepala untuk melindungi kepalanya dari hujan.
"Maaf kak, apa tidak sebaiknya istirahat dulu?" tanya Syamil.
"Baik." jawab Bahtiar.
"Pasukan, balik kanan, bubar jalan!" perintah Bahtiar kepada pasukan barisan.
Setelah balik kanan dan bubar jalan, mereka berlari berhamburan mencari tempat berteduh, pun begitu dengan Bahtiar yang langsung lari. Namun, saat semua berhamburan mencari tempat berteduh, seorang gadis tampak terjatuh dan memegang kakinya, seketika Syamil yang mendengar orang terjatuh langsung berbalik badan dan menghampiri orang itu.
"Maaf, saya bantu ya." tawar Syamil sambil berusaha membangunkan gadis itu, dengan tanpa melihat wajahnya.
Namun, gadis itu kesulitan untuk berdiri, saat akan dipapah Syamil, akhirnya gadis itu terjatuh lagi, sedangkan hujan sudah semakin deras, dan teman-teman yang lain sudah masuk ruangan karena angin besar dan hujan yang sudah semakin deras.
"Maaf, saya ijin menggendongmu ya, karena tidak memungkinkan jika hanya memapahmu." kata Syamil sambil bersiap membopong gadis itu, yang ternyata itu adalah Zea, gadis yang kemarin dia temani di gerbang depan saat dia menunggu jemputan.
Zea membenamkan wajahnya di dada bidang Syamil, sedangkan Syamil berusaha berjalan cepat mencari tempat berteduh, untuk meletakkan Zea yang kesakitan.
Setelah tiba di rumah kelas yang sudah disediakan oleh bu Ira, untuk berteduh para calon peserta jambore, Syamil segera meletakkan Zea di meja yang sudah disediakan bu Ira untuk Zea beristirahat.
"Zea kenapa Kak?" tanya Bu Ira cemas.
"Tadi jatuh bu, sepertinya terpeleset, dan kakinya terkilir mungkin, karena dia kesulitan untuk berdiri." jawab Syamil.
"Ya sudah, biar ibu coba obati lukanya. Dian, tolong kamu ambilkan obat-obatan di ruang UKS ya " perintah bu Ira kepada salah satu teman Zea yang berdiri mengerubungi Zea.
Namun, saat Syamil berusaha keluar dari lingkaran teman-teman Zea, dia berusaha untuk mencoba mengeringkan pakaiannya yang basah kuyup, tiba-tiba Dian dan teman-teman ceweknya melihat pesona Syamil yang rambutnya basah, baju seragam osisnya yang basah dan membuat pakaian dalamnya menerawang, serta wajah yang basah, membuat Syamil tampak lebih tampan dan menawan.
"Dian!" tegur bu Ira yang menyadari bahwa Dian juga terpesona pada sosok Syamil.
"Eh, i-iya bu?" jawab Dian gelagapan.
"Tolong ambilkan obat-obatan di ruang UKS, Sekarang!" titah bu Ira.
"Baik bu." jawab Dian yang kemudian mengajak seorang temannya untuk pergi menuju UKS.
Sedangkan Zea yang masih terbaring, menoleh ke arah Syamil yang berjalan keluar ruangan. Zea belum sempat mengucapkan terimakasih kepada Syamil, tetapi Syamil tampaknya tidak menghiraukan orang-orang disekitarnya, hingga dia menghilang dari ruangan itu.
'Terimakasih kak.' batin Zea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Herry Murniasih
cewek2 pada tebar pesona melihat Syamil 😁😁
2023-10-14
0