Chap Eight

"KAK...!!!"

Raya terus berlari mengejar ketika pagar ingin di tutup.

"Kak tunggu...!"

Eaya terus mempercepat langkah, tak peduli lagi dengan penampilan yang sudah berantakan, intinya ia tak boleh sampai kena pagi ini.

Sayangnya ia tak seberuntung biasanya, pagarnya sudah di tutup bahkan saat dirinya tinggal beberapa meter lagi.

"Aaaargh!!, cepe ah!".

Karna kesal dan lelah juga ia langsung merebahkan tubuhnya di depan pagar.

Angkasa menggelengkan kepalanya.

"Dari mana aja baru dateng?" Tanya Angkasa menyedekapkan tangan.

"Tau!"

Angkasa menghela nafas, hal apa lagi yang sedang menimpa Raya.

"Kenapa bisa telat?"

"Pikir aja sendiri!"

Raya memandang langit yang masih berwarna biru, ia mengangkat tangan, membingkai langit dan memejamkan sebelah matanya, seakan sedang memotret hal yang indah, sebuah senyuman tercipta.

"Gila... cakep banget langitnya"

"Heh!, mau masuk gak ini"

Raya melihat ke arah pemilik suara, tak menjawab, dia beranjak membersihkan tubuh.

"Menurut lo gue mau masuk gak?"

Angkasa menatap Raya dari bawah ke atas.

"Nggak sih kayaknya, yaudah gue masuk ya"

Raya panik ketika melihat Angkasa mulai menjauh.

"Eh-eh!, kak Asa!, tunggu ih gila ya!, gue juga pengen masuk!"

Angkasa berhenti melangkah, dalam otaknya ada ide brilian yang ia rasa bagus untuk di coba, ia berbalik dan kembali mendekati Raya.

"Gue bakal bukain, kalau lo bilang secara baik-baik pake bahasa yang baik, gak usah ngegas" Ucap Asa dengan senyuman jahilnya.

"Kak Asa gue mau masuk"

Raya tak bisa membohongi hatinya, ia kesal bukan main, apa harus seperti itu, persyaratannya ada saja yang di buat-buat oleh makhluk itu.

"Yang baik... Aya..."

Terlihat sederhana, namun jika bertemu spesies seperti Raya ini, mungkin itu akan lebih sulit, kecuali memang anak tersebut sedang terdesak dan pasrah.

Raya mendengus kesal.

"Eh tadi gue dah baik-baik ya anjing!"

Bahkan Travis, pak satpam, dan beberapa anak yang sedang ada disana karna hukum pun ikut menggeleng mendengarnya.

"Vis, emang ini yang dinamakan baik-baik?"

Travis terkekeh.

"Gue balik duluan ya, jan lama-lama" menepuk bahu Angkasa.

Angkasa mengangguk.

"Yang di lapangan dah selesai?"

"Belum semua, orang baru gue kasih hukumannya"

"Oh ok!"

"Yaudah gue duluan ya"

"Yo!"

Angkasa kembali menaruh atensinya dan Raya sudah memasang wajah betenya.

"Kak Asa ih!, buka..!"

Paaang!

Raya menendang pagar dengan kuat.

"Heeh, gue bilang apa tadi..."

Raya yang frustasi mengacak rambutnya asal, ia tak suka situasi ini, ia benci perintah, ia tak suka.

"Atuh ih...!, buka gak!!, kalo gak buka gue manjat!"

"Terserah, liat aja apa yang bakal gue lakuin setelah lo manjat"

Raya berdecak, ia juga tak bisa membiarkan Asa melakukan hal yang lebih jauh lagi untuk mengendalikan dirinya.

Angkasa mulai tersenyum ketika melihat Raya menarik nafas dengan mata yang tertutup.

"Kak Asa"

"Hm?"

"Tolong dong, bukain pintunya, gue mau masuk"

Angkasa tersenyum puas, ini yang ia mau dengar, ntah mengapa ia suka mendengar Raya mengucap dengan baik.

"Siap tuan putri"

Raya seakan ingin memuntahkan seluruh isi perutnya, ia mual.

"Uwek!!, uwek!"

"Aya, lo gakpapa?"

Tanya Angkasa mempercepat pembukaan gembok, ia sedikit cepas, namun saat ia berhasil membukanya hal yang tak terduga terjadi.

Raya yang tadinya mencekal pagar dan membungkuk sambil memegangi perutnya, ia memegang Angkasa dan menaruh tangannya di kening.

Raya menatap Angkasa dengan wajah yang serius.

"Wah!!!, gila!, enek banget gue!, gila-gila..., itu tadi beneran gue yang ngomong ya kak, anjirlah!"

Angkasa menghela nafas panjang, ia pikir kenapa?.

"Lo tuh ya!, gue kira kenapa?! ngagetin aja..." menoyor kening Raya hingga kepala Raya sedikit mundur kebelakang.

Raya tertawa.

"Lagian aneh-aneh aja lo kak"

"Tapi enak loh kalo cara bicara lo kaya tadi, kaya adem... gitu dengernya" Ujar Angkasa yang kembali membuat Raya tertawa.

"Apasih lo kak, Gj banget, oh iya!, mana hukuman gue?"

Raya menengadahkan tangannya.

"Gak usah, tapi lo harus janji kalau besok gak akan telat lagi"

"Yah!, gue lagi kak..., susah tau, padahal nih ya!, asal lo tau aja!, gue tuh sebenarnya pasang alarm kak, tau gak berapa?!, lima belas alarm!"

Raya bercerita dengan berapi-api, terkadang ia juga kesal dengan dirinya, tapi ya... mau gimana lagi!.

"Alarm lo geter doang kali..."

"Yah!, lo mah batu bat dibilang, mana ada orang mau bangun telat kak, gak ada!, gue bahkan nyalain volume alarm gue seratus, kebokan gue!"

Angkasa tertawa

"Ah, gak ada alasan, telat tetep telat, masuk kelas sekarang, besok pagi biar gue jemput"

"Hah?"

"Sekarang Aya, masuk kelas sekarang"

"Ck!, iya...iya..."

Dengan langkah gontai Rayapun memilih menurut.

ㄱㄱㄱ

Dari awal pelajaran pertama hingga istirahat Raya merasakan tak nyaman dan gelisah.

Tak seperti hari biasanya juga, Raya hanya diam di dalam kelas, hal tersebut jelas membuat yang lain bertanya-tanya.

"Kenapa si Ay, bengong aja dari tadi?, di ajak ngobrol juga gak nyambung" Tanya Bulan sedikit khawatir pada kondisi Raya.

"Tau nih!, naber ya lo Ay"

Bulan langsung memukul lengan Fahri.

"Nggakpapa"

Raya beranjak.

"Mau kemana?!"

"Mau ke toilet sebentar"

"Ouwh ok!"

Rayapun berjalan menuju toilet sambil memegangi perutnya, seperti ada yang salah, namun ia tak tahu apa.

"Aya!"

Mendengar suara tersebut Raya memutar tubuhnya untuk melihat siapa yang tadi memanggilnya, melihat Angkasa ia menyeringai sambil melambaikan tangan.

"Hai kak"

Angkasa berjalan dengan cepat, matanya terlihat menyimpan rasa khawatir.

"Lo tuh..."

Yang membuat Raya terkejut adalah, Angkasa membalik tubuhnya kembali dan sedikit mengikis jarak, ia terdiam beberapa saat.

"Apansih?!"

Raya yang tak nyaman, selain itu juga ini masih di area sekolah, jika ada guru yang melihat, pasti ia akan dapat masalah.

"Ssst!"

"Apasih?!, kenapa?!"

Angkasa berdecak, ia bingung harus bicara apa, ia pun mulai mendekatkan mulutnya ke telinga Raya, berniat untuk berbisik.

"Lo lagi mens ya?"

Deg!

'Hah?'

Darah dingin menjalar seketika, ia membeku di tempat, udara seakan menyempit sekarang.

"Ayok gue anterin ke kamar mandi"

"T-tapi gue gak bawa rok ganti" Jelas Raya tanpa mengalihkan atensinya, ia masih melamun ke arah yang sama.

Angkasa bingung, berpikir sejenak, setelah beberapa saat berpikir, ia ingat sesuatu.

"Lo sekarang ke kamar mandi aja dulu, nanti gue bawain lo ganti"

Raya mengangguk.

Atas bantuan Angkasa diapun berhasil mencapai kamar mandi.

Angkasa yang memang memiliki janji, ia seggera berjalan ke kelas, ia ingin kalau hari ini ada pelajaran olah raga.

Angkasa tak pernah absen jadwal pelajaran, jadi mungkin dirinya akan di izinkan kalau izin, lagi pula ini tak setiap hari.

"Wedeh!, abis dari mana nih pak ketos?!" Ucap Juna dengan nada mengejek.

"Abis ketemu dedek itu..." Sahut Travis yang tak ingin kalah dalam hal meledek temannya itu.

"Eh, gue mau izin gak ikut kelas olah raga, ijinin ya"

Tutur Angkasa sembari mengeluarkan celana olah raganya 'eh kalau celananya doang aneh gak sih?!', ia tertawa kecil, tak bisa di bayangkan jika melihat Raya dengaan seragamnya dan bawahan celana olah raga.

"Aneh-aneh"

Dengan cepat ia menepis pikiran tersebut.

"Tumben lo mau izin?"

Tanya Samuel yang merupakan ketua kelas mereka.

"Biasa Sam..., mulai ada cem-ceman dia"

"Apasih Jun, gue bacok lo ya njing!"

"Hem... ngomongnya yang baik dan benar dong kakak..."

Angkasa menghela nafas panjang, tak ada gunanya juga ia membalas.

Ia memutuskan untuk pergi tanpa mendengar panggilan dan tawa dari teman-temannya itu.

Toilet perempuan

"Eh, yang diluar!" Teriak Raya mencoba mencari seseorang yang dapat ia mintai tolong.

Sayangnya tak ada. Suara sama sekali, ia bosan menunggu Anggkasa yang ntah pergi kemana sekarang.

Raya merasa lega karna untungnya di sekolahnya menyediakan pembalut di kamar mandi perempuan agar ketika gawat darurat seperti ini dapat terbantu.

Tak lama...

"Aya!"

Raya mulai bersemangat lagi.

"Bulan?, Bulan...!"

"Dimana lo?!"

"Di bilik tiga"

Raya merasa lega ketika tangan Bulan menyodorkan sepasang baju olahraga.

"Nih, dari bebeb"

"Apasih?!, oh iya, kak Asa ada di depan?"

"Nggak, dia bilang ada urusan, kenapa?, kangen?, cie... ada apanih antara kau dan dia?!"

Raya menghela nafas.

"Bulan mulut lo mau di setrika gak?"

Bulan terkekeh lalu pergi.

Raya menjuntaikan celana tersebut.

"Ck!, mana gede banget lagi!"

Raya menghela nafas, mau bagaimana lagi, mau tak mau ia harus memakainya, mungkin ada sekitar lima belas menit ia berpakaian, ia keluar dari bilik dan memperhatikan pantulannya dari cermin.

"Aneh gak sih?"

Ceklek!

Raya menoleh, anehnya, perempuan itu diam beberapa saat memperhatikan Raya dari atas kebawah.

'Mampus'

Dari wajahnya, kalau tidak ia salah menebak itu adalah kakak kelasnya yang satu kelas dengan Angkasa.

"Eung...,wait a minute...isn't that Asa's clothes?"

Raya bingung harus apa, ia mengggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Iya kak"

"Kok bisa ada di lo sih?!"

Disisi lain...

Angkasa yang baru saja datang beberapa menit yang lalu menunggu di luar mendengar keributan di dalam.

'Kayak suaranya Raya'

Angkasa melongok ke dalam.

"Aya..."

Tak ada sahutan, beberapa menit kemudian seseorang yang di kenalnya keluar.

"Gita"

Angkasa mencegahnya agar tidak pergi.

"Ya?" Dengan senyuman yang merekah di wajahnya.

"Eung... tolong panggilin Raya dong, tadi dia di bilik tiga"

"kalau nggak salah tadi dia udah keluar"

"Eh masa?!"

"Iya, mungkin ada sekitar lima belas sampai dua puluh menit yang lalu"

Angkasa meng-oh , ia pikir ia telat seperdetik setelah Raya keluar, ia mundur memberi Gita jalan.

"Ada lagi?"

Angkasa menggoyangkan telapak tangannya ke kanan dan ke kiri.

"Nggak ada, makasih ya"

"Sama-sama Asa"

Sebenarnya Angkasa agak sedikit Ragu ingin melangkah pergi.

Namun...

"Nggak mungkin juga dia mau nungguin gue yakan?"

Angkasapun melangkahkan kakinya pergi.

*

*

*

"Hahhh..., sial banget si nasib gue"

Suara tawa menggema ke seluruh ruangan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!