Bagian 14

Adira berlari menuju parkiran. Ia takut Afraz menunggu lama. Jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore. Gadis itu mengulas senyum saat Afraz yang duduk di atas motornya menatap Dira.

Ia melangkah lagi lebih ke dekat teman sejak lamanya itu.

“Udah lama?” tanya Adira.

“Baru sepuluh menit.”

“Maaf ya,” Dira menunjukkan wajah bersalahnya, “tadi pelajaran olahraga agak ngaret sedikit.”

“Nggak apa-apa, Dir. Ayo, kita pergi keburu tambah sore!” Afraz memutar cara duduknya.

Mesin motor lelaki itu mulai menyala dan Adira menunggu kendaraan roda dua Afraz memutar arah. Kemudian ia naik ke boncengan dan sebelumnya memakai helm pemberian cowok itu.

Abrisam yang baru sampai di parkiran melihat kejadian itu. Dahinya berkerut melihat Adira dibonceng cowok lain. Sam buru-buru mengeluarkan motornya dari parkiran saat motor milik Afraz sudah berlalu pergi.

Sam berniat akan mengikuti mereka. Entah kenapa hatinya tidak rela melihat Adira pergi dengan cowok lain. Apa lagi dengan Afraz yang Sam tahu cowok itu sedikit modus sama Dira. Tadi juga ketika ditawarkan pulang bersama dengan Sam, gadis itu menolak dan bilang akan jalan-jalan dulu dengan seseorang sebelum pulang ke rumah.

Motor hitam milik Afraz berhenti di sebuah taman. Taman itu tidak asing bagi Adira. Gadis ini tersenyum dan lekas turun dari motor. Matanya menyusuri sekitar sambil melepas helm di kepala.

“Masih ingat tempat ini?” tanya Afraz yang juga sedang melepas helm.

Adira menoleh ke Afraz, “ini ‘kan taman tempat kita sama anak-anak yang lain main ketika pulang dari sekolah.”

Taman yang tidak terlalu luas ini memang berada tidak jauh dari sekolah lama Adira.

“Masih inget aja lo.” Afraz meletakan helmnya dan helm yang dipakai Dira di atas jok motor. Lalu tangannya menggandeng tangan Dira untuk masuk ke dalam taman, “ayo!”

Adira yang tidak terlalu fanatik dengan gandengan Afraz spontan melepasnya. Ia lebih tertarik dengan taman yang sudah lama tidak ia kuncungi itu.

“Ada gulali.” Tunjuknya pada penjual permen kapas yang mangkal di dekat pintu masuk taman.

“Mau beli?” tawar Afraz. Adira cepat mengangguk. Senyumnya pun tidak putus-putus.

“Tunggu di sini aja. Gue beliin,” ucap cowok itu, lalu berlari kecil mendekati penjual.

Adira berjalan beberapa langkah lebih maju. Matanya menatap air mancur ukuran kecil yang ada di tengah-tengah taman. Lebih tepatnya air mancur itulah spot paling cantik di taman itu.

Matanya berbinar saat gulali ada di depan mata. Adira berbalik ke belakang untuk melihat yang mengulurkan permen kapas yang manis itu.

“Makasih Fra...” ucapan Adira terputus, tangannya juga berhenti saat ingin mengambil alih gulali. Senyumnya memudar mengetahui siapa pemberinya.

“Sama-sama Adira. BTW, ini Sam bukan Afraz.”

“Ngapain lo di sini?” tanya Dira yang sedikit sewot.

“Ambil dulu dong gulalinya.” Dengan kasar Adira mengambil alih gulali itu, “ini ‘kan taman umum ya. Terserah gue dong mau ke sini atau ke sana. Nggak ada tulisan Abrisam Pradipta dilarang ke sini juga.”

Lagi-lagi cowok itu membuat Adira jengkel.

“Sam!” seru Afraz yang baru datang membawa dua gulali.

Ia memperhatikan gulali di tangan Adira dan di tangannya bergantian. Dira yang sadar itu segera mengembalikan gulali dari Sam.

“Nih lo makan aja sendiri.” Ia beralih menatap Afraz dan mengambil gulali dari tangan cowok itu, “makasih. Ayo kita jalan ke sana!”

Afraz mengangguk dan mereka pergi meninggalkan Sam. Abrisam tersenyum, lalu menggigit gulali yang ada di tangannya.

“Dulu si Acep jatuh dari sini ‘kan hahaha lucu banget gaya jatuhnya gue masih inget banget.”

Adira dengan wajah cerianya bercerita pada Afraz yang setia mendengarkannya.

Dari jauh Sam masih memantau mereka. Agak boring kalau hanya diam. Mata bulat milik Sam menyusuri taman. Ia menangkap tiga orang anak kecil sedang bermain sepak bola. Segeralah ia berlari ke arah mereka.

Adira duduk di atas ayunan yang dari tadi ia ceritakan. Lumayan banyak kenangan di ayunan itu. Cerita masa sekolah menengah pertama. Afraz ikut duduk di ayunan sebelahnya.

Sesekali Adira masih memakan gulalinya yang sisa setengah.

“Nggak manis ya, Dir.”

Adira menoleh, “hah? Apanya yang nggak manis? Gulalinya?”

Afraz mengangguk tanpa menoleh ke Adira.

“Manis begini.” Gadis itu memasukkan lagi permen kapasnya ke dalam mulut.

“Kayaknya manisnya udah diambil lo semua deh,” ujarnya sambil tersenyum ke arah Adira.

“Hah, lo bisa aja.” Dira membuang mukanya. Pipinya terasa panas sekarang. Jatungnya juga berdebar lebih cepat. Gini rasanya digombalin mantan gebetan.

Sambil bermain bola dengan anak-anak, Sam masih sesekali melihat ke arah Adira. Ia melihat gadis itu sedang tersipu malu.

“Dir, gue mau ngomong serius sama lo,” ucap Afraz tiba-tiba membuat Adira menatap cowok itu lagi.

“Ya... ngomong aja. Emang mau ngomongin apa sih?” tanya Dira yang menunggu-nunggu perkataan Afraz berikutnya.

“Gue... Aduh!”

Bola melayang dan mengenai wajah Afraz sampai cowok itu terjatuh ke belakang. Adira begitu terkejut.

“Fraz, lo nggak apa-apa?” Dira segera membantu cowok ini untuk kembali duduk di atas ayunan.

“Sorry-sorry, bro. Gue kekencangan nendangnya,” ujar Sam yang datang untuk mengambil bolanya. Dalam hati ia tertawa melihat Afraz terjungkal seperti itu.

“Lo apa-apaan sih, Sam? Liat nih mukanya Afraz sampai memar!” Afraz sudah kembali duduk, sekarang ia meringis kesakitan di wajahnya.

Abrisam memeluk bolanya di pinggang, “gue ‘kan nggak sengaja. Gue udah minta maaf juga.”

“Maaf lo nggak bisa nyembuhin lukanya Afraz.”

“Terus gue harus gimana?”

“Sudah-sudah kalian jangan berdebat lagi!” Afraz menghentikan adu mulut kedua orang itu.

“Gue mau pulang aja. Biar bisa diobatin,” lanjutnya, lalu berusaha berdiri.

Adira dengan sigap membantu, “ayo kita pulang aja.”

“Adira pulang sama gue!” Sam cepat memegang pergelangan Dira.

Gadis itu terlihat tidak suka, “apa sih? Gue nggak mau pulang sama lo. Lepasin nggak!”

Sam menarik lengan itu hingga Adira bergeser ke dekatnya, “lo sama gue aja. Liat tuh dia kesakitan nanti kalau ada apa-apa dijalan lo juga kena.”

“Lepas Sam!” Adira berusaha melepas genggaman tangan Sam di pergelangan tangannya, “gue harus pulang sama Afraz. Gue mau bantu dia obatin lukanya. Ini semua ‘kan juga gara-gara lo.”

Sam dengan pasrah membiarkan genggamannya terlepas. Adira merangkul Afraz berjalan menjauh dari Abrisam. Sam kesal Dira malah marah-marah padanya.

“Kak bolanya!”

Mendengar teriakan dari anak-anak yang bermain sepak bola. Sam melemparkan bola itu. Kemudian menyusul keluar dari taman.

Terpopuler

Comments

jeje

jeje

mulai Ada benih benih cinta nih

2020-09-11

1

Puput Tiara

Puput Tiara

gokiiil

2020-06-26

2

Delia Est

Delia Est

yeeeh... ada yg cemburu nih

2020-04-01

3

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagian 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bagian 14
15 Bagian 15
16 Bagian 16
17 Bagian 17
18 Bagian 18
19 Bagian 19
20 Bagian 20
21 Bagian 21
22 Bagian 22
23 Bagian 23
24 Bagian 24
25 Bagian 25
26 Bagian 26
27 Bagian 27
28 Bagian 28
29 Bagian 29
30 Bagian 30
31 Bagian 31
32 Bagian 32
33 Bagian 33
34 Bagian 34
35 Bagian 35
36 Bagian 36
37 Bagian 37
38 Bagian 38
39 Bagian 39
40 Bagian 40
41 Bagian 41
42 Bagian 42
43 Bagian 43
44 Bagian 44
45 Bagian 45
46 Bagian 46
47 Bagian 47
48 Bagian 48
49 Bagian 49
50 Bagian 50
51 Bagian 51
52 Bagian 52
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55
56 Bagian 56
57 Bagian 57
58 Bagian 58
59 Bagian 59
60 Bagian 60
61 Bagian 61
62 Bagian 62
63 Bagian 63
64 Bagian 64
65 Bagian 65
66 Bagian 66
67 Bagian 67
68 Bagian 68
69 Bagian 69
70 Bagian 70
71 Bagian 71
72 Bagian 72
73 Bagian 73
74 Bagian 74
75 Bagian 75 [ End ]
76 About ekstra part
77 OTW SEASON 2
78 (season 2) Bagian 1
79 (season 2) Bagian 2
80 (season 2) Bagian 3
81 (season 2) Bagian 4
82 (season 2) Bagian 5
83 (season 2) Bagian 6
84 (season 2) Bagian 7
85 (season 2) Bagian 8
86 (season 2) Bagian 9
87 (season 2) Bagian 10
88 (season 2) Bagian 11
89 (season 2) Bagian 12
90 (season 2) Bagian 13
91 (season 2) Bagian 14
92 (season 2) Bagian 15
93 (season 2) Bagian 16
94 (season 2) Bagian 17
95 (season 2) Bagian 18
96 (season 2) Bagian 19
97 Visual
98 (season 2) Bagian 20
99 (season 2) Bagian 21
100 (season 2) Bagian 22
101 (season 2) Bagian 23
102 (season 2) Bagian 24
103 (season 2) Bagian 25
104 (season 2) Bagian 26
105 (season 2) Bagian 27
106 (season 2) Bagian 28
107 (season 2) Bagian 29
108 (season 2) Bagian 30
109 (season 2) Bagian 31
110 (season 2) Bagian 32
111 (season 2) Bagian 33
112 (season 2) Bagian 34
113 (season 2) Bagian 35
114 (season 2) Bagian 36
115 (season 2) Bagian 37
116 (season 2) Bagian 38
117 (season 2) Bagian 39
118 (season 2) Bagian 40
119 (season 2) Bagian 41
120 (season 2) Bagian 42
121 (season 2) Bagian 43
122 (season 2) Bagian 44
123 (season 2) Bagian 45
124 (season 2) Bagian 46
125 (season 2) Bagian 47
126 (season 2) Bagian 48
127 (season 2) Bagian 49
128 (season 2) Bagian 50 [End]
129 UCAPAN TERIMA KASIH
130 BACA SAMPAI AKHIR!
131 INFO! PENTING!
132 Cerita Baru
133 Baca Ya
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagian 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bagian 14
15
Bagian 15
16
Bagian 16
17
Bagian 17
18
Bagian 18
19
Bagian 19
20
Bagian 20
21
Bagian 21
22
Bagian 22
23
Bagian 23
24
Bagian 24
25
Bagian 25
26
Bagian 26
27
Bagian 27
28
Bagian 28
29
Bagian 29
30
Bagian 30
31
Bagian 31
32
Bagian 32
33
Bagian 33
34
Bagian 34
35
Bagian 35
36
Bagian 36
37
Bagian 37
38
Bagian 38
39
Bagian 39
40
Bagian 40
41
Bagian 41
42
Bagian 42
43
Bagian 43
44
Bagian 44
45
Bagian 45
46
Bagian 46
47
Bagian 47
48
Bagian 48
49
Bagian 49
50
Bagian 50
51
Bagian 51
52
Bagian 52
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55
56
Bagian 56
57
Bagian 57
58
Bagian 58
59
Bagian 59
60
Bagian 60
61
Bagian 61
62
Bagian 62
63
Bagian 63
64
Bagian 64
65
Bagian 65
66
Bagian 66
67
Bagian 67
68
Bagian 68
69
Bagian 69
70
Bagian 70
71
Bagian 71
72
Bagian 72
73
Bagian 73
74
Bagian 74
75
Bagian 75 [ End ]
76
About ekstra part
77
OTW SEASON 2
78
(season 2) Bagian 1
79
(season 2) Bagian 2
80
(season 2) Bagian 3
81
(season 2) Bagian 4
82
(season 2) Bagian 5
83
(season 2) Bagian 6
84
(season 2) Bagian 7
85
(season 2) Bagian 8
86
(season 2) Bagian 9
87
(season 2) Bagian 10
88
(season 2) Bagian 11
89
(season 2) Bagian 12
90
(season 2) Bagian 13
91
(season 2) Bagian 14
92
(season 2) Bagian 15
93
(season 2) Bagian 16
94
(season 2) Bagian 17
95
(season 2) Bagian 18
96
(season 2) Bagian 19
97
Visual
98
(season 2) Bagian 20
99
(season 2) Bagian 21
100
(season 2) Bagian 22
101
(season 2) Bagian 23
102
(season 2) Bagian 24
103
(season 2) Bagian 25
104
(season 2) Bagian 26
105
(season 2) Bagian 27
106
(season 2) Bagian 28
107
(season 2) Bagian 29
108
(season 2) Bagian 30
109
(season 2) Bagian 31
110
(season 2) Bagian 32
111
(season 2) Bagian 33
112
(season 2) Bagian 34
113
(season 2) Bagian 35
114
(season 2) Bagian 36
115
(season 2) Bagian 37
116
(season 2) Bagian 38
117
(season 2) Bagian 39
118
(season 2) Bagian 40
119
(season 2) Bagian 41
120
(season 2) Bagian 42
121
(season 2) Bagian 43
122
(season 2) Bagian 44
123
(season 2) Bagian 45
124
(season 2) Bagian 46
125
(season 2) Bagian 47
126
(season 2) Bagian 48
127
(season 2) Bagian 49
128
(season 2) Bagian 50 [End]
129
UCAPAN TERIMA KASIH
130
BACA SAMPAI AKHIR!
131
INFO! PENTING!
132
Cerita Baru
133
Baca Ya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!