He Is Abrisam (S1-S2)
Di dunia ini ada dua sifat bertolak belakang baik dan buruk. Begitu juga di Sekolah ada anak berkelakuan baik dan anak berkelakuan buruk.
Keduanya tidak bisa kita hindari mau bersekolah di mana pun. Mereka yang selalu dicap buruk itu juga akan menjadi kenangan manis suatu saat nanti.
Namun, Adira Verbena tidak suka anak-anak yang seperti itu. Terutama ia tak suka dengan Abrisam Pradipta. Siswa itu teman sekelasnya. Sam suka menggodanya. Eits, lebih tepatnya Sam suka menggoda siswi yang melintasi kantin saat dia dan teman-temannya nongkrong di sana.
Sam juga terkenal suka berkelahi dan merokok di Toilet. Ada saja tingkahnya yang menyeret ia masuk ke ruang BK. Namun, tidak ada kata jera di kamusnya.
Adira tidak ingin punya hubungan dan urusan sama orang seperti Sam dan sejenisnya. Cukup sudah menjadi teman sekelas, itu sudah membebaninya. Dia ingin hidupnya tenang hingga lulus SMA.
“Dira! Yara!” gadis dengan rambut terkepang satu itu berlari-lari menghampiri Adira yang sedang makan bakso bersama Yara, temannya.
“Kenapa Vio?” tanya Dira menghentikan makanannya.
“Itu Si Sam berantem lagi,” jawab Violet dengan napas terengah-engah.
“Hah, di mana?” tanya Dira lagi.
“Itu di Warung belakang sekolah. Ayo, kita liat!”
Adira seperti malas-malasan untuk meninggalkan bangkunya. Sedangkan Yara mengangguk antusias dan sudah berdiri.
“Ayo, Dir! Sebagai sekretaris kelas lo ‘kan juga termasuk bertanggung jawab menjaga nama baik kelas kita. Kalau ini dibawa ke BK lagi bagaimana?”
Ucapan Yara barusan ada benarnya. Dira berdiri, “ayo!”
Mereka bertiga buru-buru meninggalkan kantin. Siswa dan siswi yang tidak sengaja mendengar percakapan ketiga gadis itu menyusul di belakang, ingin menyaksikan juga keributan itu.
Sedangkan di tempat kejadian sangat-lah gaduh. Murid-murid yang melihat bukan memisahkan, tapi menambah panas perkelahian.
“Abrisam! Abrisam! Abrisam!”
Dari jarak 5 meter sorak-sorai penyemangat Sam sudah terdengar. Dira menghembuskan napas kasar. Dia sudah pusing mengatasi murid nakal yang ada di kelasnya ini.
Dira serta teman-temannya sampai bersamaan dengan Pak Yuhdi, guru BK yang terkenal dengan peluitnya.
Peluit berwarna kuning itu seketika menggema memenuhi tempat kejadian.
Siswa dan siswi kompak menutup telinga mereka dengan kedua tangan. Walau sedikit memekakkan telinga cara ini efektif menghentikan perkelahian Sam dengan siswa lain.
“Kamu lagi, kamu lagi,” ucap Pak Yuhdi setelah melepas peluitnya.
“Hai, Pak!” Sam mengangkat satu tangannya dan tersenyum kepada guru BK itu.
“Jangan cengar-cengir kamu!” Sam lekas menutup mulut dan menunduk, “kalian berdua ikut bapak ke ruang BK!”
Pak Yuhdi berjalan lebih dulu. Namun, saat merasa tidak diikuti pria paruh baya itu berhenti melangkah dan menoleh ke belakang.
“Ngapain masih diem di situ? Mau saya skors?”
Sam dan anak laki-laki itu menggeleng cepat.
“Ayo, ikuti saya!” bentak Pak Yuhdi, “yang lain bubar!”
Dengan iringan sorak para siswa dan siswi membubarkan diri.
Baju seragam yang keluar setengah, dasi tidak terpakai, dan rambut sedikit berantakan Abrisam berjalan kembali ke kelasnya. Bel masuk baru berbunyi ketika ia keluar dari ruangan BK.
Dengan langkah yang malas-malasan Sam masuk ke kelas. Namun, ia tersentak kaget saat Adira menghadang jalannya.
“Ada apa?” tanya Sam mengusap rambutnya itu ke belakang.
Murid-murid yang ada di Kelas kompak memperhatikan dua orang itu. Karena pasalnya mereka memang sudah terkenal sering ribut. Pasti bakal ada tontonan seru kalau mereka sudah berbicara.
“Lo masih nanya?” Dahi Sam berkerut saat mendengar ucapan Dira. Dia masih tak paham.
“Lo kapan nggak buat ulah lagi? Gara-gara lo kelas kita ini terkenal jelek. Seumur-umur gue sekolah baru ini kelas gue dicap jelek. Itu semua gara-gara lo!”
“Udah ngomel-ngomelnya?” Dira mengerutkan bibir dan masih memasang tampang sangarnya, “kalau emang nggak suka sekelas sama gue silakan keluar cari kelas yang lain.” Sam menunjuk pintu.
Cowok itu melipat kedua tangannya di dada, “asal lo tahu, gue juga nggak mau sekelas sama lo, tapi berhubung lo cantik nggak apa-apa deh.”
“Sam, gue nggak lagi bercanda ya!” Dira mengacungkan jari telunjuknya menunjuk wajah tampan milik Sam.
Sam maju satu langkah, tapi Dira malah mundur. Cowok itu sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan.
“Jadi, lo mau gue seriusin?” tanya Sam dengan tampang menggodanya.
“SAM!” Dira berteriak hingga Sam cepat menjauh, lalu memilih berjalan pergi meninggalkan tempatnya berdiri.
Dira memutar tubuhnya, “sekali lagi lo masuk BK nggak akan gue ampuni!” gadis itu kembali ke mejanya.
Murid-murid yang tadi menonton sekarang sudah sibuk masing-masing kembali.
Sam berhenti melangkah, “lo terlalu ngurusin hidup orang. Lebih baik, urus aja hidup lo sendiri. Ketua kelas aja nggak pernah masalah sama kelakuan gue, ” kemudian ia menjatuhkan bokongnya di kursi.
Dira yang belum duduk melihat ke Guntur yang diam duduk di meja paling depan. Guntur adalah ketua kelas di kelas Dira. Namun, anak itu takut untuk melawan Sam.
“Ada Bu Lisa!” teriak Abdi yang berlari masuk dan memberikan pengumuman.
Dira masuk ke barisan duduknya dan duduk di sebelah Violet. Semua murid kembali ke tempat duduk mereka masing-masing, lalu pelajaran dimulai.
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENNYA YA. FAVORITKAN JUGA BIAR DAPAT NOTIF UNTUK NEXT PART.
SEE YOU 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Haura
aku emak-emak 29 tahun dan suka cerita anak SMA 🙈
2021-05-29
0
dian pertiwi
up
2021-04-24
0
Zazzffhh
xx
2020-12-21
0