sebenarnya sampai sekarang aku masih bingung. kenapa Eva sangat dibenci ya? kalau diperhatikan wajahku juga nggak jelek jelek amat. tidak menyeramkan juga.
Eva memiliki rambut pirang ikal yang panjang sebahu. kulitnya seputih salju. bibirnya yang tipis berwarna kemerahan. hidungnya kecil dan mancung. matanya agak tajam seperti kucing. Eva berumur 6 tahun masih memiliki lemak bayi di pipinya, jadi masih terlihat seperti anak yang imut. hmm....aku tidak buruk bukan?? malahan penampilanku ini benar benar kelas atas.
berdasarkan pembicaraan anak-anak bangsawan tadi. 80 persen adalah ketakutan dan sisanya itu hanya rasa iri, ejekan serta penasaran. makanya aku agak bingung kenapa mereka takut pada Eva kecil.
mungkinkan bukan takut karena penampilanku? tapi takut karena statusku?
aha! benar juga! aku pikir mereka benar benar takut terhadap status Eva hehehe
kalau begitu tidak usah dipikirkan lagi. itu hal yang biasa~
yang penting aku tidak jelek ~
PROK PROK PROK!
Suara tepuk tangan yang tiba tiba langsung membuyarkan lamunanku. kelihatannya Denis sudah selesai berpidato. karena sibuk melamun aku benar benar tidak mendengarkan pidatonya. tapi bagiku itu tidak penting ~
Denis yang sudah selesai berpidato segera beranjak dari tempatnya. kebetulan saat itu aku juga sedang memperhatikannnya dan dia juga melihatku. akhirnya pandangan kami tanpa sengaja bertemu. sebagai tunangan yang baik, aku harus memberi salam bukan? jadi, aku hanya menunjukkan senyum sok imut ku padanya.
Denis langsung mengalihkan pandangannya. kenapa ya?
tapi setelah itu Denis memandangku kembali dan dia menunjukkan senyum nakal.
oh, aku tau bagian ini? saatnya pengabaian Eva oleh tunangannya sudah dimulai bukan? tapi sayangnya aku bukan Eva, walaupun dia mengabaikanku, toh aku tidak akan peduli.
Denis segera menghampiri bangsawan bangsawan lainnya dan bercengkrama dengan mereka. dia menghampiri setiap meja satu persatu dan menyapa bangsawan yang datang. tetapi saat sudah semakin dekat dengan mejaku, dia hanya melewatinya. dan langsung menyapa bangsawan yang ada di sebelah mejaku.
sudah dimulai, haah~
aku menghela napas sambil memakan cemilan, berusaha untuk mengabaikan juga.
"lihat, putra mahkota mengabaikannya"
"benar sekali"
"putra mahkota tidak pernah bilang dia tunangannya"
"putra mahkota tidak menyukainya yo~"
"benar benar kasihan ahaha"
"bukankah kekuatan Dukenya tidak berguna hahaha"
"tapi wajahnya masih saja arogan"
"dia percaya diri~"
"benar benar menyebalkan"
"dia dipermalukan"
"menyenangkan melihatnya diabaikan tunangannya sendiri"
banyak sekali bisik bisikan dari bocah bocah itu yang terbawa angin. walaupun aku bukan Eva kecil yang cukup tempramental. tapi aku benar benar malu tau. menjadi orang yang terabaikan itu menyedihkan hah...
aku terus mengamati gelombang gelombang suara yang terbawa angin. dan ada satu percakapan yang mengangguku.
"sejak awal mereka tidak pantas bersama kalau bukan Duke Court memaksakan pertunangan bukan?"
"ya ya kau benar, Duke Court mengincar kekaisaran lagi bukan"
"lagipula pangeran jenius, bagaimana bisa dibandingkan dengan putri rumah kaca yang tidak bisa apa apa ckck"
"jangan jangan merencanakan kudeta?"
cih! apa apaan mereka!
ayah bodoh itu tidak bersalah disini
yang menginginkan pertunangan itu sang raja, bukan ayahku! seenaknya saja mereka membuat gosip, oke.
aku segera mengalihkan pandanganku ke arah sumber suara. disana ada sekumpulan gadis gadis bangsawan yang berumur belasan tahun. oh, aku kenal mereka. mereka adalah keluarga Count Marvis!
tampaknya pembicaraan dipimpin oleh gadia berambut merah. dia benar benar menyebarkan gosip tidak benar.
oh, apa ini kebetulan? di dalam novel, Eva juga kecil juga berkelahi dengan putri dari Count Marvis ini. Eva kecil menyiramnya dengan teh. apa Eva kecil juga mendengar pembicaraan mereka, makanya dia sangat marah. wah, kalau benar begitu Eva kecil yang malang. dia ingin menegakkan keadilan untuk dirinya sendiri, tapi berakhir dibenci oleh orang yang disukainya.
aku mungkin akan menghukum mereka. tapi hukumannku berbeda dari Eva. aku benar benar membuat mereka malu dan tidak pernah muncul dihadapanku lagi, hm.
aku segera beranjak dari kursi dan menghampiri meja gadis gadis kecil Marvis. mereka sontak terdiam saat aku mendekat.
"halo, kakak kakak, perkenalkan aku Eva van Court" aku memberi salam formal sebentar.
mereka tampak bingung dan tidak menjawab salamku.
"bukankah itu tidak sopan tidak menjawab salam orang lainn??" kataku dengan nada sedikit meninggi.
"iya...putri...ada...apa" kata putri Marvis berambut merah, dia sedikit tergagap gagap.
"aku tidak tau bagaimana keluarga Marvis mengajarkan kesopanan pada kalian. kalian tidak menjawab salam
dan juga mengatakan rumor rumor yang tidak benar"
"rumor apa?" kata putri Marvis dengan kesal. "kami tidak menyebarkan rumor apa pun. jangan asal menuduh. lagipula memang benar dirimu diabaikan bukan? jangan melampiaskan kekesalanmu terhadap kami!" kaya putri Marvis sedikit meninggi.
hm, dia sedikit berani bukan? tentu saja, karena dia membuat kesan seakan akan aku menganggu mereka dengan statusku.
dan efeknya sangat besar. semua bangsawan yang berkumpul segera menghentikan percakapan mereka dan melihat ke arah kami.
aku menjadi pusat perhatian sekali lagi.
benar benar menyebalkan. aku sedikit geram, dan menjentikkan tanganku
seketika angin beliung kecil berkumpul di tanganku dan mulai mengeluarkan suara.
"sejak awal mereka tidak pantas bersama kalau bukan Duke Court memaksakan pertunangan bukan?"
"ya ya kau benar, Duke Court mengincar kekaisaran lagi bukan"
"lagipula pangeran jenius, bagaimana bisa dibandingkan dengan putri rumah kaca yang tidak bisa apa apa ckck"
"jangan jangan merencanakan kudeta?"
suara percakapan keluarga Marvis yang sudah kurekam dengan sihir udara.
"lihat? kalian seenaknya menyebar rumor. dan ketahuilan ayahku bahkan tidak ingin aku bertunangan. sang raja yang menyuruh kami bertunangan. dan jangan seenaknya berbicara tentang kudeta. kalian tau memfitnah orang lain juga bisa dihukum? aku bisa memberikan bukti ini, lalu membiarkan keluarga kalian hancur!"
seketika aku melihat gadis gadis itu mengigil.
aku hanya ingin menakut nakuti. tapi kenapa suaraku terkesan jahat ya? ya, sudahlah...
"Eva!" tiba tiba suara maskulin memanggilku.
aku menoleh dan melihat Denis disana dengan wajah dingin.
"jaga kelakuanmu di pesta tehku" kata Denis dingin.
oh? dicerita asalnya Denis tidak menegur Eva, dia hanya menghindarinya. kenapa Denis yang sekarang lebih banyak bicara ya? apa karena efek itu tidak mempan padaku, dan hanya mempan pada Eva kecil, jadi dia merubah metodenya.
"sebelum yang mulia mengkritikku. seharusnya yang mulia mengkritik mereka dulu" kata ku tak mau kalah sambil menunjuk gadis gadis Marvis. "mereka seenaknya saja menyebarkan rumor tidak benar. sampai memfitnah ayahku juga. aku ingin keadilan!"
"berhenti mengacau oke? kemari, gadis kecil kasar sepertimu memang harus di displinkan!" kata Denis.
"tidak mau!" kataku acuh tak acuh. "aku ingin menguhukum mereka"
seketika aku langsung mengangkat tanganku dan mengumpulkan mana. aku akan menggunakan sihir udara.
"Evaaa!!!"
seketika bola bola angin terkumpul. aku mengarahkan targetku pada mereka dan
BAMMM!!
bola angin itu mengenai gadis gadis Marvis dan seketika membuat debu tanah terangkat di sekelilingnya.
KYAAA
KYAAA
seketika terdengar teriakan dari gadis gadis Marvis
"Apa ini??"
"pakaiannkuu..."
saat sebu debu mulai menghilang. terlihat gadis gadis Marvis berpakaian compang camping. mereka hampir telanjang karena pakaian mereka hancur. dan mereka segera melindungi dada mereka dengan tangan sambil menangis.
HAHAHA
aku tertawa puas. ternyata menyenangkan juga membuly orang. dahulu aku takut melakukannya, karena kupikir akhirku akan tragis. tapi setelah aku tau aku jenius sihir. beban ketakutan itu berkurang. setidaknya aku bisa berlatih untuk menjadi lebih kuat bukan? hal itu mendatangkan sedikit kepercayaan diri.
"Eva! kali ini kau sudah keterlaluan!" teriak Denis.
"pelayan" dia memanggil. seketika beberapa pelayan muncul. "bawa gadis gadis ini berganti. mereka tidak bisa pulang dengan penampilan seperti ini. perbaiki penampilan mereka" katanya geram.
sebelum dibawa oleh pelayan, gadis Marvis berambut merah menyambar garpu yang ada di meja dan secepat kilat mengarahkannya kepadaku!
aku panik! benar benar belum ada persiapan diri! jadi sebisa mungkin aku menghindar. tetapi kakiku tersandung, dan tubuhku mulai jatuh kebelakang
WA WA WA
aku benar benar sial, setelah tertawa terbahak bahak aku bahkan menjatuhkan diriku di depan umum. ini benar benar memalukan. tapi aku sudah pasrah. dan sedikit memejamkan mata sambil berharap semoga tidak sakit.
tapi jatuh yang dinanti nantikan tidak datang. aku merasakan sebuah tangan memegang pinggang kecilku. aku menoleh dan ternyata itu Denis!
dia menolongku! kenapa?
"hei, yang mu..." aku belum selesai berkata kata. Denis sudah mengangkatku dan menggendongku seperti dia menggendong karung beras.
"waa...."
"Lepaskan aku yang muliaaa...."
"maaf untuk kekacauannnya. kalian masih bisa mengobrol dan melanjutkan pestanya. aku akan membereskan masalah dulu" kata Denis kepada para tamu. sambil berusaha menahan Eva dalam gendongannya, yang sedang meronta ronta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 427 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
cih si denis kuat juga sanggub mengendong eva dg mudah....eva kamu kan udah besar kenapa enggak membalas secara ilegan sih...
2024-06-06
0
Iyet Rohayati
Denis juga arogan....part ini aku kalau baca suka kesel
2024-04-16
0
Jum Jumirah
ke npa ceritanya slalu bawa" di dlm novel sama yg nyata jdi bingung🤔
2023-08-29
0