Bab 6

Seminggu kemudian Kiran baru tahu alasan kak Dhika masuk rumah sakit. Kakaknya itu mengalami penindasan di sekolah. Karena memiliki orang tua yang bercerai dan menikah lagi. Diperparah dengan ibu kandung kak Dhika yang memiliki anak lagi dari suami barunya. Semua masalah itu disimpan sendiri oleh kak Dhika dan membuat pikirannya penuh.

"Kalo Kiran ada masalah cerita sama Ibu ya" kata ibu saat menyiapkan makanan untuk kak Dhika.

"Iya"

"Beneran ya? Kalo Kiran gak bisa cerita sama Ibu, Kiran bisa cerita sama Bi Tia atau ayah. Ya?"

"Iya Bu"

Kejadian itu mengubah suasana rumah, menjadi lebih serius. Ayah dan ibu juga sangat berhati-hati dengan ucapannya. Kiran juga tidak bisa sesuka hati lagi mengejek kakaknya itu. Rasanya sangat kaku dan tidak nyaman. Ibu juga kembali lebih memperhatikan kak Dhika daripada dirinya. Membuat Kiran merasa sendirian lagi di rumah ini.

"Kakak kamu udah baikan?" tanya Tasya sepulang sekolah.

"Udah"

"Kok bisa ya ada orang yang jahat giu. Nindas orang seenaknya aja"

Kiran bosan dengan cerita yangterus diulang-ulang sampai ribuan kali ini. Terutama saat banyak saudara ayah Burhan yang datang menjenguk kak Dhika.

"Iya"

"Padahal kakak kamu cakep lho. Sayng banget punya bekas luka yang gak bisa hilang"

"Iya"

"Kok kamu iya-iya terus dari tadi Ran?"

"Gak apa-apa. Cuma ... aduhhh"

Karena tidak fokus, Kiran jatuh ke selokan. Rok seragamnya basah dan lututnya terluka sampai berdarah.

"Kiraannn!!! Kamu gak apa-apa?"

Untung saja ini sudah pulang sekolah. Kiran segera bangkit dari selokan lalu berjalan cepat ke rumah. Sampai di rumah, dia cepat-cepat mencuci seragam karena tidak ingin membuat ibunya khawatir. Sesudah menjemur seragam, dia masuk ke kamar dan melihat luka di lututnya.

"Duhh sakit" keluhnya melihat luka yang lumayan besar itu.

Dengan sembunyi-sembunyi, dia mencari plester dan perban, bekas punya kak Dhika dari rumah sakit. Kiran berusaha mengobati lukanya sendiri tapi tidak bisa menahan sakit.

Lalu sebuah tangan memegang lututnya.

"Kak Dhika"

"Kamu jatuh dimana?"

"Enggak. Kiran gak jatuh" katanya menyembunyikan luka di balik rok rumah. Tapi kak Dhika menyibakkan roknya dan melihat kembali luka itu.

"Udah dicuci lukanya?" tanya kak Dhika.

"Udah"

"Sini obatnya. Kamu tahan perihnya ya"

"Iya.

Dengan cepat, kak Dhika mengobati luka Kiran. Membungkusnya dengan perban dan plester lalu membawakan Kiran segelas air dingin.

"Minum dulu nih. Kakak ambilin makan habis ini. Kamu diem aja disini"

Kiran terharu sekali dengan perhatian yang ditunjukkan oleh kakaknya. Dia tidak mengira kalau kak Dhika bisa melakukan semua ini untuknya.

"Makasih" ucap Kiran melihat kakaknya datang membawa makanan.

"Tangan kamu gak luka?" tanya kak DHika lalu memeriksa tangan Kiran.

"Enggak"

"Lain kali kalo jatuh lagi langsung bilang ke kakak. Jangan ngobatin sendiri kayak gini"

"Tapi kak Dhika ... "

Kiran tidak berani mengatakan apa-apa lagi. Takut menyinggung kakaknya itu.

"Aku kakak yang bodoh. Gak bisa jadi contoh yang baik buat kamu. Maafin kakak"

Kiran kembali terharu dengan ucapan kakaknya. Dia merasa sangat beruntung memiliki kak Dhika sebagai kakaknya. Walaupun mereka tidak memiliki hubungan darah sama sekali.

"Kak Dhika emang bodoh"

"Jangan mengejek"

"Tapi kak Dhika yang bilang sendiri kan tadi"

"Iya. Tapi gak perlu diperjelas lagi"

"Udah tau bodoh masih ngotot"

"Sudah"

Kiran tersenyum senang.

Dia menjadi semakin senang karena ayah Burhan kini meluangkan waktunya untuk mengajak keluarga keluar. Setiap hari Minggu pagi, mereka akan makan diluar, piknik, ke taman hiburan atau hanya berjalan-jalan di perkebunan. Yang paling penting mereka memiliki waktu untuk bersama. Lalu ibu juga mewajibkan Kiran dan kakaknya untuk selalu bercerita tentang masalah di sekolah. Semua kesulitan belajar atau berteman, harus dibicarakan dengan keluarga. Agar tidak ada yang memendam kesedihan sendiri. Suatu hari kak Dhika menunggu di depan sekolah Kiran. Dia kira untuk menjemput tapi ternyata kakkanya itu mengajak ke suatu rumah.

"Ini rumah siapa kak?" tanya Kiran penasaran.

"Rumah Mama. Ibu kandungku" jawab Kak Dhika lalu memegang erat tangan Kiran. Seperti meminta dukungan.

"Ngapain kita disini?"

"Temenin aku"

Kiran mengangguk dan mereka memencet bel diluar pagar. Seseorang datang, membuka pagar dan mengajak mereka masuk ke dalam rumah. Kiran melihat seorang wanita yang kira-kira lebih tua dari ibunya berjalan mendekat. Dengan menggendong seorang bayi memakai baju serba merah muda.

"Mama minta maaf gak jenguk kamu di rumah sakit" kata wanita itu. Kak Dhika masih menggenggam erat tangan Kiran dan sepertinya tidak berniat melepasnya.

"Iya. Dhika datang kesini cuma mau bilang ... Selamat"

"Dhika"

Kak Dhika berdiri, mengejutkan Kiran.

"Mulai sekarang Mama gak perlu telpon lagi"

"Dhika, Mama minta maaf"

"Aku pulang"

Kak Dhika menyeret Kiran keluardari rumah itu. Dia diam saja mengikuti kakaknya berjalan sampai rumah itu tidak kelihatan lagi. Lalu mereka naik angkot untuk pulang. Dalam perjalanan kak Dhika diam saja seperti patung.

Turun dari angkot ternyata hujan turun. Kiran berlari ke warung terdekat untuk berteduh. Sedangkan kakaknya tetap berjalan di bawah derasnya hujan.

"Kak Dhika hujan!!!" teriak Kiran tapi kakaknya itu sepertinya tidak mendengar. Terpaksa Kiran mengejar kakaknya. Setelah mendekat, ternyata Kiran mendengar kakaknya menangis. Air mata kak Dhika mungkin sudah bercampur dengan air hujan, tapi suara isak itu tetap terdengar keras untuknya.

"Nangis aja yang keras!! Kiran temenin sampe rumah!!" teriaknya lalu berjalan di depan kakaknya.

Mereka sampai rumah dengan selamat tapi basah. Sebelum masuk ke dalam rumah dan mungkin membuat ibunya terkejut, Kiran merasakan tekanan di punggung. Kak Dhika memeluknya dari belakang.

"Makasih ya Dek"

Adek? Panggilan yang masih asing tapi terdengar normal di telinga Kiran. Toh sudah lebih dari tiga tahun mereka tinggal di rumah ini bersama-sama.

"Iya Kak" jawab Kiran lalu memegang pergelangan tangan kak Dhika yang memiliki bekas luka.

Terpopuler

Comments

Nuranita

Nuranita

sampe lupa lo aq ceritax....krn lupa aq ulang deh bacax....tolong terusin ceritax sampe end yaaaaaaa thor

2022-10-21

0

Najandra'moms

Najandra'moms

😭😭

2020-10-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!