Regan menghentikan langkah kakinya di depan pintu kamar mandi. Dia membalikkan badannya untuk melihat Clara.
"Kenapa? Ada yang salah?" tanya Regan.
Dia menaikan sebelah alisnya dengan raut wajah yang bingung.
"Badan dan wajah laki banget. Manly dan gagah, tapi, kok kolornya gambar kartun mirip bocah ingusan, yang benar aja," tawa Clara pecah, ketika melihat kolor berwarna biru dengan gambar kartun yang di atas nya ada baling-baling bambunya.
"Ini namanya seni, tampilan luar boleh garang. Sedangkan, di dalamnya harus ada unsur sentuhan yang lembut. Kamu pasti tidak tau, 'kan? Cih."
Wajahnya terlihat kesal, setelah menerima ejekan dari sang istri.
Clara dan Regan bergantian memasuki kamar mandi untuk bersiap-siap melakukan sholat subuh.
*
*
Sekitar pukul tujuh pagi, mereka memutuskan untuk keluar dari kamar dan menuju restoran yang ada di bawah untuk sarapan pagi bersama keluarga. Sebelum memutuskan pulang ke rumah masing-masing.
"Cie … pengantin baru. Wajahnya cerah sekali pagi-pagi, habis ngapain, hayo?" goda Sean ketika melihat kakak dan kakak iparnya bergabung untuk sarapan.
"Anak kecil gak usah ikut-ikutan. Takutnya ngiri."
Clara menjulurkan lidahnya ke arah Sean.
"Ngapain ngiri, aku juga bisa kok kaya gitu, huh."
Sean melipat kedua tangannya di depan dada dengan wajah yang menjengkelkan, kepalanya bergerak geleng-geleng menghadap kakaknya.
Ibunya yang geram melihat kelakuan anaknya itu. Menjewer salah satu telinga Sean hingga memerah.
"Aduh, Bu. Sakit," rengeknya dengan mata yang memperlihatkan raut memelas untuk dikasihani.
Sarapan pagi pun dimulai dengan tenang, setelah pertengkaran kecil antara kakak beradik itu.
*
*
Setelah menikmati sarapan pagi bersama, Regan dan keluarganya pulang ke mansion.
"Boy, kamu dan Clara kenapa gak tinggal di mansion aja sih? Biar mama ada temannya saat kalian bekerja," pinta mama Moa kepada sang putra.
"Gak bisa, Ma. Kita mau menghabiskan waktu berdua. Kalau di sini bisa-bisa di ganggu mama terus. Gak lucu, 'kan , misalkan lagi sibuk ngadon ada yang gedor-gedor pintu," ucap Regan dengan kekehan kecil lolos dari bibirnya.
"Kenapa sejak menikah kamu jadi banyak omong dan mesum sih, Boy?" sahut papa Wisnu.
"Bagus, dong. Biar kalian gak bilang kalau aku manusia kulkas lagi."
Regan berdiri dari sofa yang didudukinya tadi, tangannya terulur meraih tangan sang istri dan berjalan membawanya ke kamarnya yang ada di lantai atas.
Setelah sampai di kamar. Regan dan Clara berjalan beriringan menuju ranjang.
Jantung Clara berdetak dengan kencang. Dia takut sekaligus gugup, saat hanya berduaan dengan Regan di dalam kamar. Wajahnya merasa tertekan memikirkan hal apa yang akan dilakukan mereka berdua setelah ini.
Memang semenjak akad nikah terucap dari bibirnya. Regan sedikit melunak dan terbuka kepada Clara, memperlihatkan sedikit demi sedikit sisi lain dari kepribadian dia yang selama ini ditutupinya dari semua orang. Dia berniat serius untuk mencoba menjalani pernikahan mereka sampai menua bersama.
"Chagiya, sekarang apa yang harus kita lakukan?" tanya Clara memecah keheningan di antara mereka.
"Buat anak, mungkin?"
Regan mengangkat kedua bahunya dan merubah duduknya menyamping untuk melihat Clara.
"Ha?" beo Clara.
Matanya mengerjap beberapa kali melihat ke sebelahnya di mana sang suami duduk. Tiba-tiba arah pandangannya terfokus ke benda yang ada di antara kedua paha suaminya.
'Astaghfirullah, kenapa otakku jadi sering berpikiran mesum, sih. Apa jangan-jangan aku sedang dirasuki setan mesum?' batin Clara.
Dia segera menggelengkan kepala agar pikirannya lebih jernih dan tidak berpikiran kotor terus menerus.
"Jangan salah, dibalik kolor keramat lucu yang kamu lihat tadi pagi, ada benda pusaka yang sangat bersejarah. Mau coba lihat atau pegang?"
"Aaa!" teriak Clara takut. Dia geli sendiri mendengar perkataan sang suami.
Dia hanya pernah melihat barang yang dimiliki laki-laki ketika dia memandikan adiknya saat masih kecil dulu dan juga saat belajar IPA Biologi waktu di sekolah. Jadi wajar saja dia terkejut.
"Ayo, kita bersenang-senang."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments