Bab 4 Selangkah lebih dekat

Hati Regan merasa sedikit menghangat. Melihat canda tawa keluarganya di meja makan yang membentang panjang dengan berbagai hidangan makanan di tata rapi di atasnya. 

Baru kali ini dia melihat keluarganya bisa tertawa bahagia seperti itu. Biasanya meja makan yang ada di depannya ini terasa dingin dan sunyi. Hanya dentingan sendok dan piring yang terdengar, tetapi, kali ini suasananya berbeda. 

Seperti ada cahaya hangat yang mencairkan dinding es yang ada di ruangan itu. Terbesit rasa ingin mempertahankan suasana seperti ini, tetapi, ada rasa takut yang menggelayuti hatinya. 

Pandangan matanya terhenti, saat melihat sosok gadis yang sedang duduk dan berceloteh di depan keluarganya. Ya, gadis itulah yang membuat keluarganya terus tersenyum dan tertawa. Entah apa yang sedang dia dongengkan. 

"Ehm," dehem Regan dan mengambil tempat duduk di sebelah gadis gila itu. 

Clara menolehkan kepalanya ke arah Regan dan senyuman ala iklan pepsodent dia tampakkan di depan laki-laki tampan itu. 

"Eh, calon suami sudah datang. Dari tadi ditungguin, loh. Kok lama banget? Sekalian berendam ala-ala princes, ya?" tanya Clara dengan rentetan pertanyaan yang tidak penting. 

Di mana pun dia berada. Clara selalu bersikap apa adanya. Pembawaan yang santai, ceria dan easy going membuatnya mudah diterima dan membuat lawan bicaranya menjadi nyaman. 

Satu hal lagi yang membuat dia menjadi gadis unik. Jangan lupakan mulut mungilnya itu yang selalu mengeluarkan ribuan kata dalam beberapa detik. 

"Diam, Gadis cerewet!" jawab Regan datar. 

"Jangan galak-galak, Son. Dia calon istrimu," lerai Wisnu, papanya Regan. 

"Lanjutkan debat kalian nanti aja, ayo kita mulai makannya," sahut kakek Ridwan memulai acara makan siang mereka. 

*

*

Setelah acara makan siang. Mereka bersantai di ruang keluarga sambil menonton TV. 

"Perusahaan gimana, Son?" tanya papa Wisnu. 

"Baik, Pa. Rencananya tahun depan proyek pembangunan resort di Bali akan kita mulai. Perencanaannya sudah matang, tinggal eksekusi saja di lapangan. 

"Kamu tetap pakai teman kamu itu untuk jadi Brand Ambassador resort yang di Bali?" sahut kakek Ridwan. 

"Ya, respon dari masyarakat positif saat dia jadi BA dan perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang segar dari itu. Performa kerjanya sudah tidak diragukan lagi dan kita juga masih terikat kontrak selama 3 tahun ke depan," jawab Regan memaparkan kondisi perusahaan saat ini. 

"Entah kenapa, mama tidak terlalu menyukainya, dia baik dan sopan, tapi ada perasaan yang mengganjal di hati mama setiap bertemu dengannya," keluh mama Regan mengutarakan rasa tidak nyamannya. 

"Selama dia profesional dalam pekerjaan aku tidak masalah, Ma. Aku tidak pernah memakai perasaan dalam menjalin hubungan. Itu sangat merepotkan," jawab Regan dengan nada tegas tanpa memperdulikan wajah gadis yang saat ini memandangnya sendu. 

Suasananya menjadi sedikit canggung, setelah mendengar jawaban Regan. Mama Regan yang peka dengan keadaan mengajak Clara ke dapur mengambil brownies yang dibawanya tadi. 

Regan tidak merasa bersalah sama sekali. Tetap cuek sembari mengecek email yang ada di HP nya. 

Selang berapa saat. Clara dan mama Moa datang membawa dua piring brownies dan 5 gelas es jeruk. 

Obrolan hangat di antara mereka mulai tercipta kembali. Clara yang selalu bisa mencairkan suasana membuat mereka semakin menyukai gadis itu. 

*

*

Setelah ashar, Clara diantar pulang oleh Regan. Ini pun, karena, paksaan mama Moa. 

Clara membuka pintu mobil Regan. Mobil yang dipakainya jenis Lamborghini Aventador yang berwarna hitam. 

Perjalanan mereka terasa lama. Padahal kalau biasanya bisa ditempuh dalam waktu satu jam an. Ini seperti waktunya berdiam diri di tempat. 

Tidak ada obrolan dan tidak ada suara musik sama sekali. Hening, hanya suara kendaraan dan keramaian jalan raya saja yang memecah kebisuan mereka. 

Clara sudah tidak tahan dengan kebisuan ini. Dia yang terbiasa dengan suasana ramai merasa tertekan kalau seperti ini terus. Dia memutuskan untuk mengajak si kulkas mengobrol. 

"Om, nanti kita mampir di taman alun-alun dulu ya? Aku mau jajan sore," pinta Clara. 

"Om? Aku bukan om kamu!" kesal Regan dengan wajah yang semakin datar. 

"Lha, bukannya situ emang udah om-om, ya?" Bingung Clara dengan mengerutkan dahinya. 

"Ganti, aku gak suka!" perintah Regan. 

"Hmm, apa ya? Sexy boy, sugar baby, hot baby, favorite fridge, my handsome. Kamu pilih yang mana?" tanya Clara dengan menolehkan kepalanya. 

"Apa di otakmu itu gak ada sesuatu yang normal? Nama yang kamu sebutkan tadi, menggelikan semua," sindir Regan tanpa melihat lawan bicaranya. 

"Oh ya? Padahal nama-nama itu cocok untuk panggilanmu atau kamu lebih suka dipanggil dengan sebutan mas? 

"Terserah," sahut Regan datar. 

*

*

Saat tiba di alun-alun. Regan segera mencari tempat parkir untuk mobilnya, lalu Clara menarik tangannya untuk berjalan mencari jajanan di sekitara alun-alun. 

Clara melihat gerobak pentol favoritnya sedang dikerumuni banyak pembeli, karena, malas mengantri dia hanya memesan saja dan menunggunya di tempat lain. 

"Pak, Ipung. Pentol nya porsi biasa dua, ya. Aku tunggu di sana," kata Clara sambil menunjuk bangku taman yang tak jauh dari tempat pak Ipung berjualan. 

"Siap, Neng cantik," jawab pak Ipung. 

Sambil menunggu pesanannya, Clara berjalan mengelilingi alun-alun untuk mencari jajanan lainnya. Kedua tangan Clara sudah penuh dengan berbagai jenis jajanan dan sepanjang berkeliling, Regan hanya diam dan sesekali mendengus kesal dan menggerutu. 

"Badanmu kecil, tapi, makananmu banyak sekali. Ke mana perginya makanan itu?" tanya Regan dengan wajah yang sudah masam. 

"Langsung lurus ke pembuangan mungkin," Clara tertawa dengan jawabannya sendiri. 

Senyum tipis tersungging di bibir Regan. Saking tipisnya, mungkin orang yang melihatnya tidak tahu kalau itu sebuah senyuman. 

Pentol pesanan Clara datang. Clara mengucapkan terima kasih dan memberikan uang lebih untuk membayar pentol favoritnya. 

"Kamu mau?" tawar Clara dengan menyodorkan satu tusuk pentol ke arah Regan. 

"Apa itu? Kenapa bentuknya mirip kepala tuyul?" Heran Regan dengan pandangan tidak lepas dari pentol yang di sodorkan Clara. 

"Ish, mana ada kepala tuyul sekecil ini. Cepat makan, buka mulutnya. Aaa…," paksa Clara sambil lebih mendekatkan setusuk pentol ke depan mulit Regan. 

"Jauhkan itu!" tolak Regan dengan sedikit mendorong tangan Clara. 

'Gimana membujuknya? Aha,' batin Clara besorak ketika menemukan caranya. 

"Apa huruf abjad sebelum huruf B?" tanya Clara. 

"Huruf A," Mata Regan melotot menatap Clara. Dia merasa tertipu saat kepala tuyul masuk ke dalam mulutnya. 

"Enak, 'kan? Kunyah dulu, lalu telan!" perintahnya sekali lagi. 

Bagaikan kerbau dicucuk hidungnya, Regan mengikuti intruksi Clara. 

'Ternyata tidak terlalu buruk rasanya,' batin Regan saat berhasil menelan kepala tuyul kecil yang di mulutnya. Gengsinya yang tinggi membuat dia pura-pura kesal ke Clara. 

"Sudahlah, jangan marah-marah, anggap saja uji coba menjadi rakyat biasa, apa gak bosan kaya terus?" kekeh Clara sambil memakan pentol yang ada di tangannya. 

"Gadis aneh, mana ada orang yang bosan jadi konglomerat," sewotnya dengan mngerucutkan bibir ke depan. 

Semenjak dekat dengan Clara, Regan mulai berekpresi walaupun masih minim. Kata-kata yang keluar dari mulutnya juga mulai panjang. Tidak sedatar dan secuek saat pertama kali bertemu. 

"Boleh aku berharap mendapatkan cintamu suatu saat nanti?" tanya Clara secara tiba-tiba. 

Episodes
1 Bab 1 Diselingkuhi
2 Bab 2 Pertemuan pertama
3 Bab 3 PDKT dulu
4 Bab 4 Selangkah lebih dekat
5 Bab 5 Hangatnya sebuah keluarga
6 Bab 6 Bibit cinta vs Bibit perusak
7 Bab 7 Lintah mulai menempel
8 Bab 8 Gara-gara kecebong premium
9 Bab 9 Fitting
10 Bab 10 Menikah
11 Bab 11 Promise
12 Bab 12 Tidur berdua
13 Bab 13 Kolor keramat
14 Bab 14 Menikmati hidangan
15 Bab 15 Apartemen dan sofa Tantra
16 Bab 16 Luka yang tersimpan
17 Bab 17 Berikan aku jawaban
18 Bab 18 Titik terang
19 Bab 19 Aku atau masa lalumu
20 Bab 20 Kejujuran
21 Bab 21 Ingin bahagia bersamamu
22 Bab 22 Kencan Perdana
23 Bab 23 Uraian masa lalu
24 Bab 24 Dua kejutan dan kenyataan
25 Bab 25 Hanya bayangan
26 Bab 26 Tabrak masuk
27 Bab 27 Dia muncul kembali
28 Bab 28 Insiden pertama
29 Bab 29 Khawatir berujung manja
30 Bab 30 Dua rencana yang berbeda
31 Bab 31 Terjadi
32 Bab 32 Istriku hilang
33 Bab 33 Siapakah aku?
34 Bab 34 Salam perpisahan
35 Bab 35 Menemukan keberadaanmu
36 Bab 36 Jangan pergi
37 Bab 37 Haruskah aku pergi?
38 Bab 38 Minta wadah menanam
39 Bab 39 Mau cucu secepatnya
40 Bab 40 Anugerah terindah
41 Bab 41 Pengganggu
42 Bab 42 Saling mencintai
43 Bab 43 Bersamamu sampai tua
44 Bab 44 Ketemu mantan jadi sial
45 Bab 45 Mau sepasang
46 Bab 46 Bertemu kedua kalinya
47 Bab 47 Hari sial Devano
48 Bab 48 Bocil meresahkan
49 Bab 49 Berserah diri
50 Bab 50 Mengidam
51 Bab 51 Aku kira kambing tetangga
52 Bab 52 Antara hidup dan mati
53 Bab 53 Lahirnya anggota baru
54 Hot Ceo & Istri Introvert
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1 Diselingkuhi
2
Bab 2 Pertemuan pertama
3
Bab 3 PDKT dulu
4
Bab 4 Selangkah lebih dekat
5
Bab 5 Hangatnya sebuah keluarga
6
Bab 6 Bibit cinta vs Bibit perusak
7
Bab 7 Lintah mulai menempel
8
Bab 8 Gara-gara kecebong premium
9
Bab 9 Fitting
10
Bab 10 Menikah
11
Bab 11 Promise
12
Bab 12 Tidur berdua
13
Bab 13 Kolor keramat
14
Bab 14 Menikmati hidangan
15
Bab 15 Apartemen dan sofa Tantra
16
Bab 16 Luka yang tersimpan
17
Bab 17 Berikan aku jawaban
18
Bab 18 Titik terang
19
Bab 19 Aku atau masa lalumu
20
Bab 20 Kejujuran
21
Bab 21 Ingin bahagia bersamamu
22
Bab 22 Kencan Perdana
23
Bab 23 Uraian masa lalu
24
Bab 24 Dua kejutan dan kenyataan
25
Bab 25 Hanya bayangan
26
Bab 26 Tabrak masuk
27
Bab 27 Dia muncul kembali
28
Bab 28 Insiden pertama
29
Bab 29 Khawatir berujung manja
30
Bab 30 Dua rencana yang berbeda
31
Bab 31 Terjadi
32
Bab 32 Istriku hilang
33
Bab 33 Siapakah aku?
34
Bab 34 Salam perpisahan
35
Bab 35 Menemukan keberadaanmu
36
Bab 36 Jangan pergi
37
Bab 37 Haruskah aku pergi?
38
Bab 38 Minta wadah menanam
39
Bab 39 Mau cucu secepatnya
40
Bab 40 Anugerah terindah
41
Bab 41 Pengganggu
42
Bab 42 Saling mencintai
43
Bab 43 Bersamamu sampai tua
44
Bab 44 Ketemu mantan jadi sial
45
Bab 45 Mau sepasang
46
Bab 46 Bertemu kedua kalinya
47
Bab 47 Hari sial Devano
48
Bab 48 Bocil meresahkan
49
Bab 49 Berserah diri
50
Bab 50 Mengidam
51
Bab 51 Aku kira kambing tetangga
52
Bab 52 Antara hidup dan mati
53
Bab 53 Lahirnya anggota baru
54
Hot Ceo & Istri Introvert

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!