Bab 18

Gibran yang tidak ingin Adista di cemooh orang pun lanjut membela temanya yang kini dibawa oleh Elang entah kemana?.

Membuat pria itu sedikit mencemaskan Adista.

Sementara itu helikopter itu mendarat di sebuah atap rumah megah tersebut, Elang membawa Adista turun dengan menggunakan sebuah lift yang ada di samping rooftops rumah tersebut.

Sesampainya di dalam rumah itu, Adista langsung dibawa ke sebuah kamar yang sangat mewah dan Elang langsung mengunci pintu kamar itu.

"Bersihkan dirimu terlebih dahulu."ucap Elang.

"Aku tidak mau, aku mau kembali ke rumah ku."ucap Adista.

Pergilah jika bisa melewati para buaya yang ada di sekeliling rawa ini."ucap Elang.

"Jangan katakan bahwa kamu ingin menyekap ku disini Elang."ucap Adista yang kini terlihat marah.

"Itu tergantung pada dirimu sayang."ucap Elang.

"Apa? maksudnya ini Elang."ucap Adista.

"Jika kamu menurut padaku aku akan kembali memberikan kebebasan tapi jika tidak aku akan tetap membiarkan mu tinggal di sini seumur hidup mu."ucap Elang.

"Apa? Yang kamu inginkan dariku Elang."tanya Adista.

"Simpel saja menikah dengan ku dan selamanya berada di sisiku."ucap Elang tegas.

"Lalu bagaimana? dengan anak dan istri mu, aku tidak mau merebut mu dari mereka."ucap Adista .

"Dia sudah bukan istriku lagi, dan sudah aku katakan sejak awal aku tidak akan pernah memiliki anak dari wanita yang hanya dijadikan partner ranjang ku."ucap Elang.

"Tidak mencintainya.... jangan munafik Elang aku bahkan bisa melihat cinta itu begitu besar saat pertama kali aku tau bahwa kamu memiliki istri."ucap Adista.

Adista pun langsung bergegas pergi meninggalkan Elang kedalam kamar mandi.

Lagi-lagi saat ini Adista bingung kenapa? semua sudah tersedia di sana semua kebutuhan yang biasa ia gunakan mulai dari perlengkapan mandi yang selalu ia gunakan.

Adista pun memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum Elang kembali marah.

Adista sedang malas untuk berdebat padahal ini sudah pukul tiga pagi sebentar lagi mungkin orang-orang akan bangun untuk beraktivitas jika mereka berada di kosan.

Sampai saat dia selesai mandi Adista keluar dari dalam kamar mandi dengan menggunakan bathrobe, saat ini dia tidak keramas jadi rambutnya itu tetap kering.

Adista pun duduk di depan meja rias yang ada di sana, dia hanya menggunakan pelembab kulit wajah dan kaki juga tangannya setelah ini dia kembali memasuki sebuah ruangan walk-in closed disana juga terdapat berbagai macam dress dan pakaian serba baru yang semakin menambah pertanyaan di hati Adista.

Rumah siapa? Itu dan siapa! pemilik semua pakaian yang ada di sana.

Adista pun langsung memilih satu piyama tidur dia tidak peduli itu milik siapa? yang jelas saat ini dia ingin berganti pakaian.

Sementara Elang pria itu entah pergi kemana saat ini.

Setelah itu ia keluar dan Elang terlihat sudah menggunakan piyama tidurnya itu.

"Aku pinjam baju ini besok akan ku ganti setelah aku pulang dari sini."ucap Adista pada Elang.

"Apa? harus mengganti baju milik sendiri."ucap Elang yang membuat Adista kaget.

"Maksudnya?."tanya Adista.

"Itu semua milikmu mulai hari ini kamu akan tinggal di sini."ucap Elang.

"Elang... aku harus kuliah."ucap Adista.

"Tidak untuk saat ini."ucap Elang.

"Lalu kapan jika bukan saat itu heumm."ucap Adista.

"Saat kau setuju untuk tetap berada di sisiku, dan satu lagi kita akan menikah."ucap Elang.

"Elang please jangan ngotot seperti ini."ucap Adista.

"Heumm...lalu harus bagaimana?."ujar Elang yang kini tengah menatap Adista sambil merangkul pinggang ramping itu.

"Tunggu aku sampai benar-benar selesai kuliah."ucap Adista.

"Tidak aku ingin saat ini."jawab pria itu.

"Elang please."ucap Adista.

"Heumm..... tidak bisa, kita akan segera menikah minggu-minggu ini."ucap Elang.

"Elang sayang.... please."ucap Adista yang kini memeluk Elang.

Dia tidak peduli jika saat ini Elang menganggap dirinya seperti cewek murahan yang terpenting dia bisa terlepas dari jeratan Elang dan bisa hidup bebas tanpa harus terkurung di sana.

Adista berjinjit agar bisa mencium bibir Elang yang kini mencoba menghindar dari Adista karena dia tau jika Adista tidak tulus melakukan hal itu, Adista hanya ingin memanfaatkan situasi.

"Ya sudah jika tidak ingin... lebih baik aku tidur."ucap Adista yang kini pergi menjauh dari Elang.

Namun secepat kilat, gadis itu melayang di udara, akibat perbuatan Elang yang kini melemparkan Adista keatas ranjang super empuk itu.

"Ah.....!!."pekik Adista.

Namun Elang tidak perduli dengan itu, Adista kaget saat pria itu sudah berada di atas tubuhnya seolah dirinya ingin memp**ko*a Adista tapi hanya dalam hitungan detik tiba-tiba Elang tertidur di sana dengan dengkuran halus.

"Elang berat geser Elang aku tau kamu masih bisa mendengar bangun aku bisa mati jika begini caranya!!."teriak Adista yang tidak pernah didengar oleh Elang.

"Elang!!."teriak Adista.

Elang hanya bergumam."Apa? sih bicara yang jelas."ucap Elang yang kembali tertidur pulas.

"Owh ya ampun sayang ku Elang bangun ini berat sayang aku bisa mati."ucap Adista dengan lembut.

"Nah itu baru benar sayang pertahankan itu sampai kapan pun aku ingin kamu memanggil ku seperti itu."ucap Elang.

Pria itu langsung bangkit dan berbaring di samping Adista.

"Oh my God..."ucap Adista lirih dengan kepalan tangan yang begitu erat.

Ingin sekali Adista menghajar pria itu hingga babak belur jika tidak sayang dengan tampangnya yang sangat tampan paripurna tapi tetap ngeselin itu.

Andaikan saja itu Gibran mungkin sudah Adista hajar sedari tadi.

Gadis itu pun tidur membelakangi Elang, namun Elang malah menarik Adista untuk berbalik dan memeluk dirinya.

"Aku akan segera menikahi mu besok honey tidak ada lagi alasan."ucap Elang yang tidak pernah digubris oleh Adista.

Adista tidak ingin pernikahan yang berujung dengan cemoohan orang-orang meskipun Elang sudah benar-benar menjadi duda sekalipun karena dirinya hadir di sisi Elang tepat pada saat Elang masih berstatus sebagai suami orang.

Tapi kini dia juga tidak bisa lepas begitu saja dari pria egois menurut Adista.

Tapi Elang selalu berkata bahwa dia mencintai Adista dan tidak akan pernah melepaskan gadis itu sampai kapanpun itu.

Adista semakin mencemaskan masadepan dirinya sendiri, sementara kedua orang tuanya sibuk dengan urusan hidup masing-masing bahkan mereka tidak peduli dengan hubungan dirinya dengan pria yang kini tengah tidur di sampingnya.

Beruntung Elang tidak pernah berbuat yang macam-macam meskipun selama ini mereka sudah beberapa kali tidur bersama.

Elang hanya akan memeluknya.

...*********...

Hari ini adalah hari pertama Adista membuka mata, di jam sepuluh pagi, gadis itu menatap lekat wajah tampan tapi membuat ia marah itu.

Adista tidak menyangka jika kini dirinya bisa terjebak bersama dengan pria yang jelas-jelas tidak pernah ia tahu sebelumnya.

"Elang bangun antar aku pulang."ucap Adista.

"Heumm.... siapa? yang akan mengantarmu pulang jangan pernah berharap sebelum kamu bersumpah untuk tetap bersama dengan ku di untuk selamanya."ucap Elang.

"Terserah kamu Elang!."teriak Adista yang benar-benar marah.

Sementara Elang hanya tersenyum saat melihat Adista ngambek.

"Aku hanya ingin kita menikah sayang apa? susahnya."ucap Elang.

"Karier ku adalah masadepan ku, Elang selain menikah juga butuh kedewasaan aku juga ingin menikah dengan pria yang benar-benar mencintai ku dan bukan hanya cinta sesaat atau semusim."ucap Adista.

"Honey... apa? cintaku tak pernah berarti untukmu."ucap Elang.

"Bukan cinta mu yang tidak berarti Elang, aku tidak suka pemaksaan cinta itu akan berjalan seperti air mengalir, dan jika terburu-buru membuat keputusan seperti mu, itu jatuhnya bukan cinta elang tapi nafsu."ucap Adista.

"Dista sayang aku sudah dewasa bukan anak ABG yang akan mengulur waktu untuk sebuah komitmen, aku mungkin terkesan terburu-buru tapi semua demi kebaikan kita."ucap Elang.

Elang pun menyusul Adista yang menuju kamar mandi, Adista tengah menggosok gigi.

Elang pun langsung bergabung setelah membasuh wajah dan menggunakan scrub wajah terakhir gosok gigi.

Sementara Adista selesai dan hendak pergi tapi tangan Elang meraih pinggang ramping itu.

"Apalagi.... aku akan pergi dari sini saat ini juga."ucap Adista.

"Heumm... baiklah-baiklah sayang ku, tapi tunggu aku selesai dulu "ucap Elang berbohong.

Sebenarnya kompleks perumahan tersebut tidak dikelilingi buaya ataupun perairan namun berada di pusat kota. tapi Elang dengan sengaja membohongi gadis itu agar tidak pergi kemanapun.

Elang pun selesai menggosok gigi kini pria itu berjalan menuju ruang shower untuk mandi sementara Adista yang kini masih berada di sana dia buru-buru berlari keluar saat Elang sudah melepas piyama tidur bagian atas.

"Elang!!."ucap Adista yang kini terlihat dengan pipi yang merah merona karena malu.

Sementara Elang terkekeh geli saat membayangkan Adista yang benar-benar merasa malu.

Elang mandi di sana semeantara Adista kini tengah berada di balkon kamar tersebut dia begitu kesal saat melihat pemandangan kota yang dia kenal sejak kecil itu.

Adista pun kembali ke kamar dia meraih handphone milik Elang untuk menghubungi Gibran tapi sampai beberapa kali ia mencoba membuka nomor pin handphone tersebut namun sampai Elang keluar dari dalam kamar mandi kini terlihat tersenyum saat Adista tiba-tiba melempar Handphone tersebut ke atas ranjang.

"PIN nya tanggal lahir mu."ucap Arvin.

"Elang!!! kenapa? kamu bohong kalau rumah ini berada di tengah rawa apa? kamu tau diseberang sana adalah rumah ku."ucap Adista.

Sementara Elang malah tertawa terbahak-bahak melihat Adista yang kini terlihat benar-benar menggemaskan saat dia marah dan geregetan.

"Sayang,,, kamu mau apa? dengan ponsel itu."ucap Elang.

"Mau nelpon polisi karena kamu sudah menculik ku."ucap Adista yang meraih handphone tersebut dan langsung mengklik nomor PIN yang disebutkan oleh Elang hingga ponsel itu menampakkan foto dirinya yang tengah terlelap tidur.

"Elang!!!."teriak Adista yang kini benar-benar marah saat melihat dirinya di sana.

"Apa? sayang ku, kamu semakin menggemaskan."ucap Elang.

"Diam, dimana kamu menyimpan foto ku, aku akan menghapus semuanya."ucap Elang.

"Di sana ada di manapun juga ada."ucap Elang.

"Elang aku serius."ucap Adista.

"Aku lebih serius lagi honey."ucap Elang yang langsung membuka galeri.

Mulut Adista langsung menganga saat itu juga ketika melihat berbagai foto Adista yang tengah berada di setiap tempat.

"Kamu."ucap Adista yang kini menatap lekat wajah tampan itu.

"Apa? sayang.... apa? aku salah menyimpan foto wanita yang sangat aku cintai."ucap Elang.

"Tapi ini tidak wajar Elang, apa? sebenarnya maksud mu dengan semua ini?."tanya Adista.

"Honey.... jangan salah faham."ucap Elang.

Adista langsung menjauh dari Elang dia seolah terlihat takut entah apa? yang ada dipikirannya saat ini.

Adista pun langsung bergegas keluar dari dalam kamar tersebut Elang langsung mengejar dan meraih lengan Adista saat itu juga.

"Adista sayang ada apa? heumm... kenapa? tiba-tiba kamu ketakutan begini."ucap Elang.

Tubuh Adista tiba-tiba gemetar saat Elang merangkul pinggangnya.

"Elang... kamu kah orang itu."ucap Adista sambil menatap tajam.

"Tidak sayang, aku yang menyelamatkan mu malam itu dimana kamu hampir di perkosa namun saat itu ku sudah tidak sadarkan diri dan aku tidak sempat merapihkan penampilan saat itu aku langsung menghubungi keluarga mu."ucap Elang.

"Tapi kenapa? kamu tidak datang untuk menjelaskan semuanya agar orang-orang tidak salah menduga bahwa saat itu aku adalah korban pemerkosaan."ucap Adista yang teringat dengan kasus satu tahun yang lalu.

Dimana? dirinya di jebak seseorang saat dia berada di pesta ulang tahun sahabatnya saat itu.

Pesta yang diadakan di sebuah hotel secara besar-besaran itu melibatkan banyak para rekan bisnis dari orang tua sahabatnya itu.

Saat sedang duduk sendirian di sebuah kursi, tiba-tiba dia di suguhi segelas jus yang ternyata sudah diberi obat tidur oleh seseorang.

Adista pun tiba-tiba merasa pusing dan saat itu juga langsung sempoyongan, seseorang tiba-tiba membawa Adista ke sebuah kamar tapi saat sampai di sana ternyata pria itu tidak benar-benar menolong melainkan ingin menodai dirinya saat itu Adista masih setengah sadar dia berteriak dan menggapai apa saja yang dia bisa dan melemparnya dengan barang-barang yang ada di sana tapi kemudian Adista kembali terjerembab di atas ranjang saat itu dia sudah tidak bisa melawan karena matanya juga terpejam hingga akhirnya dia mendengar suara orang tengah berkelahi dan saat itu suara tembakan terdengar nyaring namun Adista tidak kunjung bisa membuka mata, tapi dia mendengar seseorang memanggil seseorang.

"Tuan Elang, biar saya yang bereskan."ucap Adista.

Adista sadar setelah keesokan harinya, mungkin karena dosis tinggi namun setelah ia sadar tiba-tiba dia mendengar orang lain bergosip bahwa dia adalah korban dari pemerkosaan.

"Tidak sayang aku pikir orang itu benar-benar menjelaskan seperti apa yang aku katakan waktu itu."ucap Elang .

"Tapi nyatanya tidak hingga aku harus merusakkan kondisi ku pada dokter spesialis. dan itu sungguh membuat mental ku terganggu."

Episodes
1 Bab:1
2 Bab 2
3 Bab: 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25.
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bangun 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121 season 2
122 Bab 122 season 2
123 Bab 123 season 2
124 BAb 124 season 2
125 Bab 125 season 2
126 Bab 126 season 2
127 Bab 127 season 2
128 Bab 128 season 2
129 Bab 129 season 2
130 Bab 130 season 2
131 Bab 131 season 2
132 Bab 133 season 2
133 Bab 133 season 2
134 Bab 134 season 2
135 Bab 135 season 2
136 Bab 136 season 2
137 Bab 137 season 2
138 Bab 137 season 2
139 Bab 139 season 2
140 Bab 140 season 2
141 Bab 141 season 2
142 Bab 142 season 2
143 Bab 143 season 2
144 Bab 144 season 2
145 Bab 145 season 2
146 Bab 146 season 2
147 Bab 147 season 2
148 Bab 148 season 2
149 Bab 148 season 2
150 Bab 150
151 Bab 151 season 2
152 Bab 152 season 2
153 Bab 153 season 2
154 Bab 154 season 2
155 Bab 155 season 2
156 Bab 156 season 2
157 Bab 157 season 2
158 Bab 158 season 2
159 Bab 159 season 2
160 Bab 160 season 2
161 Bab 161 season 2
162 Bab 162 season 2
163 Bab 163 season 2
164 Bab 164
165 Bab 165 season 2
166 Bab 166 season 2
167 Bab 167 season 2
168 Bab 168 season 2
169 Bab 169 season 2
170 Bab 170 season 2
171 Bab 171 season 2
172 Bab 172 season 2
173 Bab 173 season 2
174 Bab 174 season 2
175 Bab 175 season 2
176 Bab 176 season 2
177 Bab 177 season 2
178 Bab 178 season 2
179 Bab 179 season 2
180 Bab 180 season 2
181 Bab 181 season 2
182 Bab 182 season 2
183 Bab 183 season 2
184 Bab 184 season 2
185 Bab 185 season 2
186 Bab 186 season 2
187 Bab 187 season 2
188 Bab 188 season 2
189 Bab 189 season 2
190 Bab 190 season 2
191 Bab 191 season 2
192 Bab 192 season 2
193 Bab 193 season 2
194 Bab 194 season 2
195 Bab 195 season 2
196 Bab 196 season 2
197 Bab 197 season 2
198 Bab 198
199 Bab 199 season 2
200 Bab 200 season 2
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab:1
2
Bab 2
3
Bab: 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25.
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bangun 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121 season 2
122
Bab 122 season 2
123
Bab 123 season 2
124
BAb 124 season 2
125
Bab 125 season 2
126
Bab 126 season 2
127
Bab 127 season 2
128
Bab 128 season 2
129
Bab 129 season 2
130
Bab 130 season 2
131
Bab 131 season 2
132
Bab 133 season 2
133
Bab 133 season 2
134
Bab 134 season 2
135
Bab 135 season 2
136
Bab 136 season 2
137
Bab 137 season 2
138
Bab 137 season 2
139
Bab 139 season 2
140
Bab 140 season 2
141
Bab 141 season 2
142
Bab 142 season 2
143
Bab 143 season 2
144
Bab 144 season 2
145
Bab 145 season 2
146
Bab 146 season 2
147
Bab 147 season 2
148
Bab 148 season 2
149
Bab 148 season 2
150
Bab 150
151
Bab 151 season 2
152
Bab 152 season 2
153
Bab 153 season 2
154
Bab 154 season 2
155
Bab 155 season 2
156
Bab 156 season 2
157
Bab 157 season 2
158
Bab 158 season 2
159
Bab 159 season 2
160
Bab 160 season 2
161
Bab 161 season 2
162
Bab 162 season 2
163
Bab 163 season 2
164
Bab 164
165
Bab 165 season 2
166
Bab 166 season 2
167
Bab 167 season 2
168
Bab 168 season 2
169
Bab 169 season 2
170
Bab 170 season 2
171
Bab 171 season 2
172
Bab 172 season 2
173
Bab 173 season 2
174
Bab 174 season 2
175
Bab 175 season 2
176
Bab 176 season 2
177
Bab 177 season 2
178
Bab 178 season 2
179
Bab 179 season 2
180
Bab 180 season 2
181
Bab 181 season 2
182
Bab 182 season 2
183
Bab 183 season 2
184
Bab 184 season 2
185
Bab 185 season 2
186
Bab 186 season 2
187
Bab 187 season 2
188
Bab 188 season 2
189
Bab 189 season 2
190
Bab 190 season 2
191
Bab 191 season 2
192
Bab 192 season 2
193
Bab 193 season 2
194
Bab 194 season 2
195
Bab 195 season 2
196
Bab 196 season 2
197
Bab 197 season 2
198
Bab 198
199
Bab 199 season 2
200
Bab 200 season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!