Bab 14

Tiga hari sudah berlalu kini Adista sudah keluar dari rumah sakit tersebut.

Tapi penderita Adista tidak cukup berhenti di situ, saat ini dia tengah menerima laporan bahwa dia dikeluarkan secara tidak hormat dari kampus yang beberapa bulan ini menjadi tempat dia belajar.

Entah apa? alasan yang jelas dari pihak kampus tersebut yang jelas mereka mengeluarkan gadis itu dengan alasan telah mencoreng nama baik kampus.

Dan, satu lagi beredarnya foto-foto saat Elang dan Adista tidur bersama di sebuah villa yang ada di pulau pribadi tersebut dan adegan mesra Elang juga Adista saat itu.

Adista yang baru saja keluar dari rumah sakit kini dia terduduk lemas sambil menangis.

Beruntung Bu Ning dan Derby juga Gibran membela Adista saat ini, disaat semua orang berkumpul dan bergosip tentang Adista si pelakor.

Elang yang saat ini tengah berada di kantor cabang pun, langsung bergegas pergi menuju kosan dan mengurus masalah isu tersebut.

Pria itu mungkin tidak bisa menghapus seluruh berita yang beredar di sosial media, tapi yang Elang upayakan saat ini adalah mengatasi kabar itu agar tidak berpengaruh terhadap pendidikan dan karier Adista yang cemerlang itu.

Elang sedang mengupayakan untuk supaya status Adista sebagai seorang pelajar di kampus tersebut tidak tercemar dan Elang meminta pihak kampus untuk mencabut pernyataan itu dan mengganti dengan surat pindah.

Adista masih menangis sesenggukan di pelukan Gibran seperti biasanya pemuda yang berstatus sebagai sahabat itu ada untuk Adista.

"Gibran aku sudah bekerja keras untuk bisa meraih cita-cita ku itu, tapi kenapa? mereka tega melakukan semua itu.... apa? mereka tidak pernah berfikir bagaimana sulitnya. berada di posisi ku."tangis Adista pecah.

Adista pun sudahlah jangan menangis mulai sekarang kamu harus menjadi pelakor beneran supaya kamu bisa memanfaatkan kekuasaan Elang untuk semua ini."ucap Gibran.

"Gibran aku bahkan sudah tidak ingin lagi mengenal dia."ucap Adista yang tiba-tiba menghentikan tangisnya itu.

"Ya, keputusan apapun aku akan mendukungnya."ucap Gibran.

Adista langsung bergegas kedalam kamar mandi, dia mencuci muka dan juga membersihkan diri.

Air mata itu terus keluar tanpa izin mengingat kehidupannya yang kini telah hancur.

Kehilangan perhatian dan kasih sayang dari orang tua kandung dan disaat hidupnya sudah sebatang kara kini cobaan terus datang silih berganti.

Derby kini sengaja mengadakan makan malam bersama dan mengharukan semua hadir di sana, dia juga mengatakan ingin memberitahukan sesuatu pada mereka semua.

Setelah pukul sepuluh siang semuanya berkumpul untuk menyiapkan pesta kecil-kecilan untuk makan malam nanti.

Karena selain makanan yang berat-berat saat ini ada banyak deseret yang harus dikerjakan lebih awal.

Adista pun ikut berbaur bersama dengan Gibran yang kini membantu ibu-ibu di sebelah Adista.

"Sepertinya sangat ini ada pesta syukuran gitu acara apa? ya."ucap mereka yang kini terlihat sibuk dengan berbagai macam jenis olahan.

"Ada acara apa? ya dista."ucap Gibran yang kini terlihat kepo seperti orang banyak.

"Entah mungkin ada yang nikah."ucap Adista pada Gibran.

"Mas Derby menikah."ucap Adista.

"Mas Derby sudah bertunangan, tapi belum memutuskan untuk menikah karena calon istrinya masih mengejar karir sebagai model."ucap Bu Ning.

"Owh... model."ucap Gibran dan Adista.

"Heumm... betul itu nak."balas bi Ning lagi.

Sampai pada saat Derby datang bersama dengan seseorang yang kini tengah bergelayut manja di lengan kekar itu.

"Siang semuanya."ucap Derby.

Sementara wanita itu tidak sedikitpun menyapa atau tersenyum.

"Siang mas."ucap semua.

"Ya, yang semangat ya masaknya nanti malam kita akan menyambut tamu yang akan menjadi penghuni di rumah yang disitu, dan ini semua adalah pemberian dari orang yang akan kita sambut nanti."ucap Derby.

"Rumah sebelah, bukankah itu sangat mahal mas sewanya."ucap beberapa orang.

Sementara Gibran dan Adista tidak memperdulikan hal itu.

Yang mereka pedulikan saat ini adalah siapa? orang yang tengah mereka bahas.

"Dista sebaiknya kamu segera istirahat sejenak pulang dari rumah sakit kamu belum benar-benar istirahat dengan baik."ucap Gibran.

"Aku bisa istirahat nanti pas makan malam, Gege juga tidak rewel sejak aku pulang dia anteng jadi aku bisa istirahat dengan cepat."ucap Adista.

"Heumm... baik'lah."ucap Gibran.

"Mereka melanjutkan bergotong royong hingga akhirnya kini giliran yang orang tua yang membantu master chef yang akan mengeksekusi semuanya.

Saat itu Adista mengajak Gibran untuk pergi ke sebuah tempat yang tidak pernah Gibran datangi dengan membawa serta Gege.

"Bawa mobilku saja nanti kita gantian nyetirnya."ucap Adista yang memberikan kunci pay Gibran.

Adista pun menggendong Gege karena di mobil Alphard miliknya sudah ada tempat Gege tinggal khusus jadi tidak perlu bawa-bawa kandang kucing ada kandang cadangan.

"Mas kami pamit pergi dulu titip kamar dan mobil."ucap Gibran.

"Kalian mau kemana?."ucap Derby.

"Mau cari hiburan lagi sumpek."ucap Gibran.

"loh kok pergi sama Adista."ucap Leli di tukang gosip.

"Mau tau saja."ucap Gibran sambil pergi.

"Bentar deh Gibran ada sesuatu di wajah mu."ucap Adista sambil menahan lengan Gibran.

"Adista jangan main-main deh mau pergi atau tidak."ucap Gibran.

"Pergilah honey."ucap Adista sambil terkekeh.

"Giliran sama gue saja bilang seperti itu."ucap Gibran.

"Hahaha biarkan saja suka-suka yeh..."ucap Adista yang sudah masuk di jok penumpang samping kemudi.

Sementara Gibran yang sudah stanby sejak tadi di depan kemudi.

"Gege sudah aman."ucap Gibran.

"Sudah."kata Adista.

"Come on kita pergi."ucap keduanya.

Bertepatan dengan kepergian mereka saat keluar pintu pagar tempat kost tersebut sebuah mobil sedan mewah masuk sekilas Adista melihat wajah pria yang saat ini dia benci itu.

"Itu si Elang Jawa mau ngapain datang lagi kesana buka kah sudah kamu usir pas di rumah sakit setelah si ****** itu kembali membuat kericuhan."ucap Gibran.

"Heuum entahlah mungkin ada kepentingan lainnya."ucap Adista yang terlihat malas membahas tentang itu.

Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju ke sebuah daerah perumahan elit yang ada di kota tersebut, Adista pun mengambil alih kemudi.

Wanita itu langsung memasuki area kompleks perumahan tersebut, Adista memasuki rumah paling besar di antara yang lainnya.

"Owh ya ampun Nona Adista."ucap seorang wanita paruh baya yang bekerja di rumah itu.

"Bu ati sehat."ucap Adista.

"Alhamdulillah non, bagaimana? kabar Nona."ucap wanita itu.

"Aku baik Bu, apa? papah masih disini."tanya Adista tapi wanita itu menggeleng.

"Nyonya juga sudah jarang pulang, sekalinya pulang bawa pria itu non."ucap Bu ati yang terlihat tidak enak hati untuk mengatakan yang sesungguhnya.

...**************...

Gibran yang sedari tadi mengekor di belakang Adista dia sudah mengerti dengan apa? yang Adista alami saat ini.

Ternyata semua sesuai dengan laporan tersebut.

Adista meminta Bu ati membuat minuman dan makan siang untuk mereka berdua, sementara mereka naik ke lantai tiga dimana kamar Adista berada.

"Wow, rumah mu sangat bagus Adista, tapi kenapa? mesti pergi ke tempat sederhana seperti itu."ucap Gibran yang kini tengah mengambil foto Adista secara diam-diam untuk membuktikan bahwa Adista bukan orang sembarangan.

"Adista pun memasuki sebuah ruangan di samping kamar tidurnya yang merupakan sebuah walk-in closed yang terlihat seperti milik para artis di televisi.

Lagi-lagi Gibran mengambil foto, Adista tidak tahu itu.

"Dia bolehkah? aku keliling rumah untuk membuat konten yang bagus."ucap Gibran.

"Suka-suka kamu saja."balas Adista.

Gibran langsung keluar rumah Adista dan mengajak seorang asisten rumah di sana untuk berkeliling dan bercerita tentang Adista dan rumah tersebut.

Mulai dari awal masuk pintu pagar yang menjulang tinggi, dan memperlihatkan rumah masa kecil Adista hingga masuk ke seluruh ruangan dan terakhir mobil mewah hadiah ulang tahun milik Adista yang berjajar rapi hingga lima mobil dan bukan mobil murah yang seperti pada umumnya, mobil itu benar-benar mobil mewah yang harganya cukup untuk membeli dua unit rumah mewah dengan harga segitu.

Karena ternyata kedua orang tua Adista memiliki bisnis yang cukup besar.

Video tersimpan rapi di dalam galeri handphone milik Gibran.

Dia tidak hanya mengabadikan kemewahan rumah tersebut, tapi juga mengabadikan setiap foto milik Adista dari mulai orok hingga dewasa.

Dia juga mengabadikan kamar Adista yang memiliki banyak printilan yang tidak murah.

Adista membawa dua koper besar dan sebuah gitar yang diberikan pada Gibran.

"Gege majikan mu yang baru ini habis ngerampok ya."ucap Gibran.

"Tidak masalah gue ngerampok milik gue sendiri."ucap Adista sambil terkekeh.

"Aku mau ganti mobil ke yang kecil saja kamu bawa itu sama pak sopir biar nanti dia bawa itu mobil kembali ke sini atau gimana? ya kalau bawa dua-duanya kasihan mas Derby parkiran penuh."ucap Adista.

"Masih muat dua mobil lagi tuh halaman."ucap Gibran.

"Satu saja ah tidak apa-apa kapan-kapan kita bisa balik sini kalau mau ambil."ucap Adista.

"Adista sayang putri Mama kamu pulang nak, Owh Mama senang sekali semoga kamu tidak pergi kemanapun lagi."ucap Arinda.

"Dista hanya mau ngambil baju ganti ma... Dista sudah tidak kuliah jadi mau kuli saja."ucap Adista sekenanya.

"Kamu tidak kuliah sayang apa? papah tidak memberikan uang jajan yang cukup."ucap Arinda.

"Ah sudahlah kalian sama saja orang tua macam apa? kalian bahkan tidak peduli anaknya masuk rumah sakit dan sekarang aku dikeluarkan dari kampus."ucap Adista lantang.

"Sayang kamu tidak berbuat yang macam-macam kan nak, mommy benar-benar takut putri mommy kenapa-napa sayang ayo cerita sama Mama."ucap nyonya Arinda.

"Tidak macam-macam, mama pasti punya handphone kan bisa lihat bagaimana? Putri Mama menghancurkan rumah tangga orang lain dan aku dikeluarkan dari kampus karena kasus itu, aku menjadi pelakor."ucap Adista sambil menatap tajam kearah pria yang baru saja datang.

"Hi...nak kamu pulang."ucap suami baru Arinda.

"Tentu saja mau pulang dan pergi aku bebas karena ini juga rumah ku."jawab Adista sinis.

"Sayang jangan begitu maksud om Arman baik... maafkan Adista ya mas, dia masih belum bisa terima dengan semua yang terjadi."ucap Arinda.

"Tenang saja Sayang, aku maklum kok putri kita memang harus belajar dari nol untuk semua itu. oh iya sayang ambilah ini untuk kebutuhan sehari-hari kamu."ucap pria itu menyodorkan black card pada Adista.

"Jangan mas dia sudah punya itu sendiri tapi tidak pernah digunakan."ucap Arinda.

"Gibran ayo pergi disini sungguh membosankan sekali ma aku bawa dua mobil."UC Adista meskipun ketus tapi dia masih ingat pamit.

"Iya sayang bawalah lagipula mobil itu milik mu dan tidak ada yang make soal kuliah mu nanti Mama akan urus semuanya kamu tenang saja."ucap Arinda yang tidak ingin memaksa anak gadisnya itu untuk tinggal.

Adista yang tadinya ingin bawa sopir tapi tidak jadi karena saat ini dia sudah terlanjur bilang bawa dua mobil.

"Gege ikut Adista ya, Gigi mau bawa mobil satunya."ucap Adista.

"Dia gak akan protes, yang protes itu aku, kenapa? jadi aku yang bawa barang."ucap Gibran.

"Aku bawa Lamborghini ."ucap Adista.

"Ah baiklah-baiklah daripada lama di traktir makan restauran paling baik di kota ini."ucap Gibran.

"Iya bawel."ucap Adista.

Mereka pun berangkat hanya di tatap sendu oleh sang Mama yang berharap putrinya kembali padanya.

Dia tidak akan pernah menikah lagi, jika saja Adam tidak mengkhianati cinta yang selama ini tumbuh bersemi setelah mereka tinggal bersama.

"Maaf kan Mama nak."ucap wanita paruh baya itu.

Sepanjang perjalanan, Adista benar-benar membuktikan kelihaian dalam mengemudi mobil sport di jalan raya yang dipenuhi kendaraan tersebut.

Sampai mereka tiba di sebuah restaurant berbintang Adista dan Gibran turun untuk makan siang di jam tiga sore.

Setelah selesai makan siang mereka langsung bergegas kembali ke kosan tersebut untuk mengurus tempat parkir kedua mobilnya itu.

Disaat semua orang tengah sibuk memasak Adista dan Gibran datang dan menjadi pusat perhatian, Adista kini menggunakan mobil Lamborghini Aventador dengan warna perpaduan pink dan hitam tersebut.

Adista turun sampai menggendong Gege.

"Gigi tolong turunkan barangnya ya."ucap Adista.

"Siap Nona."ujar Gibran yang kini terlihat membawa gitar yang masih baru itu di punggung karena masih tersimpan di dalam tas gitar tersebut.

"Kalian habis dari mana."ucap Derby yang kini tengah mengontrol perjuangan mereka yang tengah memasak.

"Merampok rumah Nona Adista ."ucap Gibran.

"Benarkah itu Adista, darimana dia mendapatkan semua itu."ucap para wanita yang di para wanita.

Namun Adista enggan berkomentar untuk hal itu ,

Adista pun langsung bergegas masuk membawa Gege, dia langsung menaruh geger kedalam kandangnya setelah itu barulah dirinya.

Adista tidak peduli jika saat ini dia tengah menjadi pusat perhatian dan gosip miring tentang dirinya yang sekarang tengah beredar.

Sampai saat makan malam itu dimulai, Adista masih setia tidur di atas ranjang miliknya, sementara kini seseorang tengah menunggunya.

Episodes
1 Bab:1
2 Bab 2
3 Bab: 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25.
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bangun 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121 season 2
122 Bab 122 season 2
123 Bab 123 season 2
124 BAb 124 season 2
125 Bab 125 season 2
126 Bab 126 season 2
127 Bab 127 season 2
128 Bab 128 season 2
129 Bab 129 season 2
130 Bab 130 season 2
131 Bab 131 season 2
132 Bab 133 season 2
133 Bab 133 season 2
134 Bab 134 season 2
135 Bab 135 season 2
136 Bab 136 season 2
137 Bab 137 season 2
138 Bab 137 season 2
139 Bab 139 season 2
140 Bab 140 season 2
141 Bab 141 season 2
142 Bab 142 season 2
143 Bab 143 season 2
144 Bab 144 season 2
145 Bab 145 season 2
146 Bab 146 season 2
147 Bab 147 season 2
148 Bab 148 season 2
149 Bab 148 season 2
150 Bab 150
151 Bab 151 season 2
152 Bab 152 season 2
153 Bab 153 season 2
154 Bab 154 season 2
155 Bab 155 season 2
156 Bab 156 season 2
157 Bab 157 season 2
158 Bab 158 season 2
159 Bab 159 season 2
160 Bab 160 season 2
161 Bab 161 season 2
162 Bab 162 season 2
163 Bab 163 season 2
164 Bab 164
165 Bab 165 season 2
166 Bab 166 season 2
167 Bab 167 season 2
168 Bab 168 season 2
169 Bab 169 season 2
170 Bab 170 season 2
171 Bab 171 season 2
172 Bab 172 season 2
173 Bab 173 season 2
174 Bab 174 season 2
175 Bab 175 season 2
176 Bab 176 season 2
177 Bab 177 season 2
178 Bab 178 season 2
179 Bab 179 season 2
180 Bab 180 season 2
181 Bab 181 season 2
182 Bab 182 season 2
183 Bab 183 season 2
184 Bab 184 season 2
185 Bab 185 season 2
186 Bab 186 season 2
187 Bab 187 season 2
188 Bab 188 season 2
189 Bab 189 season 2
190 Bab 190 season 2
191 Bab 191 season 2
192 Bab 192 season 2
193 Bab 193 season 2
194 Bab 194 season 2
195 Bab 195 season 2
196 Bab 196 season 2
197 Bab 197 season 2
198 Bab 198
199 Bab 199 season 2
200 Bab 200 season 2
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab:1
2
Bab 2
3
Bab: 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25.
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bangun 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121 season 2
122
Bab 122 season 2
123
Bab 123 season 2
124
BAb 124 season 2
125
Bab 125 season 2
126
Bab 126 season 2
127
Bab 127 season 2
128
Bab 128 season 2
129
Bab 129 season 2
130
Bab 130 season 2
131
Bab 131 season 2
132
Bab 133 season 2
133
Bab 133 season 2
134
Bab 134 season 2
135
Bab 135 season 2
136
Bab 136 season 2
137
Bab 137 season 2
138
Bab 137 season 2
139
Bab 139 season 2
140
Bab 140 season 2
141
Bab 141 season 2
142
Bab 142 season 2
143
Bab 143 season 2
144
Bab 144 season 2
145
Bab 145 season 2
146
Bab 146 season 2
147
Bab 147 season 2
148
Bab 148 season 2
149
Bab 148 season 2
150
Bab 150
151
Bab 151 season 2
152
Bab 152 season 2
153
Bab 153 season 2
154
Bab 154 season 2
155
Bab 155 season 2
156
Bab 156 season 2
157
Bab 157 season 2
158
Bab 158 season 2
159
Bab 159 season 2
160
Bab 160 season 2
161
Bab 161 season 2
162
Bab 162 season 2
163
Bab 163 season 2
164
Bab 164
165
Bab 165 season 2
166
Bab 166 season 2
167
Bab 167 season 2
168
Bab 168 season 2
169
Bab 169 season 2
170
Bab 170 season 2
171
Bab 171 season 2
172
Bab 172 season 2
173
Bab 173 season 2
174
Bab 174 season 2
175
Bab 175 season 2
176
Bab 176 season 2
177
Bab 177 season 2
178
Bab 178 season 2
179
Bab 179 season 2
180
Bab 180 season 2
181
Bab 181 season 2
182
Bab 182 season 2
183
Bab 183 season 2
184
Bab 184 season 2
185
Bab 185 season 2
186
Bab 186 season 2
187
Bab 187 season 2
188
Bab 188 season 2
189
Bab 189 season 2
190
Bab 190 season 2
191
Bab 191 season 2
192
Bab 192 season 2
193
Bab 193 season 2
194
Bab 194 season 2
195
Bab 195 season 2
196
Bab 196 season 2
197
Bab 197 season 2
198
Bab 198
199
Bab 199 season 2
200
Bab 200 season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!