Rutinitas perkuliahan pun selesai Adista kini tidak langsung pulang dia jalan bareng dengan Megan menuju pusat perbelanjaan yang cukup besar di kota itu.
Keduanya masuk kedalam pusat perbelanjaan tersebut setelah memarkir mobilnya di basement mall tersebut.
Keduanya tampak terlihat menarik dan menjadi sorotan bagi orang-orang yang ada di sana, selain cara berpakaian mereka yang memang fashionable satu lagi yang menjadi pusat perhatian di kalangan orang-orang yang hadir di sana, dia adalah Megan Anggara.
Anak dari Elang Anggara yang hanya memiliki perbedaan usia yang sangat tipis itu, selalu jadi pusat perhatian karena memang aneh bagi mereka.
"Megan, kamu sadar tidak rasanya kita seperti sedang menjadi pusat perhatian."ucap Adista.
"Mungkin karena kamu mirip Jeny black pink."ucap Megan young memang sudah tau siapa? yang menjadi pusat perhatian bagi mereka saat ini.
"Ah,,, lagi-lagi itu ya mbak e."ucap Adista dengan logat Jawa yang dibuat-buat karena memang dia tidak pernah berbicara bahasa itu meskipun sering menyimak obrolan tetangga atau orang tua, sejak lahir dia hanya belajar bahasa Indonesia dan terkadang Inggris sesuai didikan orang tuanya karena untuk bahasa Jawa itu adalah bahasa yang sering ia dengar dari lingkungannya dan tidak perlu lagi diajarkan itulah pendapat kedua orang tuanya itu.
Sampailah mereka di sebuah tempat permainan trampolin, kini keduanya tengah bersiap untuk bermain disitu dengan instruktur yang kini mendampingi mereka yang pemula.
Keduanya begitu bersemangat saat berhasil melakukan lompatan pertama dengan teriakan dan juga tawa setelah mendarat.
Hingga mereka merasa lelah, keduanya pun memutuskan untuk mencari minuman.
Sampai saat Adista melihat sesuatu yang menarik perhatiannya itu.
Didepan sebuah toko yang menjual mainan anak, Adista berhenti dan meraih sebuah topeng yang menarik perhatian nya.
Saat Megan tengah menatap kearah lain dimana sang daddy berada dengan beberapa orang lainnya Adista pun menarik wajah Megan dan melirik ke arahnya.
Sontak Megan menjerit saat itu juga.
Sementara Adista tertawa terbahak-bahak lagi-lagi mereka menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di sana.
Tawa lepas yang kini menambah kesan cantik dari Adista membuat seseorang terus menatap lekat kearah gadis cantik itu.
Namun Adista tidak sadar jika dirinya tengah diperhatikan.
Sementara Megan pun membalas Adista dengan mengambil sebuah mainan yang bisa membuat sebagian orang geli dengan itu.
Megan mengambil sebuah cicak mainan yang di ambil dari rak yang sama dan menyodorkan mainan itu pada Adista yang tiba-tiba menjerit ketakutan dan lari begitu saja.
"Ampun Megan jangan aku benar-benar takut dengan itu,,, Megan!!."teriak Adista karena Megan terus menggodanya.
"Mbak tolong dibayar dulu mainannya di dalam."ucap pelayan toko.
Megan langsung tersadar bahwa saat ini dirinya tengah memainkan barang dagangan orang lain.
Adista pun langsung masuk kedalam toko dan membawa topeng itu diikuti oleh Megan yang juga membawa mainan tersebut.
Sampai saat mereka keluar mereka kembali tertawa lepas karena merasa lucu. gara-gara keasikan main hingga mereka lupa jika saat ini mereka sudah membuat kegaduhan.
"Cari hiburan itu ternyata tidak perlu mahal ya misalnya pergi keliling dunia, ternyata disini juga kita sudah bisa tertawa."ucap Adista.
"Ya, tapi gak ngerusak tatanan dagangan orang juga kali...oh iya ngomong-ngomong ini mainan mau di kemanan."ujar Megan.
"Kasih orang lain saja, aku sih mau dibawa nanti aku berikan pada sekuriti di tempat tinggal ku untuk anaknya mungkin."ucap Adista.
"Cie.... perhatian sama satpam di sana tampan-tampan ya...."ucap Megan menggoda.
"Boroboro semua biasa saja, tapi ada sih satu yang tampan hanya saja mungkin suami orang."ucap Adista sambil tersenyum.
"Sepertinya menjadi pelakor tidak ada salahnya jika dia tampan."ucap Megan menggoda.
"Ih, amit-amit jangan sampai jangan tidak."ucap Adista yang terlihat memiliki trauma berat dengan kata itu.
Adista pun mengakhiri obrolan tentang itu.
"Sekarang kita kemana? mungpung masih sore."ucap Adista.
"Bagaimana kalau kita makan es krim."ucap Adista.
"Tidak-tidak perut ku sudah terisi penuh dengan minuman."ucap Megan.
"Owh iya, kamu tau tidak tempat yang menjual benang wool disini?."ucap Adista bertanya.
"Untuk apa? jangan-jangan kamu juga ingin merajut syal buat para sekuriti di sana iya."tanya Megan.
"Aku ada acara mendaki gunung dengan teman di kota kelahiran ku, beberapa Minggu lagi, dan ingin membuat syal sendiri untuk mengantisipasi cuaca dingin di gunung nanti."jawab Adista.
"Heumm,,, baik'lah mari kita cari di semua toko yang ada di sini."ucap Megan.
"Aku kira ingin kembali ke Korea, untuk konser...eh taunya mendaki gunung lewati lembah melewati sungai dan melihat hamparan bunga yang indah."ucap Megan.
"Itu ninja Hatori Megan, dan lagi ya masa wajah pas-pasan begini disamakan dengan wajah artis Korea kan keterlaluan kasihan mereka disamakan dengan ku."ucap Adista.
"Ya... harusnya bangga sih punya wajah cantik."ucap Megan.
"Bukan tidak bersyukur hanya saja, itu sedikit keterlaluan,ah sudahlah ayo temani aku cari benang nanti aku buatkan satu untukmu."ucap Adista.
"Asiappp..."ucap Megan.
Mereka pun menuju sebuah toko yang menjual perlengkapan yang mereka cari kali ini lagi-lagi Megan dan Adista membuat kegaduhan dengan tawa mereka saat salah seorang dari mereka main lempar bola salju dari pom-pom yang dibuat dari benang rajut yang dijual di sana alhasil itu jadi berantakan dan terpaksa mereka harus membeli itu.
Lagi-lagi mereka harus membayar untuk barang yang tidak mereka butuhkan, memang ada-ada saja tingkah kedua sahabat yang baru bertemu itu.
Kini barang tersebut dibawa oleh Adista karena ditangan Adista yang terampil semua itu bisa menjadi barang seni yang cantik.
Keduanya pun kembali berpisah di jalan raya karena mereka berbeda tujuan.
Namun mereka yang sempat bertukar nomor dan berteman di sosial media mereka akhirnya mereka pun bisa bertukar kabar.
Adista yang kini sudah sampai di basement apartemen tersebut, dia pun mematikan mesin mobilnya dan kemudian menghela nafas panjang dan menghembuskan nya.
Kini lagi-lagi hanya rasa sepi yang menghampiri dirinya, begitu rasanya jadi anak tunggal.
"Sendirian lagi neng."ucap satpam yang baru saja memarkirkan mobil milik salah seorang penghuni apartemen tersebut.
"Ya, begitulah pak, sedari awal juga sendiri."ucap Adista yang kini membawa sebuah paper bag berukuran cukup besar.
Tidak hanya itu tas dan juga laptop yang ia tenteng saat turun dari mobil.
"Mari saya bantu bawakan barang-barang nya."ucap satpam tersebut.
"Owh tidak usah repot-repot pak ini ringan kok, meskipun sedikit ribet sih tapi masih bisa bawa, Owh iya ini ada oleh-oleh untuk anak bapak tadi saya mampir ke toko mainan."ucap Adista sambil memberikan salah satu paper bag berisi mainan yang mereka beli karena Megan juga memberikan itu padanya meskipun gadis itu ketakutan tapi beruntung sudah dikemas rapi dan tidak terlihat oleh Adista.
"Terimakasih neng."ucap pria paruh baya itu.
lagi-lagi seseorang memperhatikan hal itu.
...***************...
Adista pun sudah berada di dalam tempat tinggalnya itu.
Gadis itu langsung mencari peralatan merajut yang selalu ia bawa di sela waktu untuk mengisi kekosongan hatinya.
Setelah ia mandi dan berganti pakaian dengan pakaian santai, Adista pun bermaksud ingin keluar untuk mencari barang miliknya itu, siapa?tahu ada di luar kamar saat dia lupa menyimpan barang yang mungkin disatukan di tempat penyimpanan sepatu.
Saat dia keluar dari dalam kamar, tiba-tiba suara bel pintu berbunyi, Adista tidak tau siapa? yang datang karena dia tidak pernah membuat janji sama sekali.
"Eh mas yang dari market bawah ya?."tanya Adista ketika ia melihat seragam yang sama dengan pelayan super market.
"Ya, Nona ini saya disuruh mengantar ini oleh seseorang."ucap pria itu.
"Apa? ini saya tidak mau menerima itu mas saya tidak kenal siapapun disini."ucap Adista.
"Ini dari pemilik apartemen ini mbak katanya anggap itu adalah bonus dari pembelian unit ini."ucap pria itu.
"Owh, ibu Elisabeth."ucap Adista.
"Ah ya, saya kurang tau orangnya karena tadi seorang pria yang memberikan ini sekaligus pesan yang dia sampaikan."ucap pria itu.
"Ah ya sudah terimakasih."ucap Adista yang menerima itu.
"Ya sama-sama Nona."ucap pria itu yang langsung pergi dari hadapan Adista.
Adista yang buru-buru menutup pintu dia tidak tahu jika saat ini pria pengantar barang itu memberikan isyarat pada seseorang yang merupakan sipemberi barang.
Pria itu pun mengangguk pelan, setelah itu dia kembali masuk ke dalam lift untuk menuju ke tempat pribadinya.
Sementara itu Adista begitu kaget karena ternyata yang diberikan adalah sebuah tas yang sangat mahal itu adalah tas untuk kuliah.
Mungkin Elisabeth ingin memberikan tas itu sebagai bonus pembelian unit apartemen tersebut, pikir Adista.
Tapi gadis itu kembali berpikir bahwa seisi apartemen tersebut juga lebih dari kata bonus malah mungkin uang yang dia berikan sebagai pembayaran unit tersebut tidak ada apa-apanya.
Adista lagi-lagi tidak ingin memusingkan itu, ia kembali berpikir mungkin sudah rejekinya.
Gadis itu pun kembali menyimpan itu dan tidak berniat untuk menggunakan itu dalam waktu dekat, bukan karena tidak suka dengan barang pemberian tapi saat ini dia belum mengkonfirmasi pada yang memberikan.
Elisabeth tidak tinggal di sana dan lagi wanita itu sudah tidak terlihat sejak dia pindah.
Adista pun menemukan barang yang ia cari yaitu barang untuk membuat rajutan tersebut.
Adista pun duduk di sofa sambil menyiapkan semuanya.
Kali pertama yang dia lakukan adalah menyusun pom-pom tersebut dengan dibentuk seperti rantai kemudian dia mulai merajut sebuah syal cantik dari benang berwarna pink tersebut.
Adista yang sangat cekatan dia mempu membuat syal tersebut hanya dalam hitungan jam.
Sampai saat waktunya makan malam tiba, gadis itupun mulai bersiap untuk membuat makan malam nya itu.
Yaitu bimbimbap makanan ala Korea, nasi campur jika di Indonesia, protein serat dan karbohidrat menyatu di dalamnya.
Adista pun menyantap makan malamnya itu setelah itu dia minum jus buah segar yang dia buat sendiri.
Adista pun membersihkan bekas makannya itu.
Gadis itu pun kembali pada hasil rajutan yang dia buat dan memotret penampakan dari hasil rajutan tersebut.
Dan memposting foto tersebut di media sosialnya itu.
#(Hasil kegilan yang memuaskan) kurang lebih seperti itu postingan tersebut.
Berbagai komentar pun mulai berhamburan di sana, namun ada satu komentar yang membuat Adista terkekeh.
@gibran.com (Walah jenny black pink kapan kursus merajut, boleh merajut di hatiku.)
@.Mn.angara.com (boleh gue rajut hingga hati lie kusut).
Kedua komentar yang sudah jelas dari kedua teman kuliahnya itu membuat Adista terkekeh geli.
Sementara seseorang kini tengah melihat postingan tersebut, tapi dia tidak berani muncul karena ada sesuatu yang membuat dia mengurungkan niatnya.
Adista pun menyimpan syal tersebut kedalam lemari setelah ia lipat benda tersebut.
Keesokan harinya sebelum berangkat menuju basement apartemen tersebut, Adista mampir ke mini market yang ada di lobby apartemen tersebut, dia hendak membeli roti dan susu karena tidak sempat sarapan pagi, tapi lagi-lagi jiwa berbagi nya itu hadir dia tau bahwa sekuriti di sana sepagi ini belum sarapan karena terlalu sibuk.
Adista pun langsung membeli beberapa roti isi dengan aneka rasa dan juga beberapa botol kopi instan lalu membungkus itu di kantong kresek yang berbeda dengan miliknya sesuai permintaan dia pada kasir tersebut.
Adista pun hendak keluar tapi tiba-tiba sebuah teriakan menghentikan dirinya.
"Jenny ternyata kamu tinggal di sini."ucap seorang gadis yang tidak lain adalah Megan young baru keluar dari dalam lift bersama beberapa orang pria dan wanita, dan salah satunya adalah pria yang pernah bertemu beberapa kali dengannya, pria yang kini bersikap cuek itu pun bergegas pergi meninggalkan Megan yang Adista kira tidak pernah ada hubungannya dengan Megan.
"Iya, aku disini... kamu juga tinggal disini?."jawab Adista yang diakhiri dengan pertanyaan.
"Tidak tadi habis menemui mommy dan Daddy. mereka sesekali menginap disini."ucap Megan.
"Owh."ucap Adista.
"Bulat."ucap Megan ok lagi.
"Bagaimana? kalau kita berangkat bareng."ucap Megan.
"Baiklah tapi aku dengan mobil ku dan kamu dengan mobil mu, siapa? tau nanti kita butuh itu."ucap Adista.
"Baiklah aku setuju, kamu juga akan menunggu ku lama karena aku juga belum bersiap."ujar Megan.
"Tidak apa-apa, aku juga akan sarapan dulu di mobil."ucap Adista sambil memperlihatkan kantung keresek tersebut.
"Buset.... sarapan segitu banyak."ucap Megan.
"Ini untuk mereka."ucap Adista sambil tersenyum manis.
"Ya sudah kamu mau bersiap dimana?."tanya Adista.
"Di hatimu."ucap Megan bercanda.
"Jangan bercanda nanti hatimu ai rajut."ucap Adista yang diakhiri dengan tawa lepas.
Disusul oleh tawa Megan young semakin terbahak-bahak karena mengingat komentar cowok yang bernama Gibran tersebut.
Adista pun berjalan menghampiri satpam yang kini tengah berkumpul setelah apel pagi.
"Nona, tuan dan nyonya menunggu anda."ucap asisten pribadi yang tadi terlihat bersama dengan Megan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Isje Herawati
saya sll suka dg tulisan MBAK SU
Tapi ada KRITIK SEDIKIT YA
TLG SEFIKIT CERMAT DG SOAL USIA..mosók. MEGAN Usia 21 thn trus AYAHNYA USIA 35 thn
maaf..selamat terus berkarya
dr NENEK76
2023-12-18
2