Bab 17

Elang tidak mau mengalah saat itu dia tetap menahan Adista yang ngotot ingin pergi.

"Yank... aku harus segera bersiap."ucap Adista.

"Nanti saja, aku yang akan mengantarmu pergi."ucap Elang yang tidak terima dengan Adista yang terus menolak untuk menikah dengan dirinya.

Elang langsung meraih pinggang Adista dia mengeratkan pelukannya dan mencium bibir Adista sedikit lebih kasar hingga mengigit kecil bibir bawah itu.

Elang yang kini mulai hilang kendali membuat Adista mendorong dada bidang Elang hingga Adista terhindar dari Elang.

Adista berbalik dan hendak pergi tapi kemudian Elang langsung meraih lengan Adista.

"Kenapa? sayang bukankah kita akan menikah cepat atau lambat."ucap Elang.

"Aku tidak mau melakukan hal itu sebelum kita menikah nanti."ucap Adista.

"Ayo kita menikah sekarang juga."ucap Elang.

"Tidak Yank.... tunggu aku lulus kuliah setelah itu aku janji akan menikah sebelum melanjutkan kuliah nantinya."ucap Adista.

"Aku mau hari ini."ucap Elang.

Pria itu tetap kekeuh dan tidak ingin mengalah.

"Elang jika kamu seperti ini lebih baik kita putus."ucap Adista.

"Adista!!."Bentak Elang yang kini menatap tajam kearahnya.

"Sayang kamu dimana? lihat ini aku hamil anak kita, usia kandungan ku empat bulan Honey."ucap Astrid yang tiba-tiba datang membawa hasil ter kehamilan dan hasil USG.

"Elang sayang kamu di dalam ya."ucap Astrid lagi.

"Elang sayang."ucap wanita itu lagi.

"Kamu lihat itu Elang, anak mu."ucap Adista yang kini berurai air mata.

Empat bulan itu tepat saat pertama kali Adista datang dan tinggal di apartemen tersebut.

Adista pun berusaha melepaskan genggaman tangan Elang tapi pria itu semakin mengeratkan genggaman tangan itu.

"Lepas, sekarang kamu bisa menyambut kebahagiaan mu itu."ucap Adista yang langsung menghempaskan tangan Elang dengan kuat hingga akhirnya terlepas Elang kembali berusaha menahan Adista namun pintu itu tiba-tiba terbuka dan tampak Astrid di hadapan mereka berdua.

"Dasar kau pelakor wanita ****** tidak tahu malu kau menginap di rumah suamiku ku bunuh kau."ucap Astrid.

Tiba-tiba Gibran muncul menarik Adista.

"Jangan pernah berani menyentuh sahabat ku jika kamu tidak ingin menyesal, urus suamimu dengan benar jika tidak ingin ada wanita lain yang hadir di hidup mu dan berhenti menggoda suami orang jika kamu ingin selamat."ucap Gibran yang benar-benar murka seakan ingin menerkam wanita itu.

"Adista tunggu!!."ucap Elang yang kini hendak mengejar Adista yang berlari pergi menuju kamar kost tersebut.

Disana ternyata sudah banyak penghuni kost yang tengah berolahraga atau beres-beres itulah kenapa Adista ingin keluar lebih pagi.

Elang yang tidak memperdulikan Astrid akhirnya berhenti mengejar Adista karena wanita itu mengancam akan bunuh diri dan anak Elang pun otomatis akan ikut mati bersama dengan Astrid.

Sementara Gibran pun pergi mengejar Adista yang kini sudah masuk kedalam kamar kost, Adista buru-buru mandi dan bersiap untuk pergi kuliah, dia bahkan tidak tahu jika Gibran menunggu dirinya.

Sampai selesai bersiap Adista pun memasukkan makanan susu milik Gege kedalam Totti bag dia juga membawa kandang Gege yang biasa di bawa bepergian tersebut.

Adista juga membawa koper berukuran sedang dia bawa semua itu ke teras.

"Sudah selesai Dista ayo gue bantu gue juga berencana tidak akan pulang jadi lebih baik pakai mobil Alphard milik Lo saja ya biar sekalian gue nebeng di sana."ucap Gibran.

"Ambil kuncinya."ucap gadis itu yang memberikan sebuah kunci mobil milik Adista.

"Ayo buruan aku tidak ingin pria itu menghalangi jalan ku."ucap Adista.

Adista membawa Gege semeantara Gibran membawa koper miliknya dan Adista.

Masuk lebih dulu sepertinya pria itu akan kesini."ucap Gibran yang menatap kearah Elang yang kini masih menggunakan pakaian santai.

"Sayang tunggu!."ucap Elang namun mobil sudah di tutup oleh Adista dan terkunci Gibran langsung menyalakan mesin dan buru-buru pergi.

"Yank."ucap Elang kini menahan kecewa.

"Aku tidak akan pernah membiarkan mu pergi sayang bahkan sampai ke ujung dunia pun aku akan mengejar mu."ucap Elang tegas.

Sementara kini di dalam mobil Adista sibuk memberikan Gege makan dan minum.

"Gib kita berhenti dulu di Cafe untuk beli sarapan pagi."ucap Adista.

"Nanti saja Dista ini baru seperempat jalan, kenapa? Tidak cafe depan kampus kita saja."ucap Gibran.

"Aku sudah sangat laper, kamu tidak sedang buru-buru kan?."tanya Adista.

"Tidak sih hanya saja aku harus memberikan tugas ku sesampainya di sana."ucap Gibran.

"Tidak sampai sepuluh menit ko aku janji, oh iya kamu mau sarapan apa kopi mungkin."ucap Adista.

"Belikan aku kopi hitam tanpa gula dan hamburger."ucap Gibran.

"Siap tuan Gibran yang tampan."ucap Adista.

"Ih najis gue di puji pelakor penakut kaya lo."ucap Gibran.

Adista tidak menggubris Gibran karena dia tau sahabatnya itu tengah bercanda namun juga sangat menyebalkan.

Seperti yang Adista katakan hanya sepuluh menit, gadis itu sudah membawa tidak paper bag berukuran kecil.

"Pesanan mu tuan semuanya tiga juta saja dengan ongkos jalan."ucap Adista.

"Dasar rentenir."ucap Gibran sambil tersenyum manis.

"Heumm... begitu rupanya."ucap Adista yang kini menyeruput kopi hitam dari sedotan.

"Woy, itu punya ku."ucap Gibran yang kini masih fokus menyetir.

"Masa sih ini punya ku juga."ucap Adista.

"Kamu bercanda, sejak kapan kamu suka kopi hitam yang pahit menurut yang tidak suka?."ucap Gibran.

"Sejak dulu aku sudah menyukai ini."ucap Adista.

"Sepertinya kita saudara kembar yang terpisah."celetuk Gibran yang membuat Adista hampir tersedak kopi karena ingin tertawa saat dia mengatakan itu.

"Kurang kerjaan ya kamu Gibran."ucap Adista yang kini tertawa terbahak-bahak.

"Kenapa? kamu tidak mau menjadi adik dari pria yang sebentar lagi menjadi orang sukses ini."ucap Gibran.

"Amiinn tapi gue wakilin si Gege untuk terakhir kalinya tertawa lepas."ucap Adista yang benar-benar semua beban menghilang untuk beberapa detik.

Sampai saat mereka tiba di kampus keduanya menitipkan Gege di tempat satpam Gibran juga memberikan uang tips pada satpam itu.

Gibran dan Adista pun masuk kedalam kampus mereka langsung masuk kelas terpisah meskipun di kampus yang sama tapi mereka berbeda jurusan.

Sementara itu di kediaman Elang saat ini dia tengah terjadi keributan Elang meminta Astrid untuk tetap pulang elang berjanji akan segera mencari dirinya nanti tapi Astrid tetap kekeuh ingin terus berada di sisi Elang.

Namun elang bilang dia tidak akan pernah bertanggung jawab jika Astrid tetap kekeuh ada di sana.

...************...

Sudah larut malam, Adista dan Gibran tidak kunjung kembali.

Elang yang sedari tadi menunggu kedatangan mereka namun keduanya tidak kunjung pulang.

Adista pun tidak bisa dihubungi sama sekali, Elang langsung meminta seseorang untuk melacak ponsel dan mobil Adista saat itu juga.

Elang masih berada, di ruang kerja menunggu kabar dari seseorang dan tidak butuh waktu lama Elang pun mendapat laporan bahwa mobil itu berada di sebuah tempat dan masih di kota yang sama hanya jarak nya sedikit jauh dari jangkauan Elang.

Tapi pria itu tidak mau diam saja mendapatkan pembangkangan terhadap dirinya Elang langsung bergegas pergi kesana bersama dengan para bodyguard nya.

Butuh waktu satu jam lebih untuk tiba di tempat tersebut dari tempat kontrakan yang kini ia tempati.

"Tunggu sampai aku tiba Adista kamu benar-benar tidak mengenal siapa? aku."ucap Elang.

Pria itu tidak akan memberikan waktu kepada Adista untuk bisa bebas seperti saat ini.

Sementara itu Adista kini tengah berkumpul di sebuah lapangan hijau bersama dengan teman-teman relawan yang lain, rencananya mereka akan kembali melakukan bakti sosial untuk warga besok dan tidak kembali ke kampus karena memang mereka sudah mengantongi izin bahkan pihak kampus sangat mendukung kegiatan tersebut.

Sampai saat ini mereka tengah bermain musik dengan alat seadanya beruntung Gibran membawa gitar di mobil Adista.

Mereka tengah bersenang-senang berjoget ria sambil bernyanyi mengelilingi api unggun.

Di sana salah satunya adalah Adista.

Deru mesin helikopter disertai angin kencang hampir meluluhlantakkan api unggun tersebut mereka pun berhenti berjoget dan bernyanyi ketika melihat seseorang turun dari helikopter dengan begitu gagahnya ditengah kegelapan malam.

Elang yang kini menggunakan jubah kebesarannya dan juga kacamata hitam dia turun menghampiri kerumunan para mahasiswa yang tengah berkumpul dengan beberapa anak muda desa tersebut.

Elang pun melirik Gibran dan Adista yang kini tidak terlalu berjauhan.

"Ikut aku sayang."ucap Elang pada Adista.

Adista yang tidak ingin ribut pun langsung bergegas pergi mengikuti Elang bersama dengan Gibran.

"Bukan mobilnya."ucap Elang datar.

"Aku masih ada kegiatan Elang apa? maumu."tanya Adista.

"Mulai besok kamu berhenti kuliah jika terus membangkang seperti ini."ucap Elang yang kini menatap lekat wajah Adista.

"Elang, orang tua ku saja tidak pernah melarang aku untuk kuliah lalu kenapa? kamu melakukan itu."ucap Adista yang kini mulai terpancing emosi.

"Aku bilang bukan pintu mobilnya."ucap Elang tegas.

"Owh ya ampun, sungguh pria yang tidak berperasaan."ucap Adista yang kini membuka pintu mobil tersebut.

"Masuk."ucap Elang.

"Tidak aku ditunggu mereka, kamu bisa bicara dengan Gibran. Elang!."pekik Adista yang saat itu sedang bicara tiba-tiba didorong masuk kedalam mobil, untung saja tidak sampai kepentok pintu mobil tersebut.

Elang menarik Adista keatas pangkuannya saat itu juga, sementara Gibran hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Ingat jangan berbuat kasar."ucap Gibran yang pergi kembali ke tempat sahabatnya yang lain.

Elang hanya mendelik tajam tidak lama setelah itu dia langsung menutup pintu mobil nya.

"Siapa? yang mengijinkan mu melakukan itu hingga tidak pulang."ucap Elang yang masih menatap lekat wajah Adista yang berpaling ke arah lain.

"Elang aku punya kebebasan untuk melakukan apapun karena aku adalah wanita singgel yang tidak punya ikatan dengan siapapun."ucap Adista.

"Aku adalah calon suamimu dan kita akan segera menikah secepatnya."ucap Elang.

"Tidak Elang itu tidak mungkin kamu masih memiliki istri dan calon anak kalian berdua jadi aku sudah jelas bukan siapa-siapa kamu lagi."ucap Adista.

Kedua tangan Elang menggenggam pergelangan tangan Adista dengan sangat erat hingga wanita itu memekik kesakitan Elang tidak memperdulikan hal itu.

Elang masih menatap tajam kearah Adista.

"Sampai dunia ini hancur pun aku tidak akan pernah melepaskan dirimu Adista Putri jadi jangan coba-coba untuk menghindar dari ku, atau kau akan tahu akibatnya."ucap Elang yang kini mencengkeram erat rahang Adista.

Adista yang sampai saat ini hanya menitikan air mata dan tidak bisa bergerak sama sekali karena rasa sakit yang ia rasakan saat ini.

"Dengarkan aku Adista Putri, aku mungkin sering menyentuh Astrid, tapi asal kamu tahu aku sudah lama melakukan operasi sebelum menikah, adalah permintaan Omah semasa hidupnya, aku hanya akan memiliki anak dari wanita yang sangat aku cintai."ucap Elang.

"Itu dusta Elang buktinya istrimu itu hamil, sudah Elang akhiri semua ini. karena cerita kita tidak akan berakhir seperti di novel yang selalu berakhir bahagia! ini bukan sugar Daddy juga bukan cerita di televisi drama.... aku tidak akan mau dijadikan yang kesekian oleh siapapun apalagi disebut sebagai pelakor atau perempuan ******! karena aku tidak pernah memberikan tubuhku demi secarik cek, demi merebut suami orang aku tidak pernah meminta apapun darimu!!."Teriak Adista di hadapan wajah Elang dia kini beranjak dari pangkuan Elang.

"Mau kemana? kamu Dista aku tidak mengijinkan mu bergabung dengan mereka."ucap Elang yang menarik kasar tangan Adista.

"Aku tidak peduli dengan ijin darimu karena mulai sekarang kamu bukan siapa-siapa ku."ucap Adista tegas.

Adista salah jika dia berpikir bisa bebas dari Elang, gadis itu langsung terdiam saat melihat beberapa orang bodyguard.

"Kenapa? berhenti honey."ucap Elang.

"Kamu licik Elang kamu bajingan."ucap Adista yang langsung tidak sadarkan diri.

Gibran yang kini di tahan oleh kedua bodyguard Elang dia tidak bisa melakukan apapun untuk menyelamatkan gadis yang kini dibawa dengan menggunakan helikopter tersebut.

"Elang berjanjilah bahwa kamu tidak akan pernah menyakiti sahabat ku, karena kalau tidak aku janji akan membuat perhitungan dengan mu!!."teriak Gibran yang kini tengah dihampiri oleh para sahabatnya.

"Siapa? pria itu Gib, tanya salah satu ketua dari mereka.

Dia pria yang sangat mencintai Adista, tapi pria itu masih memiliki hubungan yang rumit dengan wanita jahat itu."ucap Gibran.

"Wah, tidak menyangka sampai segitunya tuan Elang mencintai Adista."celetuk seseorang dari arah belakang.

"Kau tahu siapa? dia."ucap Gibran.

"Siapa? yang tidak mengenal Tuan Elang Anggara pemilik perusahaan Anggara group yang paling besar di kota ini dan masih banyak lagi yang lainnya."ucap wanita cantik itu.

"Heumm... tapi Adista juga bukan orang biasa mungkin harta kekayaan itu tidak akan sama dengan tuan Elang tapi gadis itu memiliki delapan mobil sport dan ini juga rumah mewah dan tidak lupa kedua orang tua mereka memilik perusahaannya masing-masing."ujar Gibran.

"Wah memang hebat dua-duanya."ucap

Episodes
1 Bab:1
2 Bab 2
3 Bab: 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25.
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bangun 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121 season 2
122 Bab 122 season 2
123 Bab 123 season 2
124 BAb 124 season 2
125 Bab 125 season 2
126 Bab 126 season 2
127 Bab 127 season 2
128 Bab 128 season 2
129 Bab 129 season 2
130 Bab 130 season 2
131 Bab 131 season 2
132 Bab 133 season 2
133 Bab 133 season 2
134 Bab 134 season 2
135 Bab 135 season 2
136 Bab 136 season 2
137 Bab 137 season 2
138 Bab 137 season 2
139 Bab 139 season 2
140 Bab 140 season 2
141 Bab 141 season 2
142 Bab 142 season 2
143 Bab 143 season 2
144 Bab 144 season 2
145 Bab 145 season 2
146 Bab 146 season 2
147 Bab 147 season 2
148 Bab 148 season 2
149 Bab 148 season 2
150 Bab 150
151 Bab 151 season 2
152 Bab 152 season 2
153 Bab 153 season 2
154 Bab 154 season 2
155 Bab 155 season 2
156 Bab 156 season 2
157 Bab 157 season 2
158 Bab 158 season 2
159 Bab 159 season 2
160 Bab 160 season 2
161 Bab 161 season 2
162 Bab 162 season 2
163 Bab 163 season 2
164 Bab 164
165 Bab 165 season 2
166 Bab 166 season 2
167 Bab 167 season 2
168 Bab 168 season 2
169 Bab 169 season 2
170 Bab 170 season 2
171 Bab 171 season 2
172 Bab 172 season 2
173 Bab 173 season 2
174 Bab 174 season 2
175 Bab 175 season 2
176 Bab 176 season 2
177 Bab 177 season 2
178 Bab 178 season 2
179 Bab 179 season 2
180 Bab 180 season 2
181 Bab 181 season 2
182 Bab 182 season 2
183 Bab 183 season 2
184 Bab 184 season 2
185 Bab 185 season 2
186 Bab 186 season 2
187 Bab 187 season 2
188 Bab 188 season 2
189 Bab 189 season 2
190 Bab 190 season 2
191 Bab 191 season 2
192 Bab 192 season 2
193 Bab 193 season 2
194 Bab 194 season 2
195 Bab 195 season 2
196 Bab 196 season 2
197 Bab 197 season 2
198 Bab 198
199 Bab 199 season 2
200 Bab 200 season 2
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab:1
2
Bab 2
3
Bab: 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25.
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bangun 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121 season 2
122
Bab 122 season 2
123
Bab 123 season 2
124
BAb 124 season 2
125
Bab 125 season 2
126
Bab 126 season 2
127
Bab 127 season 2
128
Bab 128 season 2
129
Bab 129 season 2
130
Bab 130 season 2
131
Bab 131 season 2
132
Bab 133 season 2
133
Bab 133 season 2
134
Bab 134 season 2
135
Bab 135 season 2
136
Bab 136 season 2
137
Bab 137 season 2
138
Bab 137 season 2
139
Bab 139 season 2
140
Bab 140 season 2
141
Bab 141 season 2
142
Bab 142 season 2
143
Bab 143 season 2
144
Bab 144 season 2
145
Bab 145 season 2
146
Bab 146 season 2
147
Bab 147 season 2
148
Bab 148 season 2
149
Bab 148 season 2
150
Bab 150
151
Bab 151 season 2
152
Bab 152 season 2
153
Bab 153 season 2
154
Bab 154 season 2
155
Bab 155 season 2
156
Bab 156 season 2
157
Bab 157 season 2
158
Bab 158 season 2
159
Bab 159 season 2
160
Bab 160 season 2
161
Bab 161 season 2
162
Bab 162 season 2
163
Bab 163 season 2
164
Bab 164
165
Bab 165 season 2
166
Bab 166 season 2
167
Bab 167 season 2
168
Bab 168 season 2
169
Bab 169 season 2
170
Bab 170 season 2
171
Bab 171 season 2
172
Bab 172 season 2
173
Bab 173 season 2
174
Bab 174 season 2
175
Bab 175 season 2
176
Bab 176 season 2
177
Bab 177 season 2
178
Bab 178 season 2
179
Bab 179 season 2
180
Bab 180 season 2
181
Bab 181 season 2
182
Bab 182 season 2
183
Bab 183 season 2
184
Bab 184 season 2
185
Bab 185 season 2
186
Bab 186 season 2
187
Bab 187 season 2
188
Bab 188 season 2
189
Bab 189 season 2
190
Bab 190 season 2
191
Bab 191 season 2
192
Bab 192 season 2
193
Bab 193 season 2
194
Bab 194 season 2
195
Bab 195 season 2
196
Bab 196 season 2
197
Bab 197 season 2
198
Bab 198
199
Bab 199 season 2
200
Bab 200 season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!