Bab 8

"Wah ini hunian mirip dengan milik daddy dulu."ucap Megan yang baru saja datang.

"Megan."ucap Adista yang melirik kedatangan sahabatnya itu karena memang pintu itu tidak di tutup rapat jadi Megan langsung masuk.

"Heumm, benarkah?."tanya Adista.

"Tentu saja, boleh aku keliling."ucap Megan young memang sangat mengenal hunian tersebut karena diantara keseluruhan hunian tersebut memiliki ruangan yang berbeda-beda, tidak semua satu tipe tapi ada di antaranya yang membedakan.

Morgan ingat saat pertama kali bertemu dengan Daddynya di tempat itu, Daddynya bilang dari seluruh gedung apartemen itu ada dua hunian yang akan pria itu tempati dan keduanya memiliki tipe yang cukup mirip.

Pria itu juga berkata jika kedua hunian itu tidak dijual ataupun disewakan itu khusus milik pribadi.

Sepanjang penelusuran tempat tersebut, Megan tidak berbicara sedikitpun, tapi dia mengabadikan itu dengan kamera ponselnya.

Adista sendiri tidak curiga dengan itu, dia menganggap itu adalah satu keisengan yang dilakukan oleh gadis yang memang selalu bertingkah ajaib jika mereka tengah bersama.

Adista pun kembali sibuk dan bersiap dengan kegiatannya memberikan kucing makan siang setelah itu dia kembali bersiap mandi dan berganti pakaian untuk pergi jalan bareng bersama dengan Megan.

Penampilannya sudah sangat sempurna saat ini dia tampil layaknya anak muda seusianya.

Gadis itu sudah membawa tas selempang kesayangannya.

Tapi saat keluar dari dalam kamar, dirinya terkejut karena yang ada di sana bukan Megan. melainkan pria yang tadi sempat ingin menghukumnya.

"Dimana? teman ku Elang."tanya Adista yang kini menatap lekat wajah tampan itu.

"Dia sudah pergi mungkin saat aku datang."jawab Elang.

Tiba-tiba ponsel gadis itu berbunyi nyaring.

"Megan, kamu dimana?."ucap Adista.

Adista terlihat lesu saat Megan mengatakan bahwa ia membatalkan acara jalan-jalan tersebut karena ibunya meminta dia untuk kembali ke rumah.

"Sudah jelas."ucap pria itu yang kini merangkul pinggang gadis itu.

"Lepas aku harus berganti pakaian."ucap Adista.

"Kenapa?...apa? karena tidak jadi jalan-jalan."ucap Elang.

"Heumm."jawab Adista.

Elang pun langsung membingkai wajah gadis cantik itu yang kini sudah sangat rapi dan wangi dengan penampilannya itu.

"Ayo jalan-jalan sepuasnya kamu mau pergi kemana sore ini biar aku temani."ucap Elang.

"Aku rindu kedua orang tuaku, apa? boleh kita pergi keluar kota."ucap Adista.

"Orang tua mu yang mana? karena setahuku keduanya sudah bercerai dan mereka sudah punya keluarga masing-masing."ucap Elang yang benar-benar membuat gadis itu terkejut.

"A apa? M maksud mu."ucap Adista yang kini memegangi kepalanya itu.

"Aku bertanya sebenarnya orang tua yang mana yang ingin kamu kunjungi."ucap Elang.

"Mereka membohongi ku lagi."ucap Adista yang kini berjalan mundur dia meraih handphone lalu mengetik sebuah nomor telepon rumah, dan saat panggilan itu di jawab suara pria asing yang menjawab telepon itu dan terdengar suara sang Mama yang terdengar bertanya siapa? yang menelpon dengan sangat mesra dan sebuah kecupan terdengar jelas.

Handphone Adista seketika terlepas dari tangannya bersamaan dengan tangis yang sedari tadi ia tahan kini pecah tidak tertahankan.

Adista benar-benar menangis pilu tubuhnya merosot ke lantai wajah cantik itu kini tertunduk kebawah dan hanya lutut yang menjadi tumpuan tubuhnya bergetar hebat saat ini dia benar-benar rapuh.

Elang pun mendekat lalu berkokok di hadapan Adista dan meraih tengkuk Gadis itu menyandarkan kepalanya Adista di bahunya.

Adista semakin terisak di bahu Elang.

Elang pun mengangkat tubuh ramping itu dengan sekali tarikan dan membawa gadis itu kearah sofa tempat di pangkuannya wajah gadis itu terbenam di dada bidang Elang.

"Menangis lah sampai kamu puas sampai air mata itu tidak lagi keluar, dan kamu bisa menerima semuanya. bahwa Ekspektasi tidak sesuai dengan kenyataan."ucap Elang.

"Kenapa? harus ada pertemuan jika akhirnya harus ada perpisahan.... dan kenapa? harus aku yang mereka korbankan demi kebahagiaan."ucap Adista.

"Setiap manusia punya jalan hidup masing-masing begitu juga dengan mereka, mereka berhak memilih jalan hidup yang mereka inginkan."ucap Elang.

"Baiklah jika mereka sudah tidak peduli lagi dengan ku, aku akan mati saja."ucap Adista yang kini hendak turun dari pangkuan Elang.

"Jangan lakukan hal bodoh Adista! jika mereka sudah tidak peduli lagi dengan mu masih ada aku yang akan selalu ada untukmu. kita akan segera menikah."ucap Elang.

Tapi Adista langsung menggelengkan kepalanya saat itu juga, Adista tidak tau kenapa? ada keraguan yang begitu besar terhadap pria yang kini tengah mendekapnya erat.

"Aku akan berhenti kuliah dan akan pergi jauh dari negara ini."ucap Adista.

"Kamu ingin tinggal di mana?."tanya elang.

"Diujung dunia dimana sudah tidak ada lagi kehidupan."ucap Adista.

"Aku tau saat ini kamu sedang sangat putus asa, jadi bicaramu melantur rapihkan dirimu aku akan mengajak mu ke suatu tempat yang indah."ucap Elang.

Tapi Adista menggeleng pelan.

"Apa? tidak ingin melihat tempat yang belum pernah kamu kunjungi."ucap Elang.

"Apa? ada tempat terindah di dunia yang bisa membuat kita lupa dengan rasa sakit."ucap Adista.

"Tentu saja ada? ayo kita berlibur."ucap Elang.

Adista pun bangkit dari pangkuan pria yang sejak tadi berusaha memberikan semangat kepada dirinya.

"Tunggu sebentar."ucap gadis itu.

Sementara Elang menghubungi seseorang untuk menyiapkan villa yang berada di pulau pribadi miliknya itu.

Tidak hanya itu dia juga meminta disiapkan barang-barang pribadinya.

Dia akan berlibur di sana selama yang Adista mau dia juga akan menitipkan kucing kesayangan gadis itu di tempat penitipan kucing.

Elang tidak ingin Adista terbebani, lagi pula di apartemen tersebut sudah ada larangan sejak awal diresmikan bahwa tidak ada yang boleh membawa hewan peliharaan di gedung tersebut.

Namun karena Elang tidak ingin mengecewakan gadis itu dia pun diam-diam sudah bicara pada sekuriti di sana untuk tidak melarang Adista memelihara kucing tersebut dan diharuskan untuk mengawasi kucing itu jika tanpa sengaja kabur atau berkeliaran di gedung tersebut.

Adista sudah bersiap dengan membawa koper berukuran kecil dia pun sudah memperbaiki penampilannya.

Elang meraih koper itu dan merangkul pinggang Adista berjalan berdampingan.

Tapi tiba-tiba gadis itu menghentikan langkahnya.

"Sebentar, Gege dimana Gege."ucap gadis itu yang kini terlihat panik.

"Sudah di titip di penitipan hewan nanti setelah pulang kita ambil kembali."ucap Elang.

Sementara itu di kediaman Astrid, Megan kini tengah memperlihatkan bukti-bukti tentang apa? yang tadi ia lihat.

Tapi bukannya dia mencurigai sang daddy selingkuh, dia hanya penasaran dengan apa?yang terjadi dengan hunian tersebut.

...**********...

"Daddy mu bilang bahwa saat ini apartemen itu sedang di sewakan pada mahasiswi dari luar kota."ucap Astrid.

"Ya, dia teman satu jurusan dengan ku mom."ucap Megan.

"Berarti gadis itu bukan gadis sembarangan."ucap Astrid.

"Heumm, dia juga memiliki fasilitas yang tidak jauh beda dengan Megan."ucap Megan.

"Lain kali kita bahas itu, tadi saat kamu ke apartemen apa? kamu tidak bertemu dengan Daddy mu."tanya Astrid.

Tidak mom, mungkin daddy langsung istirahat."ucap Megan.

"Ya,,,, kasihan dia sudah beberapa hari ini Daddy mu kurang istirahat."ucap Astrid.

Sementara saat ini pria yang mereka bahas sudah berada di dalam pesawat jet pribadi untuk berangkat menuju pulau pribadi miliknya.

Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan yang terjadi karena Adista masih memikirkan kejadian tadi.

Dia benar-benar tidak habis pikir kenapa? kedua orang tuanya harus membohongi dirinya waktu itu, kenapa? mereka tidak pernah berterus terang kepada dirinya jika ternyata mereka sudah tidak bisa bersama lagi.

"Mau sampai kapan kamu meratapi hidup mu, aku tidak ingin melihat mu terus seperti ini."ucap Elang.

"Elang, apa? rasanya sesakit ini saat dibohongi oleh orang terkasih."ucap Adista.

"Ya, mungkin saja karena aku tidak pernah dibohongi oleh siapapun."ucap Elang.

"Heumm.... mungkin karena kamu tinggal di dalam keluarga yang utuh."ucap Adista.

"Kedua orang tua ku sudah tidak ada sejak aku lahir, dan aku dibesarkan oleh nenek ku."ucap Elang.

"Setidaknya itu jauh lebih baik daripada ada tapi tidak peduli dengan perasaan anaknya seperti ini."ucap Adista.

"Tidak dengan kedua orang tuaku, mereka adalah orang-orang yang sangat baik hingga kematiannya selalu di kenang setiap tahunnya oleh para pelayan dan kerabat."ucap Elang lagi.

"Rasanya tidak adil jika orang yang paling baik harus pergi secepat itu."ucap Adista.

"Karena Tuhan sangat menyayangi mereka berdua hingga tidak ingin mereka berbuat dosa."ucap Elang.

"Heumm..."lirih Adista yang ternyata sudah terlelap saat ini.

Elang tidak tahu jika gadis itu bisa tidur di keadaan seperti itu.

Tapi Elang langsung menyelimuti gadis itu karena ini sudah larut malam.

Adista pun terbangun di sebuah kamar megah yang entah dimana?.

Gadis itu entah sedang bermimpi atau dia sudah meninggal dunia karena yang Adista ingat dia tadi sedang berada di dalam pesawat.

Tapi saat dia melihat ke sisi kiri dia melihat Elang yang kini tengah memunggunginya saat ini.

Sinar matahari yang masuk dari celah gorden yang kini terlihat menyilaukan mata tersebut, Adista pun turun dengan menggunakan lingerie entah milik siapa? dan siapa? yang menggantikan pakaiannya itu, Adista tiba-tiba mematung lalu ia menjerit kaget saat sadar dengan pakaian yang yang terlihat menerawang itu.

Elang yang mendengar jeritan Adista tiba-tiba dia terjaga dari tidurnya dan melirik ke arah sumber suara.

"Ada apa? sayang kenapa? kamu berteriak aku masih mengantuk."tanya Elang.

"Katakan padaku siapa? yang sudah mengganti pakaian ku dengan saringan santan ini!."tanya Adista.

"Aku yang menggantikan itu sayang tapi kamu tidak usah khawatir semua aman ko."ucap Elang.

Pria itu menatap wajah cantik khas bangun tidur dari wanita sipit itu.

"Buka matamu sayang, apa? Tidak kesulitan melihat semua ini."ucap Elang dengan sengaja menggoda gadis cantik itu.

"Kau bercanda Elang, tuhan yang memberikan ini padaku."ucap Adista yang bergegas pergi menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar tersebut.

"Heumm,,, aku tau itu, tapi asal kamu tahu, aku sangat mencintaimu dengan semua kekurangan dan juga kelebihan yang kamu miliki honey."ucap Elang sambil tersenyum.

Pria itu bangkit dari ranjang, dia meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, dia yang kini menggunakan celana pendek dan undersrt terlihat begitu seksi dengan tubuh atletis yang ia miliki.

Setelah Adista keluar dari dalam kamar mandi dan hanya menggunakan bathrobe akhirnya gadis itupun menghentikan langkahnya saat melihat Elang menatap lekat kearahnya.

"Dimana? koper ku, maaf aku tidak bilang jika aku menggunakan semua yang ada di dalam sana yang entah milik siapa? mungkin milik kekasih mu atau istri."ucap Adista.

"Kau bicara apa? jangan ngelantur, itu semua tersedia untuk mu."ucap Elang yang terlihat menyembunyikan rasa kesalnya.

"Heumm, lagipula tidak masalah jika kamu sudah punya istri. kita tidak punya hubungan spesial jadi aku bisa pergi kapanpun itu."ucap Adista lagi sambil menatap cermin.

"Jaga bicaramu, aku tidak suka kamu selalu berucap sembarangan seperti itu."kata Elang.

"Heumm...maaf."ucap Adista.

Elang yang kini mengeratkan genggaman tangannya dia buru-buru masuk kedalam kamar mandi.

Elang sempat menonjok dinding sekuat tenaga karena rasa sakit saat mendengar kata pisah dari Adista yang teramat ia cintai.

Elang tidak bisa berkata jujur jika dirinya bukan pria singgel dan dia juga tidak bisa kehilangan Adista.

Elang buru-buru mandi saat ini dia ingin bermain jetski di pantai bersama dengan gadis pujaannya itu.

Sampai saat Adista sudah berpakaian dengan menggunakan dress selutut berwarna putih floral.

Rambut Adista yang di gulung asal memperlihatkan leher jenjangnya itu yang putih mulus tersebut membuat siapapun yang melihatnya sulit untuk berkedip.

"Jeny black pink."ucap seseorang yang kini memeluk dirinya dari belakang saat Adista melihat pemandangan pulau tersebut dari arah balkon.

"Tidak lucu Elang."ucap Adista lirih.

"Tapi itu yang sering orang bilang tentang mu."ucap Elang yang kini memeluk erat Adista dan menghirup aroma shampo yang terasa menyenangkan.

Tubuh Elang yang sedikit lebih tinggi dari Adista membuat mereka terlihat serasi dari sisi manapun.

Adista pun mendongak ke atas menatap lekat wajah tampan yang tiba-tiba mengecup bibir nya.

"Sayang.... aku sangat mencintaimu."ucap Elang.

"Heumm... terimakasih."ucap Adista yang kini terlihat terbawa suasana romantis tersebut.

"Tidak perlu berterimakasih atas semua yang aku berikan untuk mu, cukup dengan bertahan di sisiku untuk selamanya karena aku tidak akan pernah melepaskan dirimu sampai kapan pun hingga raga ini sudah tidak bernyawa lagi."ucap Elang.

"Elang jangan bicara seperti itu, karena takdir hidup kedepannya tidak tau akan seperti apa? kita cukup jalani apa? yang ada didepan."ucap Adista.

"Aku pastikan itu adalah sebuah janji yang tidak akan pernah aku ingkari."ucap Elang.

"Ayo jalan-jalan aku akan membawa mu bermain jetski."ucap Elang.

"Tidak mau Elang.... aku takut."ucap Adista.

"Kenapa? heumm...ada aku kita akan terus saling berpelukan."

Episodes
1 Bab:1
2 Bab 2
3 Bab: 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25.
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bangun 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121 season 2
122 Bab 122 season 2
123 Bab 123 season 2
124 BAb 124 season 2
125 Bab 125 season 2
126 Bab 126 season 2
127 Bab 127 season 2
128 Bab 128 season 2
129 Bab 129 season 2
130 Bab 130 season 2
131 Bab 131 season 2
132 Bab 133 season 2
133 Bab 133 season 2
134 Bab 134 season 2
135 Bab 135 season 2
136 Bab 136 season 2
137 Bab 137 season 2
138 Bab 137 season 2
139 Bab 139 season 2
140 Bab 140 season 2
141 Bab 141 season 2
142 Bab 142 season 2
143 Bab 143 season 2
144 Bab 144 season 2
145 Bab 145 season 2
146 Bab 146 season 2
147 Bab 147 season 2
148 Bab 148 season 2
149 Bab 148 season 2
150 Bab 150
151 Bab 151 season 2
152 Bab 152 season 2
153 Bab 153 season 2
154 Bab 154 season 2
155 Bab 155 season 2
156 Bab 156 season 2
157 Bab 157 season 2
158 Bab 158 season 2
159 Bab 159 season 2
160 Bab 160 season 2
161 Bab 161 season 2
162 Bab 162 season 2
163 Bab 163 season 2
164 Bab 164
165 Bab 165 season 2
166 Bab 166 season 2
167 Bab 167 season 2
168 Bab 168 season 2
169 Bab 169 season 2
170 Bab 170 season 2
171 Bab 171 season 2
172 Bab 172 season 2
173 Bab 173 season 2
174 Bab 174 season 2
175 Bab 175 season 2
176 Bab 176 season 2
177 Bab 177 season 2
178 Bab 178 season 2
179 Bab 179 season 2
180 Bab 180 season 2
181 Bab 181 season 2
182 Bab 182 season 2
183 Bab 183 season 2
184 Bab 184 season 2
185 Bab 185 season 2
186 Bab 186 season 2
187 Bab 187 season 2
188 Bab 188 season 2
189 Bab 189 season 2
190 Bab 190 season 2
191 Bab 191 season 2
192 Bab 192 season 2
193 Bab 193 season 2
194 Bab 194 season 2
195 Bab 195 season 2
196 Bab 196 season 2
197 Bab 197 season 2
198 Bab 198
199 Bab 199 season 2
200 Bab 200 season 2
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab:1
2
Bab 2
3
Bab: 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25.
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bangun 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121 season 2
122
Bab 122 season 2
123
Bab 123 season 2
124
BAb 124 season 2
125
Bab 125 season 2
126
Bab 126 season 2
127
Bab 127 season 2
128
Bab 128 season 2
129
Bab 129 season 2
130
Bab 130 season 2
131
Bab 131 season 2
132
Bab 133 season 2
133
Bab 133 season 2
134
Bab 134 season 2
135
Bab 135 season 2
136
Bab 136 season 2
137
Bab 137 season 2
138
Bab 137 season 2
139
Bab 139 season 2
140
Bab 140 season 2
141
Bab 141 season 2
142
Bab 142 season 2
143
Bab 143 season 2
144
Bab 144 season 2
145
Bab 145 season 2
146
Bab 146 season 2
147
Bab 147 season 2
148
Bab 148 season 2
149
Bab 148 season 2
150
Bab 150
151
Bab 151 season 2
152
Bab 152 season 2
153
Bab 153 season 2
154
Bab 154 season 2
155
Bab 155 season 2
156
Bab 156 season 2
157
Bab 157 season 2
158
Bab 158 season 2
159
Bab 159 season 2
160
Bab 160 season 2
161
Bab 161 season 2
162
Bab 162 season 2
163
Bab 163 season 2
164
Bab 164
165
Bab 165 season 2
166
Bab 166 season 2
167
Bab 167 season 2
168
Bab 168 season 2
169
Bab 169 season 2
170
Bab 170 season 2
171
Bab 171 season 2
172
Bab 172 season 2
173
Bab 173 season 2
174
Bab 174 season 2
175
Bab 175 season 2
176
Bab 176 season 2
177
Bab 177 season 2
178
Bab 178 season 2
179
Bab 179 season 2
180
Bab 180 season 2
181
Bab 181 season 2
182
Bab 182 season 2
183
Bab 183 season 2
184
Bab 184 season 2
185
Bab 185 season 2
186
Bab 186 season 2
187
Bab 187 season 2
188
Bab 188 season 2
189
Bab 189 season 2
190
Bab 190 season 2
191
Bab 191 season 2
192
Bab 192 season 2
193
Bab 193 season 2
194
Bab 194 season 2
195
Bab 195 season 2
196
Bab 196 season 2
197
Bab 197 season 2
198
Bab 198
199
Bab 199 season 2
200
Bab 200 season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!