Bab 20

Hari demi hari Adista lalui dengan kegiatan perkuliahan.

Saat ini dia masih memiliki tabungan yang cukup Adista pun tidak perlu bekerja untuk satu tahun kedepan.

Dia juga memiliki kartu sakti yang pernah diberikan oleh kedua orang tuanya. meskipun sampai saat ini belum pernah ia gunakan karena rasa kecewanya terhadap mereka.

Adista bahkan hanya mengabari asisten rumah tangga di rumahnya dulu, bahwa dirinya kini sudah pergi dari Indonesia.

Adista tau bahwa apa yang dilakukan itu adalah sebuah kesalahan besar. tapi untuk apa? memberitahu kedua orang tuanya yang bahkan tidak pernah menanyakan kabar dirinya meskipun untuk sekedar ber basa-basi.

Adista kini sudah mulai kembali terbiasa hidup tanpa adanya Elang atau pun Gibran di sampingnya.

Namun kerinduan terbesarnya saat ini adalah pada Gege yang biasanya akan selalu tidur di ruangan yang sama meskipun beda tempat tidur.

Kini Adista tengah menatap foto kucing kesayangannya itu.

"Gege,,, tunggu Dista ya, setelah aku menyelesaikan satu tahun pertama aku akan segera kembali untuk menjemput mu."lirih Adista.

Gadis cantik itu sering bicara pada sebuah foto kucing yang selama ini ia bawa kemanapun.

Adista akan menyemangati dirinya sendiri dengan itu, sementara komunikasi dirinya dengan elang terkadang terkendala oleh waktu.

Meskipun mereka sudah berusaha untuk menetapkan waktu untuk mereka berkomunikasi, tapi terkadang jadwal itu rusak karena kegiatan masing-masing.

Disaat Elang memiliki waktu luang, Adista malah ada kegiatan mendadak. dan begitupun sebaliknya.

Hingga saat Elang benar-benar tidak terima dengan itu, dia pun marah besar pada Adista yang saat itu baru kembali dari kampus.

Elang meminta Adista untuk kembali ke Indonesia dan kuliah di sana. tapi Adista tetap ngotot itu sudah menjadi keharusan bagi dirinya menuju gerbang keberhasilan.

Elang bahkan mengancam akan datang untuk membuat Adista bisa mengandung anak darinya jika gadis itu tidak kunjung kembali, tapi Adista tidak kalah mengancam Elang akan bunuh diri jika sampai itu terjadi.

Adista pun memenangkan perdebatan itu, hingga dia membuat keputusan untuk saling berkomunikasi setiap hari selama satu jam dimana saat pagi menjelang. tepatnya pukul tiga pagi.

Adista akan terbangun karena nada dering Handpone yang memekakkan telinga itu berbunyi tepat pukul 03:00 pagi dini hari.

Elang biasanya akan berulang kali menghubungi Adista jika Adista terlambat mengetahui hal itu.

Hari ini adalah jadwal Elang menghubungi Adista, itulah kenapa? setiap malam saat akan tidur dia selalu membesarkan volume Handpone tersebut.

Adista pun langsung bergegas mengangkat panggilan tersebut.

"Honey... sudah bangun.?"pertanyaan pertama yang sering Elang lontarkan.

"Heumm,,, apa? kabar mu sayang."ucap Adista yang berusaha berbicara selembut mungkin.

"Kabar baik sayang,,, apalagi setelah mendengarkan suara mu."ucap Elang.

"Bagaimana? kabar Gege."tanya Adista.

"Dia menginap di rumah pria tengil itu."ucap Elang.

"Heumm,,, aku sangat merindukan dia entah kapan bisa bertemu dengan dia."ucap Adista.

"Sudah matikan saja sambungan telefon nya jika yang kamu rindukan hanya kucing itu."ucap Elang yang kini terlihat sangat marah.

"Sayang, kamu cemburu sama Gege yang benar saja.!"ucap Adista.

"Bukan cemburu,,, tapi kamu itu benar-benar keterlaluan bagaimana? bisa kamu lebih memikirkan si Gege bukan aku.!"ucap pria itu.

"Maafkan aku Yank,,, aku tidak bermaksud seperti itu."ucap Adista yang kini berbicara dengan nada lembut.

Elang akan sangat sulit jika diajak bicara jika dia sudah kesal seperti saat ini. kecuali bila dia dibujuk dengan kelembutan.

Dista tidak habis pikir dengan sikap arogan dari tuan Elang Anggara yang begitu akan semakin menjadi jika Adista tidak membujuknya.

Komunikasi itu akan berakhir di pukul 04;00 dan itu tidak bisa di ganggu gugat karena Adista saat itu akan menyiapkan semuanya sebelum dia berangkat kuliah.

Begitu seterusnya, tapi setelah dua minggu berlalu sejak saat itu Elang tidak bisa dihubungi bahkan pria itu tidak menghubungi padahal Gibran bilang Elang ada di ibukota.

Adista tidak mau berburuk sangka biarlah semua berlalu dengan apa adanya seperti saat ini.

Adista pun sudah mulai ujian praktek, dia saat ini bahkan lebih sibuk dari sebelumnya hingga waktu istirahatnya semakin berkurang.

Elang sendiri pun kesulitan untuk menghubungi Adista hingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke Australia saat itu juga.

Elang tidak tahu jika saat ini Adista pun mengalami hal yang sama, tapi dia memilih diam dan menunggu

Adista yang kini tengah berada di rumah sakit juga tidak mengetahui kedatangan Elang ke negara tersebut.

Gadis itu tengah menjalani ujian praktik kedokterannya dan Adista tidak tahu jika saat ini Elang sudah berada di dalam perjalanan menuju apartemen yang selama ini Adista tempati.

Jam menunjukkan pukul sembilan belas waktu setempat, Adista baru keluar dari rumah sakit menuju pulang ke apartemen menaiki angkutan umum seperti biasanya, jika tidak ada taksi dia naik bus atau kendaraan lainnya.

Sementara itu di kediaman Adista Elang yang kini bersama dengan asisten pribadinya sudah memasuki hunian milik Adista.

Asisten pribadi Elang kini pergi menuju hotel untuk beristirahat. sementara Elang sendiri kini tengah menunggu Adista pulang sambil membuka laptop yang ia bawa.

Tepat pukul 18:30 waktu setempat Adista pun memasuki huniannya.

Dan betapa terkejutnya saat ini gadis itu melihat pria yang selama beberapa waktu lalu ia rindukan itu.

"Darimana? kenapa? jam segini baru kembali."ucap Elang yang kini meletakkan laptopnya dan bergegas menghampiri Adista yang baru selesai melepas alas kaki dan menyimpannya di atas rak sepatu.

Elang langsung memeluk Adista saat itu juga karena dia benar-benar sangat merindukan calon istrinya itu.

"Sayang,,, aku sangat merindukan mu."ucap Elang.

"Aku juga."lirih Adista.

"Aku bersih-bersih dulu El baru keluar dari rumah sakit."Adista.

"Heumm... sayang jangan lama-lama."ucap Elang.

Adista pun mengangguk dia membawa tas dan juga handbag berisi pakaian ganti saat berada di rumah sakit.

Adista menuju tempat laundry dia memasukkan cucian kotor tersebut kedalam mesin cuci dan langsung mencuci itu lalu dia tinggalkan menuju kamar.

Sementara Elang kini tengah menunggu dirinya di sofa yang ada di depan televisi.

Adista pun masuk kedalam kamar untuk mandi. Gadis itu tidak mau membuat Elang yang saat ini tengah merindukannya itu marah.

Adista langsung masuk kedalam kamar mandi dan membersihkan diri.

Sampai tiga puluh menit kemudian Adista baru keluar dari dalam kamar. dia sudah terlihat segar dan sangat cantik meskipun tidak menggunakan makeup kecuali skincare dan lipstik.

"El sudah makan belum."ucap Adista.

"Aku lebih lapar karena merindukan mu babe,,, boro-boro mikirin urusan perut."ucap Elang.

Pria itu mendekat dan mengecup bibir Adista yang kini membalas kecupan tersebut.

...*********...

"El, aku sangat merindukan mu tapi kamu tidak bisa dihubungi."ucap Adista.

"Justru kamu yang sibuk terus babe,,, apa? kamu sudah melupakan aku."ucap Elang.

"Jangan ngawur El, aku sudah ratusan kali bahkan mungkin ribuan kali menghubungi mu, tapi tidak pernah di jawab selain sibuk kemudian nomor ku kamu blokir aku tidak mengerti mungkin kamu sudah memiliki wanita lain disana."ucap Adista yang langsung membuat Elang melotot tajam.

"Jangan sembarangan bicara honey,,, sudah berapa kali aku tekankan bahwa aku tidak pernah mencintai wanita lain, dan jikapun ada wanita lain disisi ku itu hanya partner ranjang tidak lebih, dan aku tidak akan pernah melakukan itu sekalipun aku sudah tidak kuat menahan hawa nafsu ku. Aku lebih baik melakukan itu dengan mu agar kita bisa secepatnya punya anak."ucap Elang.

"El.! kamu itu kenapa? selalu bicara tentang anak, ingat El kita belum menikah."ucap Adista.

"Sekarang kamu jelaskan kenapa? kamu memblokir nomor ku."ucap Adista lagi.

"Sayang kamu lihat sendiri handphone ku."ucap Elang.

"Bisa saja kamu sudah mengembalikan semua seperti semula."ucap Adista.

"Sayang,,, aku benar-benar sibuk satu bulan ini tapi aku selalu berusaha untuk bisa menghubungi mu.! tapi nomor mu selalu sibuk dan terkadang tidak aktif."ucap Elang.

"Ini handphone ku, kamu bisa lihat sendiri."ucap Adista.

Mereka berdua pun saling memeriksa ponsel pasangannya masing-masing, saat ini Elang tidak menemukan hal yang aneh di handphone Adista.

Tapi saat itu Elang mengecek nomor milik Adista dan menyamakan nomor keduanya tiba-tiba Adista melihat nomor yang terdapat di ponsel Elang adalah nomor lama miliknya yang sudah tidak digunakan dan itu entah dimana hilang bersama dengan handphone yang pecah berantakan saat dilempar oleh Elang.

"Kamu benar-benar tidak sadar dengan ini El, karena sampai kapanpun nomor ini tidak akan pernah memberikan mu jawaban,,, itu nomor lamaku yang Handphone nya hancur oleh mu, dan SIM card milikku hilang saat itu."ucap Adista.

"Tapi kamu pernah mengirim pesan beberapa minggu kebelakang."ucap Elang.

"Aku tidak pernah mengirimkan pesan apapun El, aku hanya menghubungi mu dan lihat nomor ku sudah di blokir sama kamu dan bahkan tidak ada disini."ucap Elang.

"Sial Siapa? yang berani melakukan hal itu.*ucap Elang.

"Tidak tahu mungkin istrimu."ucap Adista yang kembali mendapatkan tatapan mata tajam dari Elang.

"Kenapa?,,,, aku salah bicara atau bagaimana?."ucap Adista.

"Honey jangan bicara sembarangan.! Aku tidak pernah kembali pada wanita itu, dia pun hamil bukan anak ku. kecuali itu kamu sekarang aku sudah bisa memiliki anak darimu karena sudah melepas pengaman yang selama ini aku gunakan."ucap Elang sambil tersenyum.

"El,,, kamu itu bicara apa? sih lebih baik kamu diam saja daripada terus bicara tidak jelas, aku buatkan makan malam dulu untukmu."ucap Adista.

"Tidak usah, aku laper tapi bukan ingin makan nasi atau yang lainnya tapi aku ingin makan kamu."ucap Elang sambil tersenyum manis.

"Elang,,, diam aku tidak ingin dengar itu lagi."ucap Adista.

Adista pun langsung bergegas pergi menuju kamar, malam ini dia sudah sangat lelah jadi tidak ingin berdebat lagi.

"Sayang kamu dimana?..."ujar Elang yang kini masuk kedalam kamar Adista.

"Aku ngantuk El, kamu bisa tidur dimana? pun kamu mau."ucap Adista.

"Tidak bisa sayang aku masih ingin bicara dengan mu."ucap Elang.

"Bicaralah aku akan mendengarkan mu.*ucap Adista.

Elang yang sedari tadi sudah menggunakan pakaian santai pun dia langsung naik keatas ranjang empuk itu dan berbaring di samping Adista.

Elang membalikkan tubuh badan Adista agar bisa menghadap kearahnya.

"Peluk aku honey, jangan seperti ini."ucap Elang .

Pria itu menatap lekat wajah cantik yang kini tengah memejamkan mata itu.

Elang pun langsung mencium bibir Adista dengan sangat lembut.

Gadis itu akhirnya tidak dapat memejamkan mata meskipun lelah karena Elang malah mencumbu dirinya.

"El aku ngantuk kamu juga pasti sangat lelah setelah perjalanan jauh."ucap Adista.

"Tidak, aku tidak lelah setelah melihat mu."ucap Elang.

"El,,,, aku lelah please tidur ya, peluk saja boleh."ucap Adista memohon.

"Ya sayang tidurlah maafkan aku,,, aku terlalu merindukan mu I love you."ucap Elang.

"Heumm, aku juga merindukan mu honey, tapi aku tidak bisa menghubungi dirimu."ucap Adista lirih.

"Maafkan aku yang teledor lain kali akan aku pastikan orang itu menyesali perbuatannya."ucap Elang.

"Heumm....."tidak lama mereka berdua pun terlelap dalam tidurnya.

Sementara itu di Indonesia, Gibran kini tengah mengamuk di kediamannya, karena saat ini Astrid yang ia benci mendatangi kediamannya meminta pertanggung jawaban dari Daddynya Gibran sementara ibu sambung Gibran kini tengah berada di luar negeri dan tidak bisa kembali untuk mengurusi semua itu.

"Pergi dari sini perempuan tidak tahu malu!!bawa serta anak haram mu itu. dan Daddy bisa pergi dengan duo jika sudah siap untuk kehilangan segalanya karena mommy tidak akan pernah bisa memberikan toleransi pada daddy."ucap Gibran.

Sementara sang kakak hanya duduk terdiam di sofa.

Dia tidak perlu mengeluarkan kata-kata pedas itu karena adiknya sendiri sudah mewakili dirinya.

Georgio tau adiknya akan membela ibunya karena seberapa galaknya ibunya pada Gibran di hati kecilnya dia pun menyayangi Gibran karena Gibran di besarkan oleh ibunya sejak kecil setelah ibunya meninggal dunia.

Gibran dibawa sejak dia kelas enam SD. sejak istri kedua Daddynya itu meninggal dunia.

"Gibran daddy tidak sengaja menghamili Astrid, saat itu Astrid datang dalam keadaan mabuk ke kantor daddy."ucap pria bule itu.

"Sudah Gibran katakan daddy bisa bermain gila' di luar sana sampai daddy puas tapi jangan pernah membawa anak lain kesini, cukup dengan Gibran yang bahkan tidak tau jika mommy adalah istri kedua."ucap Gibran.

"Maafkan daddy nak, daddy tidak ingin menyakiti mu atau mommy mu."ucap pria itu.

"Cukup saat ini daddy bisa memilih pergi dengan dia atau tetap bersama dengan kami disini."ucap Georgio.

"Georgio daddy tidak mau memilih dia tapi adik kalian ada di rahim Astrid."ucap Roland.

"Apa? Daddy sudah memastikan bahwa itu benar-benar anak daddy."ucap Georgio.

Roland bingung tapi Astrid sudah meyakinkan itu, meskipun Roland ragu karena setiap berhubungan dengan Astrid dia selalu menggunakan pengaman.

"Tentu saja ini adalah anak dari daddy kalian."ucap Astrid.

Episodes
1 Bab:1
2 Bab 2
3 Bab: 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25.
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bangun 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121 season 2
122 Bab 122 season 2
123 Bab 123 season 2
124 BAb 124 season 2
125 Bab 125 season 2
126 Bab 126 season 2
127 Bab 127 season 2
128 Bab 128 season 2
129 Bab 129 season 2
130 Bab 130 season 2
131 Bab 131 season 2
132 Bab 133 season 2
133 Bab 133 season 2
134 Bab 134 season 2
135 Bab 135 season 2
136 Bab 136 season 2
137 Bab 137 season 2
138 Bab 137 season 2
139 Bab 139 season 2
140 Bab 140 season 2
141 Bab 141 season 2
142 Bab 142 season 2
143 Bab 143 season 2
144 Bab 144 season 2
145 Bab 145 season 2
146 Bab 146 season 2
147 Bab 147 season 2
148 Bab 148 season 2
149 Bab 148 season 2
150 Bab 150
151 Bab 151 season 2
152 Bab 152 season 2
153 Bab 153 season 2
154 Bab 154 season 2
155 Bab 155 season 2
156 Bab 156 season 2
157 Bab 157 season 2
158 Bab 158 season 2
159 Bab 159 season 2
160 Bab 160 season 2
161 Bab 161 season 2
162 Bab 162 season 2
163 Bab 163 season 2
164 Bab 164
165 Bab 165 season 2
166 Bab 166 season 2
167 Bab 167 season 2
168 Bab 168 season 2
169 Bab 169 season 2
170 Bab 170 season 2
171 Bab 171 season 2
172 Bab 172 season 2
173 Bab 173 season 2
174 Bab 174 season 2
175 Bab 175 season 2
176 Bab 176 season 2
177 Bab 177 season 2
178 Bab 178 season 2
179 Bab 179 season 2
180 Bab 180 season 2
181 Bab 181 season 2
182 Bab 182 season 2
183 Bab 183 season 2
184 Bab 184 season 2
185 Bab 185 season 2
186 Bab 186 season 2
187 Bab 187 season 2
188 Bab 188 season 2
189 Bab 189 season 2
190 Bab 190 season 2
191 Bab 191 season 2
192 Bab 192 season 2
193 Bab 193 season 2
194 Bab 194 season 2
195 Bab 195 season 2
196 Bab 196 season 2
197 Bab 197 season 2
198 Bab 198
199 Bab 199 season 2
200 Bab 200 season 2
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab:1
2
Bab 2
3
Bab: 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25.
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bangun 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121 season 2
122
Bab 122 season 2
123
Bab 123 season 2
124
BAb 124 season 2
125
Bab 125 season 2
126
Bab 126 season 2
127
Bab 127 season 2
128
Bab 128 season 2
129
Bab 129 season 2
130
Bab 130 season 2
131
Bab 131 season 2
132
Bab 133 season 2
133
Bab 133 season 2
134
Bab 134 season 2
135
Bab 135 season 2
136
Bab 136 season 2
137
Bab 137 season 2
138
Bab 137 season 2
139
Bab 139 season 2
140
Bab 140 season 2
141
Bab 141 season 2
142
Bab 142 season 2
143
Bab 143 season 2
144
Bab 144 season 2
145
Bab 145 season 2
146
Bab 146 season 2
147
Bab 147 season 2
148
Bab 148 season 2
149
Bab 148 season 2
150
Bab 150
151
Bab 151 season 2
152
Bab 152 season 2
153
Bab 153 season 2
154
Bab 154 season 2
155
Bab 155 season 2
156
Bab 156 season 2
157
Bab 157 season 2
158
Bab 158 season 2
159
Bab 159 season 2
160
Bab 160 season 2
161
Bab 161 season 2
162
Bab 162 season 2
163
Bab 163 season 2
164
Bab 164
165
Bab 165 season 2
166
Bab 166 season 2
167
Bab 167 season 2
168
Bab 168 season 2
169
Bab 169 season 2
170
Bab 170 season 2
171
Bab 171 season 2
172
Bab 172 season 2
173
Bab 173 season 2
174
Bab 174 season 2
175
Bab 175 season 2
176
Bab 176 season 2
177
Bab 177 season 2
178
Bab 178 season 2
179
Bab 179 season 2
180
Bab 180 season 2
181
Bab 181 season 2
182
Bab 182 season 2
183
Bab 183 season 2
184
Bab 184 season 2
185
Bab 185 season 2
186
Bab 186 season 2
187
Bab 187 season 2
188
Bab 188 season 2
189
Bab 189 season 2
190
Bab 190 season 2
191
Bab 191 season 2
192
Bab 192 season 2
193
Bab 193 season 2
194
Bab 194 season 2
195
Bab 195 season 2
196
Bab 196 season 2
197
Bab 197 season 2
198
Bab 198
199
Bab 199 season 2
200
Bab 200 season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!