Hari demi hari Adista lalui dengan kegiatan perkuliahan.
Saat ini dia masih memiliki tabungan yang cukup Adista pun tidak perlu bekerja untuk satu tahun kedepan.
Dia juga memiliki kartu sakti yang pernah diberikan oleh kedua orang tuanya. meskipun sampai saat ini belum pernah ia gunakan karena rasa kecewanya terhadap mereka.
Adista bahkan hanya mengabari asisten rumah tangga di rumahnya dulu, bahwa dirinya kini sudah pergi dari Indonesia.
Adista tau bahwa apa yang dilakukan itu adalah sebuah kesalahan besar. tapi untuk apa? memberitahu kedua orang tuanya yang bahkan tidak pernah menanyakan kabar dirinya meskipun untuk sekedar ber basa-basi.
Adista kini sudah mulai kembali terbiasa hidup tanpa adanya Elang atau pun Gibran di sampingnya.
Namun kerinduan terbesarnya saat ini adalah pada Gege yang biasanya akan selalu tidur di ruangan yang sama meskipun beda tempat tidur.
Kini Adista tengah menatap foto kucing kesayangannya itu.
"Gege,,, tunggu Dista ya, setelah aku menyelesaikan satu tahun pertama aku akan segera kembali untuk menjemput mu."lirih Adista.
Gadis cantik itu sering bicara pada sebuah foto kucing yang selama ini ia bawa kemanapun.
Adista akan menyemangati dirinya sendiri dengan itu, sementara komunikasi dirinya dengan elang terkadang terkendala oleh waktu.
Meskipun mereka sudah berusaha untuk menetapkan waktu untuk mereka berkomunikasi, tapi terkadang jadwal itu rusak karena kegiatan masing-masing.
Disaat Elang memiliki waktu luang, Adista malah ada kegiatan mendadak. dan begitupun sebaliknya.
Hingga saat Elang benar-benar tidak terima dengan itu, dia pun marah besar pada Adista yang saat itu baru kembali dari kampus.
Elang meminta Adista untuk kembali ke Indonesia dan kuliah di sana. tapi Adista tetap ngotot itu sudah menjadi keharusan bagi dirinya menuju gerbang keberhasilan.
Elang bahkan mengancam akan datang untuk membuat Adista bisa mengandung anak darinya jika gadis itu tidak kunjung kembali, tapi Adista tidak kalah mengancam Elang akan bunuh diri jika sampai itu terjadi.
Adista pun memenangkan perdebatan itu, hingga dia membuat keputusan untuk saling berkomunikasi setiap hari selama satu jam dimana saat pagi menjelang. tepatnya pukul tiga pagi.
Adista akan terbangun karena nada dering Handpone yang memekakkan telinga itu berbunyi tepat pukul 03:00 pagi dini hari.
Elang biasanya akan berulang kali menghubungi Adista jika Adista terlambat mengetahui hal itu.
Hari ini adalah jadwal Elang menghubungi Adista, itulah kenapa? setiap malam saat akan tidur dia selalu membesarkan volume Handpone tersebut.
Adista pun langsung bergegas mengangkat panggilan tersebut.
"Honey... sudah bangun.?"pertanyaan pertama yang sering Elang lontarkan.
"Heumm,,, apa? kabar mu sayang."ucap Adista yang berusaha berbicara selembut mungkin.
"Kabar baik sayang,,, apalagi setelah mendengarkan suara mu."ucap Elang.
"Bagaimana? kabar Gege."tanya Adista.
"Dia menginap di rumah pria tengil itu."ucap Elang.
"Heumm,,, aku sangat merindukan dia entah kapan bisa bertemu dengan dia."ucap Adista.
"Sudah matikan saja sambungan telefon nya jika yang kamu rindukan hanya kucing itu."ucap Elang yang kini terlihat sangat marah.
"Sayang, kamu cemburu sama Gege yang benar saja.!"ucap Adista.
"Bukan cemburu,,, tapi kamu itu benar-benar keterlaluan bagaimana? bisa kamu lebih memikirkan si Gege bukan aku.!"ucap pria itu.
"Maafkan aku Yank,,, aku tidak bermaksud seperti itu."ucap Adista yang kini berbicara dengan nada lembut.
Elang akan sangat sulit jika diajak bicara jika dia sudah kesal seperti saat ini. kecuali bila dia dibujuk dengan kelembutan.
Dista tidak habis pikir dengan sikap arogan dari tuan Elang Anggara yang begitu akan semakin menjadi jika Adista tidak membujuknya.
Komunikasi itu akan berakhir di pukul 04;00 dan itu tidak bisa di ganggu gugat karena Adista saat itu akan menyiapkan semuanya sebelum dia berangkat kuliah.
Begitu seterusnya, tapi setelah dua minggu berlalu sejak saat itu Elang tidak bisa dihubungi bahkan pria itu tidak menghubungi padahal Gibran bilang Elang ada di ibukota.
Adista tidak mau berburuk sangka biarlah semua berlalu dengan apa adanya seperti saat ini.
Adista pun sudah mulai ujian praktek, dia saat ini bahkan lebih sibuk dari sebelumnya hingga waktu istirahatnya semakin berkurang.
Elang sendiri pun kesulitan untuk menghubungi Adista hingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke Australia saat itu juga.
Elang tidak tahu jika saat ini Adista pun mengalami hal yang sama, tapi dia memilih diam dan menunggu
Adista yang kini tengah berada di rumah sakit juga tidak mengetahui kedatangan Elang ke negara tersebut.
Gadis itu tengah menjalani ujian praktik kedokterannya dan Adista tidak tahu jika saat ini Elang sudah berada di dalam perjalanan menuju apartemen yang selama ini Adista tempati.
Jam menunjukkan pukul sembilan belas waktu setempat, Adista baru keluar dari rumah sakit menuju pulang ke apartemen menaiki angkutan umum seperti biasanya, jika tidak ada taksi dia naik bus atau kendaraan lainnya.
Sementara itu di kediaman Adista Elang yang kini bersama dengan asisten pribadinya sudah memasuki hunian milik Adista.
Asisten pribadi Elang kini pergi menuju hotel untuk beristirahat. sementara Elang sendiri kini tengah menunggu Adista pulang sambil membuka laptop yang ia bawa.
Tepat pukul 18:30 waktu setempat Adista pun memasuki huniannya.
Dan betapa terkejutnya saat ini gadis itu melihat pria yang selama beberapa waktu lalu ia rindukan itu.
"Darimana? kenapa? jam segini baru kembali."ucap Elang yang kini meletakkan laptopnya dan bergegas menghampiri Adista yang baru selesai melepas alas kaki dan menyimpannya di atas rak sepatu.
Elang langsung memeluk Adista saat itu juga karena dia benar-benar sangat merindukan calon istrinya itu.
"Sayang,,, aku sangat merindukan mu."ucap Elang.
"Aku juga."lirih Adista.
"Aku bersih-bersih dulu El baru keluar dari rumah sakit."Adista.
"Heumm... sayang jangan lama-lama."ucap Elang.
Adista pun mengangguk dia membawa tas dan juga handbag berisi pakaian ganti saat berada di rumah sakit.
Adista menuju tempat laundry dia memasukkan cucian kotor tersebut kedalam mesin cuci dan langsung mencuci itu lalu dia tinggalkan menuju kamar.
Sementara Elang kini tengah menunggu dirinya di sofa yang ada di depan televisi.
Adista pun masuk kedalam kamar untuk mandi. Gadis itu tidak mau membuat Elang yang saat ini tengah merindukannya itu marah.
Adista langsung masuk kedalam kamar mandi dan membersihkan diri.
Sampai tiga puluh menit kemudian Adista baru keluar dari dalam kamar. dia sudah terlihat segar dan sangat cantik meskipun tidak menggunakan makeup kecuali skincare dan lipstik.
"El sudah makan belum."ucap Adista.
"Aku lebih lapar karena merindukan mu babe,,, boro-boro mikirin urusan perut."ucap Elang.
Pria itu mendekat dan mengecup bibir Adista yang kini membalas kecupan tersebut.
...*********...
"El, aku sangat merindukan mu tapi kamu tidak bisa dihubungi."ucap Adista.
"Justru kamu yang sibuk terus babe,,, apa? kamu sudah melupakan aku."ucap Elang.
"Jangan ngawur El, aku sudah ratusan kali bahkan mungkin ribuan kali menghubungi mu, tapi tidak pernah di jawab selain sibuk kemudian nomor ku kamu blokir aku tidak mengerti mungkin kamu sudah memiliki wanita lain disana."ucap Adista yang langsung membuat Elang melotot tajam.
"Jangan sembarangan bicara honey,,, sudah berapa kali aku tekankan bahwa aku tidak pernah mencintai wanita lain, dan jikapun ada wanita lain disisi ku itu hanya partner ranjang tidak lebih, dan aku tidak akan pernah melakukan itu sekalipun aku sudah tidak kuat menahan hawa nafsu ku. Aku lebih baik melakukan itu dengan mu agar kita bisa secepatnya punya anak."ucap Elang.
"El.! kamu itu kenapa? selalu bicara tentang anak, ingat El kita belum menikah."ucap Adista.
"Sekarang kamu jelaskan kenapa? kamu memblokir nomor ku."ucap Adista lagi.
"Sayang kamu lihat sendiri handphone ku."ucap Elang.
"Bisa saja kamu sudah mengembalikan semua seperti semula."ucap Adista.
"Sayang,,, aku benar-benar sibuk satu bulan ini tapi aku selalu berusaha untuk bisa menghubungi mu.! tapi nomor mu selalu sibuk dan terkadang tidak aktif."ucap Elang.
"Ini handphone ku, kamu bisa lihat sendiri."ucap Adista.
Mereka berdua pun saling memeriksa ponsel pasangannya masing-masing, saat ini Elang tidak menemukan hal yang aneh di handphone Adista.
Tapi saat itu Elang mengecek nomor milik Adista dan menyamakan nomor keduanya tiba-tiba Adista melihat nomor yang terdapat di ponsel Elang adalah nomor lama miliknya yang sudah tidak digunakan dan itu entah dimana hilang bersama dengan handphone yang pecah berantakan saat dilempar oleh Elang.
"Kamu benar-benar tidak sadar dengan ini El, karena sampai kapanpun nomor ini tidak akan pernah memberikan mu jawaban,,, itu nomor lamaku yang Handphone nya hancur oleh mu, dan SIM card milikku hilang saat itu."ucap Adista.
"Tapi kamu pernah mengirim pesan beberapa minggu kebelakang."ucap Elang.
"Aku tidak pernah mengirimkan pesan apapun El, aku hanya menghubungi mu dan lihat nomor ku sudah di blokir sama kamu dan bahkan tidak ada disini."ucap Elang.
"Sial Siapa? yang berani melakukan hal itu.*ucap Elang.
"Tidak tahu mungkin istrimu."ucap Adista yang kembali mendapatkan tatapan mata tajam dari Elang.
"Kenapa?,,,, aku salah bicara atau bagaimana?."ucap Adista.
"Honey jangan bicara sembarangan.! Aku tidak pernah kembali pada wanita itu, dia pun hamil bukan anak ku. kecuali itu kamu sekarang aku sudah bisa memiliki anak darimu karena sudah melepas pengaman yang selama ini aku gunakan."ucap Elang sambil tersenyum.
"El,,, kamu itu bicara apa? sih lebih baik kamu diam saja daripada terus bicara tidak jelas, aku buatkan makan malam dulu untukmu."ucap Adista.
"Tidak usah, aku laper tapi bukan ingin makan nasi atau yang lainnya tapi aku ingin makan kamu."ucap Elang sambil tersenyum manis.
"Elang,,, diam aku tidak ingin dengar itu lagi."ucap Adista.
Adista pun langsung bergegas pergi menuju kamar, malam ini dia sudah sangat lelah jadi tidak ingin berdebat lagi.
"Sayang kamu dimana?..."ujar Elang yang kini masuk kedalam kamar Adista.
"Aku ngantuk El, kamu bisa tidur dimana? pun kamu mau."ucap Adista.
"Tidak bisa sayang aku masih ingin bicara dengan mu."ucap Elang.
"Bicaralah aku akan mendengarkan mu.*ucap Adista.
Elang yang sedari tadi sudah menggunakan pakaian santai pun dia langsung naik keatas ranjang empuk itu dan berbaring di samping Adista.
Elang membalikkan tubuh badan Adista agar bisa menghadap kearahnya.
"Peluk aku honey, jangan seperti ini."ucap Elang .
Pria itu menatap lekat wajah cantik yang kini tengah memejamkan mata itu.
Elang pun langsung mencium bibir Adista dengan sangat lembut.
Gadis itu akhirnya tidak dapat memejamkan mata meskipun lelah karena Elang malah mencumbu dirinya.
"El aku ngantuk kamu juga pasti sangat lelah setelah perjalanan jauh."ucap Adista.
"Tidak, aku tidak lelah setelah melihat mu."ucap Elang.
"El,,,, aku lelah please tidur ya, peluk saja boleh."ucap Adista memohon.
"Ya sayang tidurlah maafkan aku,,, aku terlalu merindukan mu I love you."ucap Elang.
"Heumm, aku juga merindukan mu honey, tapi aku tidak bisa menghubungi dirimu."ucap Adista lirih.
"Maafkan aku yang teledor lain kali akan aku pastikan orang itu menyesali perbuatannya."ucap Elang.
"Heumm....."tidak lama mereka berdua pun terlelap dalam tidurnya.
Sementara itu di Indonesia, Gibran kini tengah mengamuk di kediamannya, karena saat ini Astrid yang ia benci mendatangi kediamannya meminta pertanggung jawaban dari Daddynya Gibran sementara ibu sambung Gibran kini tengah berada di luar negeri dan tidak bisa kembali untuk mengurusi semua itu.
"Pergi dari sini perempuan tidak tahu malu!!bawa serta anak haram mu itu. dan Daddy bisa pergi dengan duo jika sudah siap untuk kehilangan segalanya karena mommy tidak akan pernah bisa memberikan toleransi pada daddy."ucap Gibran.
Sementara sang kakak hanya duduk terdiam di sofa.
Dia tidak perlu mengeluarkan kata-kata pedas itu karena adiknya sendiri sudah mewakili dirinya.
Georgio tau adiknya akan membela ibunya karena seberapa galaknya ibunya pada Gibran di hati kecilnya dia pun menyayangi Gibran karena Gibran di besarkan oleh ibunya sejak kecil setelah ibunya meninggal dunia.
Gibran dibawa sejak dia kelas enam SD. sejak istri kedua Daddynya itu meninggal dunia.
"Gibran daddy tidak sengaja menghamili Astrid, saat itu Astrid datang dalam keadaan mabuk ke kantor daddy."ucap pria bule itu.
"Sudah Gibran katakan daddy bisa bermain gila' di luar sana sampai daddy puas tapi jangan pernah membawa anak lain kesini, cukup dengan Gibran yang bahkan tidak tau jika mommy adalah istri kedua."ucap Gibran.
"Maafkan daddy nak, daddy tidak ingin menyakiti mu atau mommy mu."ucap pria itu.
"Cukup saat ini daddy bisa memilih pergi dengan dia atau tetap bersama dengan kami disini."ucap Georgio.
"Georgio daddy tidak mau memilih dia tapi adik kalian ada di rahim Astrid."ucap Roland.
"Apa? Daddy sudah memastikan bahwa itu benar-benar anak daddy."ucap Georgio.
Roland bingung tapi Astrid sudah meyakinkan itu, meskipun Roland ragu karena setiap berhubungan dengan Astrid dia selalu menggunakan pengaman.
"Tentu saja ini adalah anak dari daddy kalian."ucap Astrid.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments