Bab: 3

Adista pun menoleh pada pria itu, pria yang sudah ia lihat beberapa kali, tapi Adista tidak tahu yang mana ayah dari Megan.

"Dista aku duluan ya, nanti kita pulang bersama karena saat ini pasti kamu buru-buru ."ucap Adista.

Adista pun mengangguk pelan dia berjalan mengikuti Megan Adista yang sudah tiba di mobilnya itu pun langsung bergegas masuk tapi tidak memperhatikan Megan masuk mobil yang mana.

Adista pun mulai melajukan mobilnya perlahan tanpa menoleh kesana-kemari seperti biasa dia akan fokus menyetir.

Alunan musik yang ia dengarkan saat ini membuat dirinya ingin bersenandung.

Adista yang membuka sedikit sedikit kaca jendela mobilnya dan disaat yang bersamaan dia melihat Megan berada di mobil yang tidak asing yang sering ia lihat di basement apartemen tersebut.

Adista yang tidak sempat memperhatikan penumpang lainnya karena mobil itu berbelok ke arah lain.

Adista pun kembali fokus pada jalanan yang padat merayap tersebut.

Ternyata di sana ada razia polisi yang tengah memeriksa surat-surat lengkap kendaraan.

Adista pun ikut berhenti karena saat ini beberapa orang polisi menghampiri mobilnya.

"Nona boleh tunjukkan surat-surat lengkap kendaraan anda."ucap para polisi yang terlihat gagah dan tampan itu.

"Boleh pak tunggu sebentar."ucap Adista yang mengambil surat kendaraan tersebut yang di simpan di atas dasbor karena sudah disiapkan.

"Heumm suratnya lengkap ini juga semua memenuhi persyaratan, tapi ingat harus tetap tertib saat berkendara ."ucap salah seorang dari mereka.

"Siap pak."ucap Adista yang kini tersenyum manis pada beberapa orang polisi tersebut.

Adista pun langsung bergegas pergi menuju kampus yang tinggal putar arah untuk masuk area kampus.

Adista yang datang lebih awal dia pun duduk sejenak di dalam mobil setelah memarkir mobil tersebut dengan cantik.

Dia membuka ponselnya untuk mengusir kejenuhan sebelum jam perkuliahan dimulai sambil menunggu tamanya Megan.

Saat dia membuka kotak pesan di aplikasi WhatsApp miliknya dia melihat pesan dari kedua orang tuanya yang menanyakan keberadaan nya mereka bahkan bilang akan menjemput Adista langsung.

"Kenapa? setelah hampir dua Minggu aku pergi dari rumah kalian baru sadar kalau aku tidak ada saat ini, orang tua macam apa kalian! mulai sekarang urus saja pasangan kalian masing-masing jangan lagi pedulikan aku anggap saja kalian tidak pernah punya anak seperti ku."ucap Adista yang benar-benar kecewa dengan kedua orang tuanya itu.

"Adista."ucap seseorang dari arah belakang.

Gadis itu tidak langsung menoleh tapi dia mengusap air matanya terlebih dahulu lalu menoleh meskipun wajah sembab itu masih terlihat jelas.

"Eh, Megan cepat banget perasaan aku baru sampai."ucap Adista yang kini tengah berusaha

"Pasti kamu kena razia ya makanya kamu nangis sini mana surat tilang nya biar asisten Daddy yang urus."ucap Megan.

"Tidak ada surat tilang Nona dan lagi siapa? juga yang menangis."ucap Adista yang kini tersenyum.

"Sudah besar juga."ucap Gibran yang tiba-tiba muncul seperti jalangkung.

"Astaga naga ni orang apa hantu kenapa? Lo disini apa? mau gue rajut hati Lo biar di tusuk-tusuk sekalian."ucap Megan.

"Perasaan disini banyak bisik-bisik Saiton ayo kita pergi yuk."ucap Gibran yang tiba-tiba merangkul bahu Adista berjalan bersamanya.

Seseorang kini tengah menatap tajam sambil mengeratkan kepalan tangannya.

"Adista,,, kok aku ditinggalin sih jahat deh."ucap Megan.

Gadis itu sudah ada di belakang mereka berdua.

"Adista ih lepas Suneo."ucap Megan pada Gibran yang kini melotot karena wajah tampan itu disebut seperti tokoh kartun yang ada di sereal Dora Emon.

"Dasar Lo bule nyungsep."ucap Gibran tidak mau kalah.

"Owh ya ampun mobil ku tas."ucap Adista yang tiba-tiba berlari karena hanyut dalam kesedihan sehingga membuat dia lupa saat ini pintu mobilnya dan juga peralatan kuliahnya masih di mobil.

Adista yang saat itu tiba di samping mobilnya dia langsung meraih tas kunci mobil dan beberapa buku tebal yang tengah ia pelajari tentang ilmu kedokteran.

Adista pun keluar dari dalam mobil dan hendak berbalik pergi setelah menutup pintu mobil miliknya tiba-tiba dia dikagetkan oleh suara dehem seseorang.

"Eheum, gara-gara cowok itu sampai lupa dengan barang-barang pribadi mu sendiri."ucap pria tampan dan gagah itu.

"Maaf anda siapa? ya, dan apa? ada masalah dengan anda."ucap Adista.

"Tentu saja, saya tidak suka ada pria manapun yang dekat dengan wanita yang saya suka."ucap pria yang kini membuka kacamatanya itu.

"Anda!."ucap Adista yang kini menutup mulutnya tidak percaya bahwa pria itu adalah pria yang sama dengan yang saat berada di mini market namun saat itu pria itu berpenampilan santai.

"Maafkan saya, saya sudah terlambat."ucap Adista.

"Dista, saya tidak suka kamu dekat-dekat dengan laki-laki lain."ucap pria itu yang tidak lain adalah Elang Anggara.

Adista tidak menggubris pria itu, bahkan dia menganggap semua itu hanya candaan semata.

Adista pun langsung bergegas menyusul Megan dan Gibran yang masih ribut saling mengejek saat ini.

Sementara Elang meminta seseorang untuk mengikuti kegiatan Adista saat ini.

Pria itu segera pergi setelah menyuruh orang untuk memata-matai gadis yang ia sukai sejak satu tahun lalu.

Sejak ia melihat foto Adista yang terpangpang jelas di akun media sosial miliknya.

Elang bahkan sempat mencari tahu tentang Adista mulai dari data diri dan juga latar belakang keluarganya.

Semua sudah dia kantongi hingga saat gadis itu mengeluh di media sosial miliknya itu Elang langsung menawarkan sebuah hunian yang sangat nyaman dengan harga murah dan dengan fasilitas lengkap yang ada di dalam sana, Adista hanya perlu pindah saja.

Elang bahkan tau siapa? orang tua gadis itu.

Sementara Adista tidak pernah tau jika hunian yang kini ia tempati adalah milik Elang Anggara.

Yang Adista tau itu adalah hunian bekas Elisabeth karena yang dia tahu bahwa Elisabeth adalah pengelola gedung apartemen tersebut, padahal Elisabeth adalah orang asing yang Elang bayar untuk melancarkan semua itu.

Jam perkuliahan pun sudah masuk jam kedua setelah istirahat seperti biasanya.

Adista pun kembali fokus belajar, gadis itu tidak ingin konsentrasinya terganggu oleh hal apapun.

Sampai saat jam kuliah selesai, dia dan Megan juga Gibran mereka memutuskan untuk hangout bareng.

Seperti biasa keduanya pasti pergi ke wahana permainan trampolin di mall yang pernah Megan dan Adista saat itu juga.

Adista tertawa terbahak-bahak saat melihat Gibran dan Megan jatuh bertindihan .

"Ah sakit Suneo."

...***************...

"Harusnya yang bilang sakit itu gue bukan lo bule nyungsep."ucap Gibran tidak mau kalah.

"Sepertinya sebentar lagi ada yang naik ke pelaminan nih."ucap Adista yang kini ngeloyor pergi meninggalkan mereka berdua yang kini membulatkan matanya kaget saat mendengar perkataan Adista.

"Ah, amit-amit bisa-bisa gue sekarat sebelum bahagia."ucap Gibran.

"Cih... siapa? juga yang mau sama Lo yang lebih mirip teman si jayen."ucap gadis itu tidak mau kalah.

"Aku ingin begini... aku ingin begitu.... semua-semua."ucap Adista yang langsung terhenti saat menabrak seseorang.

"Ah...sorry tidak sengaja nonya."ucap Adista yang kini berjongkok membantu memungut paper bag yang terjatuh.

"Bisa hati-hati tidak lihat kan untungnya tidak sampai berhamburan barang-barang saya."ucap seorang wanita cantik yang kini berada di hadapannya itu.

"Mom."ucap Megan yang tiba-tiba muncul di hadapan keduanya karena memang mereka berjalan sedikit berjauhan sedari tadi.

"Sayang kamu disini, lihatlah hampir saja barang mommy hancur gara-gara dia."ucap Astrid mengantar wanita paruh baya yang masih sangat awet muda itu.

"Dista tidak sengaja mommy, dia teman kuliah Megan Mom."ucap Megan.

"Megan sejak kapan kamu berteman dengan mereka yang."

"Stop mom jangan pernah menghina teman Megan lagi Megan akan kesepian jika mommy terus seperti ini."ucap Megan.

"Pulang!."ucap wanita itu.

"Tidak mom, Megan akan bilang pada daddy tentang mommy jika mommy terus mengekang Megan."ancam gadis itu.

"Heuuhh, kamu pikir mommy takut, kita lihat saja nanti."ucap Astrid.

Adista pun terbengong saat mendengar pertengkaran anak dan ibunya itu, apalagi sepertinya kondisi Megan dan dirinya sama.

Adista lalu berkata."Pulanglah kita masih bisa bertemu di kampus bukan."ucap Adista.

"Jangan coba-coba mempengaruhi putriku kalian orang dari kalangan rendah selalu memprovokasi putri ku hingga dia jadi pembangkang seperti ini."ucap nyonya Astrid lantang.

"Dista jangan terus bungkam jika dihina orang kaya raya, kita sama-sama makan nasi tapi jika kamu tidak suka mendengar itu kita bisa pergi saja."ucap Gibran yang kini merangkul bahu Adista dan menarik gadis itu pergi.

"Tunggu, tolong jangan pernah tinggalkan aku aku tidak ingin lagi hidup kesepian."ucap Megan yang kini dibawa pulang oleh beberapa orang bodyguard yang sedari tadi mengikuti sang nyonya dari belakang.

Adista melirik ke arah Megan yang kini meronta-ronta meminta tolong agar dilepaskan.

"Hidup jadi orang kaya itu ternyata tidak enak ya sobat."ucap Adista.

"Ya tergantung siapa? dulu orang tua kita."ucap Gibran yang tersenyum manis.

"Heumm,,,, orang tua ya."ucap Adista yang ekspresi wajahnya tiba-tiba saja berubah.

"Kamu kenapa? Dista, ayo kita nonton sepertinya film akan segera dimulai."ucap Gibran.

"Baiklah lah."ucap gadis itu.

Adista berjalan menuju antrian pembelian tiket, gadis itu sibuk mengotak-atik ponselnya hingga tanpa sadar bahwa saat ini seseorang telah membawa dia masuk ke salah satu ruangan.

Adista kaget karena ternyata bukan Gibran yang kini membawa dia pergi.

Adista pun menatap ke arah pria itu.

"Maaf ada perlu apa? ya, saya sedang buru-buru."ucap Adista.

"Kamu mau menonton film bukan, pilih film yang mana yang ingin kamu tonton, jangan sembarangan pergi dengan laki-laki lain."ucap pria itu yang kini duduk sambil menatap lekat wajah cantik itu."ucap Elang.

"Saya tidak tertarik maaf."ucap Adista yang hendak pergi, tapi dihadapan nya sudah berdiri dua barisan bodyguard.

"Apa-apaan ini tuan."ucap Adista kaget.

"Aku sudah bilang aku tidak suka penolakan."ucap pria tampan itu.

"Tapi apa? mau anda sebenarnya kita bahkan tidak saling kenal."ucap Adista.

"Baiklah kita bisa kenalan nama saya Elang."ucap pria itu mengulurkan tangannya.

Tapi Adista menolak itu.

Adista pun langsung bergegas kembali untuk pergi tapi lagi-lagi para pria yang lebih mirip robot itu menghalangi langkahnya.

"Adista lagi-lagi berhenti di sana dan saat hendak berbalik tiba-tiba jidatnya menubruk sesuatu yang kokoh yang ada di hadapannya.

"Auw... sakit."ucap Adista lirih.

"Mana yang sakit."ucap Elang yang kini merangkul pinggang Adista. hingga Agista kaget dan mencoba untuk berontak.

"Sudah kubilang menurut lah."ucap pria itu.

Mematung di tempatnya, saat pria itu tiba-tiba mengecup keningnya.

Sampai saat dia tersadar."Apa-apaan kamu tuan jangan kurang ajar ya saya laporkan kamu."ucap Adista yang benar-benar marah.

Cuph...

Lagi-lagi pria itu mengecup bibir Adista, dan itu adalah ciuman pertama bagi gadis itu.

"Ahhh.... sialan."ucap Adista merasa benar-benar dilecehkan, saat ini dia memukul-mukul dada bidang Elang namun pria itu hanya berkata.

"Aku pemilik dirimu mulai saat ini dan selamanya kamu hanya boleh keluar dengan ku."ucap pria itu tegas.

Adista pun menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan pria yang ia temui di supermarket terdekat.

Adista langsung ingin mendorong dadanya itu tapi tidak bergeming sedikitpun.

"Apa? maumu."ucap gadis itu.

"Simpel saja aku mau kamu menjadi milikku."ucap pria itu.

"Itu tidak mungkin."ucap Adista.

"Tidak ada pilihan."ucap Elang tegas.

Gadis itu hanya terduduk lemas di lantai, namun tidak lama kemudian ia melayang di udara.

Elang mengangkat tubuh Adista yang kini melayang di udara.

Adista yang terus memukul-mukul dada pria itu meminta dilepaskan tapi tidak pernah berhasil hingga ia lelah berteriak.

Elang membawa gadis itu pergi menuju mobilnya dan seakan di sulap tiba-tiba tidak satu orangpun disana yang tadi berdesakan.

Elang pun langsung membawa dia masuk kedalam mobil setibanya di basement mall tersebut.

"Itu mobil ku."ucap Adista.

"Mobil mu akan dibawa oleh mereka nanti."ucap Elang.

Adista tidak bicara lagi sampai saat dia tiba di apartemen miliknya.

"Masuklah."ucap pria itu.

"Kamu tau darimana ini hunian ku."ucap Adista.

"Semua gedung ini milikku jadi kamu tidak perlu bertanya aku tau dari mana.

Adista terdiam saat pria itu merangkul pinggang Adista dan membawa dia duduk di atas sofa, seakan dia tahu setiap ruangan tersebut.

"Atau memang mereka tau seperti yang ia katakan.

"Berhenti kuliah, tanpa bekerja pun kau tidak akan pernah kekurangan materi."ucap Elang.

"Tidak itu adalah cita-cita ku sejak kecil."ucap Adista.

"Baiklah, aku akan mengundang dosen khusus untuk mengajarmu secara privat jadi tidak perlu belajar di kampus lagi kamu hanya akan datang kesana saat wisuda nanti."ucap Elang.

"Tidak bisa, memangnya siapa? kamu hingga berani mengatur ku."ucap gadis itu protes.

Episodes
1 Bab:1
2 Bab 2
3 Bab: 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25.
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bangun 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121 season 2
122 Bab 122 season 2
123 Bab 123 season 2
124 BAb 124 season 2
125 Bab 125 season 2
126 Bab 126 season 2
127 Bab 127 season 2
128 Bab 128 season 2
129 Bab 129 season 2
130 Bab 130 season 2
131 Bab 131 season 2
132 Bab 133 season 2
133 Bab 133 season 2
134 Bab 134 season 2
135 Bab 135 season 2
136 Bab 136 season 2
137 Bab 137 season 2
138 Bab 137 season 2
139 Bab 139 season 2
140 Bab 140 season 2
141 Bab 141 season 2
142 Bab 142 season 2
143 Bab 143 season 2
144 Bab 144 season 2
145 Bab 145 season 2
146 Bab 146 season 2
147 Bab 147 season 2
148 Bab 148 season 2
149 Bab 148 season 2
150 Bab 150
151 Bab 151 season 2
152 Bab 152 season 2
153 Bab 153 season 2
154 Bab 154 season 2
155 Bab 155 season 2
156 Bab 156 season 2
157 Bab 157 season 2
158 Bab 158 season 2
159 Bab 159 season 2
160 Bab 160 season 2
161 Bab 161 season 2
162 Bab 162 season 2
163 Bab 163 season 2
164 Bab 164
165 Bab 165 season 2
166 Bab 166 season 2
167 Bab 167 season 2
168 Bab 168 season 2
169 Bab 169 season 2
170 Bab 170 season 2
171 Bab 171 season 2
172 Bab 172 season 2
173 Bab 173 season 2
174 Bab 174 season 2
175 Bab 175 season 2
176 Bab 176 season 2
177 Bab 177 season 2
178 Bab 178 season 2
179 Bab 179 season 2
180 Bab 180 season 2
181 Bab 181 season 2
182 Bab 182 season 2
183 Bab 183 season 2
184 Bab 184 season 2
185 Bab 185 season 2
186 Bab 186 season 2
187 Bab 187 season 2
188 Bab 188 season 2
189 Bab 189 season 2
190 Bab 190 season 2
191 Bab 191 season 2
192 Bab 192 season 2
193 Bab 193 season 2
194 Bab 194 season 2
195 Bab 195 season 2
196 Bab 196 season 2
197 Bab 197 season 2
198 Bab 198
199 Bab 199 season 2
200 Bab 200 season 2
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab:1
2
Bab 2
3
Bab: 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25.
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bangun 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121 season 2
122
Bab 122 season 2
123
Bab 123 season 2
124
BAb 124 season 2
125
Bab 125 season 2
126
Bab 126 season 2
127
Bab 127 season 2
128
Bab 128 season 2
129
Bab 129 season 2
130
Bab 130 season 2
131
Bab 131 season 2
132
Bab 133 season 2
133
Bab 133 season 2
134
Bab 134 season 2
135
Bab 135 season 2
136
Bab 136 season 2
137
Bab 137 season 2
138
Bab 137 season 2
139
Bab 139 season 2
140
Bab 140 season 2
141
Bab 141 season 2
142
Bab 142 season 2
143
Bab 143 season 2
144
Bab 144 season 2
145
Bab 145 season 2
146
Bab 146 season 2
147
Bab 147 season 2
148
Bab 148 season 2
149
Bab 148 season 2
150
Bab 150
151
Bab 151 season 2
152
Bab 152 season 2
153
Bab 153 season 2
154
Bab 154 season 2
155
Bab 155 season 2
156
Bab 156 season 2
157
Bab 157 season 2
158
Bab 158 season 2
159
Bab 159 season 2
160
Bab 160 season 2
161
Bab 161 season 2
162
Bab 162 season 2
163
Bab 163 season 2
164
Bab 164
165
Bab 165 season 2
166
Bab 166 season 2
167
Bab 167 season 2
168
Bab 168 season 2
169
Bab 169 season 2
170
Bab 170 season 2
171
Bab 171 season 2
172
Bab 172 season 2
173
Bab 173 season 2
174
Bab 174 season 2
175
Bab 175 season 2
176
Bab 176 season 2
177
Bab 177 season 2
178
Bab 178 season 2
179
Bab 179 season 2
180
Bab 180 season 2
181
Bab 181 season 2
182
Bab 182 season 2
183
Bab 183 season 2
184
Bab 184 season 2
185
Bab 185 season 2
186
Bab 186 season 2
187
Bab 187 season 2
188
Bab 188 season 2
189
Bab 189 season 2
190
Bab 190 season 2
191
Bab 191 season 2
192
Bab 192 season 2
193
Bab 193 season 2
194
Bab 194 season 2
195
Bab 195 season 2
196
Bab 196 season 2
197
Bab 197 season 2
198
Bab 198
199
Bab 199 season 2
200
Bab 200 season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!