Bab 4

Perdebatan Adista dan Elang terus terjadi hingga Elang berkata dengan nada tegas.

"Ikuti apa? kata-kata ku jika tidak kamu akan tau akibatnya."ucap pria itu tegas.

"Aku bilang tida ya! tidak...kau tidak bisa mengatur hidupku sesuka mu tuan."ucap Adista tidak kalah tegas.

Pria itu langsung menekan rahang Adista.

"Aku sudah katakan aku tidak suka dibantah."ucap Elang .

Adista langsung terdiam, sambil merasakan sakit .

Elang langsung melepaskan cengkraman tangannya pada rahang Adista yang kini terlihat merah.

Adista langsung berlari menuju kamar sambil menangis sesenggukan, dia tidak pernah diperlakukan kasar oleh siapapun tapi kini dia mendapatkan itu dari pria yang bahkan tidak pernah ia kenal.

Adista pun membereskan barang-barang kedalam koper, dia kini tengah menelpon ibu dan ayahnya sambil menangis sesenggukan tapi belum sempat bicara ponsel itu sudah hancur berantakan.

"Jangan coba-coba untuk pergi dariku, karena sampai ke ujung dunia pun aku akan menemukan mu."ucap Elang sambil menatap lekat wajah Adista yang kini tengah menangis.

"Kamu bunuh saja aku agar kamu puas."ucap Adista.

"Jika saat itu tiba, aku akan melakukannya."ucap Elang.

Adista kembali diam meskipun dengan derai air mata.

"Mulai sekarang kamu akan keluar jika aku ijinkan."ucap pria itu tegas.

"Tuan aku mohon jangan lakukan itu, aku harus kuliah atau aku bunuh diri saja."ucap Adista.

"Jangan pernah mengancam ku."ucap Elang tegas.

"Aku tidak suka mengancam tapi aku akan buktikan semua itu."ucap Adista.

Pria itu terlihat berpikir sejenak karena dia tau bahwa gadis itu pernah melakukan hal itu, seperti informasi yang dia dapat.

"Aku bisa mengijinkan mu untuk beraktivitas seperti biasanya tapi jangan pernah dekat dengan pria manapun termasuk pemuda itu, atau aku akan buat mereka menyesal."ucap Elang.

"Tapi Gibran teman ku."ucap gadis itu.

"Tidak ada teman pria yang benar-benar tulus berteman dia juga sangat tertarik padamu."ucap Elang.

"Dia hanya teman."ucap Adista tegas.

Pria itu kembali menatap lekat wajah cantik yang kini membuang pandangannya.

"Aku tidak akan berbuat kasar jika kamu menuruti semua ucapan ku, tapi jika kamu membantah ku maka kamu tidak akan pernah bisa bepergian lagi."ucap Elang.

"Baiklah sekarang tuan Elang boleh pergi, karena aku ingin istirahat."ucap Adista.

"Kau mengusir ku sayang, apa? kau pikir kau bisa mengusir ku dari tempat ku sendiri."ucap Elang.

"Apa? yang anda maksud, saya sudah membeli hunian ini secara tunai."ucap Adista.

"Apa? kau pikir dengan uang segitu bisa membeli hunian yang harganya jauh diatas uang yang kamu bayarkan belum lagi fasilitas lengkap ini."ucap Elang.

"Tapi semua ditulis jelas didalam surat perjanjian jual beli itu bahwa aku membayar dengan seharga itu dan semua fasilitas sudah termasuk didalamnya."ucap Adista.

"Kamu bisa berfikir secara logika berapa harga-harga barang tersebut."ucap Elang tidak mau kalah.

"Sekarang kembalikan uang itu, dan aku bisa pergi dari tempat ini sekarang juga."ucap Adista.

"Jangan bermimpi untuk bisa pergi."ucap Elang tegas.

"Baiklah aku juga tidak butuh uang itu, aku masih bisa mencari uang, dan aku akan pergi sekarang juga."ucap Adista.

"Sudah aku katakan kalau kau tidak akan pernah bisa pergi dariku."ucap Elang.

Adista pun menghela nafas panjang lalu ia berkata."Aku lelah bicara dengan mu tuan. sekarang tolong keluar aku akan mandi."ucap Adista.

Mandilah aku bisa menunggu mu disini."ucap Elang.

Adista menarik nafas panjang lalu ia mengambil pakaian dari dalam lemari, setelah itu dia membawanya masuk kedalam kamar mandi.

Tidak hanya itu ia juga mengunci pintu kamar mandi.

Adista pun mulai mengisi air kedalam bathtub-e, hanya cara itu yang bisa ia lakukan untuk menghindari pria yang menurutnya aneh itu.

Adista mencampurkan sabun aroma terapi dan mematikan aliran airnya.

Adista yang sudah polos tanpa busana itu langsung masuk kedalam bathtub-e dan berendam sambil memejamkan matanya hingga saat ia ketiduran, gadis itu terbangun dari tidurnya setelah gedoran pintu terdengar nyaring.

"Dista kamu mandi atau sedang menghindari ku, buka pintunya."teriak elang tegas.

Adista pun tidak menggubris nya dia langsung menyalakan shower di ruangan tersebut dan membersihkan tubuh yang sudah kedinginan itu.

Adista yang kini sudah berpakaian lengkap, dia keluar dari dalam kamar mandi, dia tidak peduli dengan pria yang kini tengah menatap lekat dirinya.

Dengan cueknya dia membuka lilitan handuk di kepala yang kini membuat rambut panjang hitam legam yang lurus itu.

Adista terus fokus pada alat pengering rambut dan juga sisir di tangannya.

"Kamu itu mandi atau sedang menghindari ku."ucap pria itu.

"Anda bisa lihat sendiri."ucap gadis itu dingin.

"Adista aku sedang bertanya padamu."ucap Elang.

"Aku mandi."ucap Adista.

Adista tidak ingin lagi berdebat, karena perdebatan itu hanya akan melukai dirinya.

Sampai saat dia selesai selesai mengeringkan rambut dan menggunakan pelembab kulit wajah dan juga tangan dan kakinya itu, barulah ia bangkit dari depan cermin.

"Temani aku makan."ucap pria itu.

"Saya belum masak."ucap Adista.

"Tidak perlu, karena semua sudah tersedia di meja."kata Elang lagi.

"Heumm."ucap Adista yang baru menyimpan handuk di dalam kamar mandi.

Keduanya pun keluar dari dalam kamar, Adista yang kini berjalan dibelakang pria itu dia kini tengah mengumpat pria itu didalam hati. hingga dia merasakan sakit di jidatnya karena menabrak punggung kokoh tersebut.

"Aw... sakit."ucap Adista.

"Jalan yang benar, jangan terus mengumpat orang yang ada di hadapan mu begitulah akhirnya."ucap Elang.

Adista berjalan dengan cueknya saat ini tidak ingin menggubris pria yang tengah berbicara padanya itu.

Adista tengah memikirkan nasibnya yang entah akan seperti apa? nanti.

Mereka sudah duduk berdua di atas meja makan, Adista pun hanya duduk diam tak melakukan apapun.

"Mau sampai kapan kamu terus diam dan tidak kunjung menyiapkan makan malam untukku."ucap pria itu.

Adista terperanjat kaget, saat mendengar kata malam....bukan kah tadi saat kembali masih pukul empat sore.

"Pukul tujuh!."ucap dia kaget'.

"Kau pikir ini pukul berapa? apa? kau buta. bahkan kau mandi sampai satu jam lebih."ucap pria itu.

Adista langsung menyajikan makanan untuk Elang, setelah itu ia pun mengambil makanan untuk dirinya.

Elang tidak tau kenapa? dia bisa mencintai gadis ceroboh itu.

"Selamat makan malam tuan Elang."ucap gadis itu yang kini melihat Elang terus terdiam.

"Mulai besok kamu hanya harus pergi kuliah dan langsung pulang tidak ada keluyuran di luar."ucap Elang yang langsung beranjak pergi tanpa tanpa mencicipi makanan yang ia sajikan.

"Makan malamnya."ucap gadis itu.

"Mulai besok kau harus belajar bagaimana? cara melayani ku dengan benar."ucap pria itu.

Pria itu pergi meninggalkan hunian tersebut, meninggalkan gadis yang kini tengah berpikir keras tentang kesalahan apa? yang dia perbuat hingga pria itu pergi.

Bukan karena dia ingin memperbaiki diri agar pria itu tetap tinggal, tapi dia ingin terus melakukan itu agar pria itu menjauh darinya.

...***********...

Keesokan harinya, Adista sudah bersiap untuk berangkat kuliah, dia pergi lebih awal untuk mencari konter handphone yang sudah buka, karena dia harus membeli Handphone baru untuk dirinya gunakan.

Tapi saat dirinya hendak masuk kedalam lift, tiba-tiba Elang datang bersama dengan kedua asisten pribadinya menghampiri Adista yang terlihat terburu-buru untuk menghindari Elang.

"Nona, tunggu tuan Elang menunggu Nana di dalam lift."ucap pria yang kini menghadang langkah gadis bermata sipit itu.

"Maaf saya sedang buru-buru lain kali saja ya."ucap Adista yang langsung pergi meloloskan diri tapi lagi-lagi langkahnya dihadang oleh orang-orang yang seakan tidak ada habisnya itu.

"Adista."ucap seseorang dari belakang yang kini tengah menatap tajam kearahnya.

"Tuan Elang saya sedang buru-buru harus membeli handphone baru sebelum masuk kuliah."ucap Adista.

"Ikut dengan ku."ucap pria yang kini terlihat menahan marah itu.

Terlihat dari cengkeraman tangannya Elang yang membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Tuan sebenarnya apa? yang kamu inginkan, ginjal ku atau jantung kenapa? tidak langsung kamu ambil saja daripada terus disakiti seperti ini nanti organ dalam ku rusak dan tidak ada yang bisa kamu ambil."ucap Adista.

"Aku tidak butuh semua itu darimu aku hanya butuh kamu menurut padaku."ucap Elang tegas.

"Tapi kamu bahkan bukan siapa-siapa aku, kenapa? Aku harus menuruti keinginan mu."ucap Adista yang mulai kesal.

"Jangan membantah."ucap Elang saat dia membawa Adista masuk kedalam mobil miliknya.

"Jangan membantah jika kamu tidak ingin celaka."ucap Elang.

Adista kembali terdiam, gadis itu tidak akan pernah menang berdebat dengan pria yang ada di hadapannya itu.

Mobil tersebut tidak kunjung berangkat, sampai saat Adista hendak protes karena sudah terlambat untuk ketempat tujuannya.

"Ambilah, mulai sekarang gunakan itu dengan baik."ucap Elang.

"Aku tidak suka berhutang budi, sebaiknya ambil kembali semuanya termasuk apartemen, aku bisa tinggal di tempat biasa dan sederhana sekalipun setidaknya tidak akan ada yang mengungkit semua itu suatu hari nanti."ucap Adista.

"Aku yang berhak memutuskan semuanya."ucap Elang.

"Kau bukan siapa-siapa."ucap Adista kembalilah menegaskan itu.

Tiba-tiba Elang meraih tangan Adista pria itu memasang sebuah cincin berlian yang sangat indah dan terlihat sangat mahal itu.

"Kau adalah calon istriku, mulai sekarang jangan pernah memberikan kesempatan laki-laki manapun mendekati mu, atau mereka semua akan lenyap."ucap keduanya.

Adista tidak bisa berkata apa-apa lagi, dirinya hanya terdiam hingga saat Elang kembali terdiam.

"Pergilah, ingat kamu pesan ku."ucap Elang.

Adista pun buru-buru pergi membawa sebuah paper bag berisi Handphone keluaran terbaru dengan harga yang mungkin sangat mahal entahlah Adista tidak tau itu.

Adista langsung bergegas pergi menuju kampus.

Adista pun langsung bergegas pergi meninggalkan basement apartemen tersebut.

Diikuti oleh Elang dengan mobil mewahnya itu.

Sementara Adista tidak tau itu.

Sesampainya di depan kampus, Adis langsung masuk gerbang kampus tersebut tanpa melihat kekanan dan kiri dimana ada mobil Elang dan mobil bodyguard yang selama ini selalu mengikuti pria itu.

Saat Adista keluar dari dalam mobil, tiba-tiba Gibran menghampirinya.

"Jenny, kemarin kamu kenapa? tiba-tiba menghilang aku jadi nonton film itu sendiri."ucap Gibran.

"Gibran tolong jangan temui aku lagi disini terlalu banyak mata-mata seseorang akan melenyapkan siapapun yang mendekati ku."lirih Adista yang kini terlihat celingukan.

Gibran yang kaget pun langsung menjauh, dia tidak tau dengan apa? yang terjadi pada gadis yang terlihat tertekan itu.

Tapi Gibran tidak akan pernah menyerah dia akan mencari kesempatan untuk mendekati gadis itu, dan membicarakan tentang yang Adista katakan tadi.

Sementara itu saat ini Adista juga tidak melihat Megan berada di kampus.

Mungkin kah Megan juga dikurung oleh ibunya, entahlah yang jelas saat ini gadis itu sudah sangat pusing dengan semua yang terjadi hingga suara familiar itu terdengar dari arah belakang.

"Adista Putri."ucap sepasang pria dan wanita.

"Papah... mamah..."ucap gadis itu yang kini terlihat menatap sendu pada keduanya.

Adista mematung di tempatnya sambil berderai air mata.

Gadis itu tidak tahu harus bagaimana? saat ini, setelah dirinya terjebak di dalam hubungan yang tidak pernah ia inginkan, mereka baru datang mencari dirinya.

Keduanya datang menghampiri Adista dan menghambur memeluk putrinya yang sudah pergi hampir dua Minggu lebih dari rumah mereka.

"Maafkan Mama dan papa sayang ayo kita pulang Mama janji tidak akan membuat kamu kecewa lagi Maka dan Papa sudah kembali rujuk demi kamu sayang."ucap keduanya.

"Mungkin jika bukan saat ini aku masih bisa kembali pada kalian tapi saat ini aku sudah menjadi milik orang lain dan tidak akan ada satupun yang bisa membuat ku terlepas darinya kecuali kematian."

"Papah dan Mamah sudah menjerumuskan ku kedalam jurang tak bertepi."ucap Adista lagi.

"Apa? maksud mu sayang, kamu putri kecil kami tidak pernah kami ingin membuang mu, kami pun bisa bersatu karena kehadiran mu sehingga kami memutuskan untuk pergi dari keluarga kami."ucap ayah Adista.

"Flashback on"

Tuan Adam dan nyonya Sinta adalah kedua sahabat, yang tidak terpisahkan. tapi saat itu nyonya Sinta tengah menghadapi perjodohan dan saat itu nyonya Sinta meminta tuan Adam untuk melakukan sesuatu yang bisa membuat perjodohan itu batal, yaitu dengan cara membuat nyonya Sinta hamil meskipun disana tidak ada cinta diantara mereka setidaknya nyonya Sinta tidak akan menikah dengan pria yang jauh lebih tua dari dirinya.

Saat hari pernikahan akan digelar, tuan Adam datang membawa hasil tes kehamilan dan hasil pemeriksaan dokter tersebut.

Saat itu kedua belah pihak mengamuk pada mereka berdua dan Adam membawa kabur Sinta sesuai rencana mereka.

Mereka pergi ke sebuah kota, di pulau Jawa dan sejak saat itu mereka pun memutuskan untuk menikah, hingga Adista kecil yang cantik dan menggemaskan itu lahir di sebuah rumah sakit kota.

Adista memang memiliki darah campuran Indonesia dan Jepang dari keluarga Adam.

"Flashback off"

Episodes
1 Bab:1
2 Bab 2
3 Bab: 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25.
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bangun 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121 season 2
122 Bab 122 season 2
123 Bab 123 season 2
124 BAb 124 season 2
125 Bab 125 season 2
126 Bab 126 season 2
127 Bab 127 season 2
128 Bab 128 season 2
129 Bab 129 season 2
130 Bab 130 season 2
131 Bab 131 season 2
132 Bab 133 season 2
133 Bab 133 season 2
134 Bab 134 season 2
135 Bab 135 season 2
136 Bab 136 season 2
137 Bab 137 season 2
138 Bab 137 season 2
139 Bab 139 season 2
140 Bab 140 season 2
141 Bab 141 season 2
142 Bab 142 season 2
143 Bab 143 season 2
144 Bab 144 season 2
145 Bab 145 season 2
146 Bab 146 season 2
147 Bab 147 season 2
148 Bab 148 season 2
149 Bab 148 season 2
150 Bab 150
151 Bab 151 season 2
152 Bab 152 season 2
153 Bab 153 season 2
154 Bab 154 season 2
155 Bab 155 season 2
156 Bab 156 season 2
157 Bab 157 season 2
158 Bab 158 season 2
159 Bab 159 season 2
160 Bab 160 season 2
161 Bab 161 season 2
162 Bab 162 season 2
163 Bab 163 season 2
164 Bab 164
165 Bab 165 season 2
166 Bab 166 season 2
167 Bab 167 season 2
168 Bab 168 season 2
169 Bab 169 season 2
170 Bab 170 season 2
171 Bab 171 season 2
172 Bab 172 season 2
173 Bab 173 season 2
174 Bab 174 season 2
175 Bab 175 season 2
176 Bab 176 season 2
177 Bab 177 season 2
178 Bab 178 season 2
179 Bab 179 season 2
180 Bab 180 season 2
181 Bab 181 season 2
182 Bab 182 season 2
183 Bab 183 season 2
184 Bab 184 season 2
185 Bab 185 season 2
186 Bab 186 season 2
187 Bab 187 season 2
188 Bab 188 season 2
189 Bab 189 season 2
190 Bab 190 season 2
191 Bab 191 season 2
192 Bab 192 season 2
193 Bab 193 season 2
194 Bab 194 season 2
195 Bab 195 season 2
196 Bab 196 season 2
197 Bab 197 season 2
198 Bab 198
199 Bab 199 season 2
200 Bab 200 season 2
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab:1
2
Bab 2
3
Bab: 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25.
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bangun 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121 season 2
122
Bab 122 season 2
123
Bab 123 season 2
124
BAb 124 season 2
125
Bab 125 season 2
126
Bab 126 season 2
127
Bab 127 season 2
128
Bab 128 season 2
129
Bab 129 season 2
130
Bab 130 season 2
131
Bab 131 season 2
132
Bab 133 season 2
133
Bab 133 season 2
134
Bab 134 season 2
135
Bab 135 season 2
136
Bab 136 season 2
137
Bab 137 season 2
138
Bab 137 season 2
139
Bab 139 season 2
140
Bab 140 season 2
141
Bab 141 season 2
142
Bab 142 season 2
143
Bab 143 season 2
144
Bab 144 season 2
145
Bab 145 season 2
146
Bab 146 season 2
147
Bab 147 season 2
148
Bab 148 season 2
149
Bab 148 season 2
150
Bab 150
151
Bab 151 season 2
152
Bab 152 season 2
153
Bab 153 season 2
154
Bab 154 season 2
155
Bab 155 season 2
156
Bab 156 season 2
157
Bab 157 season 2
158
Bab 158 season 2
159
Bab 159 season 2
160
Bab 160 season 2
161
Bab 161 season 2
162
Bab 162 season 2
163
Bab 163 season 2
164
Bab 164
165
Bab 165 season 2
166
Bab 166 season 2
167
Bab 167 season 2
168
Bab 168 season 2
169
Bab 169 season 2
170
Bab 170 season 2
171
Bab 171 season 2
172
Bab 172 season 2
173
Bab 173 season 2
174
Bab 174 season 2
175
Bab 175 season 2
176
Bab 176 season 2
177
Bab 177 season 2
178
Bab 178 season 2
179
Bab 179 season 2
180
Bab 180 season 2
181
Bab 181 season 2
182
Bab 182 season 2
183
Bab 183 season 2
184
Bab 184 season 2
185
Bab 185 season 2
186
Bab 186 season 2
187
Bab 187 season 2
188
Bab 188 season 2
189
Bab 189 season 2
190
Bab 190 season 2
191
Bab 191 season 2
192
Bab 192 season 2
193
Bab 193 season 2
194
Bab 194 season 2
195
Bab 195 season 2
196
Bab 196 season 2
197
Bab 197 season 2
198
Bab 198
199
Bab 199 season 2
200
Bab 200 season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!