Bab 19

"Aku minta maaf sayang, tapi aku pikir mereka benar-benar mengurus semuanya dengan baik."ujar Elang.

Elang pun memeluk Adista dia meminta maaf.

"Semua sudah berlalu, aku cape harus membahas masalalu, sekarang aku hanya ingin meraih cita-cita ku."ucap Adista yang kini hendak pergi.

"Yang kamu sekarang pilih mau tinggal disini atau di rumah mu! sekarang tidak ada kosan lagi kamu bisa kuliah dari sini lebih dekat kenapa? harus memilih tempat yang jauh."ucap Elang.

"Aku tidak mau melihat mereka, aku tidak ingin bertemu dengan orang tua ku yang bahkan tidak pernah peduli sedikitpun padaku sekalipun aku mati. mereka pun tetap sibuk dengan dunianya masing-masing.

"Sayang mereka tidak tau akan hal itu, yang mereka tahu kamu baik-baik saja karena kamu pun tidak pernah memberikan kabar pada mereka."ucap Elang berusaha bersikap bijak.

Sementara itu Elang sendiri tahu jika selama ini kedua orang tua Adista memang sibuk dengan dunia masing-masing.

Adista pun duduk di samping Elang, gadis itu terlihat lesu.

"Elang, hidupku sudah sebatang kara... aku sudah tidak punya rumah untuk kembali! sekalipun ada tidak ada lagi ketentraman di dalamnya."

"Bukan aku menolak mu karena semata-mata aku ingin mengejar karir, tapi masalalu kita tidak akan pernah baik jika kita bersama.*

"Aku tidak ingin semua orang mencemooh ku karena telah merebut mu dari wanita lain, aku harap kamu bisa faham dengan semua itu."

"Elang... setidaknya berikan aku waktu untuk semua itu hingga saat aku bisa menyelesaikan kuliah ku dan menjadi seorang dokter. dengan begitu kita bisa menepis berita miring yang ada di masyarakat."ucap Adista.

"Baiklah, dua tahun tidak lebih."ujar Elang.

"Terimakasih Elang, aku percaya kamu adalah pria yang sangat baik."ucap Adista.

"Tapi ingat dengan syarat yang harus kamu penuhi sayang, jangan pernah dekat dengan pria manapun selain si pria tengil itu."ucap Elang.

"Disana aku bahkan tidak akan pernah bertemu dengan Gibran, bagaimana? aku bisa bersama dengan dia."ucap Adista.

"Katanya si Gibran juga ikut."ucap Elang.

"Batal karena ayahnya meminta dia untuk mengurus perusahaan milik nya."ucap Adista.

"Sudah berapa? lama kalian saling kenal."tanya Elang.

"Aku mengenal mereka sejak aku pindah kuliah, dan termasuk dengan anak mu."ucap Adista.

"Aku sudah benar-benar menganggap gadis itu sebagai putriku, karena sejak kecil ia tidak punya ayah dan tidak pernah tau ayahnya."ucap Elang

"Dan ternyata ayah nya adalah ayah Gibran yang bule Jerman itu."ucap Adista meledek.

"Aku tidak pernah tahu itu, aku yang aku tau istriku tidak pernah berbuat yang aneh-aneh dan itupun adalah sebuah kecelakaan."ucap Elang.

"Ya...itu yang benar tuan Elang... istri!."ucap Adista.

Elang langsung menatap lekat wajah cantik yang kini menatap datar kearahnya.

"Maaf aku tidak sengaja."ucap Elang.

"Tidak apa-apa aku tidak marah itu memang kenyataannya seharusnya kamu jujur sejak pertama kali kita bertemu dulu."ucap Adista.

Elang pun berjongkok di hadapan Adista, lalu dia berkata."kapan kamu pergi."tanya Elang.

Satu bulan lagi mungkin, jadi aku sudah mulai menabung sejak saat itu karena aku tahu hidup di luar itu butuh biyaya yang tidak sedikit. aku juga sudah mulai bekerja paruh waktu."ucap Adista.

"Kamu tidak perlu melakukan hal itu, aku yang akan memenuhi kebutuhan hidup mu."ucap Elang.

"Tidak tuan Elang, tolong hargai prinsip ku aku tidak pernah menggunakan uang siapapun selagi tangan dan kaki ku bisa bergerak, jika kamu ingin memberikan itu mungkin nanti setelah kita benar-benar resmi menjadi suami istri."ucap Adista.

"Tapi kamu mau kerja apa? disana dan jika kedua orang tuamu tidak tahu lagi akun bank mu bagaimana mereka bisa mengirimkan uang padamu."ucap Elang.

"Aku bisa menggadaikan Alphard dan Lamborghini ku untuk biyaya semeantara ku pada bos Gibran."ucap Adista sambil tersenyum kecut.

"Itu mobil kesayangan mu, bagaimana? jika rusak."ujar Elang.

"Aku bisa merampok rumah yang ada di sebrang jalan itu sebelum aku pergi... disana masih ada tiga mobil milikku."ucap Adista sambil tersenyum manis.

"Calon istri ku bukan pencuri, dia seorang calon dokter terkenal kenapa? harus melakukan hal itu... dia bisa minta apapun padaku."ucap Elang.

"Terimakasih tuan milyader, tapi aku merampok harta milikku sendiri daripada nanti terbuang sia-sia."ucap Adista sambil menatap kearah seberang jalan rumah masa kecil yang terasa asing baginya saat ia dewasa.

"Aku adalah rumah mu untuk kembali, jadi jangan pernah berkecil hati."ucap Elang yang mengerti dengan tatapan mata Adista yang kini terlihat seakan tengah menahan tangisnya.

"Begini jauh lebih baik daripada berada di dunia yang bahkan sudah tidak ada lagi kenyamanan."ucap Adista.

Adista benar. kedua orang tua adalah rumah bagi anak mereka tapi jika keduanya sudah tidak lagi bersama maka rumah itu otomatis hancur dan tidak akan pernah ada lagi tempat untuk bisa ditinggali.

Tolong ijinkan aku pulang ke kost untuk bersama dengan sahabat ku selama satu bulan ini."ucap Adista.

"Sayang kamu mikirin bocah tengil itu, sementara aku bahkan tidak pernah kamu pikirkan."ucap Elang.

"Tidak usah cemburu kita juga masih bisa bertemu jika kamu pulang kerja."ucap Adista.

"Aku kadang lelah jadi menginap disini."ucap Elang.

"Ya istirahat saja tidak ada masalah lagipula kita masih bisa bertemu saat weekend nanti."ucap Adista.

"Sungguh keras kepala."ucap Elang.

"Tidak apa-apa kan memperjuangkan hak dan kebebasan."ucap Adista sambil nyengir kuda.

"Heumm... baiklah-baiklah aku ijinkan, tapi aku sendiri yang akan mengantarmu kesana."ucap Elang.

"Terimakasih tuan Elang yang baik hati dan dermawan, lain kali traktir mereka semua yang ada di kost tapi tidak harus dengan masak-masak beli yang jadi saja agar waktu mereka tidak terganggu."ucap Adista sambil tersenyum manis.

"Baiklah tapi tidak geratis, sebagai bayarannya kamu harus memberi morning kiss setiap pagi hari."ucap Elang.

"No... lebih baik tidak usah."ucap Adista.

"Iya-iya baiklah-baiklah temani aku bobo tiga malam saat weekend sebelum kamu berangkat."ucap Elang.

"Sudah besar juga! masih mau ditemani."ucap Adista.

"Aku bisa benar-benar istirahat saat kamu ada di samping ku, dan setelah berolahraga malam jika nanti kita sudah menikah."ucap Elang.

"Aduh...dasar Om genit pembicaranya pasti kesana deh ujung-ujungnya."ucap Adista.

"Apa? yang kamu katakan sayang, apa? aku sudah seperti om-om."tanya Elang yang kini tengah berkaca.

...*********...

Satu minggu telah berlalu sejak saat itu Adista akan tidur di kosan milik Elang saat weekend tiba.

Sementara saat ini Gibran dan Adista setiap hari menghabiskan waktu bersama mengurus Gege dan membawa kucing itu jalan-jalan.

Sampai minggu ke empat tiba dimana saat itu Adista harus segera berangkat, Adista yang sudah menitipkan kedua mobil kesayangannya itu pada Gibran, dan untuk Gege Elang bilang dia yang akan merawat Gege.

Keduanya kini tengah berada di bandara mengantar kepergian Adista bersama dengan beberapa mahasiswa yang terpilih.

Adista masih berada di dalam mobil Elang yang kini masih tidak rela melepaskan kepergian wanita yang sangat ia cintai itu.

"Elang sayang aku harus segera bersiap untuk keberangkatan ku, kamu jangan sedih begini dong Yank... kamu bisa datang kapanpun saat kamu mau."ucap Adista.

"Kamu tega."ucap Elang lirih.

Adista pun menatap lekat wajah tampan itu, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Elang tidak menunggu lama Adista pun mencium bibir itu dengan penuh kelembutan.

Elang pun langsung membalas itu, dia bahkan seakan enggan untuk melepaskan itu jika saja Adista tidak akan kehabisan nafas.

Adista pun baru pertama kali berinisiatif untuk mencium Elang karena selama ini Elang lah yang melakukan semua itu.

"Terimakasih honey, jangan pernah lupa untuk menghubungi ku."ucap Elang.

Adista pun mengangguk pelan Air mata itu menetes, dia memeluk Elang dengan sangat erat sambil berkata.

"Tolong titip Gege dan kabari aku jika salah satu dari mereka sakit."ucap Adista.

"Tentu saja sayang jangan khawatir."ucap Elang.

Pria itu berulang kali mengecup bibir Adista .

"Hati-hati di sana sayang jangan lupa hubungi aku, jika ada masalah apapun."ucap Elang.

"Tentu saja sayangku."ucap Adista.

"Heumm... mereka pun kembali bercumbu setelah itu Elang mengusap bibir Adista dengan kedua jempolnya.

"Semoga sukses nyonya Elang... kamu harus benar-benar bisa menunjukkan bahwa kamu mampu untuk menggapai cita-cita dan impian mu."ucap Elang yang kini mengecup kening Adista yang tengah memejamkan matanya itu.

Adista pun keluar dari dalam mobil, tepat di parkiran bandara Gibran menyambut tangan Adista sementara Elang sendiri memutuskan untuk tinggal di sana hingga pesawat yang akan ditumpangi oleh Adista benar-benar terbang.

Bukan tanpa alasan rasanya sangat berat melepaskan kepergian tunangannya itu.

"Titip Gege ya Gibran, jika aku sudah terbiasa tinggal di sana aku akan bawa Gege."ucap Adista.

"Heumm...tentu saja yang penting sekarang kamu harus konsentrasi pada kuliahmu, setelah jadi dokter nanti kamu bisa periksa detak jantung ku yang selalu berdebar kencang saat melihat para janda muda lewat di depan ku."ucap Elang sambil terkekeh geli.

"Gibran sialan itu namanya jiwa perjandaan mu yang hidup, dasar buaya gila."ucap Adista yang kini memeluk Gibran erat dia bahkan menggoyangkan kepala Gibran hingga yang punya kepala protes.

"Aduh pala gue copot Dista."ucap Gibran.

"Biarkan biar diganti dengan yang baru aku punya cadangan kepala si Gege."ucap Adista sambil terkekeh.

"Meong."jawab Gege yang kini ada di samping kaki mereka.

"Owh ya ampun Gege maafkan aku, kukira kamu ada di rumah...sini gendong dulu... do'akan aku ya semoga aku bisa meraih cita-cita ku nanti."ucap Adista.

Adista pun melirik ke arah Elang yang kini tengah menatap kearah mereka.

Adista pun hanya bisa tersenyum dengan tatapan mata sendu.

"Aku pergi dulu ya Gibran Gege, baik-baik disini ingat kita saudara."Adista yang telah mendengar bahwa keberangkatan nya tinggal lima belas menit lagi.

"Sama-sama Dista kabari aku jika ada apa-apa."ucap Gibran yang kembali memeluk Adista.

Tiba-tiba seseorang memeluk Adista dari belakang.

Siapalagi jika bukan Elang.

"Jangan pergi honey aku mohon."lirih Elang.

"Elang... aku akan kembali, ingat dengan janji kita."ucap Adista.

"Baiklah sayang."ucap Elang.

Pelukan itu terlepas kini hanya genggaman tangan yang perlahan memudar dan terlepas.

"Sampai jumpa dua tahun lagi."ucap Adista.

"Sayang."ucap Elang yang benar-benar tidak rela dengan kepergian itu.

"Sudah masih banyak janda yang bisa menghangatkan mu, termasuk mantan mu itu."ucap Gibran yang langsung mendapatkan bogem mentah dari Elang saat itu juga.

Beruntung Gibran tengah siap jadi dia tidak apa-apa.

Sementara Adista pergi menuju pesawat kedua pria itu pun kembali ke parkiran mobil untuk melihat pesawat terbang yang kini membawa Adista bersama dengan impiannya untuk menjadi seorang dokter spesialis jantung.

Sampai saat pesawat itu benar-benar terbang barulah mereka bersiap untuk pergi.

"Ingat jangan lupa pesan Adista jaga si Gege dengan baik, dan satu lagi jangan sampai kamu berkhianat jika itu sampai terjadi maka aku akan langsung melaporkan itu pada Adista."ancam Gibran bercanda.

"Aku tidak pernah bermain-main dengan wanita manapun bocah tengil karena yang aku cintai hanya Adista."ucap Gibran yang kini menahan tawa.

Satu hari berlalu sejak hari itu, kini Adista baru selesai membereskan barang-barangnya karena kemarin Adista hanya benar-benar berbaring di atas ranjang empuk miliknya itu Adista mengalami jetleg setelah beberapa tahun tidak pernah bepergian keluar negri.

Adista pun langsung mandi karena saat ini dia harus mencari makan malam untuk dirinya karena Adista masih terbilang baru disana.

Setelah selesai beres-beres kamar gadis itu pun berlalu pergi bersama dengan teman nya ya yang sudah lama tinggal di sana.

Kebetulan ada kakak kelasnya yang sejak tahun kemarin ada di sana.

sepanjang perjalanan Adista tidak pernah berhenti bercerita karena saat ini dia begitu mengagumi pemandangan tersebut.

Sampai saat selesai membeli makan malam Adista langsung memutuskan untuk kembali ke apartemennya itu.

Sampai malam pun tiba, Adista tidak dapat memejamkan mata, saat ini adalah malam kedua dirinya merindukan seseorang yang selama ini selalu berinteraksi dengan dirinya.

Siapa? lagi jika bukan Elang.

Adista malah melamun saat ini, padahal besok pagi dia harus pergi kuliah pagi-pagi sekali.

Namun sampai saat pagi itu tiba Adista tidak kunjung tertidur.

Alhasil gadis itu harus menutupi mata panda yang melingkar di matanya itu.

Adista datang pagi-pagi sekali ke kampus tersebut dimana? dia akan langsung belajar setelah dua hari berada di sana.

Adista pun sudah berada di kelas, seperti arahan dari teman barunya bahwa kelas pertama sudah akan dimulai dan mereka harus segera bersiap untuk belajar.

Adista pun sudah siap dengan semua peralatan yang kini berada di hadapannya dia melirik dosen yang baru saja tiba di dalam kelas.

Episodes
1 Bab:1
2 Bab 2
3 Bab: 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25.
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bangun 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121 season 2
122 Bab 122 season 2
123 Bab 123 season 2
124 BAb 124 season 2
125 Bab 125 season 2
126 Bab 126 season 2
127 Bab 127 season 2
128 Bab 128 season 2
129 Bab 129 season 2
130 Bab 130 season 2
131 Bab 131 season 2
132 Bab 133 season 2
133 Bab 133 season 2
134 Bab 134 season 2
135 Bab 135 season 2
136 Bab 136 season 2
137 Bab 137 season 2
138 Bab 137 season 2
139 Bab 139 season 2
140 Bab 140 season 2
141 Bab 141 season 2
142 Bab 142 season 2
143 Bab 143 season 2
144 Bab 144 season 2
145 Bab 145 season 2
146 Bab 146 season 2
147 Bab 147 season 2
148 Bab 148 season 2
149 Bab 148 season 2
150 Bab 150
151 Bab 151 season 2
152 Bab 152 season 2
153 Bab 153 season 2
154 Bab 154 season 2
155 Bab 155 season 2
156 Bab 156 season 2
157 Bab 157 season 2
158 Bab 158 season 2
159 Bab 159 season 2
160 Bab 160 season 2
161 Bab 161 season 2
162 Bab 162 season 2
163 Bab 163 season 2
164 Bab 164
165 Bab 165 season 2
166 Bab 166 season 2
167 Bab 167 season 2
168 Bab 168 season 2
169 Bab 169 season 2
170 Bab 170 season 2
171 Bab 171 season 2
172 Bab 172 season 2
173 Bab 173 season 2
174 Bab 174 season 2
175 Bab 175 season 2
176 Bab 176 season 2
177 Bab 177 season 2
178 Bab 178 season 2
179 Bab 179 season 2
180 Bab 180 season 2
181 Bab 181 season 2
182 Bab 182 season 2
183 Bab 183 season 2
184 Bab 184 season 2
185 Bab 185 season 2
186 Bab 186 season 2
187 Bab 187 season 2
188 Bab 188 season 2
189 Bab 189 season 2
190 Bab 190 season 2
191 Bab 191 season 2
192 Bab 192 season 2
193 Bab 193 season 2
194 Bab 194 season 2
195 Bab 195 season 2
196 Bab 196 season 2
197 Bab 197 season 2
198 Bab 198
199 Bab 199 season 2
200 Bab 200 season 2
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab:1
2
Bab 2
3
Bab: 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25.
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bangun 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121 season 2
122
Bab 122 season 2
123
Bab 123 season 2
124
BAb 124 season 2
125
Bab 125 season 2
126
Bab 126 season 2
127
Bab 127 season 2
128
Bab 128 season 2
129
Bab 129 season 2
130
Bab 130 season 2
131
Bab 131 season 2
132
Bab 133 season 2
133
Bab 133 season 2
134
Bab 134 season 2
135
Bab 135 season 2
136
Bab 136 season 2
137
Bab 137 season 2
138
Bab 137 season 2
139
Bab 139 season 2
140
Bab 140 season 2
141
Bab 141 season 2
142
Bab 142 season 2
143
Bab 143 season 2
144
Bab 144 season 2
145
Bab 145 season 2
146
Bab 146 season 2
147
Bab 147 season 2
148
Bab 148 season 2
149
Bab 148 season 2
150
Bab 150
151
Bab 151 season 2
152
Bab 152 season 2
153
Bab 153 season 2
154
Bab 154 season 2
155
Bab 155 season 2
156
Bab 156 season 2
157
Bab 157 season 2
158
Bab 158 season 2
159
Bab 159 season 2
160
Bab 160 season 2
161
Bab 161 season 2
162
Bab 162 season 2
163
Bab 163 season 2
164
Bab 164
165
Bab 165 season 2
166
Bab 166 season 2
167
Bab 167 season 2
168
Bab 168 season 2
169
Bab 169 season 2
170
Bab 170 season 2
171
Bab 171 season 2
172
Bab 172 season 2
173
Bab 173 season 2
174
Bab 174 season 2
175
Bab 175 season 2
176
Bab 176 season 2
177
Bab 177 season 2
178
Bab 178 season 2
179
Bab 179 season 2
180
Bab 180 season 2
181
Bab 181 season 2
182
Bab 182 season 2
183
Bab 183 season 2
184
Bab 184 season 2
185
Bab 185 season 2
186
Bab 186 season 2
187
Bab 187 season 2
188
Bab 188 season 2
189
Bab 189 season 2
190
Bab 190 season 2
191
Bab 191 season 2
192
Bab 192 season 2
193
Bab 193 season 2
194
Bab 194 season 2
195
Bab 195 season 2
196
Bab 196 season 2
197
Bab 197 season 2
198
Bab 198
199
Bab 199 season 2
200
Bab 200 season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!