Bab 15

Sampai saat seseorang datang mengetuk pintu kamarnya itu.

Adista pun bangkit dari ranjang dan berjalan perlahan menuju pintu, sambil menahan kepalanya di kusen pintu.

"Siapa?."ucap Adista yang saat ini mengucek matanya.

"Masih mau pura-pura tidur untuk menghindari ku."ucap seseorang yang kini membuat mata Adista tiba-tiba terbuka sempurna.

"Ada apalagi tuan Elang, masih belum cukupkah anda menghancurkan kehidupan saya."ucap Adista sinis.

"Menghancurkan?."ucap Elang sambil menatap lekat wajah cantik itu meminta jawaban.

"Aku memang sedang tidur karena kecapean setelah jalan-jalan dan merampok rumah bersama dengan Gibran."ucap Adista.

"Merampok rumah sendiri lebih tepatnya."ucap Elang.

"Aku orang tak punya tuan dan sekarang sudah menjadi gelandangan jadi anda tau sendiri jika tidak jadi pelakor atau perampok aku tidak akan mendapatkan semua itu."ucap Adista menyindir laki-laki yang ada di hadapannya, seperti yang terpanggang di media sosial tersebut Adista mengulang kata itu.

"Hentikan Adista ayo ikut aku."ucap Elang yang kini meraih tangan Adista namun gadis itu berhasil menepisnya.

"Anda itu orang terpelajar dan kaya raya seharusnya anda menjaga image anda itu, jangan sesekali berurusan dengan pelakor agar nama baik anda tidak tercemar."ucap Adista sambil pergi meninggalkan Elang diambang pintu.

"Adista jangan menguji kesabaran ku!."ucap Elang penuh ketegasan.

Elang pun langsung masuk kedalam kamar kost milik Adista dia menyusul Adista yang kini tengah membasuh wajah di dalam kamar mandi yang pintunya terbuka itu.

"Adista aku hitung sampai dua jika kamu tidak keluar dan ikut aku, maka akan aku pastikan kosan ini akan digusur mulai besok."ucap Elang.

"Tuan Elang yang sukanya mengancam silahkan lakukan apapun yang ingin anda lakukan karena saya disini tidak punya kuasa apa-apa saya hanya seorang penghuni. jadi yang akan berurusan dengan anda adalah tuan Derby dan hukum."ucap Adista.

"Tentu saja semua berurusan dengan hukum tapi bukan aku melainkan dirimu."ucap Elang.

"Aku!."ucap Adista kaget.

"Ya, karena penyebab nya kamu."ucap Elang dengan wajah datar.

Adista tidak mendengarkan kata-kata Elang gadis itu langsung menggelengkan kepalanya, tapi setelah itu ia langsung duduk santai di sofa singgel yang ada di sana dan meraih ponsel miliknya saat itu juga dari atas nakas.

Adista dengan cueknya malah bermain ponsel dan sambil tumpang kaki.

Setelah itu dia bangkit dan mengambil sesuatu dari dalam dapur mini itu dia keluar dengan piring di tangannya yang berisi camilan manis miliknya.

Elang langsung merebut itu dari tangan Adista yang kini berusaha untuk meraih itu dari tangan Elang.

"Mau berapa lama lagi kamu keras kepala seperti ini."ucap Elang.

"Aku tidak keras kepala! aku punya hak untuk menolak keinginan seseorang yang jelas-jelas selalu membuat ku rugi."ucap Adista.

"Adista!! aku sudah katakan bahwa aku sangat mencintaimu."ucap Elang.

"Cinta...!."

"Sungguh terdengar me muakkan."ucap Adista yang kini kembali cuek dan bermain ponsel.

Elang meraih ponsel tersebut lalu.

"Brak...."

Seketika itu handphone Adista hancur berantakan.

"Hancurkan saja semuanya Elang, kau memang suka sekali menghancurkan semua termasuk hidupku!! aku sungguh muak!."teriak gadis itu hingga terdengar ke luar.

"Adista."panggil Elang.

Gadis itu tidak memperdulikan tatapan mata dari semua orang yang berkumpul di depan kosan yang luas itu.

Adista yang kini pergi dengan membawa kunci mobil Lamborghini miliknya itupun dikejar oleh Elang yang kini berhasil meraih pergelangan tangannya.

"Jangan keras kepala honey ini adalah malam pesta pertunangan kita."ucap Elang.

Adista pun mematung di tempatnya.

"Tidak ada pertunangan diantara kita tidak ada hubungan apapun itu."ucap Adista.

Adista langsung menghempaskan genggaman tangan Elang.

Gadis itu berjalan cepat menuju mobilnya namun lagi-lagi Elang merampas kunci mobil tersebut dan melempar kunci itu kesembarang arah pria itu benar-benar marah saat dirinya tidak di gubris.

"Elang!!."teriak Adista.

"Berteriak lah sesuka hati mu, tapi ingat Adista bersedia ataupun tidak semua ini akan tetap terjadi."ucap Elang yang kini menarik Adista kehadapan semua orang yang sedari tadi menjadi penonton keributan mereka termasuk Derby dan sang kekasih.

Sementara Gibran yang sedaritadi berada di rooftops dimana terdapat jemuran penghuni kost itu berada kini dia tengah menatap langit yang dipenuhi oleh bintang yang berkilauan.

Dia tengah menerawang jauh ke masa lalu yang penuh dengan kebahagiaan dimana saat itu ibu kandungnya masih hidup dan ayahnya masih menutupi seluruh rahasia besar itu.

Dimana? disitu Gibran merupakan seorang anak dari istri kedua yang selama ini dijadikan kambing hitam oleh istri pertama yang menggantikan posisi ibunya setelah ibu kandungnya meninggal dunia karena bunuh diri.

Gibran yang saat itu hidup bergelimang harta namun dikucilkan oleh kakak dan juga ibu tirinya itu selalu mengasingkan diri di rumah besar itu.

Tidak jarang pula dia mendapatkan cacian sebagai putra yang tidak berguna dari ibu tirinya itu.

Sejak ibunya meninggal, Gibran lebih banyak diurus oleh seorang pelayan yang sudah seperti ibunya sendiri dibandingkan dengan ibu sambungnya itu.

"Dimana mommy berada? Aku merindukan mommy.... jika mommy benar-benar menjadi bintang di langit, lalu bintang mana yang harus Gibran lihat."ucap Gibran lirih.

"Woy.... udah gede juga masih percaya pada dongeng yang penuh kebohongan itu, bukanya Lo kuliah ya... kok bisa percaya dengan dongeng anak-anak sebelum tidur."ucap pria itu.

Sesaat Gibran terdiam, saat melihat seseorang yang kini memiliki tampang seperti gadis tomboi itu.

Dia menggunakan celana jeans sobek-sobek dan T-shirt kedodoran tidak lupa di bibir bawahnya ada tindikan dan rokok di tangannya itu masih belum dinyalakan.

"Siapa? Lo."ucap Gibran yang kini menatap tak suka pada gadis yang ada di hadapannya itu.

Gue anak kost sebelah tadinya mau maen ke rumah yang ada di bawah eh sedang ada pesta lamaran yang bikin telinga gue gatel, pake acara akting segala lagi."ucap gadis bernama Ariel tersebut.

"Bukan akting memang wanita itu tidak ingin bertunangan dengan pria itu."ucap Gibran.

"Heeuh sungguh lucu seorang Pelakor yang hendak di lamar oleh pasangan selingkuhnya itu pura-pura menolak biar apa? coba jika bukan untuk menyembunyikan kebobrokannya saat ini."ucap Ariel.

"Hati-hati ya Lo kalau ngomong dia itu sahabat terbaik gue dan gue lebih tau siapa? dia dibandingkan Lo."ucap Gibran yang kini hendak pergi.

"Huuh.... gitu aja marah Cemen Lo jadi cowok."ucap Ariel.

"Gibran tidak menggubris ucapan gadis itu, sampai saat dia tiba di bawah kini tengah terjadi tarik menarik antara Adista dan Elang yang hendak memasang cincin pertunangan itu.

...***********...

Setelah pesta perayaan sederhana itu usai Adista meminta kunci Lamborghini Aventador tersebut pada Elang yang tadi melemparkan kunci mobil tersebut.

"Kembalikan kunci mobil ku."ucap Adista.

"Aku tidak pegang honey."ucap Elang.

Adista menggeleng tidak percaya.

"Buruan aku harus segera pergi."ucap Adista.

"Pergi kemana? di jam segini."tanya Elang yang kini mebabingkai wajah Adista .

"Sayang kamu jawab dulu atau aku tidak akan pernah membiarkan mu untuk pergi."ucap Elang yang kini masih merangkul pinggang Adista.

"Jangan ikut campur Elang."ucap Adista.

"Aku berhak ikut campur sayang kamu itu tunangan ku."ucap Elang.

"Kau bermimpi saja Elang karena aku tidak menganggap ini serius."ucap Adista yang kini berbalik badan dan pergi kembali ke dalam kamar kost miliknya itu.

Elang pun meraih kunci mobil itu dari dalam saku jas yang ia kenakan itu.

Adista pun hendak mengunci pintu namun Elang tidak mengijinkannya pria itu langsung masuk kedalam kamar tersebut.

"Mulai sekarang kita akan tinggal bersama di rumah sebelah."ucap Elang.

"Cukup Elang aku tidak suka dipaksa... mulai sekarang aku hidup bebas seperti yang ku mau."ucap gadis itu.

"Baiklah sayang untuk saat ini aku mengijinkan mu untuk tetap disini, dan aku pun akan menginap di sini."ucap Elang tegas.

"Terserah kamu bisa izin ke orang sekitar sini atau tidak."ucap Adista .

"Aku tidak perlu izin dari siapapun untuk bisa tinggal dengan calon istriku."ucap Elang.

Adista yang benar-benar pusing dia langsung bergegas pergi meninggalkan Elang.

Elang pun mengikuti Adista dia langsung melepaskan jas yang ia kenakan, lalu duduk di tepi ranjang, sementara Adista berada di dalam kamar mandi dia tengah mandi karena merasa gerah setelah berdebat dengan pria keras kepala itu.

Setelah hampir tiga puluh menit kemudian akhirnya dia keluar dari dalam kamar mandi tersebut.

"Sayang tolong ambilkan koper ku di teras aku juga mau mandi."ucap Elang.

"Kamu bisa ambil sendiri punya tangan bukan aku bukan pelayan mu."ucap Adista ketus dan dengan cueknya duduk di depan cermin yang ada di sana.

"Yank... aku tidak menganggap mu sebagai pelayan aku hanya minta tolong itu saja.jika kamu tidak ingin ya, tidak usah aku tidak akan pernah memaksa."ucap Elang yang langsung bergegas pergi.

"Pergilah yang jauh aku tidak peduli."ucap Adista ringan.

Sementara Elang yang mendengar perkataan itu bukanya marah tapi malah terkekeh kecil, dia tau Adista tidak akan Se tega itu mengusir dirinya.

Tidak sampai lima menit Elang sudah berada di dalam kamar itu dengan koper besar yang ia bawa.

Adista dengan cueknya berjalan menuju ranjang yang hanya berukuran 160x200 cm itu.

Adista langsung berbaring di sana dan langsung menutup tubuhnya dengan selimut tebal itu.

Adista pun kembali memejamkan matanya hingga tertidur pulas saat itu.

Sementara Elang kini tengah kebingungan bagaimana? caranya dia mandi, karena di sana tidak ada shower air hangat atau dingin.

Yang ada hanya keran air biasa dengan bak tampung yang berukuran kecil disampingnya hanya ada closet duduk sungguh sangat sederhana.

Elang pun memutuskan untuk cuci muka dan gosok Gigi setelah itu dia berganti pakaian dengan piyama tidur yang kini ia kenakan.

Elang keluar sambil membawa pakaian yang tadi ia pakai lalu dia melirik ke arah ranjang dan tersenyum melihat Adista yang kini tengah tertidur pulas.

Elang lalu memperhatikan ranjang yang berukuran sempit itu.

Dia berjalan menghampiri ranjang lalu duduk di tepi ranjang yang memiliki kasur tidak se-empuk ranjang yang ia biasa gunakan untuk tidur, Elang heran kenapa? gadis itu rela hidup sederhana seperti saat ini sementara dirinya bukan orang susah.

Elang pun berbaring di samping Adista pria itu memeluk Adista yang kini berada di dalam selimut tebal itu.

"Besok aku tidak mau tau kamu harus ikut aku pindah ke rumah sebelah."ucapnya lirih.

Sampai saat pagi menjelma Elang dan Adista masih berbaring di atas ranjang sempit itu.

"Eummm... pukul berapa ini."gumam pria tampan itu di hadapan wajah Adista yang hanya berjarak beberapa inci saja.

"Aku tidak tau."jawab Adista sambil menggeliat, tiba-tiba matanya langsung membulat saat sadar bahwa saat ia tidak tidur sendirian.

"Ah!... sialan kenapa? kamu tidur di sini."ujar Adista yang langsung bangkit dari atas ranjang tersebut.

"Kenapa? memangnya ini bukan pertama kalinya kita tidur bersama."ucap Elang yang malah meraih pinggang ramping itu.

Adista kembali terduduk di kasur.

"Lepaskan aku Elang ini sudah siang aku bisa terlambat untuk bekerja."ucap Adista.

"Lanjutkan kuliah mu, aku tidak akan pernah membiarkan kamu untuk bekerja lagi."ucap Elang.

"Kuliah, aku bahkan tidak bisa kuliah lagi semua karena ulah mu."ucap Adista.

"Aku sudah menjelaskan pada pihak kampus bahwa kita adalah tunangan sejak dulu."ucap Elang.

Adista pun menghela nafas panjang setelah itu ia hembuskan.

"Aku akan kembali pindah ke kampus lamaku."ucap Adista.

"Baiklah honey, kamu tinggal pilih mau tinggal di mana, aku sudah siapkan hunian."ucap Elang.

"Aku tetap tinggal di sini, lagipula hanya butuh satu jam menuju ke sana."ucap Adista.

"Itu terlalu jauh honey, aku akan belikan rumah yang dekat dengan kampus mu dan kantor ku, agar kita bisa tinggal bersama seperti dulu."ucap Elang.

"Jangan ngarang tuan kita tidak pernah tinggal bersama, kamu saja yang selalu memaksa untuk tinggal bersama dengan ku."ucap Adista lagi.

Elang malah mengajak Adista untuk berbaring kembali bahkan kali ini dia memeluk erat calon istrinya itu.

"Dua bulan lagi kita akan segera menikah."ucap Elang.

"Tidak mau."ucap Adista.

"Kenapa? sayang kamu sudah dewasa, lagipula aku tidak akan menuntut untuk segera punya anak. Aku hanya ingin kita bersama dengan sebuah ikatan resmi."ucap Elang.

"Aku tidak ingin menikah dan setelah itu menjadi janda karena bukan tidak mungkin pria yang pernah berkhianat pada pasangannya tidak akan melakukan hal itu lagi."ucap Adista.

"Sayang, itu lain cerita sayang aku tak akan pernah mencari wanita lain jika aku benar-benar mencintai istriku seperti aku mencintaimu. dan satu hal yang harus kamu tahu! dia mengkhianati selama ini."ucap Elang.

"Itu adalah sebuah alibi untuk menghindar dari kenyataan yang sesungguhnya."ucap Adista.

Elang langsung membungkam bibir Adista dengan bibirnya, dia tidak ingin lagi banyak berdebat. sudah diputuskan oleh dirinya bahwa mereka akan segera menikah.

Episodes
1 Bab:1
2 Bab 2
3 Bab: 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25.
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bangun 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121 season 2
122 Bab 122 season 2
123 Bab 123 season 2
124 BAb 124 season 2
125 Bab 125 season 2
126 Bab 126 season 2
127 Bab 127 season 2
128 Bab 128 season 2
129 Bab 129 season 2
130 Bab 130 season 2
131 Bab 131 season 2
132 Bab 133 season 2
133 Bab 133 season 2
134 Bab 134 season 2
135 Bab 135 season 2
136 Bab 136 season 2
137 Bab 137 season 2
138 Bab 137 season 2
139 Bab 139 season 2
140 Bab 140 season 2
141 Bab 141 season 2
142 Bab 142 season 2
143 Bab 143 season 2
144 Bab 144 season 2
145 Bab 145 season 2
146 Bab 146 season 2
147 Bab 147 season 2
148 Bab 148 season 2
149 Bab 148 season 2
150 Bab 150
151 Bab 151 season 2
152 Bab 152 season 2
153 Bab 153 season 2
154 Bab 154 season 2
155 Bab 155 season 2
156 Bab 156 season 2
157 Bab 157 season 2
158 Bab 158 season 2
159 Bab 159 season 2
160 Bab 160 season 2
161 Bab 161 season 2
162 Bab 162 season 2
163 Bab 163 season 2
164 Bab 164
165 Bab 165 season 2
166 Bab 166 season 2
167 Bab 167 season 2
168 Bab 168 season 2
169 Bab 169 season 2
170 Bab 170 season 2
171 Bab 171 season 2
172 Bab 172 season 2
173 Bab 173 season 2
174 Bab 174 season 2
175 Bab 175 season 2
176 Bab 176 season 2
177 Bab 177 season 2
178 Bab 178 season 2
179 Bab 179 season 2
180 Bab 180 season 2
181 Bab 181 season 2
182 Bab 182 season 2
183 Bab 183 season 2
184 Bab 184 season 2
185 Bab 185 season 2
186 Bab 186 season 2
187 Bab 187 season 2
188 Bab 188 season 2
189 Bab 189 season 2
190 Bab 190 season 2
191 Bab 191 season 2
192 Bab 192 season 2
193 Bab 193 season 2
194 Bab 194 season 2
195 Bab 195 season 2
196 Bab 196 season 2
197 Bab 197 season 2
198 Bab 198
199 Bab 199 season 2
200 Bab 200 season 2
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab:1
2
Bab 2
3
Bab: 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25.
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bangun 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121 season 2
122
Bab 122 season 2
123
Bab 123 season 2
124
BAb 124 season 2
125
Bab 125 season 2
126
Bab 126 season 2
127
Bab 127 season 2
128
Bab 128 season 2
129
Bab 129 season 2
130
Bab 130 season 2
131
Bab 131 season 2
132
Bab 133 season 2
133
Bab 133 season 2
134
Bab 134 season 2
135
Bab 135 season 2
136
Bab 136 season 2
137
Bab 137 season 2
138
Bab 137 season 2
139
Bab 139 season 2
140
Bab 140 season 2
141
Bab 141 season 2
142
Bab 142 season 2
143
Bab 143 season 2
144
Bab 144 season 2
145
Bab 145 season 2
146
Bab 146 season 2
147
Bab 147 season 2
148
Bab 148 season 2
149
Bab 148 season 2
150
Bab 150
151
Bab 151 season 2
152
Bab 152 season 2
153
Bab 153 season 2
154
Bab 154 season 2
155
Bab 155 season 2
156
Bab 156 season 2
157
Bab 157 season 2
158
Bab 158 season 2
159
Bab 159 season 2
160
Bab 160 season 2
161
Bab 161 season 2
162
Bab 162 season 2
163
Bab 163 season 2
164
Bab 164
165
Bab 165 season 2
166
Bab 166 season 2
167
Bab 167 season 2
168
Bab 168 season 2
169
Bab 169 season 2
170
Bab 170 season 2
171
Bab 171 season 2
172
Bab 172 season 2
173
Bab 173 season 2
174
Bab 174 season 2
175
Bab 175 season 2
176
Bab 176 season 2
177
Bab 177 season 2
178
Bab 178 season 2
179
Bab 179 season 2
180
Bab 180 season 2
181
Bab 181 season 2
182
Bab 182 season 2
183
Bab 183 season 2
184
Bab 184 season 2
185
Bab 185 season 2
186
Bab 186 season 2
187
Bab 187 season 2
188
Bab 188 season 2
189
Bab 189 season 2
190
Bab 190 season 2
191
Bab 191 season 2
192
Bab 192 season 2
193
Bab 193 season 2
194
Bab 194 season 2
195
Bab 195 season 2
196
Bab 196 season 2
197
Bab 197 season 2
198
Bab 198
199
Bab 199 season 2
200
Bab 200 season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!