Bab 9

Mereka pun akhirnya turun karena Eli terus memaksa, kini tepat di bibir pantai dengan pasir putih tersebut, Elang membantu gadis itu menaiki sebuah speed boat.

Karena Adista menolak untuk bermain jetski akhirnya mereka pun per menggunakan itu untuk berlayar.

Adista yang baru pertama kali menaiki itu membuat dirinya gemetar ketakutan, Elang langsung memeluk Adista dari belakang sambil berpegangan.

"Rileks saja sayang kamu aman ko."ucap gadis itu.

"Heumm... benarkah apa? yang kamu katakan."ucap Adista .

"Heumm,,, nanti disana mau berenang tidak? mungpung airnya tenang."ucap Elang.

"Tidak-tidak sayang aku tidak mau! aku tidak pernah berenang di laut."ucap Adista.

Elang pun tersenyum, di villa ada kolam renang mau berenang di sana?."tawar Elang.

Adista pun mengangguk.

Elang kini duduk di ujung speed boat tersebut sambil menatap kearah depan.

Adista sendiri yang sudah mulai terbiasa dengan itupun mulai terbawa suasana dia duduk di samping elang yang dengan setia merangkul pinggangnya itu.

"Elang, apa? ini pulau pribadi milik mu."ucap Adista bertanya.

"Tidak aku sewa saja."bohong Elang.

"Jangan buang-buang uang untuk hal yang tidak penting, diluar sana masih banyak orang yang sangat membutuhkan bantuan."ucap Adista.

"Tidak penting?."tanya Elang.

"Ya, aku benar bukan jika ingin seperti ini kita bisa pergi ke pantai yang banyak di kunjungi oleh turis dan berbarengan menyewa kapal kecil untuk memancing atau sekedar berlayar dan menginap di penginapan biasa jangan menyewa pulau pribadi! ya,,, aku tau kamu mampu tapi tidak seharusnya seperti ini."ucap Adista.

Sementara Elang tetap menatap kedepan. bukan pria itu tidak peduli, tapi dia merasa tengah dinasehati oleh sang omah yang sama persis seperti itu, jika sedang ngomel.

Heumm... keterlaluan memang tapi semua itu memang benar adanya, Adista memang benar-benar mirip dengan Omah nya jika sedang mengomel dan itu membuat Elang rindu pada wanita sepuh yang sudah berjasa dalam hidupnya itu.

Tapi sayang kini dia telah tiada.

"Honey, apa? kau pernah tinggal bersama dengan Omah mu."ucap Elang.

Namun gelengan itu menjadi jawaban yang mengartikan bahwa Adista tidak pernah mengalami hal yang menjadi pertanyaan.

"Aku tidak pernah mengenal kakek nenek, sejak aku lahir dan tumbuh besar.... yang aku kenal hanya tetangga dekat rumah dan sekitarnya."ucap Adista.

"Kok bisa, apa? kedua orang tuamu yatim piatu."tanya Elang lagi.

"Tidak, saat mereka menemui ku di kampus... mereka bilang mereka kabur dari kedua keluarga mereka saat itu."ucap gadis itu sambil menatap sendu ke arah langit.

"Benarkah, lalu dimana? mereka mungkin kita bisa temui mereka suatu saat nanti untuk meminta restu."ucap Elang.

"Elang, hubungan kita tidak sejauh itu...aku tidak mengenal siapa? dirimu yang sebenarnya. jujur saja aku ada di sisimu karena terpaksa, kamu selalu mengintimidasi ku."ucap Adista.

Elang langsung terdiam rasanya bagai ditusuk dengan benda tumpul berulang-ulang kali.

Kejujuran yang terlontar dari bibir gadis itu membuat hatinya terluka.

"Kalau begitu ayo kita kembali, mulai sekarang kamu bebas mau melakukan apapun! bahkan kamu bebas memilih siapapun."ucap Elang yang kini beranjak dari tempat dia duduk tadi.

"Elang."ucapan Adista pun terhenti saat Elang mengangkat tangan agar Adista berhenti untuk bicara.

"Elang!."ucap Adista yang kini duduk sambil memeluk lutut karena takut saat Elang melajukan boat itu dengan kecepatan tinggi, sampai saat benda berbentuk perahu modern itu mendarat di bibir pantai tempat di pasir putih tadi.

"Turun."ucap Elang dingin.

"Elang aku minta maaf jika aku ada salah aku tidak bermaksud untuk melakukan hal itu."ucap Adista.

Pergilah segera bersiap, sebentar lagi akan ada yang menjemput mu."ucap Elang.

Elang pun pergi meninggalkan Adista yang kini mematung di tempatnya.

Elang tidak peduli dengan itu melihat Adista sudah sangat menyakitkan.

Adista adalah cintanya tapi cinta itu sendiri tidak pernah bisa ia gapai.

Biarlah semua pergi bersama dengan luka yang kini teramat pedih.

Adista pun berjalan menuju villa dia langsung berganti pakaian dan masukkan barang bawaannya kedalam koper tersebut, setelah selesai dan hendak keluar dari dalam kamar Elang langsung memberikan sebuah cek.

"Ambilah."ucap Elang.

"Apa? ini."tanya Adista.

"Anggap itu sebagai bayaran atas jasa mu berada di sisiku selama ini, dan kamu tetap bisa tinggal di apartemen itu."ucap Elang.

"Aku bukan pe***ur tuan Elang silahkan ambil anggap saja kita tidak pernah bertemu dan tidak terjadi apa-apa diantara kita kamu tidak usah khawatir secepatnya setelah kembali dari sini aku akan segera keluar dari apartemen mu, terimakasih untuk tampungan mu, semoga tuhan membalas kebaikan mu."ucap Adista yang hendak pergi.

"Kucing itu ada di penitipan kucing, aku akan menelpon mereka untuk diantarkan ke apartemen."ucap Elang.

"Terimakasih."ucap gadis itu yang tidak menoleh lagi, dia tidak bisa membiarkan elang melihat air matanya.

Begitu juga Elang yang menatap kepergian Adista.

Pria itu mengeratkan genggaman tangannya pada besi pembatas balkon kamar tersebut mungkin jika itu terbuat dari kaca saat ini benda itu sudah remuk tak bersisa.

Sungguh begitu sakit rasanya hati Elang ingin rasanya dia memohon agar Adista tetap tinggal namun Elang sadar jika Adista berhak untuk bahagia.

Adista pun pergi dengan sebuah helikopter yang kini membawa dia pergi menjauh dari villa menjauhi Elang yang masih menatapnya Air mata itu terus berjatuhan keduanya sama-sama terluka, Adista tidak pernah sadar bahwa rasa cinta itu kini benar-benar nyata adanya.

Adista pun tiba di sebuah bandara tapi kali ini dia tidak menggunakan jet pribadi milik Elang.

Seseorang memberikan tiket pesawat atas perintah dari Elang.

Adista pun tersenyum kecut mungkin hidupnya memang tidak ditakdirkan untuk memiliki pasangan baik itu teman hidup atau yang lainnya semua orang pergi menjauh.

Adista pun tiba di ibukota setelah menempuh perjalanan beberapa jam.

Gadis itu langsung naik taksi menuju ke apartemen tempat dia tinggal. sesampainya di sana dia sudah melihat barang-barang nya semua di depan pintu hunian tersebut.

Adista tau Elang punya hak untuk itu, dia melihat Gege yang kini berada di antara tumpukan barang-barang tersebut.

Adista pertama kali menatap lekat hunian yang belum lama ini dia huni.

Lalu beralih pada barang-barang miliknya, setelah itu dia mengangkat Gege dan menyeret koper tersebut berjalan menuju lantai bawah, tidak ada lagi satpam yang membantu dia seperti saat pertama kali dia datang.

Tapi Adista sadar semua atas kendali Elang.

...***********...

Saat semua barang-barang itu masuk kedalam mobil, setelah dia berulang kali bolak-balik ke atas kebawah semua barang-barang nya sudah masuk semua tidak ada yang tersisa di sana, Adista duduk menenangkan diri sejenak lalu dia menulis sebuah surat tanpa tujuan tertera gadis itu hanya berucap terimakasih atas semuanya setelah itu dia memasukkan cincin dan juga handphone pemberian Elang kedalam sebuah amplop berwarna coklat yang dibungkus dengan rapi seperti sebuah kiriman paket. gadis itu kembali keluar dari dalam mobil dia pun menitipkan itu pada sekuriti yang selama ini selalu membantu dirinya.

"Pak tolong berikan ini pada tuan Elang yang tinggal di gedung ini, ini ada sedikit rejeki terimakasih atas kebaikan anda selama ini saya pamit."ucap Adista yang langsung pergi tanpa mendengar jawaban dari sekuriti tersebut.

Adista pun langsung bergegas pergi meninggalkan gedung pencakar langit tersebut dia tidak lagi melirik ke arah bangunan itu, sementara seseorang yang sedari tadi menatap kepergian gadis itu lagi-lagi mengeratkan genggaman tangannya.

"Tuan ini ada titipan dari mbak Adista."ucap sekuriti tersebut.

Pria itu langsung mengambil itu tanpa bicara apapun, sikapnya yang dingin kembali lagi seperti sedia kala.

Di dalam lift pria itu menggenggam erat benda itu sampai saat bunyi lift terdengar nyaring dia pun keluar dari dalam sana tepat di hadapannya istrinya sudah menunggu di depan pintu.

"Sudah pulang rupanya cepat sekali liburannya, apa? dia tidak bisa membuat mu puas di atas ra***ng ."ucap Astrid yang kini mengelus pundak suaminya dan dada bidang Elang.

Pria itu langsung menyambar bibir wanita itu dan langsung membawa istrinya itu masuk kedalam apartemen tersebut, Elang tidak pernah memberikan kesempatan untuk bicara pada Astrid sampai mereka selesai bercinta.

"Dia hanya gadis malang yang kehilangan kasih sayang dari kedua orang tuanya yang kini sibuk dengan pasangannya masing-masing, dia gadis baik-baik yang selalu menjaga kehormatan diri, aku bahkan telah menipu dia dengan membuat surat perjanjian jual beli palsu dan uang itu mungkin uang tabungannya setelah dia tahu jika semua fasilitas yang dia miliki adalah milikku dia pun pergi dengan cepat."ucap Elang.

"Aku yang mengeluarkan semua barang-barangnya."ucap Astrid yang membuat Elang terdiam karena tidak menyangka Astrid bisa berbuat seperti itu pada orang yang tidak pernah ia kenal sebelumnya.

Memang Astrid adalah wanita yang arogan tapi dia tidak pernah seperti itu pada orang yang tidak pernah ia temui sebelumnya.

Elang pikir Adista benar-benar pergi meninggalkan apartemen itu karena tidak ingin bertemu dengan dirinya lagi.

Sementara Adista, saat ini dia tengah bermalam di dalam mobil miliknya yang ia parkir di sebuah pom bensin, gadis itu tidak mungkin mencari tempat di saat malam larut seperti ini.

Adista pun memberikan Gege makan dan minum terlebih dahulu mungkin dia lapar jadi dia tidak bisa tenang.

Adista pun langsung bergegas menuju super market yang tak jauh dari area tersebut, gadis itu membeli makanan kucing dan juga beberapa roti dan Air meneral tidak lupa kopi hitam yang dia sedu di pom bensin tersebut karena ada yang jualan kopi secara keliling.

Adista membawa semua itu kedalam mobilnya, dia mengganjal perut dengan roti, bukan tidak mampu lagi untuk membeli makanan. tapi Adista sudah tidak lagi bernafsu duduk menunggu makanan menghampiri meja seperti biasanya.

Sekarang gaya hidup mewah itu sudah akan hilang dari hidungnya, Adista harus mulai belajar hidup sederhana meskipun uang terus mengalir dari kedua orang tua yang tidak pernah peduli dengan perasaannya.

Adista hanya ingin melanjutkan hidup, dia sudah tidak lagi memikirkan tentang kedua orang tuanya yang penting baginya mereka baik-baik saja.

Adista pun mulai memejamkan mata nya karena malam semakin larut pom bensin tersebut juga banyak di tempati oleh mobil-mobil truk yang mengisi bahan bakar sekaligus beristirahat sejenak menghilangkan rasa lelahnya setelah mengemudi seharian penuh.

Adista pun menutup kaca mobilnya dengan kertas hps yang dia miliki agar dia bisa tidur nyenyak sebelum pagi tiba.

Sementara itu di apartemen milik Elang.

Pria itu kini tengah menatap langit malam, dia tengah memikirkan dimana gadis itu berada.

Elang pun teringat dengan paket berwarna coklat itu, dia mencari benda itu dan membawanya ke tempat dimana ia tadi menyendiri.

Disobek nya kertas coklat itu, dia pun mematung menatap lekat kedua benda berharga yang pernah ia berikan pada gadis itu.

Mungkin untuk cincin, Elang bisa mengerti jika Adista mengembalikan itu, tapi handphone, itu adalah pengganti handphone Adista yang sudah ia hancurkan saat itu.

Elang pun membuka keseluruhan amplop tersebut.

Dia menemukan sebuah tulisan tanpa tujuan yang jelas.

"Aku mungkin bodoh karena tidak bisa mengerti dengan apa? yang kamu rasakan selama ini, tapi cinta tak akan pernah baik-baik saja jika semua itu dijalani dengan keterpaksaan. Aku tau kamu menyembunyikan sesuatu yang jauh lebih besar dari rasa cinta yang tak pernah kamu ungkapkan itu dariku! tapi cukup aku saja yang tau. Terimakasih atas kebaikan mu selamat tinggal karena kepergian ku pun atas kehendak mu."

Disaat Elang meremas kertas itu, bayang-bayang gadis itu terus melintas di benaknya.

Dan pertanyaan itu pun muncul di dalam benaknya.

"Apa? Adista tau tentang dirinya.

Sementara gadis yang dia pikirkan saat ini tengah terjaga dari mimpi buruknya.

Waktu menunjukkan pukul dua pagi dini hari, Adista pun menutup mata sambil mengelus Gege yang kini berada di pangkuannya.

Adista memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Jogja meskipun dia tidak akan pernah tinggal bersama dengan kedua orang tuanya, dan dia memutuskan untuk kembali pindah kuliah.

Bersamaan dengan kepergian Adista Megan berlarian mencari-cari Adista saat ini karena dia mendengar kabar gadis itu kembali tidak melanjutkan kuliah di sana.

"Adista."ucap gadis yang kini hendak menawarkan bantuan beasiswa jika Adista berhenti kuliah.

Padahal Adista baru merencanakan untuk pindah ke kampus tempat dimana ia pertama kali masuk kuliah.

Saat Megan sedang ingin bertanya apa seseorang tiba-tiba ibu dan ayah nya lewat kehadapannya .

"Mommy daddy apa? kalian tidak melihat teman ku, dia pergi tanpa pamit.... bahkan dia berhenti kuliah handphone nya sudah sulit untuk dihubungi dan media sosial ku semua di blokir nomor handphone ku juga di blokir."ucap gadis itu ..

Saat ini Adista tengah berada sebuah teras rumah petak, tepatnya di sebuah kos-kosan yang lumayan besar dan banyak penghuni itu.

"Bagaimana? apa? sudah cocok

Episodes
1 Bab:1
2 Bab 2
3 Bab: 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25.
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bangun 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121 season 2
122 Bab 122 season 2
123 Bab 123 season 2
124 BAb 124 season 2
125 Bab 125 season 2
126 Bab 126 season 2
127 Bab 127 season 2
128 Bab 128 season 2
129 Bab 129 season 2
130 Bab 130 season 2
131 Bab 131 season 2
132 Bab 133 season 2
133 Bab 133 season 2
134 Bab 134 season 2
135 Bab 135 season 2
136 Bab 136 season 2
137 Bab 137 season 2
138 Bab 137 season 2
139 Bab 139 season 2
140 Bab 140 season 2
141 Bab 141 season 2
142 Bab 142 season 2
143 Bab 143 season 2
144 Bab 144 season 2
145 Bab 145 season 2
146 Bab 146 season 2
147 Bab 147 season 2
148 Bab 148 season 2
149 Bab 148 season 2
150 Bab 150
151 Bab 151 season 2
152 Bab 152 season 2
153 Bab 153 season 2
154 Bab 154 season 2
155 Bab 155 season 2
156 Bab 156 season 2
157 Bab 157 season 2
158 Bab 158 season 2
159 Bab 159 season 2
160 Bab 160 season 2
161 Bab 161 season 2
162 Bab 162 season 2
163 Bab 163 season 2
164 Bab 164
165 Bab 165 season 2
166 Bab 166 season 2
167 Bab 167 season 2
168 Bab 168 season 2
169 Bab 169 season 2
170 Bab 170 season 2
171 Bab 171 season 2
172 Bab 172 season 2
173 Bab 173 season 2
174 Bab 174 season 2
175 Bab 175 season 2
176 Bab 176 season 2
177 Bab 177 season 2
178 Bab 178 season 2
179 Bab 179 season 2
180 Bab 180 season 2
181 Bab 181 season 2
182 Bab 182 season 2
183 Bab 183 season 2
184 Bab 184 season 2
185 Bab 185 season 2
186 Bab 186 season 2
187 Bab 187 season 2
188 Bab 188 season 2
189 Bab 189 season 2
190 Bab 190 season 2
191 Bab 191 season 2
192 Bab 192 season 2
193 Bab 193 season 2
194 Bab 194 season 2
195 Bab 195 season 2
196 Bab 196 season 2
197 Bab 197 season 2
198 Bab 198
199 Bab 199 season 2
200 Bab 200 season 2
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab:1
2
Bab 2
3
Bab: 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25.
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bangun 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121 season 2
122
Bab 122 season 2
123
Bab 123 season 2
124
BAb 124 season 2
125
Bab 125 season 2
126
Bab 126 season 2
127
Bab 127 season 2
128
Bab 128 season 2
129
Bab 129 season 2
130
Bab 130 season 2
131
Bab 131 season 2
132
Bab 133 season 2
133
Bab 133 season 2
134
Bab 134 season 2
135
Bab 135 season 2
136
Bab 136 season 2
137
Bab 137 season 2
138
Bab 137 season 2
139
Bab 139 season 2
140
Bab 140 season 2
141
Bab 141 season 2
142
Bab 142 season 2
143
Bab 143 season 2
144
Bab 144 season 2
145
Bab 145 season 2
146
Bab 146 season 2
147
Bab 147 season 2
148
Bab 148 season 2
149
Bab 148 season 2
150
Bab 150
151
Bab 151 season 2
152
Bab 152 season 2
153
Bab 153 season 2
154
Bab 154 season 2
155
Bab 155 season 2
156
Bab 156 season 2
157
Bab 157 season 2
158
Bab 158 season 2
159
Bab 159 season 2
160
Bab 160 season 2
161
Bab 161 season 2
162
Bab 162 season 2
163
Bab 163 season 2
164
Bab 164
165
Bab 165 season 2
166
Bab 166 season 2
167
Bab 167 season 2
168
Bab 168 season 2
169
Bab 169 season 2
170
Bab 170 season 2
171
Bab 171 season 2
172
Bab 172 season 2
173
Bab 173 season 2
174
Bab 174 season 2
175
Bab 175 season 2
176
Bab 176 season 2
177
Bab 177 season 2
178
Bab 178 season 2
179
Bab 179 season 2
180
Bab 180 season 2
181
Bab 181 season 2
182
Bab 182 season 2
183
Bab 183 season 2
184
Bab 184 season 2
185
Bab 185 season 2
186
Bab 186 season 2
187
Bab 187 season 2
188
Bab 188 season 2
189
Bab 189 season 2
190
Bab 190 season 2
191
Bab 191 season 2
192
Bab 192 season 2
193
Bab 193 season 2
194
Bab 194 season 2
195
Bab 195 season 2
196
Bab 196 season 2
197
Bab 197 season 2
198
Bab 198
199
Bab 199 season 2
200
Bab 200 season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!