Bab 12

Gibran mengusap bahu Adista yang kini sudah mulai bisa tenang, tapi bukan berarti Dio melupakan semua kejadian itu.

Adista hanya tidak ingin membuat Gibran cemas.

"Kamu datang ke sini tau dari mana." tanya Adista.

"Tentu saja dari si Gege yang comel ini yang memberitahukan kepada ku! begitu Jeny black pink yang cantik dan baik hati."ucap Gibran sambil tersenyum manis.

"Heumm... sudah kuduga."ucap Adista yang kini mengusap Gege.

"Maafkan aku ya Gege, aku tidak tau jika dia pembohong kamu pasti syok bukan?."ujar Adista.

"Dista sebaiknya kamu kembali ke rumah, sehancur apapun keluarga mu saat ini.... percayalah mereka tetap mencintai dirimu. mereka pun tidak mau ini terjadi jika saja mereka memiliki pilihan atau jalan keluar yang terbaik dan menghargai keputusan mereka adalah jalan terbaik bagimu cepat atau lambat kamu pasti akan mengerti dengan apa? yang mereka lakukan saat ini."ucap Gibran.

"Terimakasih sobat atas nasehatnya tapi rasanya percuma pulang ke rumah juga aku akan tetap sendiri seperti saat ini hanya ada Gege yang selalu ada buat aku."ucap Adista.

"Ya ada karena kamu kurung terus."ucap Derby yang baru saja datang.

"Mas, maafkan saya atas kejadian tadi mas boleh usir saya dari sini jika mas mau."ucap Adista.

"Sudah jangan dibahas lagi, semua sudah berakhir lagi pula kamu tidak salah... dan aku percaya itu."ucap Derby yang kini ikut duduk di sofa singgel yang ada di sana.

"Neng Dista tidak perlu khawatir, saya juga percaya pada neng Dista."ucap Bu Ning.

"Terimakasih Bu."ucap Adista.

"Owh iya neng bajunya sudah selesai di jemur saya hanya mau mengantar keranjang cucian kotornya saja."ucap Bu Ning yang membuat Adista kaget.

"Ibu mencuci baju saya?."ucap gadis itu yang kini terlihat kaget.

Adista pun langsung bergegas bangkit dan hendak mengambil dompet tapi tidak ketemu mungkin karena dia tengah bingung.

"Dista kamu cari apa? heumm."ucap Derby.

"Cari dompet mas, tapi lupa."ucap Adista.

"Itu bukan."ucap Derby yang menunjukan sebuah dompet yang tergeletak di atas nakas.

"Masih ingat dompet disaat seperti ini... ah lihat itu Gege."ucap Gibran.

"Aku mau bayar Bu Ning Gibran."ucap Adista yang membuat Bu Ning berkata.

"Tidak usah nak ibu ikhlas lagipula ibu bukan buruh kuli nyuci ibu hanya kasihan melihat neng kebingungan saat akan mencuci lain kali neng bisa minta bantuan ibu."ucap Bu Ning.

"Tapi Bu saya sudah merepotkan ibu."ucap Adista.

"Tidak masalah neng ibu sedang santai ko jadi tidak akan ada masalah jika neng mau nyuruh apapun."ucap Bu Ning.

"Adista sudah tidak apa-apa Bu Ning nyuci di tempat ku ko."ucap Derby.

"Iya mas terimakasih untuk kalian berdua."ucap Adista.

"Aku tidak di berikan ucapan makasih gitu?."ujar Gibran yang langsung dipeluk oleh Adista.

"Untuk mu yang paling baik terimakasih."ucap Adista.

"Tidak masalah lain kali jika butuh bantuan silahkan katakan saja."ucap Gibran.

"Jadi kita bisa kembali satu kampus."ucap Adista.

"Heumm... tapi sepertinya aku juga akan pindah kesini dokter Dista."ucap Gibran.

"Sudah tidak ada lowongan tempat tinggal."ucap Derby.

"Mas diatas masih banyak yang kosong."ucap Adista.

"Tidak disewakan."ucap Derby cuek.

"Tidak baik menolak rejeki mas dia itu orang kaya loh."ucap Adista.

"Kaya selebriti iya kan Jeny."ucap Gibran.

Pria itu juga merahasiakan jati dirinya sendiri.

"Baiklah saya terima kamu disini tapi bawa mesin cuci sendiri."ucap Derby.

"Kenapa? harus susah-susah mencuci selama masih ada laundry."ucap Gibran.

"Sudah jangan ngeyel disini tidak ada laundry, beli saja mesin cuci nanti aku yang cuci pakaian mu. tapi ingat bayarannya yang gede."ucap Adista sambil terkekeh.

"Owh ya ampun ni anak mau memeras kolor melarat hahaha."ucap Gibran yang kini tertawa terbahak-bahak.

"Ya sudah kalau tidak setuju batalkan saja mas kontraknya."ucap Adista.

"Heumm.... kamu benar baiklah."ucap Derby.

"Wah ngajak saingan nih, oke mulai besok aku bangun kost tujuh lantai di depan jalan sana."ucap Gibran.

Sontak semua orang tertawa.

"Terserah karena menurut ku percuma saja kontrak rumah disini juga kalau kampus kalian di luar kota."ucap Derby.

"Heumm,,, aku akan pindah ke kampus lama ku tidak jauh dari sini hanya butuh waktu satu jam perjalanan."ucap Adista.

"Jadi kamu kuliah di sana?."tanya Adista.

"Ya, rumah ku tak jauh dari sini, tapi aku memutuskan untuk kost selamanya disini."ucap Adista."heumm kalau dekat kampus itu ibu juga masih punya tempat kost yang kosong."ucap Derby.

"Nah kita pindah Dista biar gak terlalu jauh."ucap Gibran.

"Tapi yang disana tidak murah seperti disini disana mulai dari tiga juta perbulan."ucap Gibran.

"Ya sudah aku disini saja."ucap Adista.

"Heumm... sejak kapan jiwa kere itu tumbuh Adista kamu sewa apartemen bodong saja satu M sekarang hanya tiga juta loh."ucap Gibran.

Sontak Derby membulatkan matanya."Satu M Owh ya ampun bagaimana? bisa di tipu seperti itu."ucap Derby.

"Ya, iyalah dia kena tipu, orang disana harga apartemen nya nyampai puluhan M."ucap Gibran.

"Itu apartemen atau Mension."ucap Derby.

"Ah sudahlah jangan dengarkan Gibran dia hanya berbohong."ucap. Adista.

Adista menyembunyikan kenyataan karena tidak ingin dianggap terlalu bodoh oleh mereka.

Obrolan mereka pun berlanjut hingga akhirnya Gibran memutuskan untuk kembali pulang sebelum benar-benar memutuskan untuk tinggal di mana.

Sementara Adista masih melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda siang itu.

Saat Adista selesai beres-beres punggungnya terasa semakin sakit, Adista tidak tahu jika belakang punggungnya itu memar, dia baru tau setelah mencoba memeriksa itu di cermin yang cukup besar yang tersedia di sana.

Adista pun kembali menitikkan air mata, saat mengingat kejadian tadi, kini rasa benci itu kembali hadir di benak Adista dia tidak ingin lagi mengenal pria itu.

Adista pun merapihkan pakaiannya kembali, dia berjalan perlahan menuju kamar kontrakan milik Bu Ning.

Dia hanya ingin bertanya apa? yang harus dilakukan untuk mengobati memar yang memanjang itu.

Sepanjang perjalanan orang-orang menatap aneh terhadap dirinya, bahkan gadis yang tadi direbut handphone nya oleh Derby pun menatap sinis padanya.

"Plakor lewat."ucap nya.

Namun Adista tidak menghiraukan ucapan wanita itu, dirinya tidak peduli selama dirinya tidak melakukan hal itu.

Sesampainya di belakang pun tatapan aneh itu dia dapatkan hanya beberapa orang saja yang bersikap ramah seperti Bu Ning.

"Bu Ning, boleh saya bicara sebentar."ucap Adista sopan.

"Tentu saja ndok ."ucap wanita itu ramah.

...*************...

"Owh ya ampun, masa Allah jahat sekali wanita itu, ini sih harus kedokter neng pasti sakit sekali bukan."ucap ibu Ning.

"Ya Bu makanya saya ingin minta saran karena ini sudah terlalu sakit."ucap gadis itu sambil menatap sendu.

"Ayo ibu antar ke rumah sakit ya neng biar langsung diperiksa."ucap ibu Ning yang khawatir.

"Dista pergi sendiri saja... tapi titip Gege takutnya lama di rumah sakit."ucap Adista.

"Neng tenang saja ada di bapak yang jaga Gege sekarang kita ke rumah sakit dulu diantar bapak neng jangan nyetir takut memperparah kondisi neng."ucap Bu Ning.

Akhirnya Adista diantar ke rumah sakit oleh pasangan suami istri itu.

Derby yang tidak tahu pun bertanya kepada salah satu penghuni kontrakan karena mobil Adista tidak ada di garasinya.

"Saya tidak tahu kemana? pelakor itu pergi bersama Bu Ning dan suaminya."ucap wanita itu.

"Kamu hati-hati ya kalau bicara karena salah-salah kamu bisa di tuntut karena semua itu terbukti tidak benar."ucap Derby.

Wanita itu langsung terdiam, karena Derby terlihat sangat marah saat ini.

Derby langsung menghubungi Bu Ning, dan dia sangat kaget saat mendengar bahwa saat ini dia tengah mengantar Dista ke rumah sakit.

Derby tidak tahu apa yang dialami Adista saat ini karena tadi Adista masih baik-baik saja.

"Adista sakit apa?."tanya Derby di telpon.

"Apahhh! baiklah saya kesana sekarang."ucap Derby yang langsung bergegas pergi kedalam rumah dia ingin mengambil tas dan juga kunci mobilnya.

"Kenapa ? tidak bilang padaku Adista."ucap pria itu yang langsung bergegas menuju rumah sakit.

Sementara Adista sendiri setelah melakukan radiologi diagnostik dia langsung dibawa ke ruang rawat inap, beruntung tidak ada tulang yang retak atau patah karena saat itu benturan itu sangat keras.

Namun keadaannya juga tidak baik-baik saja karena memar di bagian punggung itu cukup serius dan Adista harus dirawat untuk pengobatan selanjutnya.

Saat Derby tiba di rumah sakit dia melihat Adista sudah terbaring menyamping dengan jarum infus yang tertacap di tangannya.

"Bagaimana? ini bisa terjadi, kenapa? kamu tidak bilang kalau kamu terluka."ucap Derby.

"Kejadiannya sangat cepat aku tidak bisa menghindar saat itu karena aku juga sedang sangat syok saat itu." ucap Adista yang kini berderai air mata.

Dia sedih bahkan dikeadaan seperti ini hanya ada orang lain yang peduli padanya.

"Sudah jangan menangis... ibu ada di sini, anggap saja ibu sebagai ibu neng Dista meskipun mungkin terlalu jauh berbeda."ucap Bu Ning yang mengerti dengan kesedihan Adista.

"Mama bahkan tidak seperhatian ini dia sibuk bekerja begitu juga dengan papah mereka hanya akan bertanya kabar saat sempat saja selebihnya aku diperhatikan oleh asisten rumah tangga."ucap Adista.

Adista pun tersenyum kecut saat ini dia tidak bisa mencurahkan kepahitan hidup yang dia alami saat itu.

Derby pun ikut duduk sejenak sambil melihat hasil pemeriksaan.

"Berapa? lama kira-kira kamu disini."ucap Derby.

"Mungkin besok pagi juga pulang."jawab Adista.

"Heumm... baik'lah Bu Ning bisa jaga Adista disini kan."ucap Derby.

"Tidak perlu repot-repot mas Bu, saya masih bisa sendiri tidak masalah hanya saya titip Gege kunci pintu ada di samping pot bunga. dirumah mas Derby."ucap Adista.

Derby pun kaget saat mendengar hal itu, lalu dia kembali bertanya.

"Apa?.... kenapa bisa ditinggal sembarangan begitu bagaimana jika ada sesuatu yang hilang barang pribadi mu misalnya."ucap Derby.

"Justru itu aku titip di rumah mas."ucap Adista.

"Baiklah aku pulang dulu dengan Bu Ning besok pagi aku kesini lagi."kata Derby.

"Tidak usah mas tolong bawa Bu Ning dan suaminya saja mas tidak perlu repot-repot untuk menjenguk ku aku akan pulang sendiri dengan mobil ku."ucap Adista.

"Jangan bandel kamu sedang sakit."ucap Derby yang kini nyelonong pergi, sementara Bu Ning panmit pada Adista.

Kini tinggal kesunyian malam yang baru datang yang dirasakan oleh Adista.

Adista mencoba mejamkan matanya.

Sementara itu di tempat lain, kekacauan tengah terjadi pada keluarga kecil Elang.

Wanita yang dia jamin kebebasannya itu ternyata ketahuan memiliki selingkuhan, Elang yang merasa benar-benar marah pun langsung menjatuhkan talak.

Awalnya Elang akan berusaha untuk mempertahankan rumah tangga itu, tapi nyata fakta itu sangat mengejutkan dirinya.

Kasus yang menyandung istrinya adalah berawal dari kasus perselingkuhan dan benar apa? yang Gibran katakan padanya saat itu kemarin siang.

Elang pun teringat pada Adista yang telah diperlakukan tidak adil oleh istrinya semeantara Astrid pun sudah berkhianat terhadap dirinya.

Saat Elang tiba di apartemen dia mendapatkan laporan dari asisten pribadinya yang mengatakan bahwa Adista masuk rumah sakit karena terluka di bagian punggung akibat kejadian tersebut.

Elang yang tadinya ingin menenangkan pikirannya dia pun meminta asisten pribadinya untuk menyiapkan segala keperluannya dan dia langsung bergegas pergi menuju kota dimana? Adista kini berada bersama dengan orang kepercayaannya.

Elang pergi diantar oleh asisten pribadi dan beberapa orang pengawal.

Sementara itu di kediaman Astrid, Megan tengah menyesali perbuatannya yang sudah memaki sahabatnya sendiri.

Kini dia sadar kenapa? Elang memilih untuk bersama dengan Adista, mungkin pria manapun akan melakukan hal itu jika keadaan rumah tangganya kacau balau seperti itu.

Astrid sudah berhubungan sangat lama dengan pria yang merupakan ayah kandungnya itu.

Ternyata dia dan Gibran memiliki ayah yang sama, dan pantas saja jika Gibran membenci ibunya karena pelakor yang sebenarnya adalah ibunya sendiri.

Di rumah Gibran pun kekacauan itu terjadi, saat ini ibu Gibran mengamuk saat tahu jika selama ini suaminya telah menduakan dirinya.

Gibran meminta keduanya untuk berpisah dan saat itu juga dia memutuskan untuk pergi dari rumah yang sudah seperti neraka tersebut.

Lain halnya dengan kakak Gibran yang memang sudah tahu itu sejak dulu pria itu meminta kedua orang tuanya tetap bersama.

Gibran pergi menuju tempat dimana? Adista kini berada dia tidak peduli dengan tubuh dan otaknya yang lelah Gibran bertekad untuk hidup mandiri seperti Adista lagipula dia sudah lulus S1 jadi sudah bisa melamar pekerjaan meskipun jadi karyawan biasa dan dengan itu dia bisa sambil kuliah secara online.

Adista adalah contoh yang membuat Gibran termotivasi saat ini, sementara dirinya tidak sadar karena baru kemarin dia meminta Adista untuk kembali pada keluarganya tapi nyatanya dia pun melakukan hal yang sama.

Episodes
1 Bab:1
2 Bab 2
3 Bab: 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25.
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bangun 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121 season 2
122 Bab 122 season 2
123 Bab 123 season 2
124 BAb 124 season 2
125 Bab 125 season 2
126 Bab 126 season 2
127 Bab 127 season 2
128 Bab 128 season 2
129 Bab 129 season 2
130 Bab 130 season 2
131 Bab 131 season 2
132 Bab 133 season 2
133 Bab 133 season 2
134 Bab 134 season 2
135 Bab 135 season 2
136 Bab 136 season 2
137 Bab 137 season 2
138 Bab 137 season 2
139 Bab 139 season 2
140 Bab 140 season 2
141 Bab 141 season 2
142 Bab 142 season 2
143 Bab 143 season 2
144 Bab 144 season 2
145 Bab 145 season 2
146 Bab 146 season 2
147 Bab 147 season 2
148 Bab 148 season 2
149 Bab 148 season 2
150 Bab 150
151 Bab 151 season 2
152 Bab 152 season 2
153 Bab 153 season 2
154 Bab 154 season 2
155 Bab 155 season 2
156 Bab 156 season 2
157 Bab 157 season 2
158 Bab 158 season 2
159 Bab 159 season 2
160 Bab 160 season 2
161 Bab 161 season 2
162 Bab 162 season 2
163 Bab 163 season 2
164 Bab 164
165 Bab 165 season 2
166 Bab 166 season 2
167 Bab 167 season 2
168 Bab 168 season 2
169 Bab 169 season 2
170 Bab 170 season 2
171 Bab 171 season 2
172 Bab 172 season 2
173 Bab 173 season 2
174 Bab 174 season 2
175 Bab 175 season 2
176 Bab 176 season 2
177 Bab 177 season 2
178 Bab 178 season 2
179 Bab 179 season 2
180 Bab 180 season 2
181 Bab 181 season 2
182 Bab 182 season 2
183 Bab 183 season 2
184 Bab 184 season 2
185 Bab 185 season 2
186 Bab 186 season 2
187 Bab 187 season 2
188 Bab 188 season 2
189 Bab 189 season 2
190 Bab 190 season 2
191 Bab 191 season 2
192 Bab 192 season 2
193 Bab 193 season 2
194 Bab 194 season 2
195 Bab 195 season 2
196 Bab 196 season 2
197 Bab 197 season 2
198 Bab 198
199 Bab 199 season 2
200 Bab 200 season 2
Episodes

Updated 200 Episodes

1
Bab:1
2
Bab 2
3
Bab: 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25.
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bangun 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121 season 2
122
Bab 122 season 2
123
Bab 123 season 2
124
BAb 124 season 2
125
Bab 125 season 2
126
Bab 126 season 2
127
Bab 127 season 2
128
Bab 128 season 2
129
Bab 129 season 2
130
Bab 130 season 2
131
Bab 131 season 2
132
Bab 133 season 2
133
Bab 133 season 2
134
Bab 134 season 2
135
Bab 135 season 2
136
Bab 136 season 2
137
Bab 137 season 2
138
Bab 137 season 2
139
Bab 139 season 2
140
Bab 140 season 2
141
Bab 141 season 2
142
Bab 142 season 2
143
Bab 143 season 2
144
Bab 144 season 2
145
Bab 145 season 2
146
Bab 146 season 2
147
Bab 147 season 2
148
Bab 148 season 2
149
Bab 148 season 2
150
Bab 150
151
Bab 151 season 2
152
Bab 152 season 2
153
Bab 153 season 2
154
Bab 154 season 2
155
Bab 155 season 2
156
Bab 156 season 2
157
Bab 157 season 2
158
Bab 158 season 2
159
Bab 159 season 2
160
Bab 160 season 2
161
Bab 161 season 2
162
Bab 162 season 2
163
Bab 163 season 2
164
Bab 164
165
Bab 165 season 2
166
Bab 166 season 2
167
Bab 167 season 2
168
Bab 168 season 2
169
Bab 169 season 2
170
Bab 170 season 2
171
Bab 171 season 2
172
Bab 172 season 2
173
Bab 173 season 2
174
Bab 174 season 2
175
Bab 175 season 2
176
Bab 176 season 2
177
Bab 177 season 2
178
Bab 178 season 2
179
Bab 179 season 2
180
Bab 180 season 2
181
Bab 181 season 2
182
Bab 182 season 2
183
Bab 183 season 2
184
Bab 184 season 2
185
Bab 185 season 2
186
Bab 186 season 2
187
Bab 187 season 2
188
Bab 188 season 2
189
Bab 189 season 2
190
Bab 190 season 2
191
Bab 191 season 2
192
Bab 192 season 2
193
Bab 193 season 2
194
Bab 194 season 2
195
Bab 195 season 2
196
Bab 196 season 2
197
Bab 197 season 2
198
Bab 198
199
Bab 199 season 2
200
Bab 200 season 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!