Koas

"Dokter Raya!"

Seseorang memanggilku di lorong saat aku hendak menemui profesor di ruangannya. Alih-alih menghentikan langkah, aku pura-pura tidak dengar. Aku tau suara siapa itu. Lelaki menyebalkan!

"Dokter Raya!" Aku menghela nafas, melambatkan jalanku saat kudengar orang yang memanggilku itu mengejarku dari belakang.

"Raya!" panggilnya.

Aku berhenti sejenak dan menoleh.

"Sudah kubilang jangan panggil aku begitu!" tegasku.

"Lalu harus kupanggil apa? Sayang?"

"Ini rumah sakit, Li!Panggil aku dokter Raya. Lagian udah punya istri masih aja nggak tau malu," omelku.

"Tadi, aku sudah memanggilmu dokter Raya, tapi kamu nggak mau menoleh."

"Malas aku tuh berurusan sama kamu, yang ada nanti aku dimarahin lagi sama istrimu."

"Maafin Tya ya, dia memang masih kekanakan, Ray!Udah gitu pencemburuan. Apalagi dia tau kalau kita pernah pacaran."

"Ehmm ..."dehemku. "Jangan bahas itu. Urusin aja dia, dia lagi hamil, kan? Dia harus banyak istirahat dan nggak boleh stress juga."

"Nah, justru itu, Ray! Dia mau kontrol nanti sore sama kamu. Dia mau aku bikin janji biar dia nggak antri nanti"

"Lah, ngomongnya kok sama aku, sana ngomong ke staff poli, donk."

"Kamu kok kelihatan masih kesal sama aku, Ray? Kamu masih ada rasa sama aku ya?"

"Ya. Rasa pengen nabok!!" kataku kesal. "Lagian kayak nggak ada aja dokter kandungan selain aku. Kan ada dokter Samuel juga, dokter Gayatri. Sp.OG di rumah sakit ini ada tiga, bukan aku aja. Aku tau nih .... Istrimu tuh mau kontrol sama aku niatnya cm mau jadiin aku bulan-bulanan kecemburuannya doank!!"

"Maaf! Kalau gitu nanti aku bujuk dia buat kontrol ke dokter Gayatri aja."

"Ya, itu lebih bagus" jawabku ketus.

Ali itu memang mantan pacarku. Kami cinta lokasi saat masih menjadi dokter umum di rumah sakit ini. Sampai pada akhirnya dia mengalami cinta lokasi juga dengan cucu pemilik rumah sakit Siaga Medika ini, dan memilih menikahinya dan meninggalkanku. Saat ini istrinya tengah mengandung anak kedua mereka.

"Kamu mau ketemu profesor kan?"katanya mengalihkan pembicaraan.

"Iya" jawabku singkat.

"Aku juga, kayaknya ini masih membahas seputar anak koas yang akan melakukan program studi profesi disini."

"Mungkin" jawabku seadanya.

Kami sampai di ruangan Profesor Ayyub. Sebelum masuk, kami mengetuk pintu terlebih dahulu.

" Masuk!!"

Suara khas profesor Ayub yang agak parau terdengar dari dalam.

"Silahkan duduk Dr. Raya, kamu juga Dr. Ali" kata Professor Ayyub mempersilahkan duduk.

Profesor Ayub usianya sudah mulai senja. Namun masih terlihat masih sangat bersahaja. Semua orang menghormatinya.Termasuk aku. Bagaimana tidak, seperti ini saja meski Ali adalah suami dari cucunya, dia masih bersikap sangat formal.

"Begini, saya memanggil kalian berdua kesini tidak lain tidak bukan adalah tentang masalah program profesi koas. Singkat saja saya mau kalian jadi konsulen buat para koas di stase departemen kalian masing-masing."

"Saya?" tanyaku tidak yakin.

"Iya, ada masalah kalau kamu jadi konsulen buat para koas? Aku rasa kamu cukup kompeten dan memenuhi syarat untuk membimbing mereka. Seperti kamu tau rumah sakit kita adalah rumah sakit pendidikan untuk universitas mereka dan tiap tahun kita selalu berusaha meningkatkan kualitas para konsulen agar bisa membimbing para koas untuk siap terjun ke lapangan. Dan saya tau kamu dokter yang keren dan mampu melakukan tugas ini" katanya sambil mengacungkan jempolnya ke arahku.

"Ok, siap pak! Kalau begitu saya akan menerima tugas ini." jawabku.

"Tapi khusus buat kamu dr. Raya, ada satu hal lagi yang ingin saya sampaikan. Mungkin boleh saja kalau disebut sebagai permintaan."

"Apa itu pak?" tanyaku.

Ali juga ikut menatapku ingin tau.

"Salah satu dokter muda yang akan ikut koas adalah mahasiswaku. Dia berkebutuhan khusus. Dia tidak bisa bicara normal sebagaimana kita.Tapi dia orang yg cerdas dan pekerja keras. Aku yakin di bawah bimbinganmu dia akan banyak mendapatkan ilmu dan pengetahuan berharga."

Aku dan Ali sama- sama mengernyitkan dahi.

"Tuna Wicara?Maksudnya bisu?" tanya Ali heran.

Pikiranku langsung tersambung pada lelaki tempo hari yang mengaku om Nadya. Apa mungkin dia ya? Dia kan sempat bilang kalau dia dokter, pikirku.

"Maaf, pak! Itu serius?Maksudku bagaimana bisa seseorang yang berkebutuhan khusus bisa menjadi dokter?Bukankah ketika pendaftaran kuliah di fakultas kedokteran syarat mahasiswa yang diterima adalah sehat jasmani dan rohani?" tanyaku meminta penjelasan.

" Iya. Itu benar.Tapi Mahfudz, nama anak itu, dia itu bukan tuna wicara. Dia mengalami gangguan bicara disartria. Dia mengalami kecelakaan dengan kakak dan keponakannya dua tahun lalu, entah apa yang membentur lehernya sehingga pita suaranya rusak, atau ada gangguan syaraf di otaknya. Entahlah, mereka menolak CT scan. Tapi yang jelas sejak saat itu suaranya tidak bisa kembali normal. Pada saat kejadian dia tinggal wisuda S.Ked. Jadi harus bagaimana? Tidak ada orang yang menginginkan takdir buruk menimpa dirinya. Dan terjadinya kecelakaan bisa menimpa siapa saja dan kapan saja. Begitu pun pada Mahfudz. Kabar baiknya pihak universitas dan pihak-pihak lainnya yang terkait memutuskan untuk tetap memberi kesempatan pada Mahfudz untuk melanjutkan pendidikan kedokterannya hingga sampai jenjang koas seperti sekarang ini. Saya rasa semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua, bagaimana menurutmu dr. Raya?" jelasnya sambil meminta pendapatku.

Aku dan Ali manggut-manggut.

"Ya. Betul juga pak! Saya sendiri tidak bisa membayangkan kalau itu terjadi kepada saya. Sudah kehilangan organ vital jika harus kehilangan masa depan, saya tidak bisa membayangkan" kataku sambil merenung.

"Maka dari itu saya minta bantuanmu dr.Raya. Saya tidak pernah meragukan kompetensimu. Meski usiamu masih tergolong muda tapi kamu dokter yang hebat. Dan kamu juga jangan khawatir, Mahfudz juga adalah orang yang benar-benar cerdas. Sebelum dia kuliah di Fakultas Kedokteran, sebelumnya di sekolah umum dia selalu masuk kelas akselarasi, karna dia anak berprestasi yang IQnya di atas rata-rata. Sehingga entah kamu percaya atau tidak, dia lulus sarjana kedokteran di usianya yang ke 21 dan sekarang umurnya 23 tahun. Dia itu anak yang potensial,dibawah bimbinganmu aku yakin dia akan jadi dokter yang hebat!"puji profesor Ayyub.

"Ah, Profesor terlalu berlebihan" kataku.

\*\*\*\*

Beberapa meter sebelum ruang kerjaku, aku sudah melihat mereka anak-anak koas yang akan melakukan studi profesi di bawah bimbinganku. Lelaki yang katanya mengalami gangguan bicara itu pun ada di sana, ya benar seperti dugaanku, dia adalah orang yang sama ketika insiden di kolam renang. Dia terlihat tenang sambil memegang map yang dilipat dua. Beberapa diantara mereka sibuk berbincang, mungkin mereka sedang membicarakan betapa menakutkannya menjadi anak koas.

"Kamu tau nggak, menjadi anak koas kata kakak sepupuku sama kayak menjadi keset, harus rela diinjak-injak setiap waktu" kata seseorang dari mereka.

"Ya, dan sekarang kita harus mengalaminya dua tahun dari sekarang" keluh seseorang terdengar pasrah.

"Ehmmm!" dehemku keras.

Mereka spontan berdiri dan melihat ke arahku. Secara bersamaan mereka refleks juga membaca atribut yang bertuliskan namaku dan spontan juga melihat papan nama yang bertuliskan nama serupa di atas pintu kantorku. Dr. Raya Sp.OG.

"Kalian anak koas?" tanyaku.

"Iya, dok!" jawab mereka serentak

Aku mengangguk.

"Masuk!" kataku mempersilahkan mereka masuk ke dalam.

Kulihat di antara mereka ada yg saling cubit.

Aku duduk, kemudian mempersilahkan mereka duduk juga walaupun yang bisa duduk hanya dua orang. Sisanya hanya bisa berdiri karna keterbatasan kursi di kantorku.

Mereka masing-masing menyerahkan map yang tentunya beberapa lembar administrasi berupa data diri mereka dan surat pengantar dari kampus. Aku membukanya dan membaca seperlunya saja. Namun aku tertarik melihat identitas diri orang yang bernama Mahfudz itu, wow, tanggal dan bulan lahirnya persis tanggal dan bulan lahirku. Hanya saja berbeda 7 tahun dari tahun kelahiranku. Aku lebih tua pastinya.

"Ok. Singkat saja, tugas kalian selama kalian menempuh pendidikan profesi disini adalah adalah membantu, mengamati dan mencatat segala sesuatu yang berhubungan tentang tindakan penyelamatan dan pengobatan pasien. Ada kalanya juga tenaga kalian akan dibutuhkan di luar tindakan medis. Di beberapa waktu kalian juga akan diberikan ujian dan tentu saja kalian membutuhkan nilai dari saya sebagai evaluasi pengembangan ilmu kalian selama kalian disini, sampai di sini kalian paham?"tanyaku.

"Paham, Dokter!" jawab mereka serentak kecuali Mahfudz hanya mengangguk.

"Tapi perlu diingat" kataku. "Saya tidak suka orang yang tidak disiplin, yang lamban dan amburadul, jadi jika kalian berada di bawah bimbingan saya pastikan datang tepat waktu,dan semua tugas kalian dikerjakan dengan rapi. Saya juga tidak suka orang yang sok tau. Maksud saya jika ada yang kalian tidak tahu jangan mengambil tindakan ceroboh, bertanyalah kepada orang yang lebih paham dan senior karna yang kita hadapi disini adalah pasien. Kesehatan dan keselamatan mereka adalah prioritas! Paham?"

"Paham, Dok!!" jawab mereka lagi.

"Terutama buat kamu, Mahfudz!" Mahfudz tersentak mengangkat kepalanya tidak menyangka aku akan menyebut namanya. Teman-temannya yang lain juga menatapnya bingung. Mungkin mereka heran kapan aku mengenal Mahfudz.

"Terakhir kali kamu bilang ke saya kalau kamu itu dokter, benar?"

Dia mengangguk seperti merasa bersalah.

"Kamu itu bukan dokter, lebih tepatnya belum menjadi dokter" kataku dan Mahfudz hanya mengangguk dan menunduk.

"Kalian di sini masih melakukan studi profesi, status kalian sampai saat ini masih sarjana kedokteran, S.Ked. Jadi ini peringatan ke kalian, hati-hati dalam mengambil tindakan ke orang lain jangan merasa lebih pintar dan memutuskan melakukan tindakan pengobatan, jika masih ada orang yang lebih kompeten dan sudah legal statusnya sebagai tenaga kesehatan.Yah,kalau cuma pertolongan pertama tidak apa-apa, asal tindakan yang kalian lakukan tidak beresiko. Sampai disini saya harap kalian paham" kataku menutup pertemuan hari ini dengan para koas.

" Paham, Dokter!"kata mereka.

Terpopuler

Comments

Sitti Khadijah

Sitti Khadijah

jadi paham ttg dokter koas dan sarjana kedokteran thanks buat authorx

2022-09-03

0

Lisstia

Lisstia

si Mahfudz inilah jodohmu raya,,,yg terpaut 7 tahun

2022-05-19

0

Dewi Dewi

Dewi Dewi

namanya bnyk yng islami

2022-01-13

0

lihat semua
Episodes
1 Namaku ....
2 Pedofilia
3 Kolam Renang
4 Koas
5 Imam
6 Poliklinik
7 Persalinan VBAC
8 Dokter juga Manusia
9 Koas selalu salah
10 Rini
11 Bunuh Diri atau Pembunuhan?
12 Ayuni dan Rini
13 Rapat Tim Dokter
14 Konferensi Pers
15 Diculik
16 Wakil Walikota Waridi
17 Drone
18 Akbar
19 Fuad
20 Dijebak
21 Alibi
22 Menikah?
23 Permintaan
24 VVIP Bougenville
25 Kau melamarku?
26 Kabar Duka
27 Kecewa
28 Isyarat
29 Calon Menantu
30 Aku cinta kamu, Bu dokter!
31 Ummik kepengen Cucu
32 Pemeriksaan Dalam
33 Surgical Scrubbing
34 Alasan Ali meninggalkanku
35 Pertemuan Dua Keluarga
36 Kunjungan Hawa dan Mas Ibrahim
37 Ujian Stase Obgyn
38 Stase Ilmu Penyakit Dalam
39 Sabar, sabar dan sabar
40 Tuan Gogo
41 Sayang? Itu bullshit!
42 Sok Ganteng!
43 Siasat dr. Ali
44 Bukan baju putih pengantin
45 First Kiss
46 Latihan tipis- tipis
47 Bukan Malam Pertama
48 Teror
49 Rini yang mana?
50 Sayang!
51 Tak Akan Menolakmu Lagi
52 Harapan itu do'a
53 Garis satu atau dua?
54 Departemen Penyakit Dalam
55 Nginap di rumah Mamer
56 Oedipus Complex
57 Raya Hamil?
58 Tiwi
59 Ngidam Kecap
60 Provokasi
61 Panggil Aku Ayah!
62 Membawa Lari Ayuni
63 Teror lagi
64 Masa Lalu Bersama Ali
65 Sectio Cesario (SC)
66 Pembuktian Cinta
67 Kantor Polisi
68 Memberi Bantuan
69 Mencari Jalan untuk Kabur
70 Kau jijik padaku?
71 Cinta Pandangan Pertama
72 Memanjakanmu
73 Bumil Cemburu
74 Masa Lalu Waridi
75 Cinta yang Buta dan Tak Berlogika
76 Membujuk Mama
77 Kau selingkuh di belakangku?
78 Arini Veronica
79 Vidio
80 Bukan Vidio Editan
81 i'm not sorry
82 Panggil namaku
83 Resign
84 Anton
85 Still Birth
86 Kembar Imitasi
87 Papa Mertua
88 Ayuni hamil lagi?
89 Kau menipuku!
90 Pemasangan IUD
91 RSIA Satya Medika
92 Kiss Mark
93 Dokter Kepala
94 Lagi, Dua Garis Merah
95 Bagaimana Bisa?
96 Abortus?
97 Maafin bunda, Ayah
98 Mencuri benih?
99 Sensitif
100 Kita Seri
101 MRI
102 Nirmala
103 Pinalty
104 Cervical cerclage
105 Kembalinya Akbar
106 Pindah ke Rumah Mertua
107 Kolaborasi Fuad dan Akbar
108 Intimidasi Waridi
109 Menjalankan Misi
110 Tawaran Jadi Host
111 Dr. Kim Areum
112 Dr. Handsome
113 Persiapan Pemilu
114 Willy
115 Nadya Menghilang
116 Debu
117 Abidzar
118 Mengungkapkan
119 Pernah Punya Anak Perempuan
120 Akhir yang Indah (The End season 1)
121 S2 Apendisitis Akut
122 Tindakan Apendektomy
123 Peritonitis
124 Percakapan dengan Pak Prabu
125 Kebimbangan Mahfudz
126 Perdebatan
127 Menemui Orang Tua Pasien
128 Berhasil Membujuk
129 Merasa Diawasi
130 Geovani
131 Curhat
132 Oby
133 Bertemu Geovani
134 Masalah Hawa
135 Gosip
136 Wartawan
137 Ali
138 Kisah Ibunya Afri
139 Kecurigaan Raya
140 Ketidakpahaman
141 Gubernur Arifin
142 Keluarga Kecilku
143 Laila Minta Adik
144 Pembicaraan Sebelum Tidur
145 Geser atau Lepas?
146 Kehamilan Ektopik
147 Tuba falofi
148 Mencoba Mempertahankan
149 Di Luar Dugaan
150 Sebuah Pilihan
151 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 151 Episodes

1
Namaku ....
2
Pedofilia
3
Kolam Renang
4
Koas
5
Imam
6
Poliklinik
7
Persalinan VBAC
8
Dokter juga Manusia
9
Koas selalu salah
10
Rini
11
Bunuh Diri atau Pembunuhan?
12
Ayuni dan Rini
13
Rapat Tim Dokter
14
Konferensi Pers
15
Diculik
16
Wakil Walikota Waridi
17
Drone
18
Akbar
19
Fuad
20
Dijebak
21
Alibi
22
Menikah?
23
Permintaan
24
VVIP Bougenville
25
Kau melamarku?
26
Kabar Duka
27
Kecewa
28
Isyarat
29
Calon Menantu
30
Aku cinta kamu, Bu dokter!
31
Ummik kepengen Cucu
32
Pemeriksaan Dalam
33
Surgical Scrubbing
34
Alasan Ali meninggalkanku
35
Pertemuan Dua Keluarga
36
Kunjungan Hawa dan Mas Ibrahim
37
Ujian Stase Obgyn
38
Stase Ilmu Penyakit Dalam
39
Sabar, sabar dan sabar
40
Tuan Gogo
41
Sayang? Itu bullshit!
42
Sok Ganteng!
43
Siasat dr. Ali
44
Bukan baju putih pengantin
45
First Kiss
46
Latihan tipis- tipis
47
Bukan Malam Pertama
48
Teror
49
Rini yang mana?
50
Sayang!
51
Tak Akan Menolakmu Lagi
52
Harapan itu do'a
53
Garis satu atau dua?
54
Departemen Penyakit Dalam
55
Nginap di rumah Mamer
56
Oedipus Complex
57
Raya Hamil?
58
Tiwi
59
Ngidam Kecap
60
Provokasi
61
Panggil Aku Ayah!
62
Membawa Lari Ayuni
63
Teror lagi
64
Masa Lalu Bersama Ali
65
Sectio Cesario (SC)
66
Pembuktian Cinta
67
Kantor Polisi
68
Memberi Bantuan
69
Mencari Jalan untuk Kabur
70
Kau jijik padaku?
71
Cinta Pandangan Pertama
72
Memanjakanmu
73
Bumil Cemburu
74
Masa Lalu Waridi
75
Cinta yang Buta dan Tak Berlogika
76
Membujuk Mama
77
Kau selingkuh di belakangku?
78
Arini Veronica
79
Vidio
80
Bukan Vidio Editan
81
i'm not sorry
82
Panggil namaku
83
Resign
84
Anton
85
Still Birth
86
Kembar Imitasi
87
Papa Mertua
88
Ayuni hamil lagi?
89
Kau menipuku!
90
Pemasangan IUD
91
RSIA Satya Medika
92
Kiss Mark
93
Dokter Kepala
94
Lagi, Dua Garis Merah
95
Bagaimana Bisa?
96
Abortus?
97
Maafin bunda, Ayah
98
Mencuri benih?
99
Sensitif
100
Kita Seri
101
MRI
102
Nirmala
103
Pinalty
104
Cervical cerclage
105
Kembalinya Akbar
106
Pindah ke Rumah Mertua
107
Kolaborasi Fuad dan Akbar
108
Intimidasi Waridi
109
Menjalankan Misi
110
Tawaran Jadi Host
111
Dr. Kim Areum
112
Dr. Handsome
113
Persiapan Pemilu
114
Willy
115
Nadya Menghilang
116
Debu
117
Abidzar
118
Mengungkapkan
119
Pernah Punya Anak Perempuan
120
Akhir yang Indah (The End season 1)
121
S2 Apendisitis Akut
122
Tindakan Apendektomy
123
Peritonitis
124
Percakapan dengan Pak Prabu
125
Kebimbangan Mahfudz
126
Perdebatan
127
Menemui Orang Tua Pasien
128
Berhasil Membujuk
129
Merasa Diawasi
130
Geovani
131
Curhat
132
Oby
133
Bertemu Geovani
134
Masalah Hawa
135
Gosip
136
Wartawan
137
Ali
138
Kisah Ibunya Afri
139
Kecurigaan Raya
140
Ketidakpahaman
141
Gubernur Arifin
142
Keluarga Kecilku
143
Laila Minta Adik
144
Pembicaraan Sebelum Tidur
145
Geser atau Lepas?
146
Kehamilan Ektopik
147
Tuba falofi
148
Mencoba Mempertahankan
149
Di Luar Dugaan
150
Sebuah Pilihan
151
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!