Kali ini Irma begitu berbeda dari biasanya, ini seperti bukan diri Irma yang sebenarnya. Irma yang biasanya manis dan agak sedikit pendiam dengan penampilan yang standart ala kadarnya.
Irma yang biasa pemalu saat ini tampak Irma tamil berani dengan pakaian menari yang lebih terbuka yang menampilkan beberapa bagian lekukan tubuhnya yang bisa membuat hati pria tertarik dalam sekali lirik.
"Irma! Irma! Irma!" Sorak soray dari semua penonton bergemuruh saat sang bintang datang, menuntutnya untuk segera menaiki panggung dan memberikan penampilan terbaiknya.
Irma berjalan anggun dengan senyum yang terus merekah di bibirnya, membuat yang melihatnya semakin jatuh hati dan dimabuk kepayang pada sosok Irma yang saat ini sedang berjalan anggun hendak menaiki panggung.
Para mata lelaki hidung belang menatapnya dengan berbinar dan seakan lidah-lidah mereka menjulur dengan air liur yang terus menetes seakan melihat mangsa yang siap diterkamnya.
"Dek Irma, kau sangat menggoda, Sayang," puji seorang lelaki tinggi putih berkepala botak usianya sekitar 50 tahunan, pria itu meraih telapak tangan Irma dan mengecup sekilas punggung tangannya.
Irma tersenyum sinis, menarik tangannya dengan angkuh membuat lelaki itu menatap Irma dengan rasa penasaran dari hatinya, pria itu menampakan senyum iblis dari sudut bibirnya.
Irma sudah berada di atas panggung dengan memberi senyum manis, musik gamelan mulai ditabuhkan, seakan memerintah tubuh Irma untuk segera menari dengan lenbut gemulai sarat akan keseksualan.
Tubuh indah Irma mulai melenggak lenggok bak ular yang menari, memainkan selendang yang selalu ia kenakan tersampir di pundaknya dengan sangat menawan.
Gemuruh penonton membuat malam yang dingin ini berubah menjadi semakin panas, karena penampilan Irma yang selalu spektakuler. Uang bertaburan menghujani Irma yang sedang melengok indah.
***
Di sebuah ruang ganti penari, Irma duduk mengistirahatkan tubuh nya yang lelah.
"Dek Irma, kau berubah," ucap Tama yang duduk di sampingnya.
Pria tampan itu menatap gadis itu dengan tatapan kagum namun ia merasa ada yang aneh, tapi apa? Tama juga tak tahu, pria itu tidak mengerti apa yang membuatnya merasakan keanehan.
"Berubah bagaimana, Kang?" tanya Irma seraya tersenyum, sementara satu tangannya masih sibuk memegangi kipas untuk mengusir keringat yang membasahi kening dan lehernya yang sejak tadi bercucuran.
"Aku tidak tahu, Dek. Tapi, kau semakin cantik, dan sangat menggoda," pujinyam, tak lepas pandangannya dari Irma.
Irma tersenyum simpul, kakinya menyilang hingga menampakkan kaki putih mulusnya terpampang nyata. Tama menelan salivanya dengan susah payah, pandangannya melotot dan ada sesuatu yang menegang di bawah sana, seakan meronta ingin segera masuk ke dalam liang syurgawi Irma yang menghangatkannya.
Tama memang dari dulu sudah menyukai Irma, tapi perasaan ini tak pernah muncul sekalipun ia begitu mencintainya. Namun, kali ini sangat berbeda seperti nafsunya tak bisa ia bendung lagi dan rasanya ingin segera meledak.
"Sial, apa ini? Kenapa Irma begitu membuatku tak tahan," batin Tama. Pria itu mengusap wajah dan rambutnya kasar sangat merasa gelisah.
Irma melihat kegusaran itu. "Kamu kenapa, Kang?" tanya Irma lemah lembut, seraya menatap lelaki yang duduk di sampingnya itu.
Tama menatap wajah Irma yang terlihat begitu cantik, dan segala yang dia lihat di dalam diri Irma begitu membakar nafasnya hingga tidak sanggup.lagi ia kendalikan.
"Irma," lirihnya, satu tangannya segera meraih tengkuk Irma dan mencium bibir lemut itu dan ********** penuh *****, secara naluriah tangan kirinya meraih dada indah milik Irma, meremasnya dengan gemas.
Tangan Irma menahan dada Tama yang terus menghimpit tubuhnya, dengan sekuat tenaga Irma mendorong dada pria itu sehingga panggutan bibir mereka. Tarma tersadar dan segera melepas pegangannya dari dada Irma yang mulai menegang.
"Apa yang kau lakukan, Kang?" Irma terlihat shock dan marah, tak menyangka Tama bisa melakukan hal sejauh itu.
"Ma-maafkan akang, Dek. Akang sungguh tak bisa menahan hasrat akang padamu. Akang mohon menikahlah dengan akang, Dek. Akang mencintaimu akang tidak bisa lagi menahan perasaan ini untukmu, Dek." Tama masih berusaha mengatur deru nafasnya yang masih memburu.
"Kang Tama," lirihnya seraya terisak, wanita itu membetulkan kembennya yang berantakan akibat ulah Tama.
"Akang mohon, Dek, maafkan akang. Jangan kau suruh akang untuk menjauh lagi darimu, akang tidak sanggup, akang mencintaimu." Tama memohon seraya menyentuh telapak tangan Irma yang menutupi dadanya. "Menikahlah denganku, Dek," lanjutnya seraya mencium punggung tangan Irma penuh kasih.
Irma menatap kedua mata lelaki itu yang terlihat sayu menahan ***** yang mengelora di dadanya, jantungnya berdegup begitu kencang saat Irma menatapnya. Tama semakin tak kuasa melihat bibir Irma yang ranum, kembali Tama menyambar bibir itu semakin buas, Tama mendorong tubuh Irma ke belakang agar wanita itu terbaring di sebuah dipan yang ada di ruang ganti itu.
Tama melepas selendang yang menyampir di pundak Irma dan membuangnya ke sembarang arah. Irma meronta, tapi tenaganya tentu jauh dari tenaga Tama yang seorang pria perkasa yang sedang terbakar *****.
Tubuhnya dikungkung di bawah kekuasaan Tama yang kekar, tangan Irma meremas lengan kemeja Tama hingga pakaian pria itu menjadi kusut. Tama semakin liar, ia seperti kemasukan setan yang haus birahi.
***
Beberapa waktu berlalu, kegiatan panas keduanya masih saja berlangsung. Tama benar-benar tidak terkendali, masih mencumbu meski dia belum sempat melakukan pelepasan.
"Kang Tama! Irma!" teriak seorang wanita yang berasal dari arah pintu tenda.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Makasih bagi yang masih setia nunggu ceritanya😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
ibnu sabil
kayanya si tarma jelmaan dri suami gaib irma
kaliyah ,bertahun² juga bisa menahanya ko sekrang lolos
2021-09-22
0
✪⃟𝔄ʀ sⷡεͬɴͦɢͫᴏͦᴛ ʰᶦᵃᵗ🦈
hahaha
menghisap
menjilati gunung kembar
🤭🤭🤭🤭
2021-08-21
0
Andre Libra
jadi ada yg keras oleh baca ny 😜😜😜
2021-08-16
0