Chapter 20: Gorila

“Morning darling.”

Apa katanya tadi? Darling? Reya merenggut, wajahnya semasam hantu jeruk purut. Mengkerut-kerut geli dengan ucapan suaminya sendiri.

“Jawab aku, apa yang kau lakukan di sini. Kau! Kau telah melanggar perjanjian kita.” Reya murka, gadis itu kembali menodong muka suaminya dengan candle holder. Siap menusuk leher jenjang yang sialnya seksi itu kapan saja. Aahh paling ia akan di hukum penjara seumur hidup karena telah menghabisi anak konglomerat yang berstatus suaminya sendiri.

Tapi bagaimana dengan pendidikannya?! Jika Gibran mati, siapa yang akan membiayai gadis itu kelak. Ah bodo amat. Reya kesal, ada harga diri yang harus ia pertahankan saat ini.

“Apa maksudmu? Seharusnya aku yang bertanya demikian.” Ujar Gibran dengan alis yang berkerut bingung. “Apa yang kau lakukan di kamar ku?”

“Ka-kamar mu?”

Gibran melipat tangan di dada. Menunjuk dengan dagu, lelaki itu mengisyaratkan Reya untuk melihat ke sekitar. Benar saja, dengan kikuk gadis itu memindai seisi kamar. Jika diperhatikan lebih detail kau bisa melihat rak besar penuh dengan koleksi jam mahal. Berbagai piagam penghargaan yang tersusun rapi. Kenapa semalam Reya tidak sadar dengan semua itu! Memangnya ke kamar mana lagi Ayah mertuanya itu akan membawanya. Namun, gadis itu enggan mengakui kesalahannya.

“Mana aku tahu! Shampo kamar mandi mu saja berbau stroberi!” Cercanya sambil terus menodong candle holder tersebut.

“Bisakah kau menyingkirkannya. Benda itu harganya lima ratus dolar.” Tentu saja lelaki itu berbohong, ia hanya khawatir istrinya itu hilang akal dan langsung menusuk lehernya. Gibran belum mau mati. Tidak dalam keadaan perjaka ting ting.

Anehnya Reya menurut. Dengan enggan gadis itu menaruh satu-satunya senjata yang ia punya. Mungkin jiwa miskinnya memberi peringatan. Orang bodoh mana yang menghabiskan lima ratus dolar hanya untuk penyangga lilin mengkilap yang mudah berkarat.

Dalam hati Gibran tertawa jahat. Menemukan kesenangan baru dengan mempermainkan istri perawan ting tingnya itu. Mungkin inilah saatnya menggunakan ilmu yang ia dapatkan di kelas pentas drama dulu.

“Aku melanggar perjanjian? Hah jangan bercanda. Kamu sendiri yang merangkak ke arahku saat tengah malam.” Bagus, akting yang bagus Gibran. Intonasimu cukup meyakinkan. Lihat, istrimu mulai menganga dengan wajah semerah kepiting alaska yang kau makan minggu lalu.

“Pe-pembohong! Tidak mungkin aku melakukan hal itu!” balas Reya membela diri, berbanding terbalik dengan suaranya yang terdengar ragu.

“Tidak, tidak, tidak, tidak mungkin aku menyerang pria itu. Aku tidak mabuk! T-tapi bagaimana jika memang seperti itu?! Mati aku!” Jerit sang gadis dalam hati. Pasalnya Reya tidak yakin, apa menelan secuil minuman itu bisa membuatnya hilang akal.

Di seberangnya Gibran memasang wajah serius. Berusaha menahan ujung bibirnya yang siap naik kapan saja. Merekam berbagai jenis ekspresi yang istrinya keluarkan bak roller coaster pada lintasan gila. Ini sungguh hiburan pagi hari yang menyenangkan.

“Lalu, bagaimana kau menjelaskan ini?” tanya Gibran sambil menunjuk tubuhnya yang setengah telanjang. “Lalu itu?” tunjuknya lagi pada baju serta celananya yang berserakan di lantai.

“Hey apa maksudmu. Bahkan pakaian dalamku juga berada di sofa.” Ujar Reya kesal.

“Oh, jadi kamu sengaja tidur tanpa menggunakan pakaian dalam untuk menggodaku? Aku tidak tahu kamu gadis selicik itu Shreya.” Gibran memberi lirikan tajam. Berusaha menambah kesan keseriusan dalam aktingnya.

“Tidur tanpa pakaian dalam itu baik untuk kesehatan!” balas Reya tak mau kalah. Gibran menatap wajah dengan rambut berantakan itu, lalu menurunkan pandangannya melewati leher sang gadis.

“Oh...” balasnya datar.

Reya refleks menyilangkan tangan di dadanya. “Ke mana kau mengarahkan pandanganmu sialan!”

“Kau baru saja memaki suami mu sendiri.”

“Dan kau tanpa rasa bersalah mengguyur istrimu sendiri hingga basah kuyup.”

Kini giliran Reya menatap lelaki itu tajam. Gibran di seberang sana pura-pura membuang muka. Tidak, dia tentu saja tidak akan meminta maaf, lagi. Istri berandalan sepertinya memang pantas di guyur.

“Setidaknya aku mengguyurmu dengan minuman seharga tiga puluh delapan ribu dolar.”

“Siapa yang sudi di guyur sampai basah kuyup walau itu dengan minuman seharga lima ratus juta sekalipun!” teriaknya. “Ah...mengingatnya membuatku kesal. Izinkan aku mencekikmu sampai sekarat.”

Sepertinya Reya mulai kehilangan akal. Gadis itu merangkak ke arah suaminya dengan tangan mengambang di udara.

“Apa yang kau lakukan.” Gibran mundur perlahan, menghindari niat membunuh istrinya tersebut.

“Akan ku hilangkan ekspresi arogan dari wajahmu yang tidak seberapa itu.” Reya melompat hendak mencekik suaminya sendiri.

“Coba saja, akan ku buat kau menyesal, istriku.” Balas Gibran tersenyum miring. Kedua sejoli itu beradu tangan. Saling mendorong adu kekuatan.

“Oh apa ini, aku pikir suamiku adalah pria sejati yang akan mengalah pada wanita.” Ucap Reya mempererat cengkeraman tangannya, membuat Gibran mengaduh kesakitan. Ia tidak akan kalah soal adu kekuatan. Ingat? Mantan kekasihnya saja berhasil ia buat babak belur.

“Aku hanya mengalah pada wanita, tidak pada gorila.” Balas lelaki itu mencibir.

Tersulut emosi, Reya tanpa sadar melompat ke atas Gibran. Lelaki itu menaikkan alisnya, mempertanyakan dari mana munculnya keberanian sang gadis. Reya tertawa kecil, gadis itu mengambil ancang-ancang, detik berikutnya menghantamkan kepalanya pada kepala suaminya itu.

“Kau—gadis gila!”

Lelaki itu jatuh terlentang dengan seorang gadis berambut berantakan menduduki perutnya. Merasa harga dirinya dipertaruhkan disini. Gibran meraih bantal di sisi kirinya. Menghantamkan benda berbahan bulu angsa itu pada istrinya. Kapas dan bulu berserakan di sana. Kamar itu seperti kapal pecah. Sayangnya pukulan itu tidak cukup untuk membuat sang gadis goyah.

“Hah! Butuh seribu tahun bagimu untuk menang melawanku!” teriak Reya bangga.

“Kau benar-benar monster.”

Mereka saling adu tangan, mendorong, menjambak rambut satu sama lain, bahkan beradu mulut. Tentu tidak dalam artian sebenarnya. Sampai sebuah suara dari kejauhan menghentikan aktivitas keduanya.

“Ayah hentikan! Berhentilah ikut campur dalam urusan ranjang cucumu!”

Reya bisa mendengarnya. Itu suara Hendri, Ayah mertuanya yang baik hati.

“Tidak! Aku tidak percaya pada kerja bocah ingusan yang bahkan tidak pernah meniduri satu wanita pun!” teriak Arman tak mau kalah.

“Hah....Tua bangka berisik.” Keluh Gibran mendengar semuanya. Merasa istrinya lengah, Gibran membalikkan keadaan. Kini dirinya berada di atas mendominasi.

“Apa yang kau lakukan—“ Reya membelalakkan matanya terkejut.

“Diamlah, mereka datang.” Bisik Gibran.

Gadis itu tanpa sadar ikut menutup mulutnya. Suara langkah kaki dan ocehan di luar kamar semakin mendekat ke arah mereka. Reya bisa merasakan jantungnya berdegup kencang. Entah karena suara dari luar, atau karena saat ini Gibran berada di atasnya dan menatap gadis itu tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun. Rasanya seolah jarak di antara mereka semakin menipis tiap detiknya.

Reya melirik kiri dan kanan. Membuang muka ke mana saja asal tidak ke arah wajah suaminya dan tubuh atletis sialannya yang mengkilap di bawah selimut. Reya baru menyadari jika suaminya itu memiliki tubuh tegap dengan otot yang berisi. Pikirnya selama ini, lelaki itu hanya anak manja yang bahkan tidak tahu cara menendang bola.

“Alihkan pandanganmu Reya, ingat kau bukan orang cabul.” Batin sang gadis mewanti-wanti saat tanpa sadar ia terus menatap tubuh di atasnya itu.

“Apa yang kau pikirkan, wajahmu memerah.” Di atasnya, Gibran bertanya dengan senyum mengejek.

“Hanya perasaanmu.” Balas Reya ikut mengalihkan pandangannya. Yang sialnya kali ini turun ke bawah. Melewati dada, dan perut bagian bawah lelaki itu. Hingga sampai pada gundukan di celana—seketika bayangan kelinci dalam mimpinya muncul. Reya ingin menghantamkan wajahnya pada kepala ranjang sekarang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!