Yang Pergi Biarkan Mati

Pagi hari berikutnya,saat mentari belum nampak merambat menerpa dengan hangat wilayah hutan terlarang.seorang remaja tanggung terlihat terengah-engah menghirup udara untuk memompa paru parunya yang sesak.

Peluh keringat bercucuran dari jutaan pori pori yang sepertinya terbuka karena kegiatannya di pagi itu.

Ya,, dia adalah Bai Xian yang tengah memulai pelatihannya dengan merujuk pada kitab sesuai arahan ayahnya tentang melatih fisik.remaja yang menjadi saksi jatuh bangun nya seorang Bai Yuan dan pada akhirnya benar benar jatuh hingga ke jurang paling dalam hampir hampir tidak ada yang perduli pada sosoknya yang seorang Bai Yuan, mantan kepala keluarga Klan Bai kota Daun Perak.

' Ibu? kenapa ibu pergi meninggalkan aku juga ayah yang sedang sakit? '

'Kau tidak akan mengerti anakku!? tapi ibu meninggalkan mu,tak lain karena ibu masih peduli dengan ayah mu,setidaknya kau bisa menjaga ayah mu untuk menggantikan ibu'

Ada amarah yang berkecamuk di hati Bai Xian yang sampai saat ini tersemat tanpa pernah ia muntahkan.ingatan masa lalu pada sosok seorang ibu mendorong kakinya mengayuh semakin kencang mengitari bibir hutan terlarang.

"Aaaaaaaaaaa..........! "

Remaja itu berteriak sangat keras, bahkan lebih keras dari lolongan serigala yang ada di bagian dalam hutan terlarang tersebut.

Selesai dengan 50 putaran berlari mengitari bibir hutan,Bai Xian gegas membawa beban sebatang kayu seberat 1kwintal dan mungkin lebih, yang sengaja ia siapkan.

Putra Bai Yuan itu hanya sanggup melewati 5 putaran membawa beban tanpa berlari di hari pertamanya memulai pelatihan mandiri, lalu memutuskan mencari buah dan berburu ayam hutan untuk persiapan makan bersama ayahnya berbekal Busur panah dan pisau kecil.

Sedikit masuk di belantara hutan,remaja itu mulai mengendap-endap dengan langkah sengaja di senyap kan agar binatang buruannya tak merasa terancam.

Swossss...

"Clepp"

Keberuntungan berpihak pada Bai Xian di pagi yang mulai beranjak siang pada hari itu.selain buah, ia juga berhasil membawa 2ekor ayam hutan dgn ukuran cukup besar untuk di jadikan menu makan bersama ayahnya.

Langkah Bai Xian terpatri,memaku diam tepat di bawah sebuah pohon tak jauh dari halaman rumahnya,pandangan matanya mengunci Bai Yuan yang menengadahkan wajah ke arah langit dengan raut yang menggambarkan jelas bahwa lelaki paruh baya itu tidak baik baik saja.

' ayah, yang patah akan tumbuh dan yang pergi biarkan saja mati ' membatin,Genggaman tangan Bai Xian mengeras,manik matanya semakin kelam.

Remaja yang belum genap berusia 15 tahun itu,di paksa menempa diri dengan ke adaan yang semestinya 'itu bukan untuknya'.Perlahan, Bai Xian memaksakan langkahnya berjalan pulang.

"ah,,, kau sudah pulang?? " gegas wajah Bai Yuan memaling pada Bai Xian.

"m,,, aku membawa beberapa buah buahan dan juga 2 ekor ayam! " ujar Bai Xian dengan senyum yang di paksakan, walau hati teramat getir.

Bai Yuan mengangguk pelan acuh,tak nampak ada ketertarikan pada apapun dari sikapnya,,"Bagaimana pelatihan pertama mu Xian'er? "

"Lumayan berat, tapi__? lumayan! " jawabnya singkat.

"hm.. itu wajar,apalagi kau sudah lama tidak mengolah apa yang kau latih,biasakanlah! " seru Bai Yuan mengurai sedikit senyum.

Keduanya berbincang singkat sebelum Bai Xian memilih mengurus apa yang ia bawa dari hutan untuk di masak, sementara Bai Yuan dengan langkah pelan yang ter jeda,mencoba berjalan di sekitaran pelataran untuk membiasakan diri walau sangat jelas ia bersusah payah.

"Anda begitu gagah dan tangguh waktu itu,namun kini begitu rapuh bahkan hanya sekedar berjalan.namun anda menerima semua yang terjadi tanpa mengeluh dan tanpa menuntut penjelasan"

"Istri yang slalu kau puji hanya wanita sialan tak tau diri,aku bahkan malu ketika harus mengingat bahwa dia ibuku" Bai Xian menyeka bulir basah yang merembes pada wajahnya tanpa memalingkan wajah dari Bai Yuan.

**

Malam menjelang dan Bai Xian membuka Sebuah kitab bertuliskan 'Jalan kultivasi'. salah satu dari lima kitab yang ia pinjam dari akademi Pedang Langit.

Kitab tersebut mengurai tentang langkah dan tata cara berkultivasi pada tingkat lanjutan, yang mengkhususkan tata cara olah nafas dan penyerapan energi Langit, Bumi,kehidupan sekitar (energi hijau yang terkandung dalam tanaman roh dan lainya) juga energi semesta bagi tingkat lanjutan.

Bai Xian yang telah membuka 12 titik Dantian dan mengantarkannya pada ranah perak tahap menengah,hanya perlu berlatih dengan tekun dengan cara mengikuti semua arahan yang ada dalam kitab tersebut.

Tanpa dorongan dari pil ataupun tanaman roh,Ia hanya bisa mengikuti cara yang ada pada kitab 'Jalan kultivasi' tersebut menggunakan metode olah nafas untuk menyerap energi dan menampungnya hingga menjadi Energi Qi murni yang akhirnya meledak dan memperbesar Dantian agar menerobos ke tahap tahap selanjutnya.

Bai Xian yang miskin, tentu takan sanggup membeli pil yang di peruntukan bagi kultivasi, apalagi mengingat harga dari tiap pil sangat lah mahal.remaja itu sudah pasti akan berfikir ribuan kali jika pun ia memiliki sedikit koin emas.

"Haiihhh,,,, " Bai Xian membuang nafas,ia pasrah dengan kenyataan bahwa dirinya memang tidak akan mampu membeli apapun untuk menunjang kultivasinya.

"Jalanku memang berbeda,namun aku masih memiliki kesempatan yang sama dengan mereka,aku tak boleh putus asa! " bisiknya menyemangati diri sendiri.

Dalam sikap lotusnya, Bai Xian memejamkan mata perlahan memusatkan pikiran pada satu fokus, yaitu menyerap energi langit dan bumi, dengan membuka jutaan pori-pori selebar yang ia bisa.

Beberapa jam kemudian saat ia berada di tingkat puncak konsentrasi, Energi berwarna kuning mengambil minatnya pada Bai Xian melalui pori-pori lalu di terserap meridian yang kemudian di salurkan pada Dantian sebagai penampungan pusat nya.

Kelamaan, perasaan tenang, damai, dan mengawang menghanyutkan seorang Bai Xian pada kultivasinya,hingga beberapa jam kemudian,Ia merasakan gejolak yang berkecamuk dan meluap luap seakan ingin segera di muntahkan.

BOM.. BOM.. BOM...

Tiga kali ledakkan teredam terjadi pada Dantian Bai Xian, namun ia tak menyudahi karena sekaligus menstabilkan luapan energi yang masih mengurai di dalam alam bawah sadarnya.

Bai Xian berhasil di promosikan ke Ranah perak tahap puncak tingkat 8,hanya butuh 2 tingkat lagi untuk mencapai ranah emas.

"Fyuuuhhh.... " Bai Xian membuang nafas perlahan dan membuka matanya,ia memeriksa dirinya sendiri seusai menghentikan kultivasi.

"Sukurlah, tak sia-sia aku menghabiskan waktu cukup lama yang akhirnya dapat menaikan tingkatan kultivasiku! " ucapnya, mengulas senyum dengan tenang.

"Ayah,kali ini Xian'er akan lebih serius dengan pelatihan dan takkan mengecewakan mu! " ucapnya mengepalkan tangan penuh semangat yang mulai menitih dalam hati putra dari Bai Yuan.

__________

Terpopuler

Comments

Ayahnya Putra Fajar

Ayahnya Putra Fajar

ke emat

2024-04-03

0

®️O©️K

®️O©️K

💪💪💪🧘🏻‍♂️

2024-03-02

1

ꪶꫝHIDAYAT

ꪶꫝHIDAYAT

Next 04

2023-12-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!