Bab 18 Pertemuan tak menyenangkan

Adelia merasa heran dengan sikap Mentari tak biasanya Mentari memerhatikan dirinya sendari tadi.

Adelia pikir Mentari hanya menatap ia sekilas namun lama kelamaan Adelia sadar jika Mentari sendari tadi memperhatikannya.

Apa ada yang salah atau apa Adelia tak tahu yang jelas Adelia merasa tak nyaman.

"Maaf nona, apa ada sesuatu yang salah?"

"Tidak!"

"Pertemuan kita setengah jam lagi seperti nya kita harus berangkat sekarang takut telat!"

Jelas Adelia mengalihkan tatapan Mentari yang kembali seperti biasa.

Mentari merutuki kebodohannya sampai lupa jika hari ini ada pertemuan dengan M.R grup.

"Baiklah!"

Mentari menutup berkasnya lalu memberikannya pada Adelia. Mereka segera pergi karena tak mau sampai telat mengingat Mentari satu-satunya orang yang bisa membuat bos M.R grup menemui klain nya langsung.

Hal itulah yang membuat Mentari sedikit semangat karena penasaran siapa pemilik perusahaan besar itu walau masih di bawah perusahaan Mentari. Namun mengingat di bangunnya perusahaan itu masih muda tentu perusahaan M.R grup terbilang perusahaan besar.

Untung saja Mentari sudah mempelajari tentang perusahaan tersebut tadi malam.

Adelia benar-benar sedikit heran karena tak biasanya Mentari se-semangat ini melakukan pertemuan. Mungkin karena penasaran atau apa Adelia tak tahu karena sulit sekali menebak isi kepala Mentari.

Mereka sudah sampai, Mentari dan Adelia segera turun.

Pertemuan mereka masih di hotel yang sama tempat pertama mereka melakukan pertemuan.

Kedatangan mereka di sambut hangat oleh penjaga lalu mengantarkan Mentari dan Adelia menuju ruang khusus.

"Silahkan nona!"

Mentari langsung masuk di ikuti oleh Adelia. Ekspresi Mentari nampak dingin melihat hanya orang yang sama yang menunggu membuat Mentari marah merasa di permainkan.

"Silahkan duduk nona!"

Ucap sang asisten mempersilahkan Mentari dan Adelia duduk.

"Maaf tuan, bukannya bos anda akan datang apa kalian mempermainkan kami!"

Cetus Adelia angkat bicara tahu maksud dari tatapan Mentari yang tak suka orang berbohong.

Sang asisten tersenyum lembut walau merasa tak nyaman dengan tatapan Mentari.

"Tuan Anggara izin ke toilet mungkin sebentar lagi datang!"

Jelas sang asisten membuat Adelia menghela nafas lega jangan sampai Mentari marah.

.

Orang yang mereka tunggu memasuki ruangan, suara langkah kaki terdengar jelas membuat sang asisten berdiri.

"Tuan!"

"Maaf saya terlambat!"

Deg ...

Seketika tubuh Mentari menegang mendengar suara orang yang sangat ia hapal bahkan bau parfum musk menyapa indra penciuman Mentari . Tak mungkin Mentari salah mengenali.

Suara ini!

Batin Mentari mengepalkan tangannya di bawah meja.

Adelia menjabat tangan tuan Anggar, Adelia terdiam heran melihat Mentari yang diam sendari tadi ketika tuan Anggara menyodorkan lengannya untuk berjabat.

Adelia tersenyum kikuk pada orang-orang, lalu menepuk lengan Mentari pelan.

"Nona, tuan Anggara menyapa nona!"

Bisik Adelia membuat Mentari menatap lengan yang ada di hadapannya. Bahkan Mentari tak berani mengangkat lebih tinggi lagi pandangannya.

"Nona!"

Bisik Adelia sekali lagi karena merasa khawatir dengan keadaan Mentari yang tiba-tiba wajahnya berubah.

"Senang berkenalan dengan anda!"

Cetus tuan Anggara menggenggam erat tangan Mentari. Mentari ingin melepasnya namun tuan Anggara malah menahannya membuat Mentari terpaksa mengangkat pandangannya.

Mata mereka saling bertemu memancarkan aura masing-masing.

Semua orang yang berada di sana merasa heran dengan Mentari dan tuan Anggara bahkan tuan Anggara enggan melepaskan tangannya membuat Adelia semakin khawatir.

"Maaf tuan, bisa kita lanjut!"

Ucap Adelia sedikit tinggi seolah menyadarkan tuan Anggara agar tak berbuat kurang ajar pada Mentari.

"Baiklah!"

Santai tuan Anggara melepaskan lengan Mentari.

Suasana nampak canggung dan mencengkram apalagi Mentari semakin dingin dengan tatapan tajamnya.

"Ini isi kontrak kerja sama yang sudah kami ubah semoga nona suka!"

Mentari mengambil berkas tersebut dengan perasaan campur aduk, rasanya dada Mentari ingin meledak.

Richard Anggara!

Cih!

Mentari mengupat dalam hati kenapa ia harus bertemu dalam situasi seperti ini di mana Mentari sulit menghindar. Jika Mentari pergi begitu saja Mentari akan di cap tak profesional.

Sudah membaca baik-baik setiap deretan ketikan Mentari menyerahkan berkas tersebut pada Adelia dan Mentari percaya Adelia bisa di andalkan.

"Rumor yang beredar ternyata benar, nona Mentari bisu!"

"Atau anda pura-pura bisu!"

Mentari memejamkan sejenak matanya dengan tangan mengepal erat.

Suasana semakin menyeramkan membuat Adelia menjadi bingung antara interaksi keduanya seolah mereka saling mengenal.

"Kami suka dengan perubahan kontrak ini!"

"Jadi?"

"Kami menerima nya!"

Jelas Adelia sedikit ragu apa Mentari setuju atau tidak. Namun melihat lirikan Mentari, membuat Adelia merasa lega.

Walau bagaimanapun Mentari harus profesional menyingkirkan perasaan walau Mentari tahu konsekuensinya.

Karena tak ada yang di bahas lagi, Mentari langsung beranjak karena tak mau lama-lama satu ruangan dengan orang yang selalu ingin Mentari hindari.

"Nona Mentari!"

Adelia dan Mentari menghentikan langkahnya ketika Richard memanggilnya.

Richard Anggara berjalan menghampiri Mentari dengan tangan yang di masukan kedalam saku celananya.

Richard berdiri di samping Mentari mendekatkan wajahnya.

"Kau sudah menyakiti Alana!"

Deg ...

Mentari terkejut mendengar bisikan Richard yang tak masuk akal apa maksud nya.

Sungguh Mentari tak mengerti apa yang di maksud Richard. Menyakiti apa? perasaan Mentari tak pernah melakukan hal yang menyakiti adiknya.

Ingin sekali Mentari meminta penjelasan namun situasi tak memungkinkan.

Mentari memilih pergi saja bahkan Adelia nampak terkejut dengan reaksi Mentari.

Adelia sedikit berlari mengejar Mentari yang entak kemana menghilangnya.

Sungguh Adelia benar-benar tak mengerti dengan situasi ini.

Pertemuan yang tak menyenangkan, itulah yang bisa Adelia tebak jika ada sesuatu di antara Mentari dan Richard Anggara.

.

"Tuan!"

"Apa anda tak berlebihan?"

"Diam Sem!"

Tekan Richard menatap tajam asisten sekaligus sahabat nya itu.

Semi hanya menghela nafas berat melihat kelakukan sahabat nya itu yang menurutnya sedikit keterlaluan bahkan bisa Semi lihat Mentari sangat ketakutan dan marah.

Mentari memang tak mengenal Semi namun Semi mengenal dengan baik bagaimana Mentari bahkan Semi merasa kasihan sendari dulu Richard selalu saja menyakiti Mentari.

"Kau akan menyesal!"

Ketus Semi terbawa emosi, entah apa yang Richard pikirkan sungguh Semi tak bisa memahaminya.

"Dia pantas mendapatkannya!"

Semi hanya menggelengkan kepala saja tak mengerti jalan pikiran Richard kenapa terlihat sangat membenci Mentari padahal apa salah Mentari sungguh Richard mungkin sudah gila.

"Berikan satu alasan kenapa kau membencinya?"

Bukannya menjawab Richard malah pergi begitu saja membuat Semi benar-benar mengupat sikap tak ada akhlak Richard.

Semi bersumpah Richard akan menyesalinya seumur hidup dan jika itu terjadi Semi tak mau membantu sahabat nya itu.

Sungguh sendari pertama Semi sangat ingin menyapa Mentari dengan hangat walau Mentari tak mengenalinya tapi Semi tahu.

Terlalu banyak kesakitan yang Mentari derita bahkan gara-gara Richard Mentari harus di kucilkan oleh teman-temannya. Entah hasutan apa yang Richard lakukan sampai orang-orang menjauh seolah menatap jijik pada Mentari.

Mengingatnya saja membuat Semi ingin mencekik Richard bahkan Semi tak mengerti Richard mendirikan perusahaan di Indonesia apa hanya untuk sekedar membuat Mentari menderita atau ada hal lain. Bahkan sampai sekarang Semua tak tahu jalan pikiran Richard.

Bersambung ....

Jangan lupa Like, Hadiah, komen, dan Vote Terimakasih ...

Episodes
1 Bab 1 Mentari
2 Bab 2 Di benci tanpa sebab!
3 Bab 3 Unik
4 Bab 4 Diam
5 Bab 5 Pindah
6 Bab 6 Sekertaris baru
7 Bab 7 Orang unik
8 Bab 8 Belum siap
9 Bab 9 Sedikit masalah
10 Bab 10 Penangkapan
11 Bab 11 Tak mungkin dia!
12 Bab 12 Hidup dari tiga darah
13 Bab 13 Tak enak hati
14 Bab 14 Kunjungan dadakan
15 Bab 15 Hati yang kosong
16 Bab 16 Tiba-tiba sesak!
17 Bab 17 Kecurigaan Mentari
18 Bab 18 Pertemuan tak menyenangkan
19 Bab 19 Ketahuan
20 Bab 20 Keputusan Mentari
21 Bab 21 Kecewa
22 Bab 22 Kegilaan Richo
23 Bab 23 Kesalahpahaman
24 Bab 24 Tertekan
25 Bab 25 Cemburu
26 Bab 26 Di kurung
27 Bab 27 Keputusan Richard
28 Bab 28 Kekecewaan
29 Bab 29 Tak ada yang mengerti
30 Bab 30 Ye ...
31 Bab 31 Malam patah hati
32 Bab 32 Hancur
33 Bab 33 Keputusan
34 Bab 34 Hancurnya hati seorang ibu
35 Bab 35 Benci
36 Bab 36 Egois
37 Bab 37 Jatuh sakit
38 Bab 38 Merawat
39 Bab 39 Di terima dengan tangan terbuka
40 Bab 40. Alasan lain
41 Bab 41 Sudah di putuskan
42 Bab 42 Memeluk luka
43 Bab 43 Latihan Akting
44 Bab 44 Hari yang cerah
45 Bab 45 Boneka beruang
46 Bab 46 Bergerak dalam diam
47 Bab 47 Salah tingkah
48 Bab 48 Egois
49 Bab 49 Perusak suasana
50 Bab 50 Istri pengalihan
51 Bab 51 Fitting baju
52 Bab 52 Kedatangan Angel
53 Bab 53 Sisi lain Mentari
54 Bab 54 Kekesalan Richard
55 Bab 55 Memalukan
56 Bab 56 Kedatangan Aurora
57 Bab 57 Perdebatan kecil
58 Bab 58 Godaan Alana
59 Bab 59 Kehangatan keluarga
60 Bab 60 Hari-H
61 Bab 61 Tak sengaja di ungkapkan
62 Bab 62 Masih tersenyum di balik rasa sakit
63 Bab 63 Hamil
64 Bab 64 Penjelasan dan ungkapan hati Mentari
65 Bab 65 (Jangan) benci aku
66 Bab 66 Proyek baru
67 Bab 67 Keputusan Mentari
68 Bab 68 Pertemuan
69 Bab 69 Dua minggu
70 Bab 70 Luka Mentari
71 Bab 71 Operasi
72 Bab 72 Kekhawatiran keluarga
73 Bab 73 Penyesalan
74 Bab 74 Alasan yang terungkap
75 Bab 75 Rasa yang tak bisa di ungkapkan
76 Bab 76 Sebuah pilihan
77 Bab 77 Tak akan menyerah
78 Bab 78 Penyesalan
79 Bab 79 Sadar
80 Bab 80 Dimana kak Richard?
81 Bab 81 Penyesalan
82 Bab 82 Menyakitkan
83 Bab 83 Aku membenci mu
84 Bab 84 Bercerita
85 Bab 85 Rencana Semi
86 Bab 86 Kekonyolan Semi
87 Bab 87 Aku akan menjaga mu
88 Bab 88 Si keras kepala
89 Bab 89 Hanya diam
90 Bab 90 Cerita bi Narsih
91 Bab 91 Sebuah Drama
92 Bab 92 Kembali ke rumah
93 Bab 93 Perubahan Mentari
94 Bab 94 Ingin memperbaiki tapi sulit
95 Bab 95 Pingsan
96 Bab 96 Ya elah, pingsan lagi!
97 Bab 97 Meminta saran
98 Bab 98 Satu kamar walau tak satu ranjang
99 Bab 99 Diam
100 Bab 100 Pengecut
101 Bab 101 Ungkapan Richard
102 Bab 102 Bagaimana mungkin!
103 Bab 103 Sakit
104 Bab 104 Memaafkan
105 Bab 105 Hubungan yang mulai membaik
106 Bab 106 Merajut Asa
107 Bab 107 Menyampaikan Rindu
108 Bab 108 Tak tahu caranya?
109 Bab 109 Drama surga dunia
110 Bab 110 Jahat
111 Bab 111 Kembali akur
112 Bab 112 Cemburu
113 Sekedar informasi
114 Bab 113 Pergi sana--
115 Bab 114 To you who I love!
116 Bab 115 Satu!
117 Bab 116 Sisi romantis
118 Bab 117 Al pikir Daddy akan marah.
119 Bab 118 Ketakutan Mentari
120 Bab 119 Jatuh sakit
121 Bab 120 Aku hamil!
122 Bab121 Mimpi yang terwujud
123 Maaf
124 Bab 122 Kangen
125 Bab 123 Senja Evelyn Anggara
126 Bab 124 Extra part (Egois)
127 Bab 125 Ektra part (Mengerti sendiri)
128 Bab 126 Extra prat (Tentang Alex)
129 Bab 127 Ektra part (Tentu!)
130 Bab 128 Extra prat (Lepaskan aku)
131 Bab 129 Extra prat (Kenyataan)
132 Bab 130 Extra prat (Penyesalan)
133 Bab 131 Konflik (Tak perlu drama lagi)
134 Ungkapan Author
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1 Mentari
2
Bab 2 Di benci tanpa sebab!
3
Bab 3 Unik
4
Bab 4 Diam
5
Bab 5 Pindah
6
Bab 6 Sekertaris baru
7
Bab 7 Orang unik
8
Bab 8 Belum siap
9
Bab 9 Sedikit masalah
10
Bab 10 Penangkapan
11
Bab 11 Tak mungkin dia!
12
Bab 12 Hidup dari tiga darah
13
Bab 13 Tak enak hati
14
Bab 14 Kunjungan dadakan
15
Bab 15 Hati yang kosong
16
Bab 16 Tiba-tiba sesak!
17
Bab 17 Kecurigaan Mentari
18
Bab 18 Pertemuan tak menyenangkan
19
Bab 19 Ketahuan
20
Bab 20 Keputusan Mentari
21
Bab 21 Kecewa
22
Bab 22 Kegilaan Richo
23
Bab 23 Kesalahpahaman
24
Bab 24 Tertekan
25
Bab 25 Cemburu
26
Bab 26 Di kurung
27
Bab 27 Keputusan Richard
28
Bab 28 Kekecewaan
29
Bab 29 Tak ada yang mengerti
30
Bab 30 Ye ...
31
Bab 31 Malam patah hati
32
Bab 32 Hancur
33
Bab 33 Keputusan
34
Bab 34 Hancurnya hati seorang ibu
35
Bab 35 Benci
36
Bab 36 Egois
37
Bab 37 Jatuh sakit
38
Bab 38 Merawat
39
Bab 39 Di terima dengan tangan terbuka
40
Bab 40. Alasan lain
41
Bab 41 Sudah di putuskan
42
Bab 42 Memeluk luka
43
Bab 43 Latihan Akting
44
Bab 44 Hari yang cerah
45
Bab 45 Boneka beruang
46
Bab 46 Bergerak dalam diam
47
Bab 47 Salah tingkah
48
Bab 48 Egois
49
Bab 49 Perusak suasana
50
Bab 50 Istri pengalihan
51
Bab 51 Fitting baju
52
Bab 52 Kedatangan Angel
53
Bab 53 Sisi lain Mentari
54
Bab 54 Kekesalan Richard
55
Bab 55 Memalukan
56
Bab 56 Kedatangan Aurora
57
Bab 57 Perdebatan kecil
58
Bab 58 Godaan Alana
59
Bab 59 Kehangatan keluarga
60
Bab 60 Hari-H
61
Bab 61 Tak sengaja di ungkapkan
62
Bab 62 Masih tersenyum di balik rasa sakit
63
Bab 63 Hamil
64
Bab 64 Penjelasan dan ungkapan hati Mentari
65
Bab 65 (Jangan) benci aku
66
Bab 66 Proyek baru
67
Bab 67 Keputusan Mentari
68
Bab 68 Pertemuan
69
Bab 69 Dua minggu
70
Bab 70 Luka Mentari
71
Bab 71 Operasi
72
Bab 72 Kekhawatiran keluarga
73
Bab 73 Penyesalan
74
Bab 74 Alasan yang terungkap
75
Bab 75 Rasa yang tak bisa di ungkapkan
76
Bab 76 Sebuah pilihan
77
Bab 77 Tak akan menyerah
78
Bab 78 Penyesalan
79
Bab 79 Sadar
80
Bab 80 Dimana kak Richard?
81
Bab 81 Penyesalan
82
Bab 82 Menyakitkan
83
Bab 83 Aku membenci mu
84
Bab 84 Bercerita
85
Bab 85 Rencana Semi
86
Bab 86 Kekonyolan Semi
87
Bab 87 Aku akan menjaga mu
88
Bab 88 Si keras kepala
89
Bab 89 Hanya diam
90
Bab 90 Cerita bi Narsih
91
Bab 91 Sebuah Drama
92
Bab 92 Kembali ke rumah
93
Bab 93 Perubahan Mentari
94
Bab 94 Ingin memperbaiki tapi sulit
95
Bab 95 Pingsan
96
Bab 96 Ya elah, pingsan lagi!
97
Bab 97 Meminta saran
98
Bab 98 Satu kamar walau tak satu ranjang
99
Bab 99 Diam
100
Bab 100 Pengecut
101
Bab 101 Ungkapan Richard
102
Bab 102 Bagaimana mungkin!
103
Bab 103 Sakit
104
Bab 104 Memaafkan
105
Bab 105 Hubungan yang mulai membaik
106
Bab 106 Merajut Asa
107
Bab 107 Menyampaikan Rindu
108
Bab 108 Tak tahu caranya?
109
Bab 109 Drama surga dunia
110
Bab 110 Jahat
111
Bab 111 Kembali akur
112
Bab 112 Cemburu
113
Sekedar informasi
114
Bab 113 Pergi sana--
115
Bab 114 To you who I love!
116
Bab 115 Satu!
117
Bab 116 Sisi romantis
118
Bab 117 Al pikir Daddy akan marah.
119
Bab 118 Ketakutan Mentari
120
Bab 119 Jatuh sakit
121
Bab 120 Aku hamil!
122
Bab121 Mimpi yang terwujud
123
Maaf
124
Bab 122 Kangen
125
Bab 123 Senja Evelyn Anggara
126
Bab 124 Extra part (Egois)
127
Bab 125 Ektra part (Mengerti sendiri)
128
Bab 126 Extra prat (Tentang Alex)
129
Bab 127 Ektra part (Tentu!)
130
Bab 128 Extra prat (Lepaskan aku)
131
Bab 129 Extra prat (Kenyataan)
132
Bab 130 Extra prat (Penyesalan)
133
Bab 131 Konflik (Tak perlu drama lagi)
134
Ungkapan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!