Bab 14 Kunjungan dadakan

Kali ini Mentari pulang malam karena baru selesai melakukan pertemuan dengan orang tua Stephen.

Banyak yang Mentari bahas tentang perusahaan dan beberapa perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan nya.

Banyak yang Mentari pelajari dari Dom apalagi pengalaman Dom patut di acungi jempol.

Mentari menyimpan tasnya di tempat biasa segera membersihkan tubuhnya sebelum tidur.

Hari ini seperti nya hari melelahkan namun juga menyenangkan karena Mentari dapat ilmu baru.

Tentang profesional seperti nya Mentari akan berusaha walau bagaimanapun lambat laun semuanya akan terjadi. Secepat apapun Mentari menghindar namun nyatanya Mereka pasti akan bertemu.

Entah ada permasalahan apa antara Mentari dan Richard. Semuanya seolah misteri di antara mereka. Hanya Mentari yang tahu dan ia yang merasakannya.

Mentari mencoba memejamkan mata berharap esok hari, hari yang menyenangkan.

Di pikir-pikir Mentari belum pernah jalan-jalan guna menghabiskan waktunya. Mencari suasana baru agar hatinya tenang.

Seperti nya belum ada waktu apalagi di hari weekend Queen yang berkunjung membuat Mentari tak bisa ke mana-mana.

Rembulan di atas sana berganti mentari yang nampak malu-malu tersenyum menyapa sang penghuni bumi.

Memberi semangat pada umat manusia jika hidup butuh perjuangan dan pengorbanan.

Mentari nampaknya sudah siap dengan setelan kantornya.

Mencoba semangat menjalani hari yang terkadang melelahkan.

Stephen langsung membukakan pintu ketika Mentari mendekat. Mereka segera berangkat menjadi teladan bagi karyawan lain.

Seperti biasa secangkir teh sudah siap di meja Mentari.

Adelia masuk ketika sudah mendapat izin. Adelia memberikan laporan yang kemaren Mentari pinta.

"Adel, tolong sampaikan pada Stephen untuk membuat laporan pengeluaran proyek baru?"

"Siap nona!"

Adelia undur diri meninggalkan Mentari memeriksa laporan gaji para karyawan.

Mentari begitu teliti melihat setiap angka yang tertera di setiap lembar kertas.

Mentari sangat suka kinerja Adelia terkadang Mentari heran. Bukankah Adelia bilang ini adalah pengalaman pertama dia kerja menjadi asisten tapi di setiap kerja Adelia tak sesuai dengan ucapannya. Adelia seolah sudah biasa melakukan pekerjaan ini.

Mentari tak mau curiga mungkin Stephen yang mengajarinya.

Apalagi akademik Adelia memang bagus mungkin karena bakar Adelia pintar membuat Adelia cepat mengerti.

Bahkan laporan yang Adelia buat sangatlah perfek.

Sudah mengecek laporan Adelia Mentari teralih pada laporan lain. Memeriksa apa ada yang kurang atau engga.

Hari ini sepertinya Mentari sibuk mengecek setiap laporan tak ada jadwal meeting apapun dan tak ada pertemuan dengan siapapun.

Tok .. Tok ...

Ketukan pintu membuat Mentari menghentikan sejenak kegiatannya sambil mengambil cangkir teh.

"Masuk!"

Stephen langsung masuk ketika Mentari sudah mengizinkan.

"Maaf nona, ini laporan yang nona minta!"

Stephen menyerahkan laporan pengeluaran proyek baru pada Mentari.

"Stephen, pantau terus kinerja mereka saya tak mau kejadian beberapa waktu lalu terjadi lagi?"

"Baik nona, semuanya beres!"

"Bagus, kamu boleh keluar!"

Stephen bukannya langsung keluar ia malah diam seolah mencari kata yang tepat.

"Ada apa?"

"Maaf nona, ini ada titipan flashdisk dari ayah!"

Mentari mengerutkan kening namun menerima sebuah flashdisk dari Stephen.

Mentari membolak-balik flashdisk tersebut entah apa isinya.

Mentari memilih menyimpan di tasnya saja mungkin di apartemen di cek. Mentari memilih memeriksa laporan yang Stephen berikan saja.

Mentari begitu fokus memeriksa laporan tersebut tanpa sadar jika ada yang masuk.

Senyuman indah mengembang di bibir seseorang melihat Mentari begitu serius membolak-balik berkas.

"Selamat siang gadis cantik!"

Deg ...

Mentari terkejut mendengar suara yang begitu ia hapal siapa pemiliknya. Saking terkejutnya bahkan Mentari sampai mau menjatuhkan berkas yang ia pegang.

Mentari menatap malas Aksara yang seenaknya masuk tanpa mengetuk pintu. Entah sejak kapan datang bahkan tak memberi tahu dirinya.

Aksara hanya tersenyum saja melihat reaksi Mentari yang masih sama.

"Mau apa?"

"Sayang!"

Mentari melotot hampir saja tersedak teh nya melihat Queen juga ada di sini.

"Ta-tante!"

"Tante kangen, katanya hari ini kamu tak terlalu sibuk jadi Tante ke sini. Kita makan siang bareng ya!"

Mentari tersenyum kaku membuat Aksara tersenyum puas karena jika ada Queen Mentari tak berani menunjukan sikap ketidaksukaan pada Aksara.

Bagi Mentari Aksara sangatlah aneh, tatapannya yang selalu tak Mentari sukai.

"Bunda lama banget!"

Cetus Aksara tanpa mengalihkan pandangannya pada makanan yang ia siapkan.

"Sudah lama bunda tak ke kantor jadi tadi hampir nyasar ke toilet nya. Untung saja ada gadis baik yang ngantar bunda!"

Jelas Queen langsung membawa Mentari duduk di shopa sanah. Padahal ini belum jam makan siang mungkin tinggal beberapa menit lagi dan bisa di tebak Adelia pasti akan mengingatkannya.

Tok .. Tok ...

"Masuk!"

Bukan Mentari yang menjawab melainkan Queen membuat Mentari menghela nafas.

Benar saja Adelia masuk tanpa tahu ada siapa di dalam karena baru selesai dari toilet.

"Ma--"

Adelia menganga melihat ada orang lain di ruangan Mentari membuat Adelia menunduk.

"Adelia sepertinya saya makan di sini saja!"

"Ikut bergabung saja nak!"

Deg ...

Adelia terkejut dengan ajakan Queen pasalnya tadi Queen orang yang Adelia antar ke toilet. Adelia tak tahu jika orang yang ia tolong ada di ruangan Mentari entah ada hubungan apa.

"Adelia!"

Kini Adelia jadi gugup bingung harus menjawab apa. Apalagi Mentari yang sudah angkat bicara. Mentari paling tak suka jika mengulang perkataan.

Dengan terpaksa Adelia mendekat duduk tak jauh dari Mentari.

"Terimakasih sudah nolong Tante tadi?"

"Jadi yang Tante maksud Adelia!"

"Iya! Tante baru lihat?!"

"Sekertaris baru Mentari, Tan!"

"Ya sudah ayo makan!"

Girang Queen menyiapkan makan untuk Mentari bahkan menyiapkan juga untuk Adelia membuat Adelia tersanjung.

Adelia memerhatikan interaksi Queen dan Mentari yang seperti anak dan ibu.

"Bun, Aksa tak di ambilkan?"

Protes Aksara karena sang bunda malah membiarkannya.

"Sudah bunda katakan, bunda tak akan menyiapkan lagi sebelum adek bawa mantu untuk bunda!"

Kesal Queen membuat Aksara mengerucutkan bibirnya kesal.

"Nak, makan yang banyak!"

"Tan ini kebanyakan!"

"Sudah, badan kamu agak kurusan!'

Mentari pasrah dengan apa yang Queen lakukan.

Sumpah demi apapun Adelia sangat canggung dengan semuanya.

Berbeda dengan Aksara yang kesal dengan Queen karena benar-benar tak memperhatikannya. Jika sudah dengan Mentari kehadirannya tak di anggap padahal Aksara yang membawa sang bunda berkunjung.

"Nak, jangan malu-malu ayo makan yang benar!"

Adelia tersenyum kaku benar-benar sangat malu.

"Ngomong-ngomong tadi namanya siapa?"

"Adelia!"

"Nama yang cantik!"

Cetus Queen kembali melanjutkan makannya.

Sudah selesai makan Adelia langsung membereskan semuanya dan buru-buru keluar setelah mengucapkan terimakasih.

"Sayang nanti hari Minggu Tante tak akan datang. Tante dan om akan pergi liburan ke Jepang. Katakan kamu mau oleh-oleh apa?"

Tanya Queen tiba-tiba membuat Mentari terkejut.

"Mentari tak mau apa-apa Tan, cukup hati-hati buat kalian dan pulang lagi dengan selamat!"

"Itu pasti, nanti Aksara yang akan menengok kamu!"

Mentari menghela nafas kenapa harus Aksara. Tapi Mentari tak bisa protes apapun. Ia hanya diam saja mengiyakan apapun yang Queen katakan.

Protes pun percuma karena Queen sama keras kepala juga juga.

Cinta yang Queen berikan terlihat jelas apalagi Mentari putri dari Alam adik tercinta Queen. Dan hanya Mentari yang tersisa mengingatkan Queen pada adiknya.

"Ya sudah, Tante pulang dulu ya. Jangan lupa jaga kesehatan!"

Pesan Queen mengecup pipi Mentari sebelum keluar.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ....

Terpopuler

Comments

Altafun Nisa

Altafun Nisa

alur ceritanya gmana sih, tdi d bab awal d suruh panggil nenek, tpi kan ini anak adiknya, yg benar gmana sih bikin pembaca bingung dgn alur cerita nya

2024-04-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Mentari
2 Bab 2 Di benci tanpa sebab!
3 Bab 3 Unik
4 Bab 4 Diam
5 Bab 5 Pindah
6 Bab 6 Sekertaris baru
7 Bab 7 Orang unik
8 Bab 8 Belum siap
9 Bab 9 Sedikit masalah
10 Bab 10 Penangkapan
11 Bab 11 Tak mungkin dia!
12 Bab 12 Hidup dari tiga darah
13 Bab 13 Tak enak hati
14 Bab 14 Kunjungan dadakan
15 Bab 15 Hati yang kosong
16 Bab 16 Tiba-tiba sesak!
17 Bab 17 Kecurigaan Mentari
18 Bab 18 Pertemuan tak menyenangkan
19 Bab 19 Ketahuan
20 Bab 20 Keputusan Mentari
21 Bab 21 Kecewa
22 Bab 22 Kegilaan Richo
23 Bab 23 Kesalahpahaman
24 Bab 24 Tertekan
25 Bab 25 Cemburu
26 Bab 26 Di kurung
27 Bab 27 Keputusan Richard
28 Bab 28 Kekecewaan
29 Bab 29 Tak ada yang mengerti
30 Bab 30 Ye ...
31 Bab 31 Malam patah hati
32 Bab 32 Hancur
33 Bab 33 Keputusan
34 Bab 34 Hancurnya hati seorang ibu
35 Bab 35 Benci
36 Bab 36 Egois
37 Bab 37 Jatuh sakit
38 Bab 38 Merawat
39 Bab 39 Di terima dengan tangan terbuka
40 Bab 40. Alasan lain
41 Bab 41 Sudah di putuskan
42 Bab 42 Memeluk luka
43 Bab 43 Latihan Akting
44 Bab 44 Hari yang cerah
45 Bab 45 Boneka beruang
46 Bab 46 Bergerak dalam diam
47 Bab 47 Salah tingkah
48 Bab 48 Egois
49 Bab 49 Perusak suasana
50 Bab 50 Istri pengalihan
51 Bab 51 Fitting baju
52 Bab 52 Kedatangan Angel
53 Bab 53 Sisi lain Mentari
54 Bab 54 Kekesalan Richard
55 Bab 55 Memalukan
56 Bab 56 Kedatangan Aurora
57 Bab 57 Perdebatan kecil
58 Bab 58 Godaan Alana
59 Bab 59 Kehangatan keluarga
60 Bab 60 Hari-H
61 Bab 61 Tak sengaja di ungkapkan
62 Bab 62 Masih tersenyum di balik rasa sakit
63 Bab 63 Hamil
64 Bab 64 Penjelasan dan ungkapan hati Mentari
65 Bab 65 (Jangan) benci aku
66 Bab 66 Proyek baru
67 Bab 67 Keputusan Mentari
68 Bab 68 Pertemuan
69 Bab 69 Dua minggu
70 Bab 70 Luka Mentari
71 Bab 71 Operasi
72 Bab 72 Kekhawatiran keluarga
73 Bab 73 Penyesalan
74 Bab 74 Alasan yang terungkap
75 Bab 75 Rasa yang tak bisa di ungkapkan
76 Bab 76 Sebuah pilihan
77 Bab 77 Tak akan menyerah
78 Bab 78 Penyesalan
79 Bab 79 Sadar
80 Bab 80 Dimana kak Richard?
81 Bab 81 Penyesalan
82 Bab 82 Menyakitkan
83 Bab 83 Aku membenci mu
84 Bab 84 Bercerita
85 Bab 85 Rencana Semi
86 Bab 86 Kekonyolan Semi
87 Bab 87 Aku akan menjaga mu
88 Bab 88 Si keras kepala
89 Bab 89 Hanya diam
90 Bab 90 Cerita bi Narsih
91 Bab 91 Sebuah Drama
92 Bab 92 Kembali ke rumah
93 Bab 93 Perubahan Mentari
94 Bab 94 Ingin memperbaiki tapi sulit
95 Bab 95 Pingsan
96 Bab 96 Ya elah, pingsan lagi!
97 Bab 97 Meminta saran
98 Bab 98 Satu kamar walau tak satu ranjang
99 Bab 99 Diam
100 Bab 100 Pengecut
101 Bab 101 Ungkapan Richard
102 Bab 102 Bagaimana mungkin!
103 Bab 103 Sakit
104 Bab 104 Memaafkan
105 Bab 105 Hubungan yang mulai membaik
106 Bab 106 Merajut Asa
107 Bab 107 Menyampaikan Rindu
108 Bab 108 Tak tahu caranya?
109 Bab 109 Drama surga dunia
110 Bab 110 Jahat
111 Bab 111 Kembali akur
112 Bab 112 Cemburu
113 Sekedar informasi
114 Bab 113 Pergi sana--
115 Bab 114 To you who I love!
116 Bab 115 Satu!
117 Bab 116 Sisi romantis
118 Bab 117 Al pikir Daddy akan marah.
119 Bab 118 Ketakutan Mentari
120 Bab 119 Jatuh sakit
121 Bab 120 Aku hamil!
122 Bab121 Mimpi yang terwujud
123 Maaf
124 Bab 122 Kangen
125 Bab 123 Senja Evelyn Anggara
126 Bab 124 Extra part (Egois)
127 Bab 125 Ektra part (Mengerti sendiri)
128 Bab 126 Extra prat (Tentang Alex)
129 Bab 127 Ektra part (Tentu!)
130 Bab 128 Extra prat (Lepaskan aku)
131 Bab 129 Extra prat (Kenyataan)
132 Bab 130 Extra prat (Penyesalan)
133 Bab 131 Konflik (Tak perlu drama lagi)
134 Ungkapan Author
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1 Mentari
2
Bab 2 Di benci tanpa sebab!
3
Bab 3 Unik
4
Bab 4 Diam
5
Bab 5 Pindah
6
Bab 6 Sekertaris baru
7
Bab 7 Orang unik
8
Bab 8 Belum siap
9
Bab 9 Sedikit masalah
10
Bab 10 Penangkapan
11
Bab 11 Tak mungkin dia!
12
Bab 12 Hidup dari tiga darah
13
Bab 13 Tak enak hati
14
Bab 14 Kunjungan dadakan
15
Bab 15 Hati yang kosong
16
Bab 16 Tiba-tiba sesak!
17
Bab 17 Kecurigaan Mentari
18
Bab 18 Pertemuan tak menyenangkan
19
Bab 19 Ketahuan
20
Bab 20 Keputusan Mentari
21
Bab 21 Kecewa
22
Bab 22 Kegilaan Richo
23
Bab 23 Kesalahpahaman
24
Bab 24 Tertekan
25
Bab 25 Cemburu
26
Bab 26 Di kurung
27
Bab 27 Keputusan Richard
28
Bab 28 Kekecewaan
29
Bab 29 Tak ada yang mengerti
30
Bab 30 Ye ...
31
Bab 31 Malam patah hati
32
Bab 32 Hancur
33
Bab 33 Keputusan
34
Bab 34 Hancurnya hati seorang ibu
35
Bab 35 Benci
36
Bab 36 Egois
37
Bab 37 Jatuh sakit
38
Bab 38 Merawat
39
Bab 39 Di terima dengan tangan terbuka
40
Bab 40. Alasan lain
41
Bab 41 Sudah di putuskan
42
Bab 42 Memeluk luka
43
Bab 43 Latihan Akting
44
Bab 44 Hari yang cerah
45
Bab 45 Boneka beruang
46
Bab 46 Bergerak dalam diam
47
Bab 47 Salah tingkah
48
Bab 48 Egois
49
Bab 49 Perusak suasana
50
Bab 50 Istri pengalihan
51
Bab 51 Fitting baju
52
Bab 52 Kedatangan Angel
53
Bab 53 Sisi lain Mentari
54
Bab 54 Kekesalan Richard
55
Bab 55 Memalukan
56
Bab 56 Kedatangan Aurora
57
Bab 57 Perdebatan kecil
58
Bab 58 Godaan Alana
59
Bab 59 Kehangatan keluarga
60
Bab 60 Hari-H
61
Bab 61 Tak sengaja di ungkapkan
62
Bab 62 Masih tersenyum di balik rasa sakit
63
Bab 63 Hamil
64
Bab 64 Penjelasan dan ungkapan hati Mentari
65
Bab 65 (Jangan) benci aku
66
Bab 66 Proyek baru
67
Bab 67 Keputusan Mentari
68
Bab 68 Pertemuan
69
Bab 69 Dua minggu
70
Bab 70 Luka Mentari
71
Bab 71 Operasi
72
Bab 72 Kekhawatiran keluarga
73
Bab 73 Penyesalan
74
Bab 74 Alasan yang terungkap
75
Bab 75 Rasa yang tak bisa di ungkapkan
76
Bab 76 Sebuah pilihan
77
Bab 77 Tak akan menyerah
78
Bab 78 Penyesalan
79
Bab 79 Sadar
80
Bab 80 Dimana kak Richard?
81
Bab 81 Penyesalan
82
Bab 82 Menyakitkan
83
Bab 83 Aku membenci mu
84
Bab 84 Bercerita
85
Bab 85 Rencana Semi
86
Bab 86 Kekonyolan Semi
87
Bab 87 Aku akan menjaga mu
88
Bab 88 Si keras kepala
89
Bab 89 Hanya diam
90
Bab 90 Cerita bi Narsih
91
Bab 91 Sebuah Drama
92
Bab 92 Kembali ke rumah
93
Bab 93 Perubahan Mentari
94
Bab 94 Ingin memperbaiki tapi sulit
95
Bab 95 Pingsan
96
Bab 96 Ya elah, pingsan lagi!
97
Bab 97 Meminta saran
98
Bab 98 Satu kamar walau tak satu ranjang
99
Bab 99 Diam
100
Bab 100 Pengecut
101
Bab 101 Ungkapan Richard
102
Bab 102 Bagaimana mungkin!
103
Bab 103 Sakit
104
Bab 104 Memaafkan
105
Bab 105 Hubungan yang mulai membaik
106
Bab 106 Merajut Asa
107
Bab 107 Menyampaikan Rindu
108
Bab 108 Tak tahu caranya?
109
Bab 109 Drama surga dunia
110
Bab 110 Jahat
111
Bab 111 Kembali akur
112
Bab 112 Cemburu
113
Sekedar informasi
114
Bab 113 Pergi sana--
115
Bab 114 To you who I love!
116
Bab 115 Satu!
117
Bab 116 Sisi romantis
118
Bab 117 Al pikir Daddy akan marah.
119
Bab 118 Ketakutan Mentari
120
Bab 119 Jatuh sakit
121
Bab 120 Aku hamil!
122
Bab121 Mimpi yang terwujud
123
Maaf
124
Bab 122 Kangen
125
Bab 123 Senja Evelyn Anggara
126
Bab 124 Extra part (Egois)
127
Bab 125 Ektra part (Mengerti sendiri)
128
Bab 126 Extra prat (Tentang Alex)
129
Bab 127 Ektra part (Tentu!)
130
Bab 128 Extra prat (Lepaskan aku)
131
Bab 129 Extra prat (Kenyataan)
132
Bab 130 Extra prat (Penyesalan)
133
Bab 131 Konflik (Tak perlu drama lagi)
134
Ungkapan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!