Kali ini Mentari pulang malam karena baru selesai melakukan pertemuan dengan orang tua Stephen.
Banyak yang Mentari bahas tentang perusahaan dan beberapa perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan nya.
Banyak yang Mentari pelajari dari Dom apalagi pengalaman Dom patut di acungi jempol.
Mentari menyimpan tasnya di tempat biasa segera membersihkan tubuhnya sebelum tidur.
Hari ini seperti nya hari melelahkan namun juga menyenangkan karena Mentari dapat ilmu baru.
Tentang profesional seperti nya Mentari akan berusaha walau bagaimanapun lambat laun semuanya akan terjadi. Secepat apapun Mentari menghindar namun nyatanya Mereka pasti akan bertemu.
Entah ada permasalahan apa antara Mentari dan Richard. Semuanya seolah misteri di antara mereka. Hanya Mentari yang tahu dan ia yang merasakannya.
Mentari mencoba memejamkan mata berharap esok hari, hari yang menyenangkan.
Di pikir-pikir Mentari belum pernah jalan-jalan guna menghabiskan waktunya. Mencari suasana baru agar hatinya tenang.
Seperti nya belum ada waktu apalagi di hari weekend Queen yang berkunjung membuat Mentari tak bisa ke mana-mana.
Rembulan di atas sana berganti mentari yang nampak malu-malu tersenyum menyapa sang penghuni bumi.
Memberi semangat pada umat manusia jika hidup butuh perjuangan dan pengorbanan.
Mentari nampaknya sudah siap dengan setelan kantornya.
Mencoba semangat menjalani hari yang terkadang melelahkan.
Stephen langsung membukakan pintu ketika Mentari mendekat. Mereka segera berangkat menjadi teladan bagi karyawan lain.
Seperti biasa secangkir teh sudah siap di meja Mentari.
Adelia masuk ketika sudah mendapat izin. Adelia memberikan laporan yang kemaren Mentari pinta.
"Adel, tolong sampaikan pada Stephen untuk membuat laporan pengeluaran proyek baru?"
"Siap nona!"
Adelia undur diri meninggalkan Mentari memeriksa laporan gaji para karyawan.
Mentari begitu teliti melihat setiap angka yang tertera di setiap lembar kertas.
Mentari sangat suka kinerja Adelia terkadang Mentari heran. Bukankah Adelia bilang ini adalah pengalaman pertama dia kerja menjadi asisten tapi di setiap kerja Adelia tak sesuai dengan ucapannya. Adelia seolah sudah biasa melakukan pekerjaan ini.
Mentari tak mau curiga mungkin Stephen yang mengajarinya.
Apalagi akademik Adelia memang bagus mungkin karena bakar Adelia pintar membuat Adelia cepat mengerti.
Bahkan laporan yang Adelia buat sangatlah perfek.
Sudah mengecek laporan Adelia Mentari teralih pada laporan lain. Memeriksa apa ada yang kurang atau engga.
Hari ini sepertinya Mentari sibuk mengecek setiap laporan tak ada jadwal meeting apapun dan tak ada pertemuan dengan siapapun.
Tok .. Tok ...
Ketukan pintu membuat Mentari menghentikan sejenak kegiatannya sambil mengambil cangkir teh.
"Masuk!"
Stephen langsung masuk ketika Mentari sudah mengizinkan.
"Maaf nona, ini laporan yang nona minta!"
Stephen menyerahkan laporan pengeluaran proyek baru pada Mentari.
"Stephen, pantau terus kinerja mereka saya tak mau kejadian beberapa waktu lalu terjadi lagi?"
"Baik nona, semuanya beres!"
"Bagus, kamu boleh keluar!"
Stephen bukannya langsung keluar ia malah diam seolah mencari kata yang tepat.
"Ada apa?"
"Maaf nona, ini ada titipan flashdisk dari ayah!"
Mentari mengerutkan kening namun menerima sebuah flashdisk dari Stephen.
Mentari membolak-balik flashdisk tersebut entah apa isinya.
Mentari memilih menyimpan di tasnya saja mungkin di apartemen di cek. Mentari memilih memeriksa laporan yang Stephen berikan saja.
Mentari begitu fokus memeriksa laporan tersebut tanpa sadar jika ada yang masuk.
Senyuman indah mengembang di bibir seseorang melihat Mentari begitu serius membolak-balik berkas.
"Selamat siang gadis cantik!"
Deg ...
Mentari terkejut mendengar suara yang begitu ia hapal siapa pemiliknya. Saking terkejutnya bahkan Mentari sampai mau menjatuhkan berkas yang ia pegang.
Mentari menatap malas Aksara yang seenaknya masuk tanpa mengetuk pintu. Entah sejak kapan datang bahkan tak memberi tahu dirinya.
Aksara hanya tersenyum saja melihat reaksi Mentari yang masih sama.
"Mau apa?"
"Sayang!"
Mentari melotot hampir saja tersedak teh nya melihat Queen juga ada di sini.
"Ta-tante!"
"Tante kangen, katanya hari ini kamu tak terlalu sibuk jadi Tante ke sini. Kita makan siang bareng ya!"
Mentari tersenyum kaku membuat Aksara tersenyum puas karena jika ada Queen Mentari tak berani menunjukan sikap ketidaksukaan pada Aksara.
Bagi Mentari Aksara sangatlah aneh, tatapannya yang selalu tak Mentari sukai.
"Bunda lama banget!"
Cetus Aksara tanpa mengalihkan pandangannya pada makanan yang ia siapkan.
"Sudah lama bunda tak ke kantor jadi tadi hampir nyasar ke toilet nya. Untung saja ada gadis baik yang ngantar bunda!"
Jelas Queen langsung membawa Mentari duduk di shopa sanah. Padahal ini belum jam makan siang mungkin tinggal beberapa menit lagi dan bisa di tebak Adelia pasti akan mengingatkannya.
Tok .. Tok ...
"Masuk!"
Bukan Mentari yang menjawab melainkan Queen membuat Mentari menghela nafas.
Benar saja Adelia masuk tanpa tahu ada siapa di dalam karena baru selesai dari toilet.
"Ma--"
Adelia menganga melihat ada orang lain di ruangan Mentari membuat Adelia menunduk.
"Adelia sepertinya saya makan di sini saja!"
"Ikut bergabung saja nak!"
Deg ...
Adelia terkejut dengan ajakan Queen pasalnya tadi Queen orang yang Adelia antar ke toilet. Adelia tak tahu jika orang yang ia tolong ada di ruangan Mentari entah ada hubungan apa.
"Adelia!"
Kini Adelia jadi gugup bingung harus menjawab apa. Apalagi Mentari yang sudah angkat bicara. Mentari paling tak suka jika mengulang perkataan.
Dengan terpaksa Adelia mendekat duduk tak jauh dari Mentari.
"Terimakasih sudah nolong Tante tadi?"
"Jadi yang Tante maksud Adelia!"
"Iya! Tante baru lihat?!"
"Sekertaris baru Mentari, Tan!"
"Ya sudah ayo makan!"
Girang Queen menyiapkan makan untuk Mentari bahkan menyiapkan juga untuk Adelia membuat Adelia tersanjung.
Adelia memerhatikan interaksi Queen dan Mentari yang seperti anak dan ibu.
"Bun, Aksa tak di ambilkan?"
Protes Aksara karena sang bunda malah membiarkannya.
"Sudah bunda katakan, bunda tak akan menyiapkan lagi sebelum adek bawa mantu untuk bunda!"
Kesal Queen membuat Aksara mengerucutkan bibirnya kesal.
"Nak, makan yang banyak!"
"Tan ini kebanyakan!"
"Sudah, badan kamu agak kurusan!'
Mentari pasrah dengan apa yang Queen lakukan.
Sumpah demi apapun Adelia sangat canggung dengan semuanya.
Berbeda dengan Aksara yang kesal dengan Queen karena benar-benar tak memperhatikannya. Jika sudah dengan Mentari kehadirannya tak di anggap padahal Aksara yang membawa sang bunda berkunjung.
"Nak, jangan malu-malu ayo makan yang benar!"
Adelia tersenyum kaku benar-benar sangat malu.
"Ngomong-ngomong tadi namanya siapa?"
"Adelia!"
"Nama yang cantik!"
Cetus Queen kembali melanjutkan makannya.
Sudah selesai makan Adelia langsung membereskan semuanya dan buru-buru keluar setelah mengucapkan terimakasih.
"Sayang nanti hari Minggu Tante tak akan datang. Tante dan om akan pergi liburan ke Jepang. Katakan kamu mau oleh-oleh apa?"
Tanya Queen tiba-tiba membuat Mentari terkejut.
"Mentari tak mau apa-apa Tan, cukup hati-hati buat kalian dan pulang lagi dengan selamat!"
"Itu pasti, nanti Aksara yang akan menengok kamu!"
Mentari menghela nafas kenapa harus Aksara. Tapi Mentari tak bisa protes apapun. Ia hanya diam saja mengiyakan apapun yang Queen katakan.
Protes pun percuma karena Queen sama keras kepala juga juga.
Cinta yang Queen berikan terlihat jelas apalagi Mentari putri dari Alam adik tercinta Queen. Dan hanya Mentari yang tersisa mengingatkan Queen pada adiknya.
"Ya sudah, Tante pulang dulu ya. Jangan lupa jaga kesehatan!"
Pesan Queen mengecup pipi Mentari sebelum keluar.
Bersambung ...
Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Altafun Nisa
alur ceritanya gmana sih, tdi d bab awal d suruh panggil nenek, tpi kan ini anak adiknya, yg benar gmana sih bikin pembaca bingung dgn alur cerita nya
2024-04-17
1