"Apa tak bisa tinggal di sini saja, nak. Kenapa harus di apartemen?"
Sendari tadi Queen memohon agar Mentari tak pindah tapi seperti nya Mentari sangat keras kepala. Keputusannya tak bisa di ganggu gugat.
"Tante sudah janji setelah tiga bulan Mentari tinggal Tante akan mengijinkan Mentari tinggal di apartemen papa!"
Queen bungkam atas semuanya karena sendari awal ia bicara begitu tapi itu hanya ingin membuat Mentari tetap tinggal. Ternyata Mentari sama seperti orang tuanya yang sangat keras kepala.
"Bunda biarkan saja, Mentari sudah besar!"
Farhan yang sendari tadi diam angkat bicara karena tak mau istri dan keponakannya jadi berantem.
"Tapi pah-"
Queen menghela nafas kasar ketika suaminya mengisyaratkan untuk diam.
Bahkan Aksara pun tak bicara apapun, ia hanya diam memandang Mentari rumit.
"Baiklah!"
Putus Queen menyerah membuat Mentari menghela nafas lega karena tantenya akhirnya mengijinkan ia tinggal.
"Tapi ada satu syarat!"
Tegas Queen bernegosiasi membuat Mentari menghela nafas kasar. Mentari tak tahu syarat apa yang akan Queen berikan.
"Setiap hari weekend Tante akan menginap di sana?"
Farhan menghela nafas mendengar syarat istrinya yang benar-benar tak melepaskan Mentari.
"Ok!"
"Yes!"
Girang Queen membuat Aksara dan Farhan menggeleng melihat tingkah Queen yang kemabli ceria berbeda dengan Mentari yang hanya setia dengan wajah datarnya.
"Sekarang kamu boleh istirahat, besok Tante akan bantu beres-beres!"
"Terimakasih Tante!"
Mentari langsung pergi dari ruang keluarga menuju kamarnya.
Namun langkahnya tertahan ketika tangannya di cekal. Mentari tahu siapa yang berani mencengkal tangannya.
"Ada apa?"
"Ada sesuatu yang kamu sembunyikan, ada apa?"
Tanya balik Aksara menatap tajam Mentari yang mengibaskan tangannya hingga genggaman Aksara terlepas.
"Tak usah ikut campur dan ini keinginan ku!"
"Ini bukan sikap gadis cantikku, katakan ada apa?"
"Stop bilang seperti itu, aku sudah besar!"
Kesal Mentari selalu salah mengartikan maksud Aksara.
Kenapa setiap orang menatapnya aneh membuat Mentari rasanya tak tahan berada di dunia ini.
Aksara mengepalkan kedua tangannya menatap pintu yang sudah di tatap rapat. Aksara yakin ada sesuatu yang di sembunyikan Mentari. Aksara mengerti tatapan itu, tapi siapa yang membuat Mentari seperti itu.
Aksara sudah berjanji pada kakak nya jika ia akan melindungi Menteri dari siapapun. Aksara tak akan membiarkan Mentari sendiri tapi sialnya Mentari malah memilih pergi.
Seperti nya Aksara harus meminta bantuan seseorang untuk menemani Mentari walau Aksara tak yakin apa Mentari bisa berteman atau tidak.
Di dalam kamar Mentari membaringkan tubuhnya sambil menatap langit-langit sana.
Mentari tak tahu apa maksud dari Aksara tapi Mentari harus membatasi diri. Mentari jujur tak nyaman dengan tatapan itu, tatapan yang sering Richard berikan padanya. Mentari tak mengerti kenapa mereka menatapnya begitu.
Sendari kecil selalu dirundung dan di tatap tak suka membuat Mentari selalu bingung mengartikan setiap tatapan orang-orang padanya. Yang Mentari tahu mereka tak suka dan hanya Fatih, Shofi dan Alana yang tulus menatapnya.
Mentari memejamkan kedua matanya berharap hari esok hatinya lebih baik dari ini.
.
.
Pagi-pagi sekali Queen sudah heboh menyiapkan sarapan karena ia ingin membantu Mentari bersiap.
Hari ini hari yang di janjikan jika Mentari akan pindah ke apartemen sang papa.
Farhan tak bisa berkata apa-apa lagi ketika melihat istrinya seantusias seperti itu.
Aksara masa bodo, ia tak banyak bicara apalagi ia harus berangkat untuk bertemu seseorang. Berharap orang tersebut mau membantunya.
"Bunda, Aksa izin keluar?"
"Tumben, mau ketemu siapa hayo?"
Goda Queen berharap putranya bertemu dengan kekasihnya. Rasanya Queen tak sabar melihat putra bungsunya memboyong seseorang yang akan menjadi calon mantunya.
"Rekan kerja Bun!"
"Di hari Minggu! Kapan kamu akan bawa calon mantu bunda?"
"Aduh Bun, itu lagi itu lagi!"
"Pah anak mu, dia sudah besar kak Aurora saja sudah kasih dua cucu!"
Aksara menatap malas bundanya yang malah melantur ke sana. Farhan diam tak memberi tanggapan apapun. Bagi Farhan biar Aksara yang mencari sendiri siapa yang akan menjadi pendampingnya.
Toh Aksara sudah besar dan dia bisa memilih dan memilah walau Farhan dan Queen tak pernah memandang status sosial pada siapapun.
"Sudah ah, Aksa berangkat dulu!"
Aksara langsung pergi karena tak mau terus mendengar ocehan sang bunda.
"Sarapan dulu sayang?"
"Ada apa Tante?"
Tanya Mentari yang baru bergabung di meja makan.
"Itu Aksara pagi-pagi sudah pergi bahkan tak sarapan. Katanya ketemu seseorang entah siapa. Semoga saja calon mantu!"
Farhan menggelengkan kepala melihat tingkah istri nya yang sangat antusias sekali membahas mantu.
Farhan tahu, Queen sangat kesepian dan ia ingin Aksara segera menikah agar Queen ada teman mengobrol selain Farhan. Rasanya rumah sangatlah sepi ketika Fatih dan Aurora keluar.
Dan hanya Aksara harapan satu-satunya membawa mantu agar Queen tak kesepian di hari tuanya.
"Mungkin Tan!"
"Benarkah! Apa Aksa cerita sama kamu?"
"Ah, enggak Tan, maksud Mentari mungkin saja Aksara pergi menemui kekasihnya!"
Gagal Mentari malah jadi bingung sendiri melihat Queen begitu bersemangat membahas mantu.
"Bun, kapan sarapannya?"
Kesal Farhan karena Queen terus saja membahas Aksara.
"Maaf pah!"
Mentari sedikit menarik bibirnya kesamping melihat drama di pagi hari mengingatkan Mentari pada Fatih dan Shofi yang selalu menghangatkan pagi dengan perdebatan kecil mereka di tambah Alana. Ah, rasanya Mentari benar-benar rindu akan semuanya.
Queen seperti biasa melayani Farhan dengan sebaik-baiknya. Mereka sarapan dengan tenang.
"Nanti Tante bantu beres-beres ya?"
"Sudah selesai Tante!"
Cicit Mentari karena memang sudah selesai membereskan segala barang yang akan di bawa ke apartemen.
"Hey, sudah Tante bilang nanti Tante bantu!"
Ketus Queen sedikit kesal karena Mentari tak membiarkan dirinya membantu.
"Hanya sedikit Tan, Mentari juga tak mau Tante kecapean,"
"Pah apa bunda sudah setua itu?"
"Gak, bunda tetap cantik!"
"Tuh, kamu meremehkan Tante!"
"Bukan begitu Tan!"
Bingung Mentari karena Queen berubah-ubah mood nya.
Entah kenapa membuat Mentari benar-benar merindukan Shofi yang sama selalu begitu.
"Ya sudah, tinggal bersiap saja, tapi nanti Tante yang bantu bereskan ya di apartemen?"
Farhan sudah men-kode terlebih dahulu pada Mentari agar tak membantah membuat Mentari hanya bisa pasrah saja.
"Ya sudah bunda siap-siap, papa akan bicara dulu sama Mentari!"
Mentari langsung mengikuti Farhan keruang kerja.
"Maafkan Tante mu, dia suka begitu jika awalnya sedang membahas mantu jadi moodnya buruk!"
"Tak apa om!"
"Om hanya mau bilang, nanti akan ada sekertaris yang kamu inginkan!"
"Terimakasih om!"
"Dan Stephen akan tetap menjadi asisten kamu. Dia baik kalian hanya perlu menyesuaikan saja. Sudah om bilang pada Stephen agar menjaga batasan!"
"Maafkan Mentari om!"
"Om mengerti dan tak masalah, om hanya mau bilang, om bangga pada mu!"
Mentari tersenyum tipis sangat tipis menanggapi pujian Farhan.
"Ya sudah kita keluar takut Tante mu kembali menggerutu!"
"Baik om!"
Bersambung ...
Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments