Bab 5 Pindah

"Apa tak bisa tinggal di sini saja, nak. Kenapa harus di apartemen?"

Sendari tadi Queen memohon agar Mentari tak pindah tapi seperti nya Mentari sangat keras kepala. Keputusannya tak bisa di ganggu gugat.

"Tante sudah janji setelah tiga bulan Mentari tinggal Tante akan mengijinkan Mentari tinggal di apartemen papa!"

Queen bungkam atas semuanya karena sendari awal ia bicara begitu tapi itu hanya ingin membuat Mentari tetap tinggal. Ternyata Mentari sama seperti orang tuanya yang sangat keras kepala.

"Bunda biarkan saja, Mentari sudah besar!"

Farhan yang sendari tadi diam angkat bicara karena tak mau istri dan keponakannya jadi berantem.

"Tapi pah-"

Queen menghela nafas kasar ketika suaminya mengisyaratkan untuk diam.

Bahkan Aksara pun tak bicara apapun, ia hanya diam memandang Mentari rumit.

"Baiklah!"

Putus Queen menyerah membuat Mentari menghela nafas lega karena tantenya akhirnya mengijinkan ia tinggal.

"Tapi ada satu syarat!"

Tegas Queen bernegosiasi membuat Mentari menghela nafas kasar. Mentari tak tahu syarat apa yang akan Queen berikan.

"Setiap hari weekend Tante akan menginap di sana?"

Farhan menghela nafas mendengar syarat istrinya yang benar-benar tak melepaskan Mentari.

"Ok!"

"Yes!"

Girang Queen membuat Aksara dan Farhan menggeleng melihat tingkah Queen yang kemabli ceria berbeda dengan Mentari yang hanya setia dengan wajah datarnya.

"Sekarang kamu boleh istirahat, besok Tante akan bantu beres-beres!"

"Terimakasih Tante!"

Mentari langsung pergi dari ruang keluarga menuju kamarnya.

Namun langkahnya tertahan ketika tangannya di cekal. Mentari tahu siapa yang berani mencengkal tangannya.

"Ada apa?"

"Ada sesuatu yang kamu sembunyikan, ada apa?"

Tanya balik Aksara menatap tajam Mentari yang mengibaskan tangannya hingga genggaman Aksara terlepas.

"Tak usah ikut campur dan ini keinginan ku!"

"Ini bukan sikap gadis cantikku, katakan ada apa?"

"Stop bilang seperti itu, aku sudah besar!"

Kesal Mentari selalu salah mengartikan maksud Aksara.

Kenapa setiap orang menatapnya aneh membuat Mentari rasanya tak tahan berada di dunia ini.

Aksara mengepalkan kedua tangannya menatap pintu yang sudah di tatap rapat. Aksara yakin ada sesuatu yang di sembunyikan Mentari. Aksara mengerti tatapan itu, tapi siapa yang membuat Mentari seperti itu.

Aksara sudah berjanji pada kakak nya jika ia akan melindungi Menteri dari siapapun. Aksara tak akan membiarkan Mentari sendiri tapi sialnya Mentari malah memilih pergi.

Seperti nya Aksara harus meminta bantuan seseorang untuk menemani Mentari walau Aksara tak yakin apa Mentari bisa berteman atau tidak.

Di dalam kamar Mentari membaringkan tubuhnya sambil menatap langit-langit sana.

Mentari tak tahu apa maksud dari Aksara tapi Mentari harus membatasi diri. Mentari jujur tak nyaman dengan tatapan itu, tatapan yang sering Richard berikan padanya. Mentari tak mengerti kenapa mereka menatapnya begitu.

Sendari kecil selalu dirundung dan di tatap tak suka membuat Mentari selalu bingung mengartikan setiap tatapan orang-orang padanya. Yang Mentari tahu mereka tak suka dan hanya Fatih, Shofi dan Alana yang tulus menatapnya.

Mentari memejamkan kedua matanya berharap hari esok hatinya lebih baik dari ini.

.

.

Pagi-pagi sekali Queen sudah heboh menyiapkan sarapan karena ia ingin membantu Mentari bersiap.

Hari ini hari yang di janjikan jika Mentari akan pindah ke apartemen sang papa.

Farhan tak bisa berkata apa-apa lagi ketika melihat istrinya seantusias seperti itu.

Aksara masa bodo, ia tak banyak bicara apalagi ia harus berangkat untuk bertemu seseorang. Berharap orang tersebut mau membantunya.

"Bunda, Aksa izin keluar?"

"Tumben, mau ketemu siapa hayo?"

Goda Queen berharap putranya bertemu dengan kekasihnya. Rasanya Queen tak sabar melihat putra bungsunya memboyong seseorang yang akan menjadi calon mantunya.

"Rekan kerja Bun!"

"Di hari Minggu! Kapan kamu akan bawa calon mantu bunda?"

"Aduh Bun, itu lagi itu lagi!"

"Pah anak mu, dia sudah besar kak Aurora saja sudah kasih dua cucu!"

Aksara menatap malas bundanya yang malah melantur ke sana. Farhan diam tak memberi tanggapan apapun. Bagi Farhan biar Aksara yang mencari sendiri siapa yang akan menjadi pendampingnya.

Toh Aksara sudah besar dan dia bisa memilih dan memilah walau Farhan dan Queen tak pernah memandang status sosial pada siapapun.

"Sudah ah, Aksa berangkat dulu!"

Aksara langsung pergi karena tak mau terus mendengar ocehan sang bunda.

"Sarapan dulu sayang?"

"Ada apa Tante?"

Tanya Mentari yang baru bergabung di meja makan.

"Itu Aksara pagi-pagi sudah pergi bahkan tak sarapan. Katanya ketemu seseorang entah siapa. Semoga saja calon mantu!"

Farhan menggelengkan kepala melihat tingkah istri nya yang sangat antusias sekali membahas mantu.

Farhan tahu, Queen sangat kesepian dan ia ingin Aksara segera menikah agar Queen ada teman mengobrol selain Farhan. Rasanya rumah sangatlah sepi ketika Fatih dan Aurora keluar.

Dan hanya Aksara harapan satu-satunya membawa mantu agar Queen tak kesepian di hari tuanya.

"Mungkin Tan!"

"Benarkah! Apa Aksa cerita sama kamu?"

"Ah, enggak Tan, maksud Mentari mungkin saja Aksara pergi menemui kekasihnya!"

Gagal Mentari malah jadi bingung sendiri melihat Queen begitu bersemangat membahas mantu.

"Bun, kapan sarapannya?"

Kesal Farhan karena Queen terus saja membahas Aksara.

"Maaf pah!"

Mentari sedikit menarik bibirnya kesamping melihat drama di pagi hari mengingatkan Mentari pada Fatih dan Shofi yang selalu menghangatkan pagi dengan perdebatan kecil mereka di tambah Alana. Ah, rasanya Mentari benar-benar rindu akan semuanya.

Queen seperti biasa melayani Farhan dengan sebaik-baiknya. Mereka sarapan dengan tenang.

"Nanti Tante bantu beres-beres ya?"

"Sudah selesai Tante!"

Cicit Mentari karena memang sudah selesai membereskan segala barang yang akan di bawa ke apartemen.

"Hey, sudah Tante bilang nanti Tante bantu!"

Ketus Queen sedikit kesal karena Mentari tak membiarkan dirinya membantu.

"Hanya sedikit Tan, Mentari juga tak mau Tante kecapean,"

"Pah apa bunda sudah setua itu?"

"Gak, bunda tetap cantik!"

"Tuh, kamu meremehkan Tante!"

"Bukan begitu Tan!"

Bingung Mentari karena Queen berubah-ubah mood nya.

Entah kenapa membuat Mentari benar-benar merindukan Shofi yang sama selalu begitu.

"Ya sudah, tinggal bersiap saja, tapi nanti Tante yang bantu bereskan ya di apartemen?"

Farhan sudah men-kode terlebih dahulu pada Mentari agar tak membantah membuat Mentari hanya bisa pasrah saja.

"Ya sudah bunda siap-siap, papa akan bicara dulu sama Mentari!"

Mentari langsung mengikuti Farhan keruang kerja.

"Maafkan Tante mu, dia suka begitu jika awalnya sedang membahas mantu jadi moodnya buruk!"

"Tak apa om!"

"Om hanya mau bilang, nanti akan ada sekertaris yang kamu inginkan!"

"Terimakasih om!"

"Dan Stephen akan tetap menjadi asisten kamu. Dia baik kalian hanya perlu menyesuaikan saja. Sudah om bilang pada Stephen agar menjaga batasan!"

"Maafkan Mentari om!"

"Om mengerti dan tak masalah, om hanya mau bilang, om bangga pada mu!"

Mentari tersenyum tipis sangat tipis menanggapi pujian Farhan.

"Ya sudah kita keluar takut Tante mu kembali menggerutu!"

"Baik om!"

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ...

Episodes
1 Bab 1 Mentari
2 Bab 2 Di benci tanpa sebab!
3 Bab 3 Unik
4 Bab 4 Diam
5 Bab 5 Pindah
6 Bab 6 Sekertaris baru
7 Bab 7 Orang unik
8 Bab 8 Belum siap
9 Bab 9 Sedikit masalah
10 Bab 10 Penangkapan
11 Bab 11 Tak mungkin dia!
12 Bab 12 Hidup dari tiga darah
13 Bab 13 Tak enak hati
14 Bab 14 Kunjungan dadakan
15 Bab 15 Hati yang kosong
16 Bab 16 Tiba-tiba sesak!
17 Bab 17 Kecurigaan Mentari
18 Bab 18 Pertemuan tak menyenangkan
19 Bab 19 Ketahuan
20 Bab 20 Keputusan Mentari
21 Bab 21 Kecewa
22 Bab 22 Kegilaan Richo
23 Bab 23 Kesalahpahaman
24 Bab 24 Tertekan
25 Bab 25 Cemburu
26 Bab 26 Di kurung
27 Bab 27 Keputusan Richard
28 Bab 28 Kekecewaan
29 Bab 29 Tak ada yang mengerti
30 Bab 30 Ye ...
31 Bab 31 Malam patah hati
32 Bab 32 Hancur
33 Bab 33 Keputusan
34 Bab 34 Hancurnya hati seorang ibu
35 Bab 35 Benci
36 Bab 36 Egois
37 Bab 37 Jatuh sakit
38 Bab 38 Merawat
39 Bab 39 Di terima dengan tangan terbuka
40 Bab 40. Alasan lain
41 Bab 41 Sudah di putuskan
42 Bab 42 Memeluk luka
43 Bab 43 Latihan Akting
44 Bab 44 Hari yang cerah
45 Bab 45 Boneka beruang
46 Bab 46 Bergerak dalam diam
47 Bab 47 Salah tingkah
48 Bab 48 Egois
49 Bab 49 Perusak suasana
50 Bab 50 Istri pengalihan
51 Bab 51 Fitting baju
52 Bab 52 Kedatangan Angel
53 Bab 53 Sisi lain Mentari
54 Bab 54 Kekesalan Richard
55 Bab 55 Memalukan
56 Bab 56 Kedatangan Aurora
57 Bab 57 Perdebatan kecil
58 Bab 58 Godaan Alana
59 Bab 59 Kehangatan keluarga
60 Bab 60 Hari-H
61 Bab 61 Tak sengaja di ungkapkan
62 Bab 62 Masih tersenyum di balik rasa sakit
63 Bab 63 Hamil
64 Bab 64 Penjelasan dan ungkapan hati Mentari
65 Bab 65 (Jangan) benci aku
66 Bab 66 Proyek baru
67 Bab 67 Keputusan Mentari
68 Bab 68 Pertemuan
69 Bab 69 Dua minggu
70 Bab 70 Luka Mentari
71 Bab 71 Operasi
72 Bab 72 Kekhawatiran keluarga
73 Bab 73 Penyesalan
74 Bab 74 Alasan yang terungkap
75 Bab 75 Rasa yang tak bisa di ungkapkan
76 Bab 76 Sebuah pilihan
77 Bab 77 Tak akan menyerah
78 Bab 78 Penyesalan
79 Bab 79 Sadar
80 Bab 80 Dimana kak Richard?
81 Bab 81 Penyesalan
82 Bab 82 Menyakitkan
83 Bab 83 Aku membenci mu
84 Bab 84 Bercerita
85 Bab 85 Rencana Semi
86 Bab 86 Kekonyolan Semi
87 Bab 87 Aku akan menjaga mu
88 Bab 88 Si keras kepala
89 Bab 89 Hanya diam
90 Bab 90 Cerita bi Narsih
91 Bab 91 Sebuah Drama
92 Bab 92 Kembali ke rumah
93 Bab 93 Perubahan Mentari
94 Bab 94 Ingin memperbaiki tapi sulit
95 Bab 95 Pingsan
96 Bab 96 Ya elah, pingsan lagi!
97 Bab 97 Meminta saran
98 Bab 98 Satu kamar walau tak satu ranjang
99 Bab 99 Diam
100 Bab 100 Pengecut
101 Bab 101 Ungkapan Richard
102 Bab 102 Bagaimana mungkin!
103 Bab 103 Sakit
104 Bab 104 Memaafkan
105 Bab 105 Hubungan yang mulai membaik
106 Bab 106 Merajut Asa
107 Bab 107 Menyampaikan Rindu
108 Bab 108 Tak tahu caranya?
109 Bab 109 Drama surga dunia
110 Bab 110 Jahat
111 Bab 111 Kembali akur
112 Bab 112 Cemburu
113 Sekedar informasi
114 Bab 113 Pergi sana--
115 Bab 114 To you who I love!
116 Bab 115 Satu!
117 Bab 116 Sisi romantis
118 Bab 117 Al pikir Daddy akan marah.
119 Bab 118 Ketakutan Mentari
120 Bab 119 Jatuh sakit
121 Bab 120 Aku hamil!
122 Bab121 Mimpi yang terwujud
123 Maaf
124 Bab 122 Kangen
125 Bab 123 Senja Evelyn Anggara
126 Bab 124 Extra part (Egois)
127 Bab 125 Ektra part (Mengerti sendiri)
128 Bab 126 Extra prat (Tentang Alex)
129 Bab 127 Ektra part (Tentu!)
130 Bab 128 Extra prat (Lepaskan aku)
131 Bab 129 Extra prat (Kenyataan)
132 Bab 130 Extra prat (Penyesalan)
133 Bab 131 Konflik (Tak perlu drama lagi)
134 Ungkapan Author
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1 Mentari
2
Bab 2 Di benci tanpa sebab!
3
Bab 3 Unik
4
Bab 4 Diam
5
Bab 5 Pindah
6
Bab 6 Sekertaris baru
7
Bab 7 Orang unik
8
Bab 8 Belum siap
9
Bab 9 Sedikit masalah
10
Bab 10 Penangkapan
11
Bab 11 Tak mungkin dia!
12
Bab 12 Hidup dari tiga darah
13
Bab 13 Tak enak hati
14
Bab 14 Kunjungan dadakan
15
Bab 15 Hati yang kosong
16
Bab 16 Tiba-tiba sesak!
17
Bab 17 Kecurigaan Mentari
18
Bab 18 Pertemuan tak menyenangkan
19
Bab 19 Ketahuan
20
Bab 20 Keputusan Mentari
21
Bab 21 Kecewa
22
Bab 22 Kegilaan Richo
23
Bab 23 Kesalahpahaman
24
Bab 24 Tertekan
25
Bab 25 Cemburu
26
Bab 26 Di kurung
27
Bab 27 Keputusan Richard
28
Bab 28 Kekecewaan
29
Bab 29 Tak ada yang mengerti
30
Bab 30 Ye ...
31
Bab 31 Malam patah hati
32
Bab 32 Hancur
33
Bab 33 Keputusan
34
Bab 34 Hancurnya hati seorang ibu
35
Bab 35 Benci
36
Bab 36 Egois
37
Bab 37 Jatuh sakit
38
Bab 38 Merawat
39
Bab 39 Di terima dengan tangan terbuka
40
Bab 40. Alasan lain
41
Bab 41 Sudah di putuskan
42
Bab 42 Memeluk luka
43
Bab 43 Latihan Akting
44
Bab 44 Hari yang cerah
45
Bab 45 Boneka beruang
46
Bab 46 Bergerak dalam diam
47
Bab 47 Salah tingkah
48
Bab 48 Egois
49
Bab 49 Perusak suasana
50
Bab 50 Istri pengalihan
51
Bab 51 Fitting baju
52
Bab 52 Kedatangan Angel
53
Bab 53 Sisi lain Mentari
54
Bab 54 Kekesalan Richard
55
Bab 55 Memalukan
56
Bab 56 Kedatangan Aurora
57
Bab 57 Perdebatan kecil
58
Bab 58 Godaan Alana
59
Bab 59 Kehangatan keluarga
60
Bab 60 Hari-H
61
Bab 61 Tak sengaja di ungkapkan
62
Bab 62 Masih tersenyum di balik rasa sakit
63
Bab 63 Hamil
64
Bab 64 Penjelasan dan ungkapan hati Mentari
65
Bab 65 (Jangan) benci aku
66
Bab 66 Proyek baru
67
Bab 67 Keputusan Mentari
68
Bab 68 Pertemuan
69
Bab 69 Dua minggu
70
Bab 70 Luka Mentari
71
Bab 71 Operasi
72
Bab 72 Kekhawatiran keluarga
73
Bab 73 Penyesalan
74
Bab 74 Alasan yang terungkap
75
Bab 75 Rasa yang tak bisa di ungkapkan
76
Bab 76 Sebuah pilihan
77
Bab 77 Tak akan menyerah
78
Bab 78 Penyesalan
79
Bab 79 Sadar
80
Bab 80 Dimana kak Richard?
81
Bab 81 Penyesalan
82
Bab 82 Menyakitkan
83
Bab 83 Aku membenci mu
84
Bab 84 Bercerita
85
Bab 85 Rencana Semi
86
Bab 86 Kekonyolan Semi
87
Bab 87 Aku akan menjaga mu
88
Bab 88 Si keras kepala
89
Bab 89 Hanya diam
90
Bab 90 Cerita bi Narsih
91
Bab 91 Sebuah Drama
92
Bab 92 Kembali ke rumah
93
Bab 93 Perubahan Mentari
94
Bab 94 Ingin memperbaiki tapi sulit
95
Bab 95 Pingsan
96
Bab 96 Ya elah, pingsan lagi!
97
Bab 97 Meminta saran
98
Bab 98 Satu kamar walau tak satu ranjang
99
Bab 99 Diam
100
Bab 100 Pengecut
101
Bab 101 Ungkapan Richard
102
Bab 102 Bagaimana mungkin!
103
Bab 103 Sakit
104
Bab 104 Memaafkan
105
Bab 105 Hubungan yang mulai membaik
106
Bab 106 Merajut Asa
107
Bab 107 Menyampaikan Rindu
108
Bab 108 Tak tahu caranya?
109
Bab 109 Drama surga dunia
110
Bab 110 Jahat
111
Bab 111 Kembali akur
112
Bab 112 Cemburu
113
Sekedar informasi
114
Bab 113 Pergi sana--
115
Bab 114 To you who I love!
116
Bab 115 Satu!
117
Bab 116 Sisi romantis
118
Bab 117 Al pikir Daddy akan marah.
119
Bab 118 Ketakutan Mentari
120
Bab 119 Jatuh sakit
121
Bab 120 Aku hamil!
122
Bab121 Mimpi yang terwujud
123
Maaf
124
Bab 122 Kangen
125
Bab 123 Senja Evelyn Anggara
126
Bab 124 Extra part (Egois)
127
Bab 125 Ektra part (Mengerti sendiri)
128
Bab 126 Extra prat (Tentang Alex)
129
Bab 127 Ektra part (Tentu!)
130
Bab 128 Extra prat (Lepaskan aku)
131
Bab 129 Extra prat (Kenyataan)
132
Bab 130 Extra prat (Penyesalan)
133
Bab 131 Konflik (Tak perlu drama lagi)
134
Ungkapan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!