Bab 12 Hidup dari tiga darah

Mentari sulit sekali tidur, pikirannya terus tertuju pada kejadian sore tadi. Tak mungkin Mentari salah lihat.

Jika memang dia ada di Indonesia, sedang apa! Apa dia datang karena kontrak kerja itu.

Tidak!

Batin Mentari belum siap jika harus bertemu. Hati Mentari masih belum baik-baik saja, ia belum siap jika harus bertemu bahkan menatap matanya saja Mentari tak sanggup.

Kenapa harus dia yang datang kenapa bukan orang lain.

Mentari benar-benar tak bisa tidur karena sekelebat bayangan sosok itu terus menghantuinya.

Ibu, papa tolong Mentari hiks ...

Jerit Mentari memeluk guling berharap ia bisa tidur dengan nyenyak.

Bahkan Mentari melakukan apa saja supaya ia lelah dan cepat tidur sampai-sampai Mentari harus tidur di atas shopa.

Sungguh gadis yang malang, seperti nya sebentar lagi petaka akan datang.

.

Mentari memegang pundaknya yang terasa sakit. Tidur di atas shopa memang tak menyenangkan bahkan tubuh Mentari seakan remuk.

Walau begitu Mentari mencoba profesional datang ke kantor tepat waktu.

Seperti nya hari ini hari berat bagi Mentari apalagi tubuhnya kurang sehat. Apalagi terlihat jelas wajah Mentari begitu pucat. Mentari tetap memaksakan diri apalagi hari ini ada meeting.

Karena sudah beberapa kali Mentari menunda meeting tersebut dan kali ini sepertinya Mentari tak bisa apalagi pihak sana tak bisa mentoleransi lagi. Sudah tiga kali Mentari membatalkan pertemuan mereka dan ini yang ke empat Mentari harus datang.

Bukan hanya itu yang membuat Mentari datang karena sang pemilik perusahaan mengancam akan membatalkan kerja samanya jika Mentari tak profesional.

Sang pemilik perusahaan M.R grup itu terkenal dingin dan kejam seperti nya sikap mereka sama sebelas dua belas dengan Mentari.

Bahkan Adelia yang sudah di ingatkan oleh Stephen berkali-kali mempelajari berkas itu karena tak mau ada kesalahan mengingat mereka terus mengundur waktu pertemuan.

"Nona jika masih sakit sebaiknya di wakilkan saja. Apalagi perusahaan M.R grup mereka juga selalu mengutus orang lain. Dari data yang saya terima CEO mereka jarang menampakan wajah beliau!"

"Tak apa, itu terserah mereka yang penting kita tak melakukan kesalahan!"

Ucap Mentari lemah membuat Adelia khawatir akan kondisi Mentari.

Sejatinya Mentari yang keras kepala ia tak akan mendengarkan orang lain.

Mentari tetap pergi dengan Adelia dan Adelia harus siap akan semuanya.

Mereka mengadakan pertemuan di salah satu hotel di Jakarta pusat karena itu permintaan M.R grup.

Mentari dan Adelia masuk ke sebuah ruangan di mana sudah ada dua orang yang menunggu mereka.

"Mohon maaf atas keterlambatan kami?"

Sesal Adelia menjabat tangan rekan kerjanya.

Orang-orang M.R grup langsung mempersilahkan Adelia dan Mentari duduk.

 Karena ada perubahan kontrak kerja sama sang sekertaris dari M.R grup menjelaskan terlebih dahulu membuat Adelia mendengarkan seksama.

Namun kening Mentari mengerut seolah ada yang salah dengan apa yang mereka bicarakan.

Perubahan kontrak kerja sama itu seolah sengaja menguntungkan perusahaan Mentari dan mereka mengambil dari beberapa persen saja.

Adelia yang mendengar justru tergiur karena perubahan itu menguntungkan banyak pada perusahaan. Adelia pikir jika mereka menggunakan cara licik tapi sepertinya tidak.

"Bagaimana, apa nona-nona setuju?"

Tanya sang sekertaris tersenyum sopan membuat Adelia senang seperti nya sikap mereka berbeda balik dengan yang Stephen ceritakan.

Puk ....

Ucapan Adelia tertahan ketika Mentari menepuk pundaknya.

Adelia menatap Mentari yang selalu menatapnya dingin tapi Adelia mengerti maksud Mentari.

Glek ...

Sang sekertaris dan juga asisten M.R grup menelan ludahnya kasar melihat tatapan tajam yang Mentari berikan.

Ternyata rumor tentang Mentari benar jika Mentari CEO yang berdarah dingin bahkan sendari tadi hanya diam setia dengan wajah datarnya.

Bahkan tatapan Mentari sangat mengerikan sama seperti bos mereka.

Namun mereka berusaha tenang tak memperlihatkan gelagat apapun. Bahkan mereka berdua terlihat cool membuat Mentari semakin memicingkan kedua matanya.

"Nona!"

Mentari memberikan sebuah nota pada Adelia membuat Adelia langsung membacanya.

Adelia terdiam membaca pesan Mentari sungguh Adelia tak mengerti kenapa Mentari malah bersikap begini. Walau apa yang Mentari lakukan memang ada benarnya juga.

Huh ...

Adelia menghela nafas pelan mengubah raut wajahnya jadi biasa tak se antusias tadi.

"Maaf tuan, seperti nya kami kurang setuju dengan perubahan isi kontrak ini!"

"Kenapa? Bukankah ini menguntungkan bagi perusahaan kalian?"

"So, kita realita saja. Mana ada sebuah perusahaan mengajukan kerja sama hanya untuk menguntungkan orang lain!"

Sang asisten menyunggingkan senyum mendengar jawaban cerdas Adelia. Ternyata mereka berdua sangat hati-hati dan teliti. Apalagi sang asisten melirik Mentari sekilas yang tetap bungkam seolah mempercayakan semuanya pada Adelia.

Ternyata tak mudah menaklukan perusahaan besar ini dan sialnya Mentari tak mudah tergiur oleh apapun, keadaan yang membuat Mentari hati-hati.

"Nona-nona kalian terlalu naif, tapi saya suka dengan cara pikir kalian. Percayalah bos kami tidak bermaksud apa-apa ini memang murni yang sering kami lakukan pada perusahaan lain!"

Mentari berpikir keras siapa bos mereka sebenarnya kenapa membuat perjanjian konyol seperti ini.

Di lihat dari data memang perusahaan M.R grup sering melakukan kerja sama seperti ini dan itu dengan perusahaan kecil jadi wajar guna mengembangkan perusahaan-perusahaan kecil tapi bagi perusahaan besar seperti Mentari tak mungkin. Perusahaan mereka tak kekurangan dana apapun seperti nya ada yang keliru dan Mentari harus mencari tahu.

"Maaf nona, bisakah anda bicara kenapa harus sekertaris anda yang bicara ap-apakah rumor yang beredar benar?"

"Jaga ucapan anda tuan!"

Tekan Adelia tak suka dengan ucapan sang asisten.

Mentari hanya menyunggingkan senyum seringai membuat Adelia bergidik ngeri karena kali kedua Adelia melihat senyum aneh itu dan itu tandanya ada sesuatu yang Mentari rencanakan.

Bahkan sang asisten dan sekertaris terkejut melihatnya. Kenapa aura di ruangan ini menjadi merinding.

"Maafkan saya nona, saya tak bermaksud hanya saj--"

"Pembahasan kita sampai ini, nona Mentari menginginkan isi perjanjian itu di rubah. Jika tidak nona Mentari akan membatalkan semua dan menanggung konversasi nya. Dan, satu lagi pertemuan berikutnya nona Mentari ingin bos kalian yang datang!"

Tegas Adelia ketika membaca pesan Mentari dari tabletnya jika itu keputusan Mentari walau Adelia sedikit was-was pasalnya mengganti uang konversasi sangatlah besar.

Tak di sangka jawaban Mentari seperti itu membuat sang asisten dan sang sekertaris terkejut. Ternyata bukan pendiam dan juga dingin Mentari sangat ahli juga membalikan keadaan bahkan mereka berdua tak bisa berkata-kata.

Mereka berdua saling pandang jika mereka gagal tentu mereka harus siap dengan amukan sang bos. Tapi, jika menekan mereka takut Mentari akan curiga.

Sungguh tak di ragukan lagi tiga darah yang mengalir dalam diri Mentari.

Darah al-biru dan Mangku Alam mengalir di diri Mentari dari sang papa. Darah Prayoga mengalir dari sang ibu, keturunan yang sempurna dan hanya Mentari sendiri yang mempunyai tiga darah itu.

Mentari langsung beranjak dari duduknya ketika sendari tadi tak mendapati jawaban.

Adelia mengikuti hingga membuat sang asisten juga berdiri mereka bingung harus bicara apa.

Tanpa peduli Mentari langsung keluar dari ruangan tersebut tanpa ragu di ikuti Adelia.

Seseorang yang sendari tadi mendengarkan di balik pintu menyunggingkan senyum seringai sangat suka dengan cara Mentari yang tak di ragukan lagi. Seperti nya ini akan semakin menarik.

Bersambung ...

Jangan lupa, Like, Hadiah, komen dan Vote ...

Terpopuler

Comments

Mbah Darmo

Mbah Darmo

ralat : uang kompensasi

2024-05-24

1

Jumi Saddah

Jumi Saddah

🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔

2023-11-11

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Mentari
2 Bab 2 Di benci tanpa sebab!
3 Bab 3 Unik
4 Bab 4 Diam
5 Bab 5 Pindah
6 Bab 6 Sekertaris baru
7 Bab 7 Orang unik
8 Bab 8 Belum siap
9 Bab 9 Sedikit masalah
10 Bab 10 Penangkapan
11 Bab 11 Tak mungkin dia!
12 Bab 12 Hidup dari tiga darah
13 Bab 13 Tak enak hati
14 Bab 14 Kunjungan dadakan
15 Bab 15 Hati yang kosong
16 Bab 16 Tiba-tiba sesak!
17 Bab 17 Kecurigaan Mentari
18 Bab 18 Pertemuan tak menyenangkan
19 Bab 19 Ketahuan
20 Bab 20 Keputusan Mentari
21 Bab 21 Kecewa
22 Bab 22 Kegilaan Richo
23 Bab 23 Kesalahpahaman
24 Bab 24 Tertekan
25 Bab 25 Cemburu
26 Bab 26 Di kurung
27 Bab 27 Keputusan Richard
28 Bab 28 Kekecewaan
29 Bab 29 Tak ada yang mengerti
30 Bab 30 Ye ...
31 Bab 31 Malam patah hati
32 Bab 32 Hancur
33 Bab 33 Keputusan
34 Bab 34 Hancurnya hati seorang ibu
35 Bab 35 Benci
36 Bab 36 Egois
37 Bab 37 Jatuh sakit
38 Bab 38 Merawat
39 Bab 39 Di terima dengan tangan terbuka
40 Bab 40. Alasan lain
41 Bab 41 Sudah di putuskan
42 Bab 42 Memeluk luka
43 Bab 43 Latihan Akting
44 Bab 44 Hari yang cerah
45 Bab 45 Boneka beruang
46 Bab 46 Bergerak dalam diam
47 Bab 47 Salah tingkah
48 Bab 48 Egois
49 Bab 49 Perusak suasana
50 Bab 50 Istri pengalihan
51 Bab 51 Fitting baju
52 Bab 52 Kedatangan Angel
53 Bab 53 Sisi lain Mentari
54 Bab 54 Kekesalan Richard
55 Bab 55 Memalukan
56 Bab 56 Kedatangan Aurora
57 Bab 57 Perdebatan kecil
58 Bab 58 Godaan Alana
59 Bab 59 Kehangatan keluarga
60 Bab 60 Hari-H
61 Bab 61 Tak sengaja di ungkapkan
62 Bab 62 Masih tersenyum di balik rasa sakit
63 Bab 63 Hamil
64 Bab 64 Penjelasan dan ungkapan hati Mentari
65 Bab 65 (Jangan) benci aku
66 Bab 66 Proyek baru
67 Bab 67 Keputusan Mentari
68 Bab 68 Pertemuan
69 Bab 69 Dua minggu
70 Bab 70 Luka Mentari
71 Bab 71 Operasi
72 Bab 72 Kekhawatiran keluarga
73 Bab 73 Penyesalan
74 Bab 74 Alasan yang terungkap
75 Bab 75 Rasa yang tak bisa di ungkapkan
76 Bab 76 Sebuah pilihan
77 Bab 77 Tak akan menyerah
78 Bab 78 Penyesalan
79 Bab 79 Sadar
80 Bab 80 Dimana kak Richard?
81 Bab 81 Penyesalan
82 Bab 82 Menyakitkan
83 Bab 83 Aku membenci mu
84 Bab 84 Bercerita
85 Bab 85 Rencana Semi
86 Bab 86 Kekonyolan Semi
87 Bab 87 Aku akan menjaga mu
88 Bab 88 Si keras kepala
89 Bab 89 Hanya diam
90 Bab 90 Cerita bi Narsih
91 Bab 91 Sebuah Drama
92 Bab 92 Kembali ke rumah
93 Bab 93 Perubahan Mentari
94 Bab 94 Ingin memperbaiki tapi sulit
95 Bab 95 Pingsan
96 Bab 96 Ya elah, pingsan lagi!
97 Bab 97 Meminta saran
98 Bab 98 Satu kamar walau tak satu ranjang
99 Bab 99 Diam
100 Bab 100 Pengecut
101 Bab 101 Ungkapan Richard
102 Bab 102 Bagaimana mungkin!
103 Bab 103 Sakit
104 Bab 104 Memaafkan
105 Bab 105 Hubungan yang mulai membaik
106 Bab 106 Merajut Asa
107 Bab 107 Menyampaikan Rindu
108 Bab 108 Tak tahu caranya?
109 Bab 109 Drama surga dunia
110 Bab 110 Jahat
111 Bab 111 Kembali akur
112 Bab 112 Cemburu
113 Sekedar informasi
114 Bab 113 Pergi sana--
115 Bab 114 To you who I love!
116 Bab 115 Satu!
117 Bab 116 Sisi romantis
118 Bab 117 Al pikir Daddy akan marah.
119 Bab 118 Ketakutan Mentari
120 Bab 119 Jatuh sakit
121 Bab 120 Aku hamil!
122 Bab121 Mimpi yang terwujud
123 Maaf
124 Bab 122 Kangen
125 Bab 123 Senja Evelyn Anggara
126 Bab 124 Extra part (Egois)
127 Bab 125 Ektra part (Mengerti sendiri)
128 Bab 126 Extra prat (Tentang Alex)
129 Bab 127 Ektra part (Tentu!)
130 Bab 128 Extra prat (Lepaskan aku)
131 Bab 129 Extra prat (Kenyataan)
132 Bab 130 Extra prat (Penyesalan)
133 Bab 131 Konflik (Tak perlu drama lagi)
134 Ungkapan Author
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1 Mentari
2
Bab 2 Di benci tanpa sebab!
3
Bab 3 Unik
4
Bab 4 Diam
5
Bab 5 Pindah
6
Bab 6 Sekertaris baru
7
Bab 7 Orang unik
8
Bab 8 Belum siap
9
Bab 9 Sedikit masalah
10
Bab 10 Penangkapan
11
Bab 11 Tak mungkin dia!
12
Bab 12 Hidup dari tiga darah
13
Bab 13 Tak enak hati
14
Bab 14 Kunjungan dadakan
15
Bab 15 Hati yang kosong
16
Bab 16 Tiba-tiba sesak!
17
Bab 17 Kecurigaan Mentari
18
Bab 18 Pertemuan tak menyenangkan
19
Bab 19 Ketahuan
20
Bab 20 Keputusan Mentari
21
Bab 21 Kecewa
22
Bab 22 Kegilaan Richo
23
Bab 23 Kesalahpahaman
24
Bab 24 Tertekan
25
Bab 25 Cemburu
26
Bab 26 Di kurung
27
Bab 27 Keputusan Richard
28
Bab 28 Kekecewaan
29
Bab 29 Tak ada yang mengerti
30
Bab 30 Ye ...
31
Bab 31 Malam patah hati
32
Bab 32 Hancur
33
Bab 33 Keputusan
34
Bab 34 Hancurnya hati seorang ibu
35
Bab 35 Benci
36
Bab 36 Egois
37
Bab 37 Jatuh sakit
38
Bab 38 Merawat
39
Bab 39 Di terima dengan tangan terbuka
40
Bab 40. Alasan lain
41
Bab 41 Sudah di putuskan
42
Bab 42 Memeluk luka
43
Bab 43 Latihan Akting
44
Bab 44 Hari yang cerah
45
Bab 45 Boneka beruang
46
Bab 46 Bergerak dalam diam
47
Bab 47 Salah tingkah
48
Bab 48 Egois
49
Bab 49 Perusak suasana
50
Bab 50 Istri pengalihan
51
Bab 51 Fitting baju
52
Bab 52 Kedatangan Angel
53
Bab 53 Sisi lain Mentari
54
Bab 54 Kekesalan Richard
55
Bab 55 Memalukan
56
Bab 56 Kedatangan Aurora
57
Bab 57 Perdebatan kecil
58
Bab 58 Godaan Alana
59
Bab 59 Kehangatan keluarga
60
Bab 60 Hari-H
61
Bab 61 Tak sengaja di ungkapkan
62
Bab 62 Masih tersenyum di balik rasa sakit
63
Bab 63 Hamil
64
Bab 64 Penjelasan dan ungkapan hati Mentari
65
Bab 65 (Jangan) benci aku
66
Bab 66 Proyek baru
67
Bab 67 Keputusan Mentari
68
Bab 68 Pertemuan
69
Bab 69 Dua minggu
70
Bab 70 Luka Mentari
71
Bab 71 Operasi
72
Bab 72 Kekhawatiran keluarga
73
Bab 73 Penyesalan
74
Bab 74 Alasan yang terungkap
75
Bab 75 Rasa yang tak bisa di ungkapkan
76
Bab 76 Sebuah pilihan
77
Bab 77 Tak akan menyerah
78
Bab 78 Penyesalan
79
Bab 79 Sadar
80
Bab 80 Dimana kak Richard?
81
Bab 81 Penyesalan
82
Bab 82 Menyakitkan
83
Bab 83 Aku membenci mu
84
Bab 84 Bercerita
85
Bab 85 Rencana Semi
86
Bab 86 Kekonyolan Semi
87
Bab 87 Aku akan menjaga mu
88
Bab 88 Si keras kepala
89
Bab 89 Hanya diam
90
Bab 90 Cerita bi Narsih
91
Bab 91 Sebuah Drama
92
Bab 92 Kembali ke rumah
93
Bab 93 Perubahan Mentari
94
Bab 94 Ingin memperbaiki tapi sulit
95
Bab 95 Pingsan
96
Bab 96 Ya elah, pingsan lagi!
97
Bab 97 Meminta saran
98
Bab 98 Satu kamar walau tak satu ranjang
99
Bab 99 Diam
100
Bab 100 Pengecut
101
Bab 101 Ungkapan Richard
102
Bab 102 Bagaimana mungkin!
103
Bab 103 Sakit
104
Bab 104 Memaafkan
105
Bab 105 Hubungan yang mulai membaik
106
Bab 106 Merajut Asa
107
Bab 107 Menyampaikan Rindu
108
Bab 108 Tak tahu caranya?
109
Bab 109 Drama surga dunia
110
Bab 110 Jahat
111
Bab 111 Kembali akur
112
Bab 112 Cemburu
113
Sekedar informasi
114
Bab 113 Pergi sana--
115
Bab 114 To you who I love!
116
Bab 115 Satu!
117
Bab 116 Sisi romantis
118
Bab 117 Al pikir Daddy akan marah.
119
Bab 118 Ketakutan Mentari
120
Bab 119 Jatuh sakit
121
Bab 120 Aku hamil!
122
Bab121 Mimpi yang terwujud
123
Maaf
124
Bab 122 Kangen
125
Bab 123 Senja Evelyn Anggara
126
Bab 124 Extra part (Egois)
127
Bab 125 Ektra part (Mengerti sendiri)
128
Bab 126 Extra prat (Tentang Alex)
129
Bab 127 Ektra part (Tentu!)
130
Bab 128 Extra prat (Lepaskan aku)
131
Bab 129 Extra prat (Kenyataan)
132
Bab 130 Extra prat (Penyesalan)
133
Bab 131 Konflik (Tak perlu drama lagi)
134
Ungkapan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!