Bab 16 Tiba-tiba sesak!

Hari di mana pertemuan dengan perusahaan Damaresh Bosch terjadi. Sendari tadi Mentari nampak gelisah membuat Stephen merasa heran karena tak biasanya Mentari bersikap seperti ini.

Pertemuan kali ini memang Mentari membawa Stephen karena Stephen yang lebih faham dari pada Adelia.

"Non, apa nona sakit?"

Tanya Stephen khawatir akan kesehatan Mentari.

"Lanjut saja!"

Jawab singkat Mentari berusaha menenangkan hatinya. Mentari berharap yang ia temui bukan Richard melainkan Richo. Tapi, seingat Mentari Richo belum bekerja di perusahaan itulah yang membuat Mentari was-was.

"Oh iya nona, perusahaan M.R grup sudah memutuskan jika bos mereka bersedia menemui nona bahkan jadwalnya sudah di tentukan!"

Deg ...

Hati Mentari bukannya lega malah semakin tak karuan. Bahkan keringat dingin mulai keluar.

Stephen tak pernah melihat Mentari bersikap seperti itu seolah ada ketakutan dan kecemasan namun entah apa.

Bahkan ketika mobil sudah sampai di tempat pertemuan Mentari tak kunjung keluar membuat Stephen harus menunggu.

Berkali-kali Mentari membuang nafas kasar mencoba mengatur nafasnya yang tak teratur bahkan dadanya berdebar tak karuan.

Melihat sikap Mentari seperti ada sesuatu yang terjadi di antara Mentari dan Richard namun apa.

Bahkan Mentari yang dingin dan kaku kini nampak berbeda.

"Nona!"

Stephen mencoba membuyarkan lamunan Mentari dengan cara mengetuk pintu kaca mobil.

Huh ...

Mentari membuang nafas berat ia keluar mencoba baik-baik saja.

"Ayo!"

Mentari berjalan duluan membuat Stephen benar-benar bingung melihat sikap Mentari namun Stephen tak berani bertanya lagi.

Stephen mengikuti Mentari masuk di mana kedatangan mereka di sambut hangat oleh penjaga.

"Silahkan nona, tuan sudah menunggu dari tadi!"

Ucap penjaga membukakan pintu membuat Mentari langsung masuk di ikuti Stephen.

Mentari menundukkan kepala semenjak masuk bahkan ia tak berani mengangkat wajahnya.

Sikap yang tak biasa Mentari lakukan bahkan Mentari tak pernah menundukkan pandangannya pada partner kerjanya.

"Selamat siang tuan!"

Sapa Stephen menjabat tangan seseorang yang berdiri tak jauh dari Mentari.

Mentari masih enggan mengangkat kepalanya hingga terdengar suara.

"Apa kamu tak mau menyapa Uncle?"

Deg ..

Tubuh Mentari menegang mendengar suara yang sangat ia hapal. Dengan pelan Mentari mengangkat kepalanya memastikan.

Seulas senyum menyambut Mentari dengan tangan yang di rentangkan.

"Uncle!"

Gagap Mentari tak menyangka jika yang datang adalah uncle Davit, Mentari pikir Richard yang akan datang sebagai perwakilan perusahaan Damaresh Bosch.

Sungguh Mentari benar-benar lega dengan semuanya bahkan kini Mentari bisa bernafas dengan normal.

Stephen hanya diam saja karena tak tahu jika Mentari dan rekan kerjanya sedekat ini. Bahkan sikap Mentari tak seperti tadi membuat Stephen benar-benar penasaran apa yang sebenarnya Mentari khawatir kan.

Lamunan Stephen buyar ketika Davit memulai rapatnya bahkan kali ini Mentari angkat bicara tak biasanya. Sungguh perubahan Mentari sangat cepat bahkan Mentari juga menanggapi semuanya.

"Saya suka, sepertinya Q.B grup akan semakin pesat di tangan anda!"

Sanjung Davit sangat suka dengan kinerja Mentari apalagi di dampingi asisten yang tak kalah cerdasnya.

Mentari sedikit menyunggingkan senyum membuat Stephen benar-benar aneh. Entah sedekat apa Stephen tak tahu tapi dari cara Mentari menatap seperti nya hubungan mereka begitu dekat.

Pembahasan tentang perusahaan sudah selesai bahkan mereka memerlukan waktu satu jam setengah karena banyak yang mereka bahas.

.

.

Sudah rapat Davit mengajak Mentari sedikit bersantai tentu Stephen juga ikut dalam perbincangan.

Walau Stephen tahu antara kerja sama ini namun dulu yang datang bulan Davit tapi orang yang jauh lebih muda seperti perusahaan Damaresh Bosch juga telah banyak berubah.

"Oh iya nak, apa kamu sudah bertemu Richard?"

Deg ...

Tubuh Mentari seketika menegang mendapat pertanyaan seperti itu.

"Anak itu sudah lama di sini satu bulan setelah kamu pindah ke sini! Uncle sulit sekali menghubunginya?!"

Jelas Davit membuat Mentari meremas ujung dress nya.

Sungguh kenyataan yang membuat Mentari sulit menjelaskannya.

Tiba-tiba Mentari teringat akan sosok yang sempat ia lihat di jalan.

"Nak?"

"I-iya uncle!"

Gugup Mentari ketika Davit memegang lengannya.

"Kamu sakit nak, jika sakit kamu istirahat saja jangan sungkan ini villa uncle dulu uncle sempat tinggal di sini bersama mommy Shofi!"

"Tidak uncle, terimakasih!"

"Ya sudah, kamu belum jawab pertanyaan uncle?"

"Maaf uncle tadi Mentari tak memerhatikan!"

Sesal Mentari merasa bersalah karena kurang fokus.

"Apa kamu sudah bertemu Richard?"

"Tidak uncle, bahkan Mentari tak tahu!"

"Anak itu benar-benar!"

Geram Davit bahkan sampai saya ini nomornya tak bisa di hubungi awas saja jika melakukan kesalahan Davit tak akan memaafkan bahkan akan menghukum putranya jika sampai hal itu terjadi.

"Maaf uncle, seperti nya Mentari harus kembali masih ada beberapa pekerjaan yang harus Mentari kerjaan?"

"Baik nak, nanti sisanya asisten uncle yang akan mengantarkan berkasnya!"

"Baik uncle!"

Mentari bukan tak mau lama-lama berbincang namun Mentari takut tiba-tiba Richard datang dan Mentari belum siap akan hal itu.

Cukup tatapan itu terakhir melihatnya Mentari tak mau melihat lagi.

Di sepanjang jalan Mentari nampak termenung bahkan wajahnya semakin dingin. Bahkan Stephen tak berani bersua sedikitpun melihat Mentari yang seperti itu.

Bukan Stephen lancang namun takut Mentari kenapa-kenapa. Jika sesuatu terjadi pada Mentari tentu Stephen sangat merasa bersalah apalagi Farhan menitipkan Mentari padanya.

"Stephen, jangan biarkan siapapun masuk ke ruangan saya?"

"Baik nona!"

Mentari langsung masuk ke ruangannya lalu menguncinya dari dalam. Mentari masih belum percaya jika Richard sudah lama berada di Indonesia. Jadi waktu itu yang Mentari lihat benar.

Ada urusan apa Richard di Indonesia bahkan sudah selama itu. Bahkan Shofi dan Fatih tak memberi tahunya. Pasti ada yang salah tak mungkin kedua orang tua angkatnya tak memberi tahu ia.

Mentari terus berpikir keras dengan semuanya namun tak satupun mendapat jawaban.

Tak mungkin Richard hanya berlibur selama ini, sialnya kenapa tadi Mentari tak bertanya pada Davit.

Nasi sudah menjadi bubur dan tak bisa di ulang lagi kini Mentari hanya bisa bertanya-tanya mencoba tetap mencari jawaban.

Jika Richard di Indonesia bagaimana dengan keadaan di Jerman sedang Mentari tahu jika Alana sangat dekat dengan Richard.

Mentari memijit pangkal hidungnya yang terasa pening. Sungguh hatinya tak bisa di katakan baik-baik saja.

Mentari memejamkan kedua matanya mengingat sesuatu.

Sosok laki-laki memakai Hoodie dengan kamera di tangannya. Tak mungkin Mentari salah mengenalinya. Mentari yakin apa yang ia lihat itu benar.

Tapi sedang apa, dan apa yang Richard lakukan apa memata-matai nya tapi itu tak mungkin. Richard sangat membenci Mentari buat apa Richard membuang waktunya me-mata-i dia yang tak penting.

Tes ...

Setetes air mata mengalir membasahi wajah Mentari. Entah kenapa Mentari dan ada apa, tak ada yang tahu apa yang terjadi pada Mentari.

Luka apa dan penderitaan apa!

Sesuatu berkaitan tentang Richard entah kenapa membuat dada Mentari sesak. Bahkan Mentari sulit mengendalikan kesesakan itu.

Bersambung ...

Jangan lupa, Like, Hadiah komen dan Vote Terimakasih ...

Terpopuler

Comments

Sri Darmayanti

Sri Darmayanti

teka teki Richard


deuhhhh

2024-04-17

1

Haida Royana

Haida Royana

apasih aku kog g ngerti ,Mentari seperti itu...Cintakah???

2024-02-08

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Mentari
2 Bab 2 Di benci tanpa sebab!
3 Bab 3 Unik
4 Bab 4 Diam
5 Bab 5 Pindah
6 Bab 6 Sekertaris baru
7 Bab 7 Orang unik
8 Bab 8 Belum siap
9 Bab 9 Sedikit masalah
10 Bab 10 Penangkapan
11 Bab 11 Tak mungkin dia!
12 Bab 12 Hidup dari tiga darah
13 Bab 13 Tak enak hati
14 Bab 14 Kunjungan dadakan
15 Bab 15 Hati yang kosong
16 Bab 16 Tiba-tiba sesak!
17 Bab 17 Kecurigaan Mentari
18 Bab 18 Pertemuan tak menyenangkan
19 Bab 19 Ketahuan
20 Bab 20 Keputusan Mentari
21 Bab 21 Kecewa
22 Bab 22 Kegilaan Richo
23 Bab 23 Kesalahpahaman
24 Bab 24 Tertekan
25 Bab 25 Cemburu
26 Bab 26 Di kurung
27 Bab 27 Keputusan Richard
28 Bab 28 Kekecewaan
29 Bab 29 Tak ada yang mengerti
30 Bab 30 Ye ...
31 Bab 31 Malam patah hati
32 Bab 32 Hancur
33 Bab 33 Keputusan
34 Bab 34 Hancurnya hati seorang ibu
35 Bab 35 Benci
36 Bab 36 Egois
37 Bab 37 Jatuh sakit
38 Bab 38 Merawat
39 Bab 39 Di terima dengan tangan terbuka
40 Bab 40. Alasan lain
41 Bab 41 Sudah di putuskan
42 Bab 42 Memeluk luka
43 Bab 43 Latihan Akting
44 Bab 44 Hari yang cerah
45 Bab 45 Boneka beruang
46 Bab 46 Bergerak dalam diam
47 Bab 47 Salah tingkah
48 Bab 48 Egois
49 Bab 49 Perusak suasana
50 Bab 50 Istri pengalihan
51 Bab 51 Fitting baju
52 Bab 52 Kedatangan Angel
53 Bab 53 Sisi lain Mentari
54 Bab 54 Kekesalan Richard
55 Bab 55 Memalukan
56 Bab 56 Kedatangan Aurora
57 Bab 57 Perdebatan kecil
58 Bab 58 Godaan Alana
59 Bab 59 Kehangatan keluarga
60 Bab 60 Hari-H
61 Bab 61 Tak sengaja di ungkapkan
62 Bab 62 Masih tersenyum di balik rasa sakit
63 Bab 63 Hamil
64 Bab 64 Penjelasan dan ungkapan hati Mentari
65 Bab 65 (Jangan) benci aku
66 Bab 66 Proyek baru
67 Bab 67 Keputusan Mentari
68 Bab 68 Pertemuan
69 Bab 69 Dua minggu
70 Bab 70 Luka Mentari
71 Bab 71 Operasi
72 Bab 72 Kekhawatiran keluarga
73 Bab 73 Penyesalan
74 Bab 74 Alasan yang terungkap
75 Bab 75 Rasa yang tak bisa di ungkapkan
76 Bab 76 Sebuah pilihan
77 Bab 77 Tak akan menyerah
78 Bab 78 Penyesalan
79 Bab 79 Sadar
80 Bab 80 Dimana kak Richard?
81 Bab 81 Penyesalan
82 Bab 82 Menyakitkan
83 Bab 83 Aku membenci mu
84 Bab 84 Bercerita
85 Bab 85 Rencana Semi
86 Bab 86 Kekonyolan Semi
87 Bab 87 Aku akan menjaga mu
88 Bab 88 Si keras kepala
89 Bab 89 Hanya diam
90 Bab 90 Cerita bi Narsih
91 Bab 91 Sebuah Drama
92 Bab 92 Kembali ke rumah
93 Bab 93 Perubahan Mentari
94 Bab 94 Ingin memperbaiki tapi sulit
95 Bab 95 Pingsan
96 Bab 96 Ya elah, pingsan lagi!
97 Bab 97 Meminta saran
98 Bab 98 Satu kamar walau tak satu ranjang
99 Bab 99 Diam
100 Bab 100 Pengecut
101 Bab 101 Ungkapan Richard
102 Bab 102 Bagaimana mungkin!
103 Bab 103 Sakit
104 Bab 104 Memaafkan
105 Bab 105 Hubungan yang mulai membaik
106 Bab 106 Merajut Asa
107 Bab 107 Menyampaikan Rindu
108 Bab 108 Tak tahu caranya?
109 Bab 109 Drama surga dunia
110 Bab 110 Jahat
111 Bab 111 Kembali akur
112 Bab 112 Cemburu
113 Sekedar informasi
114 Bab 113 Pergi sana--
115 Bab 114 To you who I love!
116 Bab 115 Satu!
117 Bab 116 Sisi romantis
118 Bab 117 Al pikir Daddy akan marah.
119 Bab 118 Ketakutan Mentari
120 Bab 119 Jatuh sakit
121 Bab 120 Aku hamil!
122 Bab121 Mimpi yang terwujud
123 Maaf
124 Bab 122 Kangen
125 Bab 123 Senja Evelyn Anggara
126 Bab 124 Extra part (Egois)
127 Bab 125 Ektra part (Mengerti sendiri)
128 Bab 126 Extra prat (Tentang Alex)
129 Bab 127 Ektra part (Tentu!)
130 Bab 128 Extra prat (Lepaskan aku)
131 Bab 129 Extra prat (Kenyataan)
132 Bab 130 Extra prat (Penyesalan)
133 Bab 131 Konflik (Tak perlu drama lagi)
134 Ungkapan Author
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1 Mentari
2
Bab 2 Di benci tanpa sebab!
3
Bab 3 Unik
4
Bab 4 Diam
5
Bab 5 Pindah
6
Bab 6 Sekertaris baru
7
Bab 7 Orang unik
8
Bab 8 Belum siap
9
Bab 9 Sedikit masalah
10
Bab 10 Penangkapan
11
Bab 11 Tak mungkin dia!
12
Bab 12 Hidup dari tiga darah
13
Bab 13 Tak enak hati
14
Bab 14 Kunjungan dadakan
15
Bab 15 Hati yang kosong
16
Bab 16 Tiba-tiba sesak!
17
Bab 17 Kecurigaan Mentari
18
Bab 18 Pertemuan tak menyenangkan
19
Bab 19 Ketahuan
20
Bab 20 Keputusan Mentari
21
Bab 21 Kecewa
22
Bab 22 Kegilaan Richo
23
Bab 23 Kesalahpahaman
24
Bab 24 Tertekan
25
Bab 25 Cemburu
26
Bab 26 Di kurung
27
Bab 27 Keputusan Richard
28
Bab 28 Kekecewaan
29
Bab 29 Tak ada yang mengerti
30
Bab 30 Ye ...
31
Bab 31 Malam patah hati
32
Bab 32 Hancur
33
Bab 33 Keputusan
34
Bab 34 Hancurnya hati seorang ibu
35
Bab 35 Benci
36
Bab 36 Egois
37
Bab 37 Jatuh sakit
38
Bab 38 Merawat
39
Bab 39 Di terima dengan tangan terbuka
40
Bab 40. Alasan lain
41
Bab 41 Sudah di putuskan
42
Bab 42 Memeluk luka
43
Bab 43 Latihan Akting
44
Bab 44 Hari yang cerah
45
Bab 45 Boneka beruang
46
Bab 46 Bergerak dalam diam
47
Bab 47 Salah tingkah
48
Bab 48 Egois
49
Bab 49 Perusak suasana
50
Bab 50 Istri pengalihan
51
Bab 51 Fitting baju
52
Bab 52 Kedatangan Angel
53
Bab 53 Sisi lain Mentari
54
Bab 54 Kekesalan Richard
55
Bab 55 Memalukan
56
Bab 56 Kedatangan Aurora
57
Bab 57 Perdebatan kecil
58
Bab 58 Godaan Alana
59
Bab 59 Kehangatan keluarga
60
Bab 60 Hari-H
61
Bab 61 Tak sengaja di ungkapkan
62
Bab 62 Masih tersenyum di balik rasa sakit
63
Bab 63 Hamil
64
Bab 64 Penjelasan dan ungkapan hati Mentari
65
Bab 65 (Jangan) benci aku
66
Bab 66 Proyek baru
67
Bab 67 Keputusan Mentari
68
Bab 68 Pertemuan
69
Bab 69 Dua minggu
70
Bab 70 Luka Mentari
71
Bab 71 Operasi
72
Bab 72 Kekhawatiran keluarga
73
Bab 73 Penyesalan
74
Bab 74 Alasan yang terungkap
75
Bab 75 Rasa yang tak bisa di ungkapkan
76
Bab 76 Sebuah pilihan
77
Bab 77 Tak akan menyerah
78
Bab 78 Penyesalan
79
Bab 79 Sadar
80
Bab 80 Dimana kak Richard?
81
Bab 81 Penyesalan
82
Bab 82 Menyakitkan
83
Bab 83 Aku membenci mu
84
Bab 84 Bercerita
85
Bab 85 Rencana Semi
86
Bab 86 Kekonyolan Semi
87
Bab 87 Aku akan menjaga mu
88
Bab 88 Si keras kepala
89
Bab 89 Hanya diam
90
Bab 90 Cerita bi Narsih
91
Bab 91 Sebuah Drama
92
Bab 92 Kembali ke rumah
93
Bab 93 Perubahan Mentari
94
Bab 94 Ingin memperbaiki tapi sulit
95
Bab 95 Pingsan
96
Bab 96 Ya elah, pingsan lagi!
97
Bab 97 Meminta saran
98
Bab 98 Satu kamar walau tak satu ranjang
99
Bab 99 Diam
100
Bab 100 Pengecut
101
Bab 101 Ungkapan Richard
102
Bab 102 Bagaimana mungkin!
103
Bab 103 Sakit
104
Bab 104 Memaafkan
105
Bab 105 Hubungan yang mulai membaik
106
Bab 106 Merajut Asa
107
Bab 107 Menyampaikan Rindu
108
Bab 108 Tak tahu caranya?
109
Bab 109 Drama surga dunia
110
Bab 110 Jahat
111
Bab 111 Kembali akur
112
Bab 112 Cemburu
113
Sekedar informasi
114
Bab 113 Pergi sana--
115
Bab 114 To you who I love!
116
Bab 115 Satu!
117
Bab 116 Sisi romantis
118
Bab 117 Al pikir Daddy akan marah.
119
Bab 118 Ketakutan Mentari
120
Bab 119 Jatuh sakit
121
Bab 120 Aku hamil!
122
Bab121 Mimpi yang terwujud
123
Maaf
124
Bab 122 Kangen
125
Bab 123 Senja Evelyn Anggara
126
Bab 124 Extra part (Egois)
127
Bab 125 Ektra part (Mengerti sendiri)
128
Bab 126 Extra prat (Tentang Alex)
129
Bab 127 Ektra part (Tentu!)
130
Bab 128 Extra prat (Lepaskan aku)
131
Bab 129 Extra prat (Kenyataan)
132
Bab 130 Extra prat (Penyesalan)
133
Bab 131 Konflik (Tak perlu drama lagi)
134
Ungkapan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!