Bab 13 Tak enak hati

"Nona tak apa?"

Tanya Adelia ketika melihat Mentari memijit pelipisnya.

"Tidak!"

Jawab singkat Mentari membuat Adelia kembali bungkam tak berani.

Mentari benar-benar sulit di dekati hatinya selalu tertutup seolah tak mengizinkan siapapun masuk dalam kehidupannya.

Setiap kali melihat Mentari seperti itu membuat Adelia semakin penasaran. Tapi bukankah terlalu penasaran itu bahaya.

"Mang, tolong cari restoran terdekat!"

Perintah Mentari membuat sang supir langsung mencari.

Adelia hanya diam saja dengan kebingungannya karena baru kali ini Mentari meminta makan di restoran.

Sang supir yang memang sudah biasa hanya senyum saja.

Mentari memang akan makan di restoran jika memang sebelum nya belum makan nasi apapun karena mereka berangkat meeting pagi. Jika berangkat meeting siang berarti sebelumnya Mentari sudah makan dan dia kalau pulang ingin jajan saja.

Mang supir sedikit menjelaskan pada Adelia sambil berbisik karena mereka berdua sedang mengikuti Mentari masuk ke lestoran.

Mereka bertiga makan membuat Adelia tersenyum tipis ternyata masih banyak yang Adelia harus pelajari dari Mentari.

Bahkan Mentari makan bersama supirnya sendiri tak masalah bahkan mereka satu meja. Dalam hal ini Mentari tak pernah membeda-bedakan status.

Mentari selalu makan sedikit bahkan tak pernah habis yang Adelia perhatikan. Seperti nya Mentari sengaja tak banyak makan karbohidrat.

Dari makanan yang Mentari makan memang selalu empat sehat lima sempurna. Bahkan di tas yang selalu Mentari bawa selalu ada kotak buah.

Dari pola makan Adelia bisa menilai jika Mentari sangat menjaga kesehatannya. Namun soal jajan anehnya Mentari tak memerhatikan apa saja di makan dan anehnya Mentari suka sekali jajan di pinggir jalan bahkan tak pernah merasa risih.

Sungguh keunikan sang sangat langka dan Adelia baru bertemu dengan orang semacam ini.

"Mang, buat ibu!"

"Terimakasih nona!"

Sang supir senang akan bungkus makanan yang selalu di belikan Mentari untuk istri nya.

Sudah makan mereka langsung pulang ke kantor. Masih ada pekerjaan yang harus Mentari kerjakan.

"Adelia pastikan para karyawan mendapatkan gajinya sesuai. Jika sudah selesai berikan saya laporannya!"

"Baik nona!"

Jawab Adelia tegas karena memang hari ini hari gaji para karyawan.

Dari beberapa kejadian membuat Mentari menyuruh Adelia dan Stephen mengecek ulang setiap pemasukan dan pengeluaran uang bahkan sekecil apapun Mentari meminta Stephen untuk teliti jangan ada kesalahan apapun.

Bukan Mentari tak percaya pada setiap Manajer atau divisi hanya saja Mentari tak mau kecolongan lagi yang akan merugikan ribuan karyawan. Karena bisa saja satu dua orang yang salah bisa merugikan ribuan karyawan seperti yang sudah-sudah.

Mentari duduk di kursi kebesarannya lalu meminum teh yang sudah di siapkan.

Mentari melihat ada beberapa berkas di atas mejanya.

Mentari ingin tahu kapan ia melakukan pertemuan dengan perusahaan Damaresh Bosch. Seperti nya Mentari harus mempersiapkan diri.

Entah bagaimana pandangan Richard sekarang terhadap Mentari mengingat ini sudah hampir setengah tahun mereka tak bertemu. Apa masih sama atau sudah berubah Mentari tak tahu.

Mengingat tatapan terakhir itu membuat dada Mentari sesak.

Sampai sekarang Mentari bertanya-tanya apa masalah nya kenapa Richard seolah membencinya. Padahal Mentari tak pernah melakukan kesalahan apapun.

Tapi tatapan itu sangat menakutkan tatapan yang sendari kecil Mentari dapatkan dari Richard dan itu membuat Mentari ketakutan sampai sekarang.

Kenapa harus Richard menjadi alasan kesakitan Mentari kenapa tak orang lain.

Di buli dan di hina dari teman-teman nya dulu karena Richard. Entah apa yang Richard katakan pada teman-teman hingga membuat semuanya menjauh seolah Mentari tak pantas mendapat satu teman pun.

Seolah Mentari adalah kuman yang menjijikan bahkan Alana adik yang sangat ia sayangi menjauhinya bahkan sampai sekarang tak ada pesan satupun yang Alana balas. Semuanya gara-gara Richard dan Mentari membenci itu.

Tak bisakah Richard memberikan Mentari ketenangan bahkan ketika menjauh pun kenapa Richard datang.

Huh ...

Mentari menghela nafas berat melihat jadwal pertemuan itu yang akan di lakukan dua Minggu lagi.

Apa Mentari sanggup atau tidak, Mentari takut ia tak bisa profesional. Apalagi Mentari tahu jika ucapan Richard sangat pedas. Tapi, Mentari tak mungkin mengecewakan Farhan apalagi kerja sama ini terjalin mempererat tali keluarga mereka.

Karena tak mau terus memikirkan pertemuan itu Mentari memilih menyibukkan dirinya dengan berkas lain.

Sampai tak sadar waktu sudah menunjukan waktu pulang.

Ketukan pintu membuat fokus Mentari teralihkan.

Stephen langsung masuk ketika Mentari sudah mengizinkannya.

"Maaf nona, waktunya pulang!"

"Tunggu di loby saja, sedikit lagi saya selesai!"

"Baik nona!"

Mentari segera menyelesaikan satu berkas lagi. Sudah selesai Mentari langsung membereskannya.

Mentari berpapasan dengan Adelia ketika akan masuk lift.

"Apa kamu masih tinggal di panti?"

Tanya Mentari tiba-tiba membuat Adelia terkejut karena baru kali ini Mentari mengajak ia bicara.

"Apa kamu masih tinggal di panti?"

Ulang Mentari datar membuat Adelia salah tingkah.

"Tidak nona, semenjak bekerja di sini saya pindah ke kosan agar tak terlalu jauh!"

"Ikutlah, saya akan mengantar kamu pulang?"

Tawar Mentari membuat Adelia lagi-lagi terperangah. Adelia meremas tasnya ia bingung harus menjawab apa jika pacarnya akan menjemput.

Ting ...

Lif terbuka Mentari langsung keluar, Adelia terkejut langsung mengejar Mentari yang jalannya terlalu cepat.

"Nona?"

 Mentari langsung menghentikan langkahnya menunggu jawaban Adelia.

"Emmz ,, mohon maaf nona bukan saya menolak tapi an-anu .. anu ..."

Adelia menggaruk tengkuknya yang tak gatal bingung harus menjawab apa. Adelia tak enak dan tak mungkin bilang jika pacarnya yang akan menjemput.

Puk ...

Mentari menepuk lembut lengan Adelia seolah mengerti.

Tanpa bicara Mentari langsung masuk mobil meninggalkan Adelia sendiri.

Adelia merasa tak enak apalagi ini kali pertama Mentari bicara padanya bahkan menawarkan pulang bareng.

Tapi Adelia sudah membuat janji dan pasti pacarnya sebentar lagi sampai.

Sebuah mobil berhenti tepat di depan Adelia membuat Adelia langsung masuk ke dalam.

Namun tak ada yang tahu wajah pacar Adelia seperti apa karena ketika menjemput pacar Adelia tak pernah keluar mobil bahkan wajahnya selalu di tutupi masker dan juga kaca mata.

"Kenapa mukanya di tekuk kaya gitu?"

"Aku gak enak mas, tadi Mentari mengajak aku pulang bareng. Padahal ini kali pertama Mentari bicara terlebih dahulu!"

Adu Adelia benar-benar merasa tak enak hati.

"Sudah jangan terlalu di pikirkan!"

"Tapi tak enak, mas!"

"Ya sudah lain kali mas tak akan sering-sering menjemput!"

Adelia hanya diam saja dengan wajah di tekuk.

"Aku selalu penasaran bagaimana kehidupan Mentari dulu. Seperti nya banyak kesakitan yang dia alami!"

Cetus Adelia menerawang jauh mengingat selama ia bekerja dengan Mentari.

Sulit sekali menebak isi hati Mentari karena terlalu dingin bahkan sulit di sentuh.

Setiap hari wajahnya datar tanpa ekspresi sulit menebak apa Mentari sedang sedih atau bahagia.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ...

Episodes
1 Bab 1 Mentari
2 Bab 2 Di benci tanpa sebab!
3 Bab 3 Unik
4 Bab 4 Diam
5 Bab 5 Pindah
6 Bab 6 Sekertaris baru
7 Bab 7 Orang unik
8 Bab 8 Belum siap
9 Bab 9 Sedikit masalah
10 Bab 10 Penangkapan
11 Bab 11 Tak mungkin dia!
12 Bab 12 Hidup dari tiga darah
13 Bab 13 Tak enak hati
14 Bab 14 Kunjungan dadakan
15 Bab 15 Hati yang kosong
16 Bab 16 Tiba-tiba sesak!
17 Bab 17 Kecurigaan Mentari
18 Bab 18 Pertemuan tak menyenangkan
19 Bab 19 Ketahuan
20 Bab 20 Keputusan Mentari
21 Bab 21 Kecewa
22 Bab 22 Kegilaan Richo
23 Bab 23 Kesalahpahaman
24 Bab 24 Tertekan
25 Bab 25 Cemburu
26 Bab 26 Di kurung
27 Bab 27 Keputusan Richard
28 Bab 28 Kekecewaan
29 Bab 29 Tak ada yang mengerti
30 Bab 30 Ye ...
31 Bab 31 Malam patah hati
32 Bab 32 Hancur
33 Bab 33 Keputusan
34 Bab 34 Hancurnya hati seorang ibu
35 Bab 35 Benci
36 Bab 36 Egois
37 Bab 37 Jatuh sakit
38 Bab 38 Merawat
39 Bab 39 Di terima dengan tangan terbuka
40 Bab 40. Alasan lain
41 Bab 41 Sudah di putuskan
42 Bab 42 Memeluk luka
43 Bab 43 Latihan Akting
44 Bab 44 Hari yang cerah
45 Bab 45 Boneka beruang
46 Bab 46 Bergerak dalam diam
47 Bab 47 Salah tingkah
48 Bab 48 Egois
49 Bab 49 Perusak suasana
50 Bab 50 Istri pengalihan
51 Bab 51 Fitting baju
52 Bab 52 Kedatangan Angel
53 Bab 53 Sisi lain Mentari
54 Bab 54 Kekesalan Richard
55 Bab 55 Memalukan
56 Bab 56 Kedatangan Aurora
57 Bab 57 Perdebatan kecil
58 Bab 58 Godaan Alana
59 Bab 59 Kehangatan keluarga
60 Bab 60 Hari-H
61 Bab 61 Tak sengaja di ungkapkan
62 Bab 62 Masih tersenyum di balik rasa sakit
63 Bab 63 Hamil
64 Bab 64 Penjelasan dan ungkapan hati Mentari
65 Bab 65 (Jangan) benci aku
66 Bab 66 Proyek baru
67 Bab 67 Keputusan Mentari
68 Bab 68 Pertemuan
69 Bab 69 Dua minggu
70 Bab 70 Luka Mentari
71 Bab 71 Operasi
72 Bab 72 Kekhawatiran keluarga
73 Bab 73 Penyesalan
74 Bab 74 Alasan yang terungkap
75 Bab 75 Rasa yang tak bisa di ungkapkan
76 Bab 76 Sebuah pilihan
77 Bab 77 Tak akan menyerah
78 Bab 78 Penyesalan
79 Bab 79 Sadar
80 Bab 80 Dimana kak Richard?
81 Bab 81 Penyesalan
82 Bab 82 Menyakitkan
83 Bab 83 Aku membenci mu
84 Bab 84 Bercerita
85 Bab 85 Rencana Semi
86 Bab 86 Kekonyolan Semi
87 Bab 87 Aku akan menjaga mu
88 Bab 88 Si keras kepala
89 Bab 89 Hanya diam
90 Bab 90 Cerita bi Narsih
91 Bab 91 Sebuah Drama
92 Bab 92 Kembali ke rumah
93 Bab 93 Perubahan Mentari
94 Bab 94 Ingin memperbaiki tapi sulit
95 Bab 95 Pingsan
96 Bab 96 Ya elah, pingsan lagi!
97 Bab 97 Meminta saran
98 Bab 98 Satu kamar walau tak satu ranjang
99 Bab 99 Diam
100 Bab 100 Pengecut
101 Bab 101 Ungkapan Richard
102 Bab 102 Bagaimana mungkin!
103 Bab 103 Sakit
104 Bab 104 Memaafkan
105 Bab 105 Hubungan yang mulai membaik
106 Bab 106 Merajut Asa
107 Bab 107 Menyampaikan Rindu
108 Bab 108 Tak tahu caranya?
109 Bab 109 Drama surga dunia
110 Bab 110 Jahat
111 Bab 111 Kembali akur
112 Bab 112 Cemburu
113 Sekedar informasi
114 Bab 113 Pergi sana--
115 Bab 114 To you who I love!
116 Bab 115 Satu!
117 Bab 116 Sisi romantis
118 Bab 117 Al pikir Daddy akan marah.
119 Bab 118 Ketakutan Mentari
120 Bab 119 Jatuh sakit
121 Bab 120 Aku hamil!
122 Bab121 Mimpi yang terwujud
123 Maaf
124 Bab 122 Kangen
125 Bab 123 Senja Evelyn Anggara
126 Bab 124 Extra part (Egois)
127 Bab 125 Ektra part (Mengerti sendiri)
128 Bab 126 Extra prat (Tentang Alex)
129 Bab 127 Ektra part (Tentu!)
130 Bab 128 Extra prat (Lepaskan aku)
131 Bab 129 Extra prat (Kenyataan)
132 Bab 130 Extra prat (Penyesalan)
133 Bab 131 Konflik (Tak perlu drama lagi)
134 Ungkapan Author
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1 Mentari
2
Bab 2 Di benci tanpa sebab!
3
Bab 3 Unik
4
Bab 4 Diam
5
Bab 5 Pindah
6
Bab 6 Sekertaris baru
7
Bab 7 Orang unik
8
Bab 8 Belum siap
9
Bab 9 Sedikit masalah
10
Bab 10 Penangkapan
11
Bab 11 Tak mungkin dia!
12
Bab 12 Hidup dari tiga darah
13
Bab 13 Tak enak hati
14
Bab 14 Kunjungan dadakan
15
Bab 15 Hati yang kosong
16
Bab 16 Tiba-tiba sesak!
17
Bab 17 Kecurigaan Mentari
18
Bab 18 Pertemuan tak menyenangkan
19
Bab 19 Ketahuan
20
Bab 20 Keputusan Mentari
21
Bab 21 Kecewa
22
Bab 22 Kegilaan Richo
23
Bab 23 Kesalahpahaman
24
Bab 24 Tertekan
25
Bab 25 Cemburu
26
Bab 26 Di kurung
27
Bab 27 Keputusan Richard
28
Bab 28 Kekecewaan
29
Bab 29 Tak ada yang mengerti
30
Bab 30 Ye ...
31
Bab 31 Malam patah hati
32
Bab 32 Hancur
33
Bab 33 Keputusan
34
Bab 34 Hancurnya hati seorang ibu
35
Bab 35 Benci
36
Bab 36 Egois
37
Bab 37 Jatuh sakit
38
Bab 38 Merawat
39
Bab 39 Di terima dengan tangan terbuka
40
Bab 40. Alasan lain
41
Bab 41 Sudah di putuskan
42
Bab 42 Memeluk luka
43
Bab 43 Latihan Akting
44
Bab 44 Hari yang cerah
45
Bab 45 Boneka beruang
46
Bab 46 Bergerak dalam diam
47
Bab 47 Salah tingkah
48
Bab 48 Egois
49
Bab 49 Perusak suasana
50
Bab 50 Istri pengalihan
51
Bab 51 Fitting baju
52
Bab 52 Kedatangan Angel
53
Bab 53 Sisi lain Mentari
54
Bab 54 Kekesalan Richard
55
Bab 55 Memalukan
56
Bab 56 Kedatangan Aurora
57
Bab 57 Perdebatan kecil
58
Bab 58 Godaan Alana
59
Bab 59 Kehangatan keluarga
60
Bab 60 Hari-H
61
Bab 61 Tak sengaja di ungkapkan
62
Bab 62 Masih tersenyum di balik rasa sakit
63
Bab 63 Hamil
64
Bab 64 Penjelasan dan ungkapan hati Mentari
65
Bab 65 (Jangan) benci aku
66
Bab 66 Proyek baru
67
Bab 67 Keputusan Mentari
68
Bab 68 Pertemuan
69
Bab 69 Dua minggu
70
Bab 70 Luka Mentari
71
Bab 71 Operasi
72
Bab 72 Kekhawatiran keluarga
73
Bab 73 Penyesalan
74
Bab 74 Alasan yang terungkap
75
Bab 75 Rasa yang tak bisa di ungkapkan
76
Bab 76 Sebuah pilihan
77
Bab 77 Tak akan menyerah
78
Bab 78 Penyesalan
79
Bab 79 Sadar
80
Bab 80 Dimana kak Richard?
81
Bab 81 Penyesalan
82
Bab 82 Menyakitkan
83
Bab 83 Aku membenci mu
84
Bab 84 Bercerita
85
Bab 85 Rencana Semi
86
Bab 86 Kekonyolan Semi
87
Bab 87 Aku akan menjaga mu
88
Bab 88 Si keras kepala
89
Bab 89 Hanya diam
90
Bab 90 Cerita bi Narsih
91
Bab 91 Sebuah Drama
92
Bab 92 Kembali ke rumah
93
Bab 93 Perubahan Mentari
94
Bab 94 Ingin memperbaiki tapi sulit
95
Bab 95 Pingsan
96
Bab 96 Ya elah, pingsan lagi!
97
Bab 97 Meminta saran
98
Bab 98 Satu kamar walau tak satu ranjang
99
Bab 99 Diam
100
Bab 100 Pengecut
101
Bab 101 Ungkapan Richard
102
Bab 102 Bagaimana mungkin!
103
Bab 103 Sakit
104
Bab 104 Memaafkan
105
Bab 105 Hubungan yang mulai membaik
106
Bab 106 Merajut Asa
107
Bab 107 Menyampaikan Rindu
108
Bab 108 Tak tahu caranya?
109
Bab 109 Drama surga dunia
110
Bab 110 Jahat
111
Bab 111 Kembali akur
112
Bab 112 Cemburu
113
Sekedar informasi
114
Bab 113 Pergi sana--
115
Bab 114 To you who I love!
116
Bab 115 Satu!
117
Bab 116 Sisi romantis
118
Bab 117 Al pikir Daddy akan marah.
119
Bab 118 Ketakutan Mentari
120
Bab 119 Jatuh sakit
121
Bab 120 Aku hamil!
122
Bab121 Mimpi yang terwujud
123
Maaf
124
Bab 122 Kangen
125
Bab 123 Senja Evelyn Anggara
126
Bab 124 Extra part (Egois)
127
Bab 125 Ektra part (Mengerti sendiri)
128
Bab 126 Extra prat (Tentang Alex)
129
Bab 127 Ektra part (Tentu!)
130
Bab 128 Extra prat (Lepaskan aku)
131
Bab 129 Extra prat (Kenyataan)
132
Bab 130 Extra prat (Penyesalan)
133
Bab 131 Konflik (Tak perlu drama lagi)
134
Ungkapan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!