Lo punya gue

"Tapi maksud gue kan, nggak semua materi matematika itu berguna buat hidup kita kan?"

"Nggak ada ilmu yang diciptain kalau nggak ada gunanya. Begitu pula yang lo sebut nggak guna ini, lo liat materi limit ini? Lo pikir nggak ada gunanya?" Tanya Senja menunjuk materi dalam buku itu

"Iya, emang limit itu buat apa sih? Siapa yang iseng bakal ngitung kayak gini?"

"Kalau nggak ada limit ini, lo udah keracunan makanan. Limit ini dipake buat nentuin tanggal expired produk pangan"

"Oh gitu?" Langit mengangguk seolah mengerti walau sebenarnya baru membuka dan melihat angka dalam buku itu saja dia sudah pusing. Apalagi ini hari minggu, dimana harusnya ia bersantai atau masih bergelung dengan selimut tebalnya

"Tapi gue tau kok kenapa disini ada tanda tak hingga?" Tunjuknya pada simbol matematika berbentuk angka delapan miring

"Kenapa?" Tantang Senja

"Karena itu cintaku padamu"

Plukkk

Tak tanggung-tanggung Senja langsung memukul kepalanya dengan buku yang paling tebal disana

.

Setelah jingga sudah nampak dicakrawala sebelah barat, barulah Senja pulang. Gadis itu menolak diantar Langit sampai rumahnya dengan alasan belum terlalu malam, selain itu ia juga ingin sendiri. Biasa hari minggunya ia habiskan diluar entah dimanapun itu, di tepi pantai, tepi sungai, bahkan ditengah hutan sekalipun. Dengan mendengar suara alam setidaknya Senja merasa lebih hidup

"Kalau udah Senja kayak gini memang bagusnya ke tepi pantai" gumamnya pelan. Ia berkendara dengan lincahnya dijalan raya yang cukup ramai, memilih abai dengan kondisi sekitar, namun seorang perempuan yang pernah ia temui di kafe beberapa hari lalu, lagi-lagi menarik perhatiannya

Ia dengan cepat memberhentikan motor dan mengambil gambar wanita itu sebanyak-banyaknya dengan pria lain dalam jarak yang bisa dibilang intim untuk hanya sekedar saudara

Sepertinya keberuntungan juga memang berpihak padanya, tak jauh dari lokasi tadi ia melihat kakaknya baru keluar dari minimarket. Sekarang ia sudah punya bukti untuk melaporkan perempuan yang sudah memanfaatkan kakaknya

"Kak Nathan" teriaknya sedikit kencang, karena Nathan sudah berniat naik keatas motornya

"Kenapa?" Dengan suara malasnya Nathan menjawab, bahkan menolehpun enggan. Dengan segera Senja mengeluarkan handphonenya untuk memperlihatkan foto yang tadi ia ambil

"Lihat! Aku berhasil nunjukkin bukti kalau Rachel emang nggak baik buat kakak" ucapnya menunjukkan foto yang diambilnya dengan semangat

PRANGGG

Yang Senja pikir ternyata berkebalikan. Bahkan tanpa melihat foto itu, Nathan langsung membanting handphonenya ketanah

"Kak" ucapnya dengan lirih memungut benda berharga yang ia punya, untungnya hanya retak kalau sampai mati total entah bagaimana Senja akan meminta nanti pada ayahnya

"BERAPA KALI SIH GUE BILANG SAMA LO! JANGAN PERNAH IKUT CAMPUR APAPUN SOAL URUSAN GUE! NGERTI LO?!. GUE TAU KALAU ITU CUMA AKAL-AKALAN LO AJA, JUJUR KALAU LO CEMBURU KAN LIAT GUE BAHAGIA? BERAPA LO BAYAR ORANG BUAT EDIT? ASAL LO TAU AJA, GUE LEBIH PERCAYA SAMA DIA DARIPADA LO!" Tekan Nathan dengan suara kerasnya, untung tak banyak orang disana, namun mereka tetap jadi perhatian orang yang melintas

"Tapi kenapa? Aku jujur kalau dia emang nggak tulus suka sama kakak"

"Lo bilang gitu karena iri kan? Perlu gue ulang kalau nyatanya gue lebih percaya dia daripada lo!"

ucap Nathan kemudian langsung tancap gas pergi begitu saja

"Bodoh!" Senja merasakan kepalanya di dorong pelan dari belakang, ia menoleh kemudian langsung mengusap matanya yang sedikit berair saat tau siapa pelakunya

"Lo bisa beladiri, tapi buat lawan pengecut kayak dia aja lo nggak bisa" ucapnya terdengar sangat kesal

"Dia kakak gue"

"Liatkan apa gue bilang tadi? Lo itu bodoh kalau nganggap dia sebagai saudara lo, bahkan dia nggak segan-segan buat bentak lo ditempat kayak gini"

"Apa gunanya otak pinter lo itu kalau nggak digunain?" Tanya Batara lagi-lagi menjitak kepala gadis itu

"Ya buat mikirin masa depan gue lah" balas Senja sewot

"Emangnya lo punya masa depan?" Tanya Batara dengan nada angkuhnya

"Apa maksud lo ngomong kayak gitu? Semua orang punya masa depan buat wujudin mimpi mereka masing-masing" balas Senja menatap tajam laki-laki itu

"Kalau buat ngelawan dia aja lo takut, gimana lo bisa maju? Lo masih pakai hati buat ngadepin dia"

"Percuma gue ngomong sama lo, lo juga nggak bakal paham" Senja berniat berbalik menuju motornya namun tangannya ditahan oleh Batara

"Gue paham, lo pasti takut karena dia saudara lo kan? Tapi buat apa nganggap orang yang nggak pernah nganggap kita ada" Senja menepis tangan Batara kemudian menatap laki-laki itu

"Udah gue bilang kalau lo nggak bakal paham" tekannya kemudian berlalu pergi tanpa tau kalau Batara mengikutinya dari belakang

Senja setuju apa yang Batara katakan kalau ia masih menggunakan perasaan untuk menyelesaikan sesuatu, tapi Batara tak mengerti kalau Nathan termasuk saudara Senja, sebagaimana saudara pada umumnya, Senja juga pernah merasakan kasih sayang saudaranya walau itu saat ia kecil

Seperti apa yang menjadi tujuan awal, ia membawa roda sepeda motor menuju pantai dengan pemandangan langit Senja yang indah. Gadis itu memarkirkan motornya asal, suara debur ombak, hembusan angin dan kicauan burung berpadu membuatnya berteriak melimpahkan emosinya yang selalu ia bendung

"GUE BENCI HIDUP GUE! GUE JUGA NGGAK MAU HIDUP KAYAK GINI! SEENGGAKNYA KASIH TAU DIMANA SALAH GUE, BIAR GUE TAU GIMANA RASANYA DISAYANGI JUGA!" setelahnya ia langsung terduduk diatas pasir putih

Batara yang berdiri dibelakang tanpa Senja tau keberadaannya hanya mengamati, ia baru tau kalau ada jalan menuju pantai disini, sepertinya Senja sengaja tak memberitau orang lain karena ingin kesunyian. Perlahan ia mendekat, bukan untuk mengomentari kebodohan Senja seperti biasa, tapi untuk memberi rangkulan pada gadis itu

"Jangan nangis lagi, Senjanya indah banget, sia-sia kalau cuma dilewatin dengan air mata"

Senja tak menjawab walau awalnya sempat terkejut, ia meletakkan keningnya di lengan Batara dan mencengkeram erat tangan laki-laki itu seolah sebagai pelampiasan emosinya. Sejujurnya Batara ingin berteriak, karena bagaimanapun pula, kuku gadis itu menancap di lengannya

"Stop Senja" ucapnya saat gadis itu berbalik menjambak rambutnya sendiri

"Kalau banyak masalah, nangis aja nggak papa. Lo bisa panggil gue buat lo cakar atau lo siletin juga nggak papa. Tapi tolong jangan sakiti diri lo sendiri" Batara mengangkat kaos yang menutupi bagian lengan gadis itu

"Jangan lakuin hal kayak gini lagi, dengerin gue baik-baik" Batara menangkup kedua sisi wajah Senja dan menyingkirkan anak rambut yang basah karena terkena air mata gadis itu

"Dengerin gue baik-baik sekarang, lo nggak sendiri Senja. Lo bisa anggap gue teman lo, teman buat lo cerita atau temen buat lo adu kemampuan juga nggak papa. Sekarang denger baik-baik kalau lo punya gue kalau ada masalah, ngerti lo?"

.

Maaf baru sempat up teman-teman, Author lagi lumayan sibuk akhir" ini...🙏🏼😭

Terpopuler

Comments

Niki astriani

Niki astriani

mulai nangis nih bacanya🥲

2023-09-22

1

Niki astriani

Niki astriani

jangan kelamaan ya Thor up nya. takutnya keburu lupa alur🙏🙏

2023-09-22

0

mudahlia

mudahlia

lagiiiii

2023-09-22

0

lihat semua
Episodes
1 Matahari Senja
2 Perkara Bola Basket
3 Kak Nathan
4 Lingga
5 Kerja
6 Matahari dengan lukanya
7 Amalia
8 Cukup Dianggap
9 Apa sebenarnya yang terjadi?
10 Tentang Luka
11 Saling Nakutin
12 Rachel
13 Tentang Batara
14 Langit Biru
15 Toko Buku
16 Dokter Vanya
17 Senja dan Langit
18 Lo punya gue
19 Dibalik Batara
20 Keras Kepala
21 Hubungan apa?
22 Lepaskan dan berubah
23 Geng Tengkorak
24 Markas
25 Kantin
26 Kenapa?
27 Jangan Ikut Campur
28 Bukan sebagai saudara
29 Taruhan
30 Tolong Jaga Dia
31 Dipecat?
32 Percaya sama gue
33 Boleh Ikut?
34 Bunda?
35 Kesempatan
36 Terluka
37 Lingga dengan egonya
38 Siapa pemenangnya?
39 Lewat Lagu
40 Kembali?
41 HBD Ayah
42 Gue suka sama lo
43 Hati gue beku
44 Sweet Seventeen
45 Siapa?
46 Lari
47 Malming
48 Deal
49 Persiapan
50 War
51 Kemajuan
52 Jangan dulu
53 Kebebasan atau ???
54 Kasihan?
55 Dilema Langit
56 Awal yang gagal
57 Perebut
58 Aku Memilih Pergi!
59 Mama Batara?
60 Apa rasa ini?
61 Bintang
62 Gue nggak main-main
63 Ancaman?
64 Senja tak salah
65 Biarin dia buat gue
66 Gelang Merpati
67 Tak ada yang peduli
68 Kecelakaan
69 Donor?
70 Menyerah?
71 Sadar
72 Maafkan Ayah
73 Harapan
74 Sepuluh hari lagi
75 Pengajian
76 Menyamar?
77 Lusa
78 Ini terakhir kali
79 Kurang 24 jam
80 Sebuah kesalahan
81 Selamat Tinggal
82 Pesawat
83 Kehilangan
84 Cincin Jingga dan Gelang Merpati
85 Piala Terakhir
86 Sudah tau?
87 Maaf yang kesekian kali
88 Karma terlalu cepat
89 Aku malu
90 Satu Tahun
91 Kak Senja?
92 Jingga Matahari
93 Dekat Namun Jauh
94 2 bulan 3 minggu
95 Hasilnya 99,99%
96 Ingat?
97 Bunda?
98 Saudara?
99 Dia Senja?
100 Trauma
101 Maafkan dirimu
102 Kampus
103 Berhenti disini
104 Semua ada fasenya
105 Akhir
106 Terima Kasih
107 99 days before divorce
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Matahari Senja
2
Perkara Bola Basket
3
Kak Nathan
4
Lingga
5
Kerja
6
Matahari dengan lukanya
7
Amalia
8
Cukup Dianggap
9
Apa sebenarnya yang terjadi?
10
Tentang Luka
11
Saling Nakutin
12
Rachel
13
Tentang Batara
14
Langit Biru
15
Toko Buku
16
Dokter Vanya
17
Senja dan Langit
18
Lo punya gue
19
Dibalik Batara
20
Keras Kepala
21
Hubungan apa?
22
Lepaskan dan berubah
23
Geng Tengkorak
24
Markas
25
Kantin
26
Kenapa?
27
Jangan Ikut Campur
28
Bukan sebagai saudara
29
Taruhan
30
Tolong Jaga Dia
31
Dipecat?
32
Percaya sama gue
33
Boleh Ikut?
34
Bunda?
35
Kesempatan
36
Terluka
37
Lingga dengan egonya
38
Siapa pemenangnya?
39
Lewat Lagu
40
Kembali?
41
HBD Ayah
42
Gue suka sama lo
43
Hati gue beku
44
Sweet Seventeen
45
Siapa?
46
Lari
47
Malming
48
Deal
49
Persiapan
50
War
51
Kemajuan
52
Jangan dulu
53
Kebebasan atau ???
54
Kasihan?
55
Dilema Langit
56
Awal yang gagal
57
Perebut
58
Aku Memilih Pergi!
59
Mama Batara?
60
Apa rasa ini?
61
Bintang
62
Gue nggak main-main
63
Ancaman?
64
Senja tak salah
65
Biarin dia buat gue
66
Gelang Merpati
67
Tak ada yang peduli
68
Kecelakaan
69
Donor?
70
Menyerah?
71
Sadar
72
Maafkan Ayah
73
Harapan
74
Sepuluh hari lagi
75
Pengajian
76
Menyamar?
77
Lusa
78
Ini terakhir kali
79
Kurang 24 jam
80
Sebuah kesalahan
81
Selamat Tinggal
82
Pesawat
83
Kehilangan
84
Cincin Jingga dan Gelang Merpati
85
Piala Terakhir
86
Sudah tau?
87
Maaf yang kesekian kali
88
Karma terlalu cepat
89
Aku malu
90
Satu Tahun
91
Kak Senja?
92
Jingga Matahari
93
Dekat Namun Jauh
94
2 bulan 3 minggu
95
Hasilnya 99,99%
96
Ingat?
97
Bunda?
98
Saudara?
99
Dia Senja?
100
Trauma
101
Maafkan dirimu
102
Kampus
103
Berhenti disini
104
Semua ada fasenya
105
Akhir
106
Terima Kasih
107
99 days before divorce

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!