"Kadang mereka tutup telinga. Lupa, pura-pura tuli atau emang nggak mau tau. Yang mereka tau cuma harus sempurna aja. Entah itu ngelawan takdir atau enggak, kayaknya mereka juga nggak bakal peduli, tanggung jawab mereka sama tuhan biarlah jadi urusan mereka nanti" jawab Senja
"Lo bener, tapi kok gue capek ya?"
"Capek dituntut sempurna atau capek sama takdir yang nggak pernah sejalan sama apa yang lo mau?" Tanya Senja pada laki-laki itu. Sejak kapan mereka berdua bisa duduk tenang seperti ini tanpa adu mulut dan saling menyindir dalam hal ini?
"Kayaknya dua-duanya" jawab Batara. Hening kembali melanda mereka, Senja tak lagi menanggapi, mereka berdua sibuk menikmati angin malam yang terasa lebih menyejukkan
"Gue baru tau kalau nama lo Batara Matahari" ujar Senja. Ia bertanya pada Putri yang ia yakin pasti tau, teman sebangkunya itu memberitau kalau itu adalah Batara. Ya, tentu tak lupa putri menambahkan ketua geng motor, murid tertampan dan istilah apa lainnya yang tak Senja dengar lagi. Tapi yang membuat ia digoda oleh teman sebangkunya itu adalah karena ia digendong sendiri oleh Batara ke UKS. Alhasil, teman sekelasnya menatapnya sinis tadi setelah kembali dari UKS, padahal Senja tak tau apapun tentang itu
"Tapi gue udah lebih dulu tau kalau nama lo Senja Matahari" perkataan Batara sontak membuat Senja kembali menegakkan tubuhnya
"Dari mana lo tau?"
"Fungsinya mata itu buat liat. Kita sering ketemu disekolah dan tentu gue liat name tag dibaju lo"
"Dasar cab*l, lo pasti merhatiin semuanya kalau liat perempuan" tuduh Senja dan segera mengambil jarak sejauh-jauhnya dari laki-laki itu walau sempat hampir terjungkal karena terlalu pinggir
"Jangan ge'er lo. Lagian lo bukan tipe gue" jawab Batara memutar bola matanya malas melihat tingkah gadis itu yang menurutnya aneh. Kebanyakan, bukan kebanyakan lagi tapi semua perempuan yang pernah dekat dengannya tak akan menyiakan kesempatan untuk duduk sedekat itu dengan Batara
"Baguslah, gue juga nggak mau modelan kayak lo" balas Senja sengit. Ia ingat saat pertama melihat laki-laki itu berkunjung ke cafe, setelah ia menyajikan pesanan Batara, tak lama setelahnya ada gadis dengan tampilan imut dan wajah baby face datang dan duduk didepannya. Senja mengira itu adalah pacar Batara. Tapi kemudian besoknya disekolah, ia tak sengaja melihat laki-laki itu dengan gadis yang berbeda di kafe nampak sedang menyuapi laki-laki itu makan siang tepatnya di kantin belakang yang memang tak seramai kantin lain. Dan sorenya ia kembali melihat Batara dengan gadis yang lain, kali ini penampilannya tampak lebih dewasa dan terkesan seksi. Senja sampai mengumpat melihat sikap kurang ajar laki-laki itu
"Udah hampir jam setengah sebelas, gue balik duluan" ucap Senja saat melihat jam dipergelangan tangannya. Padahal seingatnya tadi ia pulang dari kafe sebelum jam sepuluh. Mungkin karena terlalu asik mengobrol dengan laki-laki playboy ketua geng motor itu membuatnya lupa
"Lo pulang lewat sini?" Batara menunjuk jalan dengan satu pohon beringin rindang, disebelah kanan mereka. Rumah penduduk di sepanjang jalan itu juga tak begitu padat, bisa berjarak sampai lima puluh meter
"Iya, kemana lagi?" Tanya Senja yang sudah memakai helmnya
"Lo bisa lewat jalan lain kan?"
"Lo nyuruh gue puter balik? Nggak mau! Dari sini lebih deket kerumah gue"
"Daerah sini rawan begal asal lo tau"
"Masa sih? Kemarin-kemarin gue lewat aman tuh" Senja tentu tak percaya. Kondisi jalan itu bisa dibilang tak terlalu gelap, kiri kanannya juga rumah penduduk walau jarang dan sisanya hanya rumput ilalang. Biasanya begal ditempat gelap kan? Itu pikir Senja
"Lo nggak liat tuh?" Batara menunjuk sesuatu yang melintas ditengah jalan. Senja menyipitkan mata untuk melihat lebih jelas
"Itu apa? Anjing atau kucing?"
"Bukan, itu babi ngepet" jawab Batara ngawur
"Teori dari mana lo? Sejak kapan babi ngepet juga bisa berubah jadi anjing?" Tanya Senja setelah melihat lebih jelas kalau itu adalah hewan berkaki empat yang biasa digunakan manusia untuk mengumpati sesama jenisnya
"Disana juga ada mbak kunti, orang bilang dia penunggu beringin itu"
"Ngada-ngada lo, biasanya juga gue lewat sini aman-aman aja" jawab Senja dan mulai menyalakan motornya, tak peduli lagi pada omongan Batara yang tak didasari bukti yang jelas
"Liat dibelakang lo, lo pulang lewat sana kan?" Senja menunjuk jalan lurus menuju persimpangan kemudian barulah dijalan raya yang ramai
"Liat nggak pohon ara yang besar itu? Gue pernah nggak sengaja denger, kalau katanya pohon itu ada suster ngesot yang gelantungan"
"Sejak kapan emang suster ngesot gelantungan? Bukannya dia ngesot?" Tanya Batara. Namun tak urung laki-laki itu berjalan menuju motornya
"Katanya sih, suster ngesotnya ditabrak truk sampai nyangkut dipohon" jawab Senja dengan teori asalnya
Tiba-tiba lolongan anjing terdengar menambah kesan angker tiba-tiba pada tempat yang tadinya hening dan sunyi dengan irama jangkrik
"Tuh tuh denger, katanya kalau ada suara anjing artinya dia liat keberadaan mereka" teriak Senja kemudian memacu motornya dalam kecepatan penuh
"AWAS LO SENJA!" Batara melihat gadis itu mengacungkan jari tengahnya dari kejauhan. Ia yang kepalang takut dan merinding dengan tergesa menyalakan motornya yang sialnya tiba-tiba sulit
"AWAS DIBELAKANG LO ADA SUSTER NGESOT NUMPANG!" Teriakan gadis itu masih bisa ia dengar walau lampu sorot motornya terlihat perlahan menjauh
Batara mencoba dan akhirnya berhasil, bahkan tanpa menggunakan helmnya laki-laki itu langsung memacu kendaraannya menuju arah Senja walau dengan begitu artinya ia harus putar jalur kerumahnya. Tapi bagi Batara tak masalah asalkan itu lewat jalan raya daripada jalan seperti itu. Padahal biasanya laki-laki itu tak sepenakut itu, tapi entah kenapa juga bulu kuduknya merinding seperti ini
"GUE BARU TAU KALAU LO PENAKUT! PADAHALKAN LO SATU SPESIES SAMA MEREKA, SAMA-SAMA SETAN" Teriak Senja saat laki-laki itu dengan cepat mengejarnya sampai posisi mereka sejajar. Ia sengaja berteriak karena memakai helm dan kerasnya suara angin yang membuat suaranya pasti tak terdengar jelas
"GUE NGGAK TAKUT!" bantah Batara juga dengan teriakannya. Senja tertawa, walau mengatakan demikian Senja tau kalau laki-laki itu berbohong
"MASA SIH? TERUS YANG DUDUK DI BONCENGAN MOTOR LO TUH DIBELAKANG SIAPA?" Batara yang mendengarnya sampai berkeringat dingin. Seberapa seringnya ia membawa manusia tak jelas jenisnya seperti teman-teman satu gengnya, tapi ia tak pernah membawa makhluk beda jenis apalagi beda dunia
"AWAS LO SENJA MATAHARI" teriaknya saat menyadari dirinya dibohongi dan gadis itu malah tertawa terbahak-bahak. Tapi melihat hal itu, Batara justru merasakan perasaan berbeda, kenapa ia senang melihat tawa itu?
.
Koreksi Typo...🙏🙏🙏
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Nissa Zafa
wkwkwkwk si senja kocak. batara pula ketua genk tapi takut Ama 👻🤣🤣🤣
2024-11-22
0
" sarmila"
aku jga ikut ngakaka🤣🤣🤣🤣🤣
2024-04-07
0
mudahlia
lg kak up yg bnyak
2023-09-05
1