Senja menatap bangunan putih megah yang berdiri didepannya, rumah yang menjadi tempatnya pulang. Pulang hanya untuk raganya, bukan pulang seperti yang terdefinisi untuk sebagian besar orang
Senja mengeratkan pegangan pada stang motor yang baru saja diambilnya dari bengkel, menahan perih pada lutut dan siku karena kesialan yang kembali menimpanya akibat menabrak ibu-ibu berdaster yang hobinya tidak mematuhi lalu lintas. Padahal Senja masih tak buta untuk melihat ibu itu menyalakan lampu sein kanan tapi malah belok ke kiri dan alhasil kecelakaan terjadi. Anehnya lagi ibu itu marah-marah padahal yang terjatuh dan jadi korban adalah Senja. Ia hanya bisa menghela nafas dan tak membalas walau ingin, mulai dari motor mogok, terkena bola basket, berurusan dengan ibu-ibu dan mungkin setelah memasuki rumah mewah ini akan ada kesialan lain yang menunggunya. Tapi Senja berharap semoga tidak ada karena ia sudah lelah dan ingin segera tidur
Dengan langkah mengendap dan berusaha tak bersuara ia perlahan menaikkan kaki menuju anak tangga namun sebuah suara berhasil membuatnya berhenti di anak tangga pertama
"Mau jadi apa kamu?"
Suara tegas dengan nada ancaman yang cukup membuat jantungnya berpacu dua kali lebih cepat
"MAU JADI ORANG APA KAMU NANTI HAH?" Suara bentakan itu membuatnya berjengkit kaget dan menundukkan kepalanya
"Maaf ayah" suaranya bergetar, ia tak berani membalik tubuhnya untuk melihat sosok berwajah tegas itu
"KATA MAAF NGGAK BISA BIKIN KAMU JADI ORANG SUKSES, PEKERJAAN YANG JADI TANGGUNG JAWABMU AJA KAMU LUPA, LALU BAGAIMANA DENGAN YANG LAIN"
"Kalau orang tua ngomong itu jangan dibelakangin, nggak sopan banget lo"
Ucap seseorang dibelakangnya kemudian naik begitu saja
Senja menggigit bibirnya agar isakan tak keluar dari mulutnya, sedangkan kakaknya Nathan tak peduli dan memilih langsung naik ke kamarnya. Dengan menarik napasnya panjang dan mengusap kasar air matanya, Senja berbalik menghadap sosok laki-laki berwajah tegas yang yang kini sedang menatap tajam dirinya
PLAKKK
Suara tamparan yang terdengar nyaring bahkan yang mendengar saja mungkin merasa ngilu
"SUDAH BERAPA KALI AYAH BILANG! JADI SEPERTI SAUDARAMU YANG LAIN, KAMU ITU ANAK PEREMPUAN, JANGAN BANYAK TINGKAH!"
"Aku nggak sengaja" bela Senja walau dengan suara lirihnya
"Nggak sengaja kamu bilang?"
"Maaf ayah, Senja lupa karena buru-buru"
"Aku tidak menerima alasan apapun, apa kata teman bisnis yang lain kalau tau ternyata anaknya bodoh seperti kamu" Senja tertunduk, tak sekalipun berani mengangkat wajahnya. Dibanding rasa sakit diwajahnya, hatinya lebih terasa sakit
"Selama tiga bulan kedepan, bayar biaya sekolahmu sendiri agar kamu jerah dan tak main-main lagi. Awas saja sampai nilaimu turun semester ini. Jangan buat aku malu memiliki putri sepertimu" Senja sedikit tersentak, kemudian kembali menunduk mengepalkan tangannya
.
Sorakan penonton yang didominasi anak-anak SMA dari berbagai sekolah memenuhi arena balap. Mungkin karena lokasinya yang dipenuhi pepohonan sepanjang jalan, hingga membuat kesan angker ketika malam tiba. Jalannya yang banyak tikungan juga menjadi penyebab salah satunya, tapi itu justru menjadi pemacu adrenalin para pembalap motor seperti mereka. Apalagi malam ini pertandingan sengit dua ketua geng yang sudah dikenal seantero kota sebagai musuh bebuyutan
"Mau lo apasih Langit? Belum puas kalah lo?" Batara menatap lawannya yang sudah jadi rival sejati sejak ia menjabat jadi ketua Atlantis
"Cih!, Gue nggak bakal pernah mau tunduk sama kekuasaan lo. Jangan sok jadi penguasa deh"
"Oh, lo iri ya karena sekolah Nusa Bangsa yang awalnya tunduk dibawah Rajawali kini milih gabung sama Atlantis?" Tanya Batara dengan suaranya yang jelas sekali penuh ejekan
"Nggak usah banyak bacot lo!" Batara menyeringai, memancing amarah musuh artinya adalah kemenangan telak untuk dirinya. Amarah yang menguasai seseorang tak akan bisa membuatnya fokus dan berpikir jernih karena yang bermain hatinya bukan kepalanya
"OKE GUYS, LADIES AND GENTLEMAN INI ADALAH PERTARUNGAN SENGIT DUA KETUA GENG TERKENAL. PASANG MATA KALIAN SEJELI MUNGKIN UNTUK MELIHAT PARA JAGOAN MASING-MASING. GENG ATLANTIS DAN RAJAWALI, DUKUNG GENG ANDALAN KALIAN" Yudhistira berdiri ditengah arena, membawa loudspeker kecil sebagai pengeras suaranya. Ibaratnya ia bertugas sebagai MC untuk memeriahkan acara, tak lupa tatapan genitnya yang membuat para gadis disana menjerit, membuat geng yang lain hanya menggelengkan kepala melihat tingkah lakunya
"ATLANTIS"
"RAJAWALI"
Sorak-sorakan dua ketua geng terkenal itu didominasi pendukung atlantis, selain karena wilayah kekuasaan mereka lebih banyak tentu juga karena wajah tampan Batara Matahari yang membuat gadis menjerit melihatnya.
Adegan salip menyalip terjadi, tikungan tajam tak membuat mereka menghentikan laju kendaraan masing-masing. Hingga ditikungan terakhir, Batara mempercepat laju motornya sampai penuh dan keluar sebagai juara dengan hanya selisih dua detik dari lawannya
"Rembulan nih bos senggol dong!" Teriak Galaksi paling heboh
"Emang boleh sekeren itu?" Suara teriakan selamat diberikan pada mereka yang keluar sebagai pemenang
"Sial!" Langit menjatuhkan helmnya karena kesal, terbilang ini rekor baru juga untuknya karena biasanya ia selisih lima sampai enam detik dengan Batara
"Akui aja kalau lo kalah, nggak usah ngamuk" ejek Galaksi pada musuhnya yang membuat Langit maju hendak mengajarnya
"Jangan gegabah bos, disini banyak anak buah mereka. Kita bisa kalah kalau cuma lawan dengan kekuatan segini" ucap Lingga, salah satu anggota Rajawali yang jadi kepercayaan Langit. Walau masih kelas 3 SMP pemikirannya tak bisa dianggap remeh
Langit mengepalkan tangannya dan memandang Batara penuh api permusuhan
"Lingga?" Pandangan mereka teralihkan saat suara lembut perempuan menyapa, tak ayal hak itu juga menarik perhatian Batara dan gengnya yang masih melakukan selebrasi kemenangan
"Ngapain lo disini?" Lingga menatap perempuan itu dengan sinis. Senja segera menarik lengan adiknya dari kerumunan
"Ayah khawatir sama kamu, nanti kamu dihukum lagi kayak kemarin, ayo pulang" Senja tak menyerah menarik lengan adiknya, walau Lingga melawan. Ia sengaja belajar teknik beladiri untuk melakukan ini. Ia tau adiknya hanya merasa kesepian karena kondisi keluarga mereka, karena itu ia sering bermain sampai lupa waktu
"Pulang aja Lingga, acaranya juga udah selesai" Lingga menatap Langit, si ketua langsung yang mengatakan itu. Ia menghentakkan kaki dengan kesal dan langsung menuju motornya
"Terima kasih" Senja membungkuk sedikit sebelum ikut berlari menyusul adiknya. Senja melihat adiknya keluar tadi sore dan tak ada tanda-tanda pulang padahal jam hampir menunjukkan pukul dua belas malam. Karena itu, melalui teman-temannya ia tau Lingga ada diarena balap, tempat para geng motor adu kekuatan mereka. Senja bahkan baru tau ada lokasi ini. Ia melihat pertandingan dan mendengar nama yang tak asing keluar sebagai pemenang. Tapi tentu fokusnya hanya pada adiknya bukan mereka. Sayangnya Senja tak tau, kalau besok mungkin dirinya ada dalam masalah besar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Sri Puryani
ternyata krn ayahnya senja jd spt ini
2024-10-29
0
Sani
sekarang aku paham kenapa senja berusaha jadi pintar/Frown/
2024-08-14
1
mudahlia
senja sayang bnget ya ma adik nya .adik nya juga kyak menghormati gt
2023-08-29
0