"Kamu ingin jadi apa?" pertanyaan gurunya yang Senja ingat saat masih di taman kanak-kanak
"Aku mau jadi penyanyi terus bisa keliling dunia"
jawabnya dengan polos
"Oh ya? Senja mau kemana?"
"Aku mau ke disneyland, main salju dan naik balon udara kayak di televisi" jawabnya dengan semangat
"Kamu harus jadi dokter. Jadi perempuan itu yang berguna, dengan jadi dokter seenggaknya kamu jadi perempuan yang berguna buat banyak orang dan tidak membuat kami malu sebagai orang tuamu"
Senja termenung saat kata-kata itu terngiang dalam kepalanya, memori masa kecil yang indah harusnya berubah karena tekanan orang tuanya. Senja hanya menjalani tanpa tau salahnya dimana. Salahkah dirinya jadi penyanyi? Salahkah dirinya ingin keliling dunia? Salahkah dirinya terlahir didunia? Atau salahkah dirinya karena ia dilahirkan?. Setetes air matanya jatuh membasahi buku yang dibacanya, ia langsung mengusap kasar dan berusaha kembali fokus pada bacaannya
"Kamu harus bisa seperti kakakmu"
"Kamu harus bisa seperti adikmu"
"Kamu harus jadi perempuan pintar dan berguna, jangan bikin papa malu punya anak perempuan kayak kamu"
"kamu harus bisa kayak dia..."
"Kamu harus..."
Harus artinya sempurna. Harus bisa segalanya artinya ia harus sempurna. Harus maksimal tanpa ada celah sedikitpun. Senja dengan segala tuntutan hidupnya sedang berjuang
"CUKUP"
Gadis itu berteriak dalam kamarnya yang sunyi, suara-suara itu terus menghantuinya. Suara bentakan dan cemoohan dari orang terdekatnya secara perlahan merusak mentalnya. Gadis itu memegang dadanya yang terasa nyeri dan kepalanya yang berdenyut pusing
Ia melihat cutter kecil diatas meja, ia mengambil benda itu dan meletakkan diatas pergelangan tangannya. Semakin dalam, rasa sakit semakin terasa. Darah yang menetes semakin banyak, rasa sakit mentalnya beralih ke rasa sakit pada fisiknya. Inilah Senja, menyakiti fisiknya untuk mengurangi rasa sakit pada mentalnya yang kian hari semakin hancur
"Aku pengen mati tuhan" kalimat yang setiap saat ia minta, namun tak pernah terwujud
.
Sirkuit balap yang kosong menjadi arena pelampiasan menjadi arena pelampiasan hal yang tak sanggup ia bantah, Matahari melajukan motornya dengan kecepatan gila di sirkuit balap yang memiliki banyak tikungan tajam. Bahkan sirkuit itu dibangun khusus untuknya 'Sirkuit Helios' namanya. Diambil dari namanya, Helios artinya matahari dalam bahasa Yunani
"Jangan buat papa malu sama kelakuan kamu yang kayak gini"
"Kakek kamu ngebela, bukan artinya kamu bisa sebebas itu Batara"
"Kamu dilahirkan menjadi pewaris tunggal perusahaan kita, jaga nama baik keluarga ini"
"Coba kamu liat anak teman papa, dia pintar dan penurut, kenapa kamu nggak bisa jadi kayak dia?"
"Kamu itu dilahirkan untuk menjadi penguasa bisnis selanjutnya, jaga tingkah lakumu"
Seiring dengan suara itu yang terus menghantui, semakin cepat pula injakan Batara Matahari pada pedal gasnya. Senekat itu memang, lintasan yang kian berkelok dengan kecepatan tinggi ia lalui tanpa menggunakan pelindung kepala hingga rambut hitamnya tersapu angin malam. Jika kepeleset sedikit saja, kecil kemungkinan ia akan selamat
"GUE JUGA NGGAK PERNAH MAU DILAHIRIN DARI KELUARGA KAYAK KALIAN! GUE BUKAN BISNIS INVESTASI KALIAN, GUE MANUSIA! GUE PUNYA HATI, GUE PUNYA RASA SAKIT. GUE BUKAN BARANG YANG BISA KALIAN OLAH SEMAUNYA" teriaknya ditengah deru suara gas motornya yang berdenging. Batara Matahari dengan lukanya, dibalik kisah terkenalnya sebagai pemimpin Atlantis yang ditakuti geng motor lain
.
Senja menampilkan jingga diufuk barat, suara lonceng kafe semakin sering berdenting, pertanda banyak orang yang lalu lalang masuk. Suasana kafe itu semakin ramai seiring malam mulai menyapa
"Terima kasih, maaf menunggu. Silahkan nikmati pesanan anda" kata-kata itu sudah seperti template yang otomatis diucapkan Senja sejak kemarin. Ia bekerja sebagai pelayan yang mengantarkan makanan ke meja pembeli
Berkali-kali gadis itu hanya bisa menghela nafasnya lelah, namun begitu teringat kata-kata sang ayah, ia kembali semangat
"Senja antarkan pesanan meja nomor lima" gadis itu mengangguk, ia mengambil nampan yang berisi jus alpukat itu dan mengantarnya pada meja di pojok. Saking seringnya mondar mandir, ia sampai hafal nomor meja dan letaknya
"Terima kasih, maaf menunggu. Silahkan nikmati pesanan anda" ucapnya meletakkan jus itu diatas meja dan membungkuk pergi tanpa melihat siapa pembelinya
"Gue nggak nyangka, ternyata anak orang kaya bisa ngelayanin orang lain juga" Senja terdiam, ia berbalik melihat pemilik suara yang tak asing itu
"Lo! Ngapain lo disini?" Entah sejak kapan Senja mulai tak menyukai keberadaan laki-laki itu. Sejak ia dituduh menjadi mata-mata, ia pernah melihat seseorang menggeledah tasnya. Mereka pikir ia menyimpan bukti kejahatan, Senja tentu tak terima. Ia bagai kriminal kelas kakap yang membawa bom bunuh diri. Ia menemui Batara Matahari untuk menanyakan perihal ini, karena ia tau hanya Batara orang yang mungkin melakukannya dan jawaban laki-laki itu semakin membuatnya jengkel
"Jaga-jaga, bisa aja lo *******" balas Batara yang membuat Senja ingin sekali menampar mulut laki-laki itu. ******* dari mana? Ia kesekolah untuk belajar, bukan bunuh diri apalagi membunuh orang lain
"Bumi ini luas dan bukan punya lo, terserah gue mau dimana" Senja menyesali pertanyaannya yang memang tak masuk akal. Malas berdebat, ia balik badan bersiap pergi. Namun kali ini, laki-laki itu menarik pergelangan tangannya
"Apalagi sih?" Kesalnya
"Katanya pembeli adalah raja"
"Terus?" Tanya Senja jengkel
"Gue mau lo temenin gue ngobrol disini" Senja menepis tangan Batara dan menatap laki-laki itu
"Denger ya, gue tuh disini kerja. Ngelayani banyak orang, bukan lo doang. Jadi jangan bikin gue kesel dan jambak rambut lo disini" jawab Senja menatap tajam mata laki-laki itu
"Lo nggak bakal dipecat kok, kalau ngobrol sama gue doang"
"Darimana lo tau?"
"Taulah. Lagian gue yakin kalaupun dipecat lo juga nggak masalahkan?. Lo bisa ngabisin waktu lo buat duduk sama tulisan-tulisan membosankan di toko buku"
"Lo nggak tau apa-apa, jadi lebih baik lo diem aja" jawab Senja. Ia berusaha menghindari topik tentang ini
"Senja Matahari, itu nama lo. Anak dari Pak Darmanto, pebisnis yang namanya sudah tak asing lagi. Gue yakin, gaji ayahnya lo bisa jamin hidup lo, uang dari kerja kayak gini paling nggak seberapa sama duit jajan lo sehari" Senja tersenyum masam
"Lo mungkin kenal orang tua gue Batara, tapi bukan berarti lo tau gimana hidup gue"
"Jadi stop bicara dan nyimpulin berdasarkan isi otak lo itu" lanjut Senja kemudian berdiri dan pergi dari sana tanpa melihat kearah Batara yang terdiam berpikir
"Memang lo kayak gimana Senja? Cuma anak orang kaya yang manja kan?" kekehnya diakhir kalimat
.
Oh ya, karya ini mau author ikutin lomba badboy, walaupun tanggalnya mepet...🤣😭
Mohon dukungannya ya...🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
melia
ini nih udah mulai bau bau mengandung bawang..semoga senja kuat..dan batara kamu juga nanti bisa saling dukung loh sma senja.karna kalian tuh sama2 hidup tertekan dengan tuntutan ortu🤗🤗🤗🤗
2023-09-03
0
mudahlia
astaga ni org sadar gk sih kl setiap ucapan nya sudah melukai ht anak anak nya
2023-09-01
0
mudahlia
ya Allah senja nyesek bnget begitu berat badan mu senja .gk tega bcanya aq
2023-09-01
0