"Lo itu udah tua, ngapain lo pacari anak SMA, hah?! Predator anak lo, hah?! " Darren menyela dengan membentak-bentak membuat pria dewasa yang masih stay di atas motor itu semakin melongo.
"Bukan, Mas! " sanggahnya cepat. Kalau boleh jujur, ia kesal sekali dituduh seperti itu. "Mbak, tolong jelasin sama pacarnya ini. Saya, 'kan cuman tukang ojek. Tolong kalau lagi marahan jangan bawa-bawa saya, " ucap pria itu pada Alizya dengan tatapan memelas.
Mendengarnya, Darren baru tersadar bahwa pria di hadapannya itu adalah tukang ojek online. Pemuda berambut hitam legam itu lantas menoleh, ia menatap tajam Alizya yang tengah bersedekap dada dengan tersenyum penuh kemenangan.
"Maaf, ya, Mas. Pacar saya ini memang cemburuan, " ucap Alizya dengan menahan tawa. Sedangkan Darren, wajahnya sudah memerah saat ini.
"Oalah ... Mas-Mas, nggak usah cemburuan, Mas. Apalagi cemburu sama saya, saya cuma tukang ojek. Saya juga udah punya istri dan anak, kok, " seru pria ojek itu.
Darren menggaruk tengkuk dan Alizya yakin bahwa itu tak gatal sama sekali. Pemuda itu tengah salah tingkah. "Maaf, Mas, " cicit Darren. Pemuda itu segera merogoh saku dan mengambil uang seratus puluh ribu rupiah. "Ini buat, Mas. Mas, boleh pergi, " ucapnya kemudian.
"Walah, terima kasih. Terima kasih, Mas, Mbak. Lain kali pacarnya dijaga, Mbak, takutnya nanti salah marahin orang lagi, " ucap pria ojek itu lalu segera melenggang pergi mengendarai motornya.
Setelah tukang ojek tadi benar-benar hilang dari pandangan, Darren hendak segera mengambil langkah seribu.
"Eits! Mau ke mana? " Alizya segera mencekal tangan Darren agar pemuda itu tidak kabur.
"Apaan, sih?! " sungut Darren menghempas kasar tangan Alizya.
Alizya mencebik, " tanggung jawab, dong. Ini gimana gue pulangnya? Lo malah nyuruh, tuh, tukang ojek pergi. "
"Anterin gue pulang, " lanjut Alizya.
"Ogah! Pulang aja sendiri! " tukas Darren menolak mentah-mentah.
"Lo harus tanggung jawab, Ren. Gue pulang pakai apa? Tega lo lihat gue pulang jalan kaki? " pinta Alizya dengan nada yang dibuat sememelas mungkin.
"Suruh jemput pacar lo sana! "
"Ya, 'kan lo pacar gue! " balas Alizya.
Darren mendelik. "Sembarangan! Ogah gue pacaran sama lo! " hardiknya.
"Tapi tadi lo bahkan nggak mau bantah kalau gue bilang kalau lo itu pacar gue di depan tukang ojek! " Alizya tetap ngotot. "Ayo, anterin gue pulang!"
Pada akhirnya Darren yang mengalah. Dengan motor besarnya ia mengantarkan Alizya pulang. Tentu saja dengan senyum mengembang Alizya duduk dengan manis di jok belakang.
Alizya ingin memeluk Darren dari belakang tapi pemuda itu menepis tangannya. Alizya mencebik, ia hanya ingin memeluk saja tidak lebih.
Darren mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Beberapa meter di depannya adalah persimpangan lampu merah. Darren menambah kecepatan laju motornya yang membuat Alizya memekik takut.
Tiba di persimpangan, lampu lalu lintas itu berubah menjadi warna merah yang membuat Darren mengerem kecepatan motornya dengan tiba-tiba.
Hap!
Tubuh Alizya terperosok semakin ke depan hingga tangannya dengan cepat memeluk pinggang Darren.
"Heh! Lepas! " seru Darren berusaha menarik tangan Alizya yang melilit pinggangnya.
Dengan nafas yang masih memburu karena syok berat, Alizya mengukir senyum. "Lo kalau mau gue peluk, bilang aja! Nggak usah gini caranya, bikin gue jantungan tahu, nggak?! " ujarnya kepedean.
"Nggak usah kepedean, bisa?! Lo nggak lihat, itu lampu merah?! " Darren menunjuk lampu merah yang masih menyala. Nada bicaranya bersungut-sungut.
Tapi Alizya tak peduli, ia sudah terlanjur memeluk Darren. Jadi, ia memutuskan tidak akan melepaskannya. "Astaga! Apa susahnya, sih, jujur? Kalau lo minta, gue pasti dengan senang hati peluk lo! " balas Alizya tak tahu malu.
"Dasar cewek gila! Lepasin, nggak?! "
"Nggak mau! "
"Lepas! "
"Nggak mau, Darren! "
Mereka bertengkar lagi, kali ini ditengah jalan yang ramai orang.
"Lepas! Lo nggak malu, apa? Orang-orang pada lihatin kita! " hardik Darren.
"Kenapa harus malu, sih? Cuek aja, sih! " balas Alizya dengan santai.
Lalu ketika lampunya berubah warna menjadi hijau, Alizya tak kunjung mau melepaskan pelukannya. Darren pasrah, apalagi di belakangnya banyak pengendara lain yang mengklaksonnya untuk segera melajukan motornya.
"Darren! Gue Suka Naik Motor Berdua sama Lo!"
"APA?! " teriak Darren yang tak mendengar dengan jelas ucapan Alizya.
"GUE SUKA NAIK MOTOR BERDUA SAMA LO! " teriak Alizya dengan kerasnya.
"APA?! LO SUKA SAMA GUE?! "
"IYA! "
Alizya tersenyum senang, ia tak sadar bahwa pertanyaan Darren berbeda dari yang ia dengar. Sedangkan di depan, Darren tengah menahan senyum dengan jantung yang berdegup amat kencang. Apa Alizya mendengar detak jantungnya yang menggila? Darren tak pernah menyangka akan dipeluk Alizya sedemikian erat.
Dan lagi, pernyataan gadis itu barusan. Itu membuat pipinya bersemu merah.
Untuk pertama kalinya, telinga yang mendadak tuli membawa kebahagiaan. Apa ini termasuk dalam pengertian bahwa cinta itu tuli?
Ah, kedua remaja itu tak akan pernah melupakan momen manis ini. Tak akan pernah.
Darren dan Alizya, entah bagaimana takdir akan membawa mereka.
TAMAT!
_-_-_-_-_-_-_-_
Kali ini aku kembali dengan membawa kisah Alizya dan Darren. Yang selama ini dukung kapal mereka berlayar, angkat tangan! Kurang lebihnya hubungan mereka selama ini, tuh, seperti ini. Darren yang cuek-cuek tapi mau dan Alizya yang selalu nempelin Darren.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments