Berpura-pura Cupu Demi Mengejar Cinta Sejati
Non. bangun... nanti non telat kuliahnya." Ucap Bik Yem yang dari tadi sudah bolak balik ke dapur dan ke kamar membangunkan nona nya.
Gadis Mungil yang bernama Karina Abraham Lincoln. itu menggerakkan tangan. ia menggeliat kan tubuhnya, sebenarnya sih sudah bangun. hanya saja ia ingin bermanja-manja dengan baik Yem yang sangat menyayanginya. setelah kematian ibunya. Hanya buk Yem yang tulus sayang padanya selain papinya.
"Iya Bik. apa sarapan hari ini bik." Tanya Karina mengusap matanya yang masih ngantuk. karena begadang mengerjakan tugas yang akan di kumpulkan hari ini.
"He..he.. rahasia. sepertinya non harus sarapan di kampus. dan sudah bik Yem simpan dalam wadah." jawab Bik Yem tersenyum.
Kebetulan hari ini. Karina lagi halangan. makanya bi yem tidak tega membangunkannya pagi saat subuh tadi.
karena Buk Yem melihat langsung kalau majikannya ini lembut menjelang pagi.
"Ok deh. makasih bik Yem." Karina mencium pipi wanita tua tersebut dengan gemesnya.
"Non bau. mandi sana." Ledek Bik Yem menghindar, padahal ia selalu terharu di perlakukan seperti itu oleh majikannya.
Karina pun masuk ke kamar mandi. Ia cepat menyelesaikan ritualnya. agar tidak kena marah sama dosen galaknya.
Hanya butuh beberapa menit. ia sudah selesai, dan bik Yem pun sudah menyiapkan makannya. di tas majikan yang telah ia siapkan.
"Bik. aku berangkat ya. assalamualaikum." Ucap Karina dan di jawab Bik Yem.
"Hati-hati non. jangan ngebut." Teriak bik Yem melihat kepergian majikannya mengendarai motor metiknya.
Karina pun mengendarai motor metiknya dengan lincah, walau dia gadis kecil dan manja dulunya. namun dia jago juga bawa motor dan mobil.
Abraham tidak pernah lepas tangan. anaknya yang hidup di luar istananya. ia selalu memberikan pengawasan pada anak semata wayangnya.
"Bagaimana keadaan anakku saat ini.?" Tanya Abraham pada Pengawal anaknya.
"Baik Tuan. sekarang nona menuju kampus." Jawab pengawal setianya.
Abraham pun mendesah. ia sangat berat dan tidak setuju anaknya bebas begitu. sebagai ahli waris. anaknya tentu jadi incaran musuhnya. namun karena anaknya bersikeras makanya Abraham mengalah dari pada anaknya tidak pernah pulang.
Yah. Karina harus pulang. jika mau, kadang satu kali seminggu. kadang dua kali. Abraham tidak mempermasalahkan, asalkan anaknya tahu jalan untuk pulang.
Karina sampai di kampus tepat waktu, dia tidak jadi telat. saat dia akan masuk. dia bahagia sekali karena dia tidak telat.
Karina bingung. apakah ia salah masuk kelas, tapi dia kembali keluar. dan tidak ada salah kelas. " Tidak salah.?" Tanya pada dirinya sendiri.
seseorang yang berdiri di depan. menatapnya heran, dia diam saja melihat sikap mahasiswa yang keluar masuk.
"Apa kamu sudah puas kuar masuk.?" Tanya dosen tersebut.
Kirana menatap orang yang bertanya padanya. dia cengengesan. " Maaf pak. saya kira saya salah masuk." Jawabnya dan mengambil duduk dekat teman wanitanya yang berkaca tebal.
Yah. hanya dia teman dekat Karina sejak dia pindah kuliah dengan memakai hijab. dan mengabari pada Taman di kampus lamanya
kalau ia pindah keluar negeri. Jadi tak satupun orang mengenalnya. kalau papinya. adalah salah satu donatur di kampus tersebut.
"Sudah dramanya. sekarang kamu berdiri. dan memperkenalkan diri." ucap Sang Dosen.
Karina bingung. kemarin kan sudah. ngapain lagi memperkenalkan diri, dosen aneh. pikirnya. Dia diam saja. dan duduk dengan dengan tenang.
"Hai. apa kamu tidak dengar.!" Kirana mendongakkan wajahnya, ternyata sang Dosen sudah di dekatnya. ia tak menyadari kedatangan Dosennya tersebut.
"Kemarin sudah kenalan pak." Jawabnya apa adanya.
Pak Gandhi Samudra tersebut menatapnya dengan intens. " Kamu tidak tahu siapa saya?" Tanya Pak Gandhi ketus.
"He..he..maaf pak, saya baru kemarin pindah ke sini. dan belum kenal semua dosen. maaf ya pak." Ucap Kirana menangkupkan kedua tangannya minta maaf.
Gandhi memukul meja, hingga Kirana terperanjat.Dia menatap Dosennya tersebut dengan bingung.
"Kamu pernah SMA dulukan? Di SMA kamu mengenal istilah Wali Kelas, nah kalau di kampus namanya PA (Pembimbing Akademik/Penasehat Akademik) atau Dosen Wali. Tugas saya sama dengan Wali Kelas, yaitu memberikan arahan, membimbing, dan membantu mahasiswanya dalam permasalahan yang dihadapi selama aktif studi." Jawab Pak Gandhi menjelaskan.
Kirana terperanjat, ia belum sempat kemaren mencari PA nya. karena ia baru pindah dan harus segera beres-beres. eh di tambah lagi baru masuk dapat tugas langsung. hingga ia terburu-buru ke perpus untuk cari referensi.
"Maaf.!" Lirih Kirana. yang menyadari kesalahannya.
"Baiklah. nanti kamu temui saya di ruangan saya.swtekah jam pulang. kalau hari ini hanya kuliah dengan saya saja kan.?" Tanya Pak Gandhi pada semuanya.
"Ya pak." Jawab semua Mahasiswa.
Kirana menarik nafas dalam. saat Dosennya menjauh dari tempat duduknya. hari ini Kirana merasa lelah. matanya yang masih ngantuk membuatnya tidak fokus. hingga ia kembali di tegur Dosen tersebut.
"Eh. kamu niat kuliah nggak.?" Tanya sang Dosen yang kembali di dekatnya, ia kebiasaan menerangkan materi sambil jalan dan pas dekat Kirana, di dapatinya mahasiswanya tersebut sedang tidak fokus.
"Maaf pak." Lagi-lagi Kirana di tegur.
Saat pak Dosen telah selesai memberikan materinya. Gandhi kembali mengingatkan pada Kirana untuk menemuinya di ruangannya.
Tentu ia belum tahu seluk beluk kampus ini
karena ini hari ke dua menginjakkan kampus ini setelah pindah.
"Kiran. biar aku antar depan pintu pak Dosen. tapi aku nggak masuk ya." Ucap Naira memberikan bantuan.
"Oh. Ok, terimakasih ya Nai." Kirana pun mengikuti langkah Naira menuju ruangan pak Dosen PA nya.
Sepanjang jalan. Naira menjelaskan gedung yang mereka lalui. Para kaum Adam tidak terlalu memperhatikannya, karena dia yang berhijab tentu tidak semua orang yang ingin menggodanya.
Beda dengan saat dia di kampus lama. sepanjang jalan, selalu saja ada cowok yang memberikan dia bunga atau coklat. Dan mengucapkan cinta. hingga Kirana merasa muak dengan semuanya..
Saat ini, ia merasa damai. tidak ada pengganggu selama ia berjalan. atau mau kemana-mana.
"Sudah sampai. kamu masuk ya, dan saya langsung ke kantin. mau makan dulu." Ucap Naira tersenyum.
"Eh. tunggu Nai. aku tadi bawa bekal. kamu mau nggak makan bersama ku, tapi tunggu aku ya." Pinta Kirana lada Naira dan di anggukan gadis yang berkaca mata tebal tersebut.
Naira gadis pintar. ia gadis desa yang mendapatkan beasiswa untuk masuk kuliah di sini.
Kirana pun mengetuk pintu untuk izin masuk. Tak lama terdengar suara yang Kirana kenal, karena tadi Dosen tersebut marah-marah padanya.
"Masuk." Perintahnya. dan membuat Kirana terperanjat mendengar suara gelegar Dosen. sekilas ia menoleh pada Naira sebelum akhirnya masuk.
Kirana melihat seorang laki-laki yang cukup matang duduk di kursi depan meja yang saat tempat ia berdiri.
"Permisi pak. tadi bapak minta saya...."
"Jadi. harus saya yang minta kamu datang menemui saya, bukannya kamu berkeinginan untuk menemui saya karena kamu membutuhkan saya." Cerocos Gandhi panjang lebar
Kirana hanya melengos. lututnya terasa bergetar. bukan karena takut pada Dosennya. hanya saj ia belum sempat sarapan tadi, dan hari sudah menunjukkan untuk makan siang. dan bukan lagi sarapan, tapi sudah makan siang.
"Maaf.!" Ucap Kirana membuat Gandhi menatapnya lagi. ia pun mendekatinya.
"Sekarang kamu duduklah. karena baru pertama kali bertemu, saya bisa maklumi. dan ini hanya satu kali,tidak ada untuk kedua kalinya." Ucap Gandhi dan memintanya duduk di kursi tamu di ruangan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments