Gandhi. sangat bahagia. hidupnya yang kaku sibuk dengan aktifitas yang banyak tidak punya waktu untuk memanjakan dirinya.
Sekarang ia jatuh cinta pada gadis yang nakal. gadis di mana masa kecilnya dulu. sekarang sudah menjadi istrinya seutuhnya.
Dengan sukarela. akhirnya Kirana mau menyerahkan dirinya sebagai istrinya. walau adanya drama dulu
"Eh. kalian sampai tidak keluar kamar. karena asyik buat cucu baut papi." Goda Abraham saat mereka berkumpul makan malam di restoran hotel tersebut.
"Papi ngomong apaan sih." Kesal Kirana yang malu pada mertua dan kakak iparnya yang tersenyum menatapnya. Sedangkan Gandhi hanya senyum-senyum saja melihat wajah merah istrinya karena malu.
"Oh nak. besok pagi tidak bisa lama-lama di sini. jadi besok papi sudah kembali. sepertinya bik Yem juga ikut pulang. karena ia tak mau mengganggu masa henimun kalian." ucap Abraham menggoda anaknya yang sudah menikah.
Kirana memeluk Papinya." Pi.jaga kesehatan ya. jangan lupa makan, jangan sibuk terus.." Ledek Kirana balik.
Abraham terharu. tak terasa waktu berlalu begitu cepat, baru kemarin rasanya ia menggendong gadis kecilnya yang nakal dan usul. sekarang sudah menikah.
"Kamu juga sayang. patuhilah pada suamimu nak." Bisik Abraham yang masih terdengar.
Abraham mengambil tangan anaknya dan juga menantunya." Jika kalian ada masalah,jangan langsung ambil keputusan untuk berpisah. carilah dulu solusinya. jika tidak mampu, kami masih ada untuk kalian." Nasehat Abraham pada keduanya.
"Ya pi. makasih nasehatnya. makasih atas kepercayaan papi. saya akan jaga Kirana selalu selalu. dan membuat anak Papi bahagia." Janji Abraham pada mertuanya
"Nak Gea. jika anak saya banyak merepotkan kalian. marahinya saja. dia memang nakal." Ucap Abraham pada kakak Gandhi.
"He..he.. Om bisa aja. Kirana adik ipar yang baik kok Om." Jaaba Gea terkekeh.
Setelah makan malam dan juga perbincangan yang hangat. mereka pun masuk kamar masing-masing setelah hari agak larut.
Karena besoknya. Mamanya Gandhi sudah mulai terapi.
Gandhi kembali ke kamar menggandeng istrinya. tak di sangka di perjalanan menuju kamar mereka. Gandhi bertemu dengan temannya semasa kuliah.
" Hei. Gand.... apa kabar. eh ini siapa?" Tanya Haris yang menatap Kirana intens.
Gandhi yang menyadari hal tersebut. meletakkan tangannya di pinggang istrinya posesif.
"Baik. oh ya kenalkan. ini istri ku. Oh ya kamu ngapain ke sini?" Tanya Gandhi dan Harus yang akan bersalaman dengan istrinya gagal.
" Oh... aku menghadiri seminar. ini baru selesai. tinggal besok dan lusanya kembali pulang." Jawab Harus yang matanya mencuri pandang Kirana.
Kirana bingung menanggapi suaminya yang sangat takut ia akan lari pada lelaki lain.
"Oh mas. maaf sepertinya aku kembali dulu ke kamar ya. silahkan lanjutkan pembicaraannya." Ucap Kirana meminta izin dan hendak masuk Lift.
"Tunggu sayang. Oh ya Har. besok kita ketemuan di loby ya. kamu masih punya nomor saya kan.?" Tanya Gandhi yang hendak pergi menyusul istrinya.
"Oh. baiklah." Jawab Haris mengedipkan matanya pada Kirana. Kirana hanya cuek tanpa ekspresi.
( Gila. sombong kali nih cewek. tapi aku suka dengan gadis yang penuh tantangan) bisik Haris dalam hatinya yang playboy. Dan berbalik tolak belakang dengan kamar Gandhi yang di lantai paling atas.
"Sayang. mas minta. kalau dapat kamu jauhi lelaki yang bernama Harus tersebut ya. dia laki-laki tidak baik. banyak wanita yang sudah ia pacari. bahkan sudah ada yang hamil. tapi enggan bertanggung jawab." Ucap Gandhi yang mengingat cewek yang sukai ternoda oleh Haris sebelum ia dekat dengan gadis tersebut.
Makanya Gandhi tidak mau mengenal cewek lagi. Ia pikir semua gadis sama saja matre nya.
"Sepertinya mas. punya dendam tersendiri. apa laki-laki tadi pernah merebut kekasih mas.?" Tanya Kirana yang mengingat betapa centilnya teman suaminya.
" Kenapa kamu berpikir begitu?" Tanya Gandhi gugup
"Terlihat sekali mas. dia laki-laki yang suka main perempuan. ia pikir tidak akan dapat karma telah mengecewakan perempuan. apalagi perempuan baik-baik." Kesal Kirana yang mengingat sikap Haris teman suaminya menggodanya.
Gandhi terpana." Maksudmu. itu sebabnya kamu buru-buru menjauh. apakah ia bersikap kurang ajar pada mu?" Tanya Gandhi yang kesal.
"Secara langsung sih nggak. hanya saja ia mengedipkan matanya yang jelas - jelas istri sahabatnya." Jawab Ais kesal.
"Apa.? dia tidak pernah berubah. rasanya aku ingin mencekiknya atau malah mengeluarkan dari bumi ini. jika aku bisa.
Kirana yang mendengarkan penjelasan suaminya. merasa yakin kalau dulu mereka berdua pernah berseteru.
" Sudahlah. kita sebaiknya istirahat. besok kita bawa mama terapi untuk pertama kalinya. Dan di anggukan Kirana.
***
Pagi sekali Kirana sudah bangun dia mandi dan mengeringkan rambutnya saat suaminya bangun mendengar suara mesin hairdryer.
"HM. harum sekali istri ku. bangun tidur di berikan pandangan yang menyejukkan." Goda Gandhi pada istrinya yang semalam juga sempat satu ronde. maklumlah pengantin baru. rasanya senjata selalu siap perang jika dekat Istrinya.
" Mandilah cepat. nanti kesiangan subuhnya. lagian papi juga akan berangkat lagi ini. aku ingin pamitan dulu." Jawab Kirana. dan Gandhi dengan cepat masuk kamar mandi.
Tak butuh lama. ia pun sudah siap. dengan stelan kemeja yang membuat Gandhi menjadi laki-laki yang tampan dengan tangan di gulung sampai siku.Kirana menatap suaminya di terpantul cermin di depannya.
"Baru sadar ya kalau suaminya ganteng.!" Ical Gandhi membayarkan lamunan istrinya.
Dengan kesalnya. Kirana berdiri dan hendak keluar mengambil tas kecilnya dan menyandangnya santai
"Jangan marah sayang..." Bujuk Gandhi pada istrinya yang h Ndak keluar.
Mereka bergandengan tangan ke restoran. di sana sudah ada mama, Gea. Abraham dan juga Bik Yem.
"Idih pengantin baru. gandengan terus.." Ledek Gea dan dengan cepat Kirana melepaskan diri. namun Gandhi hanya cuek saja. dan meminta istrinya duduk di kursi yang sudah ia buka.
Abraham yang melihat hanya geleng-geleng kepala. ia senang melihat anaknya tidak lagi berontak kayak kemarin.
Dari jauh. Haris melihat Gandhi duduk bersama orang yang cukup familiar. " Pak Abraham.. waw Gandhi apakah menantunya. pantas saja gadis tersebut cantik dan elegan sekali." Lirih Haris menatap kagum pada istri sahabatnya itu.
"Ada apa Har.?" Tanya temannya yang melihat Haris bicara sendiri.
"Oh..itu..?" Tunjuk Harus pada gadis yang duduk di sebuah Gandhi. yang tak lain adalah Kirana.
" Dia anaknya Tuan Abraham yang baru menikah kemarin. walau pernikahannya tidak terlalu di siarkan yang hanya di saksikan orang-orang penting. tapi sangat rame juga." Jawab teman Harus yang hadir menemani orangtuanya hadir memenuhi undangan tersebut.
"Apa...? Jadi Gandhi menikah dengan gadis bernama Kirana yang masih ada foto Wedding mereka di luar.?" Tanya Haris tak percaya.
"Ya iyalah. ini kan hotel miliknya Tuan Abraham. kamu jangan berurusan dengannya. jika tidak ingin Celaka. Tuan Abraham sangat baik pada semua orang. Namun ia akan bertindak kejam kalau ada yang mengusiknya." Cerita Bimo temannya Harus. Yang mengetahui sedikit banyak tentang Tuan Abraham.byang merupakan teman bisnis papanya
Haris mendadak ciut. selama ini. ia selalu berambisi merebut cewek yang ia suka. rasanya suatu kepuasan baginya. jika ia bisa merebut milik temanya. karena itu pernah ia lakukan pada Gandhi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments