Memabukan

Setelah acara makan siang menjelang sore tersebut. Keduanya pun hendak beristirahat. Gandhi menyingkirkan troli makanan tersebut keluar kamar setelah memberitahu pelayan.

Hanya air minum dan buah yang tertinggal di dalam dan di letakkan di meja kecil dekat sofa.

Gandhi duduk di sana. membuka handphonenya. Kirana yang melihat pergerakan suaminya yang sibuk mondar mandir mengurus semuanya.

"Terimakasih semuanya." Ucap Kirana yang duduk di sebelah suaminya.

Gandhi yang mendengarkan ucapan istrinya menoleh." Kenapa kamu menyiksa tubuhmu sendiri? Jika kamu tidak menyukai pernikahan ini. kita tunggulah sebentar. tidak mungkin aku menceraikan mu di saat hari di mana pernikahan kita." Jawab Gandhi dingin.

"Maaf. kenapa mas berpikir begitu. apa maksud pikiran mas tadi. tadi aku di kamar mandi ketiduran karena merasakan terapi air hangat tadi. dan bukan untuk menyiksa diri." Jawab Kirana agak meninggi

Ia kesal. tadi sebelumnya ia merasakan kenyamanan dari sikap suaminya yang memperlakukan.

Gandhi melorot menatap wajah istrinya. "Jadi tadi...?" Tanya Gandhi yang merasa salah paham.

"Aku kira kamu menyesalinya. karena aku sangat panik melihat tubuhmu yang begitu kaku karena kedinginan. ku harap itu yang terakhir." perintah Gandhi keras

"Ia pak suami yang dingin." Kekeh Kirana. ia akan berdiri melangkah ke lemari bajunya. karena ia belum jadi memakai pakaiannya. yang baru ia sadari.

Gandhi yang melihat sikap istrinya yang terasa menggoda. menarik tangannya, hingga tubuh Kirana yang kecil terhuyung dan jatuh ke pelukan suaminya.

Gandhi tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. bibir istrinya yang sudah ada di depan matanya. di sesap nya lembut. ada rasa yang tak pernah ia rasakan. rasa candu yang memabukkan tapi bukan anggur.

Kirana yang mendapatkan serangan dadakan melotot. tubuhnya merinding saat tangan suaminya yang sudah magang gunung kembarnya yang hanya terbalut kimono.

"Kau menggodaku sayang... apakah aku boleh melakukannya.?" Tanya Gandhi yang sudah merasa tertekan menahan sesuatu.

Kirana yang sudah basah karena perlakuan suaminya. hanya mampu mengangguk. mendapat jawaban istrinya. Gandhi menggendong tubuh istrinya yang kembali ia sesap bibir istrinya yang manis.

Kedua sejoli yang sudah di mabuk asmara tersebut. menikmati pergumulan mereka secara perlahan-lahan. Karena Gandhi tidak mau istrinya merasakan terpaksa. memberikan mahkotanya pada dirinya.

Belaian Gandhi membuat Kirana terlena. ia melenguh tak karuan menikmati pergulatan yang awalnya terasa sakit.

Setelah cukup lama menikmati kenikmatan syurga dunia. keduanya terlentang dengan peluh yang membasahi tubuh keduanya

"Terimakasih telah menjadi istriku seutuhnya." Ical Gandhi mencium kening istrinya. Kirana memejamkan matanya. ada rasa nyeri di tubuhnya.

"Sebentar aku siapkan air hangat. agar tubuh mu kembali rilek.dan juga menghilangkan rasa nyeri pada intim mu." Ucap Gandhi lembut. beranjak pergi tanpa apa pun.

Kirana yang melihat tubuh suaminya yang polos. menjerit.. Gandhi terkekeh di dalam kamar mandi.

"Dasar. tadi padahal ia sudah lihat dan menikmatinya." lirih Gandhi mengguyur tubuhnya dengan air shower. Ia telah menyiapkan air hangat di bathtub untuk istrinya.

Setelah terasa siap. ia keluar dengan handuk yang di lilit ke pinggangnya. Ia keluar mendekati istrinya yang sedang memejamkan mata.

"Mandi dulu. nggak enak dengan tubuh yang berkeringat tidur." Sambil mengangkat tubuh istrinya ke kamar mandi.

Kirana hanya tersenyum. suami yang dengan sikap dinginnya tersimpan rasa hangat menjalar ke tubuh nya.

Kirana mengalungkan tangannya dan tersenyum kembali. " Suami Dodo ku baik sekali." Ucap Kirana menggoda.

"Jangan menggoda ku sayang. kasihan pasti masih nyeri. istirahat lah dulu.. besok-besok aku tak akan membiarkannya." Ucap Gandhi membuat Kirana terkekeh.

Gandhi meletakkan tubuh istrinya pelan. ke dalam bathtub. karena Kirana yang tangannya melingkar ke leher suaminya. tertarik. hingga mereka berdua kecebur ke dalam bathtub berdua dengan tubuh Kirana yang di bawah.

"Hai. kau...jangan menyesal jika aku melakukannya lagi." Ucap Gandhi mengancam.

Kirana hanya cuek saja. karena ia tak sengaja. mungkin alasan suaminya saja agar bisa berbuat lebih lagi.

"Jangan prasangka begitu. mas saja yang menjatuhkan diri." Bela Kirana yang tak terima , seolah ia yang menggodanya.

"Kau.. " Gandhi ******* bibir Istrinya yang cerewet." Lumayan yang awalnya lembut berubah menggila. karena pesona istrinya dengan rambut basah membuat dirinya makin menggila.Ia akhirnya merasakan pagutan tersebut setelah meraskan sesak nafas istrinya.

"Kamu mandi sendiri atau di mandikan.." Ucap Gandhi yang berusaha berdiri. ia tak mungkin melakukannya lagi. karena ia sadar tubuh istrinya yang pertama kali disetubuhi pasti masih nyeri. ia tak mau egois. karena waktu masih panjang.

"Man.." Ucapan Kirana terhenti. karena dengan cekatan Gandhi menggosok punggung istrinya dengan sabun terapi.

Kirana merasa nikmat saat tangan kekar tersebut menggosoknya dengan lembut. hingga rambutnya juga di gosok dan di bilas sampai bersih.

"Tinggal yang bagian sana lagi. bersihkan sendiri." ucap Gandhi menelan Saliva. mencoba untuk bertahan.

Kirana yang melihat sikap suaminya yang menahan sesuatu. ia menggoda suaminya. ia seolah ingin keluar dengan tubuh yang tanpa balutan apapun.

"Sepertinya aku keluar dulu." Ucap Gandhi yang tidak mau melihat tubuh polos istrinya. Karena akan berbahaya bagi senjata yang sudah mau berdiri.

"Loh. mas mau keluar dengan basah begitu. apa mas sudah mandi. sini kita mandi bersama." Ucap Kirana berdiri memegang tangan suaminya, Ia sendiri entah kenapa. Tak rela jika suaminya meninggalnya di saat ia merasakan sesuatu di bawah sana yang minta lebih.

Gandhi yang mendapatkan perlakuan seperti itu. tak bisa menolak lagi, ia telah berusaha menepisnya. namun istrinya menggoda terus.

Dengan cepat Gandhi kembali memeluk tubuh istrinya. ia ******* bibir istrinya. dengan tangan yang bekerja sangat aktif, Kirana melenguh di bawah air shower yang mengalir dengan air hangat.

mendapatkan respon istrinya. Gandhi mengangkat tubuh istrinya di pangkuannya yang duduk di kloset yang tertutup tersebut.

Ia mengarahkan senjatanya ke V istrinya yang sudah basah. tanpa melepaskan penyatuan bibirnya.

Gandhi mengangkat tubuh istrinya pelan dan menekannya kembali. hingga Kirana sendiri dengan respon bekerja sendiri.

mendapatkan balasan istrinya. Gandhi terlena. ia meracau heboh. Setelah aktivasi yang memabukkan tersebut berakhir dengan merasakan kenikmatan memuncak. Keduanya berpelukan dengan tubuh yang masih menyatu

"Terimakasih sayang. kau membuatku mabuk" Ucap Gandhi membela wajah lembut istrinya yang lelah karena aktivitas barusan.

Gandhi mengambil sabun. dan menyabuni tubuh istrinya dengan lembut. sekarang kita benar-benar mandi sayang. jangan menggoda ku lagi." Ucap Gandhi.

Mendengar ucapan suaminya. Kirana kesal.seolah ia gadis nakal." Kau anggap aku gadis nakal mas.?" Tanya Kirana yang tak terima. ia berusaha turun dari pangkuan suaminya.

mendapati pergerakan istrinya. senjata yang masih di dalam sarangnya kembali On. Kirana kaget, karena V kembali penuh setelah beberapa saat mengecil.

"Ah. kok bisa.?" Tanya Kirana polos

"Tentu saja bisa sayang. kau bukan turun dengan baik. tapi malah menekannya membuatnya kembali On." jawab Gandhi serak

"Kok aku yang di salahkan" Kesal Kirana yang kembali ingin melepaskan diri.

"Bukan kamu ang salah sayang. hanya saja senjataku rasanya tak rela melepaskan diri dari sarangnya." Jawab Gandhi seenaknya.

Gandhi tak kuasa. ia mengangkat tubuh istrinya. dan berdiri. Kirana yang merasakan sensasi lain. kembali terlena.Hingga kembali menuntaskan peperangan yang tak kunjung sudah.

****

Kirana terkapar, setelah mendapatkan gempuran suaminya yang tak kunjung selesai.Ia ketiduran hingga malam.

Tubuhnya terasa sakit. ia mengerutkan keningnya, karena merasakan tangan kekar mengusap kedua pipinya.

"Bangunlah. makan dulu. ini makanan hampir dingin." Ucap Gandhi membantu istrinya duduk.

Kirana bersungut-sungut. ia kesal dengan suaminya. yang tega sekali membuatnya begitu lelah.

"Sini aku siapin ya." Gandhi menyendok kan makanan ke mulut istrinya. walau dengan cemberut, Kirana masih tetap membuka mulutnya. hingga makanan yang ada di piring habis

"Alhamdulillah habis." Ucap Gandhi lembut

Ia meletakkan piring kosong tersebut ke troli

"Aku kelaparan karena ulah mu." Kesal Kirana.

Gandhi terkekeh. yang dapat cubitan dari istrinya. Hidupnya kini berwarna kehadiran gadis cuek yang sekarang jadi istrinya.

Terpopuler

Comments

Siti Yuliatin

Siti Yuliatin

alhamdulillah... halal...

2024-01-23

1

lihat semua
Episodes
1 Pertama Masuk Kuliah
2 Menduga
3 Kenyataan
4 Tanda tanya Kirana
5 Ungkapan Gandhi
6 Pertemuan kembali
7 Pertemuan
8 Fakta
9 Menurut
10 Ngambek
11 Diganggu preman
12 Pernikahan yang sudah di rencanakan
13 Ke khawatiran Gandhi
14 Memabukan
15 Fakta
16 Gemes
17 Kesembuhan Viona
18 Hadiah
19 Hadiah
20 Kebahagiaan
21 Pak Bayu
22 Kelahiran Shakila
23 Cemas.
24 Kembali Pulang
25 Sekolah Baru Shakila
26 Dirga yang Kesal
27 Sambutan Hangat Kirana
28 Kedatangan Kirana ke Sekolah
29 Shakila yang Pingsan
30 Sosok yang di kagumi
31 Handphone
32 Tantangan
33 Kedatangan Dirga
34 Dadakan
35 Tak Sengaja
36 Ungkapan Cinta
37 Tantangan
38 Janji
39 Pinangan Dirga
40 Pertunangan
41 Permintaan terakhir
42 Kepergian
43 Shakila yang Kembali Drop
44 Kepulangan Shakila
45 Mendoan spesial
46 Ada yang Kepo
47 Berat
48 Rasa yang mengguncah
49 Malam Perpisahan
50 Ketakutan Dirga
51 Perdebatan
52 Tamu yang Cuek
53 Ngambeknya Shakila
54 Cinta Terbalaskan
55 Malam yang tertunda
56 Kampus
57 Shakila yang Kepo
58 Kekesalan Shakila
59 Penyelesaian
60 Hari pertama
61 Fatimah Sahabat baru Shakila
62 Salah Paham
63 Kenyataan
64 Masakan spesial
65 Yogi
66 Buk Parmin
67 Salah Tingkah
68 Masa lalu
69 Penculikan
70 Salah Bawa
71 Tak Di sangka
72 Realita Nanda
73 Kebencian Nanda
74 Menerima
75 Memanas
76 Shakila merasa risih
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Pertama Masuk Kuliah
2
Menduga
3
Kenyataan
4
Tanda tanya Kirana
5
Ungkapan Gandhi
6
Pertemuan kembali
7
Pertemuan
8
Fakta
9
Menurut
10
Ngambek
11
Diganggu preman
12
Pernikahan yang sudah di rencanakan
13
Ke khawatiran Gandhi
14
Memabukan
15
Fakta
16
Gemes
17
Kesembuhan Viona
18
Hadiah
19
Hadiah
20
Kebahagiaan
21
Pak Bayu
22
Kelahiran Shakila
23
Cemas.
24
Kembali Pulang
25
Sekolah Baru Shakila
26
Dirga yang Kesal
27
Sambutan Hangat Kirana
28
Kedatangan Kirana ke Sekolah
29
Shakila yang Pingsan
30
Sosok yang di kagumi
31
Handphone
32
Tantangan
33
Kedatangan Dirga
34
Dadakan
35
Tak Sengaja
36
Ungkapan Cinta
37
Tantangan
38
Janji
39
Pinangan Dirga
40
Pertunangan
41
Permintaan terakhir
42
Kepergian
43
Shakila yang Kembali Drop
44
Kepulangan Shakila
45
Mendoan spesial
46
Ada yang Kepo
47
Berat
48
Rasa yang mengguncah
49
Malam Perpisahan
50
Ketakutan Dirga
51
Perdebatan
52
Tamu yang Cuek
53
Ngambeknya Shakila
54
Cinta Terbalaskan
55
Malam yang tertunda
56
Kampus
57
Shakila yang Kepo
58
Kekesalan Shakila
59
Penyelesaian
60
Hari pertama
61
Fatimah Sahabat baru Shakila
62
Salah Paham
63
Kenyataan
64
Masakan spesial
65
Yogi
66
Buk Parmin
67
Salah Tingkah
68
Masa lalu
69
Penculikan
70
Salah Bawa
71
Tak Di sangka
72
Realita Nanda
73
Kebencian Nanda
74
Menerima
75
Memanas
76
Shakila merasa risih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!