Gandhi pun senang bertemu dengan teman papanya dulu. Saat Abraham menyambut kedatangannya. tentu saja Gandhi merasa tersanjung. Apalagi menanyakan kabar dia dan saudaranya, tentu suatu penghargaan yang tak ternilai bagi Gandhi sebagai orang yang jauh beda dengan Abraham.
"Alhamdulillah keadaan saya baik Om. Om apa kabar. Sudah lama juga ya om kita tak ketemu " Ucap Gandhi hendak bersalaman dengan orang yang banyak di segani orang itu.
Namun Abraham malah menarik tangannya dan memeluknya. tentu saja Gandhi sangat kaget. perlakuan Abraham padanya tetap seperti dulu. saat papanya masih hidup.
"Sudah lama kita tidak bertemu. Om men Ari kalian, Namun setelah beberapa tahun Om mendapatkan kabar kalau kalian pulang ke kampung mama mu. jadi Om agak tenang. Hingga akhirnya kamu kembali ke Jakarta meraih cita-citamu. Om bangga pada mu." Ucap Abraham bahagia.
mereka pun melepaskan pelukannya. "Jadi Om tahu semua tentang kami.?" Tanya Gandhi masih belum percaya.
Abraham meminta Gandhi duduk di ruang keluarga. ia minta bik Yem mengantarkan minuman pada calon mantunya.
"Begini nak. Om dan papamu itu teman semasa SMA. hingga kami pun memilih kuliah di tempat yang berbeda. Om kuliah di luar negeri sedangkan papamu lebih memilih di Indonesia saja. lantaran mama mu tidak mau kuliah di luar negeri juga. Setelah kamu tamat, mama dan papa mu menikah dan lahirlah kamu. Om dan papa mu membuka usaha dan akhirnya berkembang. Ini semua bukan hanya harta om saja. tapi juga harta orang tua mu yang tak lain juga harta kamu. Tapi papa mu lebih memilih membuka usaha baru yang ia gemari. dan meminta om mengurus usaha kami berdua ini sendiri. Awalnya om keberatan, namun om tidak mungkin mengkhianati kepercayaan beliau. Dan om akhirnya di kenalkan dengan teman mamamu. yaitu maminya Kirana, hingga Kirana lahir setelah kami menikah 5 tahun. waktu itu umur kamu sudah 10 tahun. Dan karena mama dan mami Kirana tidak mau putus hubungan, makanya beliau menjodohkan kalian. di saat Kirana masih SD. maka semenjak itulah kami sering mempertemukan kalian berdua." Cerita Abraham membuat Gandhi terkejut
Begitu juga Kirana yang mendengarkan di dekat tangga. saat ia mau mengambil minuman. Ia tak menyangka begitu akrabnya kehidupan orang tua mereka dulu. hingga membuat usaha bersama dan maju pesat seperti sekarang.Gandhi masih belum percaya atas semua kejadian tersebut.
"Hingga akhirnya papa mu kecelakaan. dan kalian menghilang tanpa ada kabar. Om bingung.. kenapa kalian menghilang.?" Tanya Abraham yang tak mengerti.
Gandhi duduk menatap Abraham dengan jelas, tidak ada kebohongan di sana." Apakah cerita om bisa di buktikan om. maaf! saya dapat cerita lain dari seseorang sebelum kami menghilang." Tanya Gandhi yang gantian Abraham melotot.
"Apa maksudmu nak.?" Tanya Abraham heran.
"Maaf. Om! cerita om sangat jauh berbeda dengan info yang saya dapat dari seseorang yang juga dekat dengan mama. kami tidak mau mana yang betul nya dan siapa yang bisa kami percaya." Jawab Gandhi yang baru di pahami Abraham.
"Tunggu sebentar ya." Abraham bangkit, ia masuk ke ruangan pribadinya. yang tidak semua orang boleh masuk di sana. Kecuali Ia. dan Kirana. serta bik Yem.
Gandhi berdiri berkeliling. dan ia terkejut saat melihat sebuah foto yang terpampang di sudut ruangan.
Ia mendekati foto tersebut, ada dua pasang suami istri termasuk mama papanya. Gandhi menitik air matanya. foto ini terlihat sangat lama. foto saat mereka masih muda-muda dulu. dan satu lagi ada foto. saat dia masih SD dengan tubuh gendut, juga ada Kirana yang masih di gendongan.Gandhi terpaku dengan kedua foto tersebut.
Tiba-tiba ada sebuah tangan memegang bahunya. Gandhi menengok ke arah yang punya tangan.
"Maaf. mengagetkan bapak." Ucap Kirana pada Gandhi.
"Ah tidak. saya hanya melihat foto ini. dan sepertinya saya telah salah paham selama ini. ternyata ini Kenyataan yang sebenarnya." Ical Gandhi berat. ia sangat tidak percaya sekali.
Orang yang telah di anggap sebagai pengganti papanya telah mengkhianati dan menghancurkan hidupnya.
Yah! dialah papanya Fatih yang bernama Hanan. Hanan adalah saudara papanya. dan Fatih tidak pernah cerita selama ini, apakah ia tahu atau tidak. atau Pura-pura tidak tahu. Gandhi benar-benar bingung.
Tiba-tiba Abraham muncul dengan setumpuk kertas dan juga sebuah album yang mungkin bukti yang kongkret.
"Duduklah kalian berdua. sini papi juga akan bicara pada mu nak." Ucap Abraham pada anak gadisnya.
Kirana menurut dan duduk bersama. Abraham pun menceritakan sebuah fakta yang selama ini mereka belum tahu.
Fakta bahwa usaha yang di miliki Abraham sekarang. adalah hasil kerja sama dengan sahabatnya Gibran papanya Gandhi.
Hanan adalah saudara mamanya Gandhi yang juga berkeinginan bergabung dengan perusahaan tersebut. namun Secara pribadi Gibran melarang Abraham agar tidak menerimanya. karena ia kurang suka perilaku Hanan yang urakan. anehnya Fatih tidak meniru sifat papanya karena ia lebih banyak tinggal dengan Gibran dan Sovia orang tua Gandhi.
Karena itulah akhirnya Gibran mengundurkan diri buka usaha sendiri. dengan alasan agar Hanan tidak tahu kalau mereka masih bekerja sama. agar tidak di kejar Hanan terus. Hanan sangat suka bermain perempuan dan sudah sering di pergoki Fatih. hingga Fatih membenci papanya. dan bercerai.
perceraian Hanan dengan mamanya Fatih membuat ia makin gila, hingga ia begitu kejam membuat kakak iparnya Gibran kecelakaan dan meninggal. Gandhi yang mendengarkan hal tersebut sangat terkejut.
"Apakah ini benar Om.?" Tanah Gandhi merasa pusing.
Abraham memegang tangan pemuda tersebut dengan lembut." Benar. ini ada surat wasiat dari papa mu. bacalah." Ucap Abraham menyerahkan sebuah surat.
Gandhi mengambil surat tersebut dengan tangan gemetar. ia sangat gugup membukanya. ia menatap Abraham dan di anggukan Abraham untuk membukanya.
"Bukalah. dan kamu akan tahu kenyataannya. surat itu masih bersegel dan belum pernah Om buka. hanya sebagian isinya di ceritakan pada Om. tapi kamu mungkin kurang percaya, makanya papamu membuat surat ini. Om sudah tidak mungkin menyimpan nya lagi. Om sudah tua." Jelas Abraham sendu.
Gandhi tubuh gemetar membuka sebuah amplop yang cukup besar. di dalamnya. ada beberapa foto mereka berempat. seperti yang terpajang. ada foto dia kecil dan lainnya. Gibran menarik nafa dalam. ada air hangat menetes dari matanya.
Abraham yang melihatnya sangat sedih. ia tahu pasti sangat berat melihat kenyataan yang sebenarnya.
"Yang kuat ya nak. kamu pasti bisa." Ucap Abraham menguatkan.
Gandhi kembali membuka isi dalam amplop tersebut. ada sebuah surat bermaterai Gandhi tidak tahu surat apa. karena ada juga amplop kecil tertera surat buat anakku Gandhi.
Gandhi lebih tertarik ingin membukanya dulu. namun ia kembali melihat ke arah Abraham dan di anggukannya lagi.Gibran menarik nafas dalam.dan membukanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments