Kebahagiaan

Kirana duduk santai di kamarnya. saat papi dan juga Fatih telah pulang. rumah sudah mulai sepi, karena semuanya telah masuk kamar masing-masing.

Sedangkan suaminya sibuk di ruang tengah sedang mengerjakan tugasnya yang sudah sepuluh hari di tinggalkan.

Kirana keluar menyusul suaminya. matanya tidak mau terpejam. Ia ke dapur dulu mengambil minuman dan juga cemilan sisa tadi.

"Masih banyak ya mas?" Tanya Kirana duduk di samping suaminya membawa minuman dan cemilan.

Gandhi melihat istrinya yang duduk sambil ngemil." Ndak takut gendut sayang..?" Tanya Gandhi heran melihat istrinya.

Kirana cuek saja. ia terus saja ngemil dan tidak menghiraukan pertanyaan suaminya. ia menghidupkan Televisi yang agak cukup keras.

Gandhi mengambil remote dan memelankan suaranya yang cukup mengganggu. " Maaf ya Mama sudah tidur.." Ucap Gandhi mengingatkan.

"Eh. sorry mas..he..he.." Kekeh Kirana yang terus ngemil sambil nonton.

Gandhi yang gemes melihat istrinya. merebut makanan yang akan masuk ke mulut istrinya, dan mengalihkan ke mulutnya.

"Am..." Gandhi melahap hingga tangan istrinya masuk separoh ke dalam mulutnya.

"Ih.... mesum.." Kirana menarik tangannya yang di jilat suaminya.

Giliran Gandhi yang terkekeh, karena dari tadi mereka saling tidak memperdulikan satu sama lain.

"Sama istri sendiri kan nggak apa-apa mesum sayang.." goda Gandhi terkekeh.

Kirana mencubit lengan lengan suaminya gemes." Nyebelin.." sungut Kirana manja.

Gandhi menutup letop nya. Ia memperhatikan istrinya yang. kembali asyik makan cemilan sambil nonton.

Baru saja Kirana akan memasukan ke mulutnya. dengan cepat di arah Gandhi ke mulutnya, hingga Kirana melotot.

"Ini kan bisa ambil sendiri. kenapa aku di jilat sih Mas..." Kirana berusaha menarik tangannya yang di tahan Gandhi. ia menggoda istrinya mengedipkan mata.

'Waduh pak Dodo ku sekarang sudah genit ya" ledek Kirana tersenyum.

Gandhi yang dapat ledekan istrinya mengangkat tubuh istrinya setelah mematikan remote televisi.

Kirana tidak bisa lagi mengelak. ia telah membangunkan singa yang sedang lapar.

"Waduh. siap- siap di terkam sama si singa nih." Lirih Kirana.

Kirana tidak menolak lagi. karena suaminya sudah memberikan sentuhan yang memabukkan. hingga Kirana terlena.

****

Beberapa bulan kemudian.. Kirana sudah dua tidak masuk kuliah, bahkan ia malas-malasan di kamar. setelah suaminya pergi kampus atau rumah sakit. Kadangkala pergi ke Perusahaan bersama Abraham.

Gandhi sangat sibuk, hingga tidak memperhatikan istrinya yang sudah pucat lagi ini. Karena terburu-buru ke rumah sakit. ada pasien yang mendadak harus di operasi.

Sudah siang. Kirana masih saja belum keluar kamar, bik Yem yang tak melihat Kirana turun dari pagi sampai makan siang. ia merasa khawatir. Bik Yem pun berkeinginan untuk melihat anak majikannya tersebut.

"Non....non.... makan dulu yuk. ini bibi bawain." Ucap Bik Yem menggedor pintu.

Tak ada suara dari dalam. Bik Yem pun merasa khawatir. dengan pelan ia membuka pintu dan mengintipnya.

"Non.......!" Teriak Bik Yem mengangetkan Satpam yang berada di luar. satpam bergegas masuk mencari arah suara bik Yem

"Ada apa bik Yem.?" Tanya pak Satpam khawatir.

"Cepat kamu telpon Den Gandhi atau Tuan. Non Kirana jatuh di kamar mandi.!" Ucap Bik Yem histeris.

Dengan cepat pak satpam menelpon keduanya. Namun hanya Abraham yang bisa di hubungi. sedangkan Gandhi belum juga bisa.

Abraham sangat kaget mendengar berita tersebut. ia langsung pulang. dan melihat Kirana di atas kasur.

"Ada apa bik. apa yang terjadi pada Kira.?" Tanya Abraham panik. melihat wajah anaknya yang pucat.

"Bibik nggak tahu tuan. tadi pas saya lihat non. sudah terkapar di kamar mandi. dan pingsan." Jawab Bik Yem sangat gugup.

" Sudah! kita bawa langsung ke rumah sakit. Apa Gandhi sudah bisa di hubungi.?" Tanah Abraham, dan di gelengkan satpam dan bik Yem.Kirana sudah di bawa ke mobil.

Akhirnya. Kirana di bawa ke rumah sakit. Gandhi yang selesai operasi pasiennya. ia masuk ke ruangannya. dan melihat sangat banyak panggilan tak terjawab. itu datang dari rumah. dan juga mertuanya. Dengan cepat Gandhi kembali menelpon mertuanya.

"Halo. assalamualaikum Pi. ada apa Pi. maaf. tadi lagi operasi pasien?" Tanya Gandhi sungkan.

"Kamu tunggu di lobi rumah sakit. tadi bik Yem menemui Kira pingsan di kamar mandi." Ucap Abraham langsung mengagetkan Gandhi.

"I.....i..ya....Pi." Jawabnya gugup.

Hampir saja handphone yang ia pegang jatuh. ia menekan dadanya yang terasa sesak. ia langsung lari ke lobi.

Baru saja ia sampai. ada mobil mertuanya baru datang.Demgan cepat Gandhi mendekati mobil tersebut.

"Pi. mana Kira Pi.?" Tanya Gandhi menerobos di saat Abraham mau turun.

"Bawalah cepat Kira Ndi." perintah Abraham gusar.

Tanpa bicara lagi. Gandhi langsung membawa istrinya. ia larikan ke IGD. Ia berteriak di sana. agar cepat dapat bantuan dari temannya.

Dokter yang sudah di siapkan pun segera menangani. karena sudah di beritahu Gandhi sebelum ia keluar tadi.

Gandhi dan Abraham panik, mereka mondar mandir di depan IGD. Bik Yem yang juga ikut. wajahnya juga pucat takut terjadi apa-apa pada anak majikannya. yang sangat ia sayangi.

"Moga saja non Kira baik-baik saja. Tuhan berikan keselamatan pada non Kira" Doa bik Yem tertunduk sedih.

Cukup lama ketegangan itu terjadi. Gandhi yang tidak tahan. dia menerobos masuk. teman yang sedang memeriksa istrinya terkejut. namun kemudian tersenyum. Kirana hanya diam melihat suaminya yang cemas.

"Selamat ya dok. anda akan menjadi ayah. namun supaya lebih akurat, kami sedang menunggu dokter kandungan makanya agak lama.

"Apa? istri ku hamil.?" Tanya Gandhi pada temannya.Mereka pun tersenyum menatap Gandhi.

Gandhi langsung mencium istrinya" Terimakasih sayang.. telah memberikan hadiah berharga buat aku." Gandhi tidak ingat banyak teman-teman sejawatnya di sana. Hingga membuat Kirana malu. menutup mukanya setelah suaminya menciumnya.

"Malu mas." Rengek Kirana berbisik.

Gandhi terkekeh gemes melihat tingkah istrinya yang malu-malu.

Dokter kandungan pun datang memeriksa, Ia pun membenarkan kalau Kirana hamil. Namun sedikit masalah, karena kandungan nya sedikit lemah. jadi tidak boleh stress. Gandhi cukup galau mendengarnya. Ia tak ingin terjadi pada istri dan calon anaknya.

Kirana pun di bawa pulang hari itu juga Gandhi meninggalkan rumah sakit. ia minta cuti untuk beberapa hari. untuk merawat istrinya.

"Sayang.. istirahat lah, aku kan menjaga mu. Gandhi menyelimuti istrinya agar tidur. Namun Kirana merasa bosan.

"Mas aku bosan, aku ingin duduk di taman. boleh ya.. jenuh rasanya di kamar terus" Pinta Kirana merayu suaminya.

"Nanti setelah kamu istirahat. nanti aku akan membawamu ke taman ya. ingat.. di sini ada calon anak kita yang butuh kamu.

Kirana terpaksa menurut, ia pun akhirnya tidur sesuai permintaan suaminya. Gandhi mengusap kepala istrinya hingga tertidur,. Gandhi tersenyum melihat istrinya telah tertidur pulas.

Episodes
1 Pertama Masuk Kuliah
2 Menduga
3 Kenyataan
4 Tanda tanya Kirana
5 Ungkapan Gandhi
6 Pertemuan kembali
7 Pertemuan
8 Fakta
9 Menurut
10 Ngambek
11 Diganggu preman
12 Pernikahan yang sudah di rencanakan
13 Ke khawatiran Gandhi
14 Memabukan
15 Fakta
16 Gemes
17 Kesembuhan Viona
18 Hadiah
19 Hadiah
20 Kebahagiaan
21 Pak Bayu
22 Kelahiran Shakila
23 Cemas.
24 Kembali Pulang
25 Sekolah Baru Shakila
26 Dirga yang Kesal
27 Sambutan Hangat Kirana
28 Kedatangan Kirana ke Sekolah
29 Shakila yang Pingsan
30 Sosok yang di kagumi
31 Handphone
32 Tantangan
33 Kedatangan Dirga
34 Dadakan
35 Tak Sengaja
36 Ungkapan Cinta
37 Tantangan
38 Janji
39 Pinangan Dirga
40 Pertunangan
41 Permintaan terakhir
42 Kepergian
43 Shakila yang Kembali Drop
44 Kepulangan Shakila
45 Mendoan spesial
46 Ada yang Kepo
47 Berat
48 Rasa yang mengguncah
49 Malam Perpisahan
50 Ketakutan Dirga
51 Perdebatan
52 Tamu yang Cuek
53 Ngambeknya Shakila
54 Cinta Terbalaskan
55 Malam yang tertunda
56 Kampus
57 Shakila yang Kepo
58 Kekesalan Shakila
59 Penyelesaian
60 Hari pertama
61 Fatimah Sahabat baru Shakila
62 Salah Paham
63 Kenyataan
64 Masakan spesial
65 Yogi
66 Buk Parmin
67 Salah Tingkah
68 Masa lalu
69 Penculikan
70 Salah Bawa
71 Tak Di sangka
72 Realita Nanda
73 Kebencian Nanda
74 Menerima
75 Memanas
76 Shakila merasa risih
77 Mencurigakan
78 Akhir Cerita
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Pertama Masuk Kuliah
2
Menduga
3
Kenyataan
4
Tanda tanya Kirana
5
Ungkapan Gandhi
6
Pertemuan kembali
7
Pertemuan
8
Fakta
9
Menurut
10
Ngambek
11
Diganggu preman
12
Pernikahan yang sudah di rencanakan
13
Ke khawatiran Gandhi
14
Memabukan
15
Fakta
16
Gemes
17
Kesembuhan Viona
18
Hadiah
19
Hadiah
20
Kebahagiaan
21
Pak Bayu
22
Kelahiran Shakila
23
Cemas.
24
Kembali Pulang
25
Sekolah Baru Shakila
26
Dirga yang Kesal
27
Sambutan Hangat Kirana
28
Kedatangan Kirana ke Sekolah
29
Shakila yang Pingsan
30
Sosok yang di kagumi
31
Handphone
32
Tantangan
33
Kedatangan Dirga
34
Dadakan
35
Tak Sengaja
36
Ungkapan Cinta
37
Tantangan
38
Janji
39
Pinangan Dirga
40
Pertunangan
41
Permintaan terakhir
42
Kepergian
43
Shakila yang Kembali Drop
44
Kepulangan Shakila
45
Mendoan spesial
46
Ada yang Kepo
47
Berat
48
Rasa yang mengguncah
49
Malam Perpisahan
50
Ketakutan Dirga
51
Perdebatan
52
Tamu yang Cuek
53
Ngambeknya Shakila
54
Cinta Terbalaskan
55
Malam yang tertunda
56
Kampus
57
Shakila yang Kepo
58
Kekesalan Shakila
59
Penyelesaian
60
Hari pertama
61
Fatimah Sahabat baru Shakila
62
Salah Paham
63
Kenyataan
64
Masakan spesial
65
Yogi
66
Buk Parmin
67
Salah Tingkah
68
Masa lalu
69
Penculikan
70
Salah Bawa
71
Tak Di sangka
72
Realita Nanda
73
Kebencian Nanda
74
Menerima
75
Memanas
76
Shakila merasa risih
77
Mencurigakan
78
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!